Bertemu kembali

Minggu-minggu ini Galen dan Mina disibukkan dengan urusan persiapan pernikahan.

Mina menjadi orang yang selalu ikut serta dalam setiap prosesnya, berharap acara pernikahan mereka kelak sesuai dengan ekspektasinya.

Tanpa terasa dua bulan berlalu dengan cepat..

Galen mengikuti saja apapun itu keinginan Mina. Mulai dari dekorasi pelaminan, desain undangan, menu makanan yang akan disuguhkan untuk para tamu, juga gaun pengantin.

JJ Bridal Boutique menjadi tempat pilihan Mina untuk menemukan gaun pengantin impiannya. Karena memang butik tersebut sudah sangat terkenal dengan pelayanannya yang memuaskan.

Mina telah membuat janji dengan sang owner, Briella Alexandra.

"Kau terlihat cantik sekali mengenakan gaun pengantin ini, mirip seorang putri dari sebuah kerajaan." puji Briella yang sibuk merapikan beberapa bagian gaun pengantin yang tengah Mina coba.

Mina menatap kagum pantulan dirinya dari sebuah kaca berukuran besar yang terpasang di ruang fitting JJ Bridal Boutique.

"Sangat cantik.." puji Briella ikut menatap sosok Mina dicermin.

"Terima kasih.." balas Mina dengan raut wajah malu yang terlihat manis. "Calon suamiku akan datang setengah jam lagi. Apa tuxedo miliknya juga sudah siap?"

"Hampir selesai, hanya perlu memberikan sedikit tambahan saja." balas Briella.

Mina tersenyum puas. "Aku sudah tidak sabar ingin melihat dia mencoba tuxedo-nya."

"Brie.. kau disini rupanya." sapa Aurora yang baru saja masuk kedalam ruangan fitting.

"Ah, perkenalkan.. dia adik kembarku, Aurora Alexandra. Dia yang mengerjakan tuxedo milik suamimu." Briella menunjuk Aurora disana.

"Ah, ya.. aku Mina.. salam kenal. Senang bertemu denganmu." balas Mina ramah.

"Aurora.. senang bertemu denganmu juga." balas Aurora menyambut uluran tangan Mina untuk saling berjabat tangan.

"Apa tuxedo-nya sudah selesai?" tanya Briella.

"Sudah.. seorang pegawai akan segera membawanya kemari." jawab Aurora.

"Aku merasa sangat deg-degan sekali." Mina tidak bisa berhenti tersenyum bahagia.

"Tema pernikahan kerajaan adalah ide yang bagus. Begitu indah dan megah hingga para tamu undangan akan berdecak kagum. Juga yang belum memiliki pasangan, mungkin akan merasa iri melihat kalian nanti."

Mina tertawa mendengar ucapan Aurora. "Aku tidak pernah kepikiran sampai kesana. Aku memilih temanya karena memang suka, juga calon suamiku mendukung penuh keinginanku ini."

"Suamimu pasti orang yang sangat pengertian." tanggap Briella.

Mina mengangguk membenarkan. "Dia baik sekali, aku merasa beruntung bisa memilikinya."

"Dia yang beruntung bisa hidup berdampingan dengan wanita yang nyaris sempurna sepertimu." puji Aurora melihat visual cantik serta cara bicara Mina yang terdengar lemah lembut.

Mina hanya bisa tersenyum malu. "Kalau begitu kami sama-sama beruntung."

"Benar-benar pasangan yang serasi." ucap Briella tanpa ada kebohongan. "Aurora pasti akan langsung setuju dengan ucapanku ini setelah nantinya telah bertemu secara langsung dengan calon suamimu."

Lagi-lagi Mina hanya bisa tersenyum mendengar pujian yang terus mengalir dari bibir Briella dan Aurora.

"Brie, bukankah kau harus menjemput Sean pulang dari playgroup?" ucap Aurora mengingatkan.

Briella segera melihat jam tangannya. "Kau benar, sepertinya aku harus pergi sekarang."

"Pergilah, aku yang akan mengambil alih." balas Aurora.

"Nona Mina, aku harus pergi untuk menjemput anakku dari sekolah. Untuk selanjutnya akan ada adikku yang akan mengurus gaun dan tuxedo kalian." Briella pamit.

"Baiklah.." balas Mina masih enggan beranjak dari depan kaca, fokus memperhatikan gaun yang terlihat luar biasa yang kini melekat ditubuh langsingnya.

"Sebentar ya, aku harus memastikan Briella tidak meninggalkan barang-barangnya, dia memiliki kebiasaan buruk itu." ucap Aurora menyusul Briella yang sudah lebih dahulu keluar dari ruangan fitting.

"Ah, ya.. apa kau sudah merasa lebih baik pagi ini?" tanya Briella khawatir didepan pintu masuk butik. "Aku rasa maag-mu kembali kambuh."

"Aku baik-baik saja." balas Aurora.

"Baik-baik saja apanya? Akhir-akhir ini hampir setiap pagi kau selalu muntah-muntah. Aku mengkhawatirkanmu, pergilah ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan. Kau tahu sendiri, mendiang ibu kita meninggal karena penyakit kanker lambung. Aku tidak mau hal itu juga terjadi pada saudara kembarku." jelas Briella dengan raut wajah sedih yang tidak bisa lagi dia sembunyikan.

"Aku akan segera pergi ke rumah sakit. Membuktikan jika kekhawatiranmu itu tidak berdasar, jangan terlalu memikirkan hal yang tidak-tidak. Hari ini aku masih bisa berdiri disini untuk melayani klien kita, itu tandanya keadaanku masih baik-baik saja." balas Aurora mencoba menenangkan saudaranya itu.

"Pokoknya nanti segera pergi ke dokter setelah aku menjemput Sean. Kau tidak baik-baik saja, wajahmu pucat, lesu dan tidak bersemangat. Jangan pura-pura kuat dihadapan saudara kembarmu ini, karena kau tidak akan pernah bisa menyembunyikan apapun dariku, aku sangat mengenal bagaimana dirimu."

"Cerewet sekali. Pergi sana!" usir Aurora. "Kalau kau terus mengomel nanti klien kita didalam akan merasa diacuhkan. Aku menyusulmu hanya ingin mengingatkanmu untuk tidak meninggalkan barang-barangmu." Aurora mendorong pelan tubuh Briella untuk segera keluar dari butik.

Tepat dimana sebuah mobil baru saja terlihat masuk kedalam area halaman butik untuk parkir disana.

"Ah, dia datang lebih cepat ternyata." seru Briella.

"Siapa?" tanya Aurora penasaran.

"Mempelai laki-laki calon suami nona Mina." balas Briella. "Mereka benar-benar sangat serasi."

"Sepertinya kau sudah mengatakan hal tersebut puluhan kali. Aku mulai bosan." sindir Aurora.

Perkataan Briella jelas membuat Aurora merasa sangat penasaran dengan sosok calon suami Mina.

Hingga tanpa sadar keduanya secara kompak memperhatikan dengan seksama ketika sang calon pengantin laki-laki itu mulai keluar dari dalam mobil.

"Ah, tampannya.. cocok sekali dengan nona Mina." puji Briella dengan binar penuh kekaguman ketika sudah melihat sosok mempelai laki-laki itu secara keseluruhan.

Aurora tidak bisa menyembunyikan rasa terkejut setelah melihat rupa tampan calon suami Mina, ingatannya segera kembali pada kejadian malam itu.

"D-dia.. laki-laki ituㅡ" Aurora merasa tenggorokannya tercekat.

"Apa?" tanya Briella heran, terlebih setelah dia melihat reaksi Aurora yang tampak seperti sudah melihat penampakan hantu. "Kau kenal?"

Aurora jadi gelagapan mendengar pertanyaan Briella. "Tidak." balasnya cepat.

Galen sudah sampai didepan pintu butik, menyadari keberadaan Briella dan Aurora disana. "Kauㅡ"

"Selamat datang di JJ Bridal Boutique. Silahkan masuk kedalam. Nona Mina sudah menunggu kedatangan anda." sela Aurora dengan segera.

Galen menatap Aurora beberapa saat, memastikan jika dia tidak salah orang, baru kemudian masuk kedalam tanpa mengeluarkan sepatah kata.

"Lihat 'kan? Tampan sekali." puji Briella masih merasa kagum.

"Berangkat sana! Sean sudah menunggu." Aurora menyusul masuk kedalam butik setelah berhasil membuat Briella pergi.

'Laki-laki itu, bagaimana bisa dia berada disini? Dunia begitu sempit..' batin Aurora menjerit keras.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!