Penjelasan.

Mereka berdua menuju tempat meeting dan meeting berjalan dengan lancar.

Saat mereka hendak berpamitan namun langkah keduanya terhenti.

"Sekertaris Farah apakah saya boleh meminta nomor ponsel anda?"

Farah melihat kepada rekan bisnis nya yang meminta nomor ponsel nya barusan.

Memang ini pertama kali baginya namun tetap saja dia tidak nyaman.

'Ngapain minta nomor hp Farah? Kayak nggak punya kerjaan aja?'

Gerutu Raka dalam hati.

Ada sudut harinya yang tercubit saat ada seseorang yang mendekati Farah.

"Maaf buat apa ya?"

Bukannya apa? Farah tidak bisa memberikan nomor pribadinya kepada orang lain, apa lagi hanya rekan kerja.

"Saya ingin mengenal sekretaris Farah lebih dekat, bolehkan?"

Jujur dia mengatakan niatnya secara langsung.

Raka mengepalkan tangannya kuat dan berusaha menahan emosi saat kejujuran rekannya yang membuat hatinya gelisah.

Note: kenapa sih Raka? Bukannya kamu pernah menyiakan kesempatan yang ada?.

"Maaf saya tidak bisa, selain urusan pekerjaan saya tidak bisa dan maaf jika ada perlu masalah kontrak bisa hubungi nomor yang sudah tertera atau ke email kantor langsung,"

Tolak Farah secara halus.

Dia tidak mau tersakiti untuk yang kedua kali dan dia lagi ingin menikmati masa muda dengan berkarir dan menikmati masa sendiri.

"Jika tidak ada keperluan lagi kami permisi,"

Menunduk hormat sebelum pergi dari sana dan Farah berjalan di belakang Raka seperti biasanya.

Nggak di situ hanya berusaha menjaga hatinya hingga bertemu laki-laki yang tepat untuk bisa memiliki.

Sudah cukup di masa lalu dia terluka walaupun itu hanya cinta anak remaja tapi percayalah sedikit banyaknya bisa menoreh luka yang masih membekas hingga sekarang.

Mobil melaju menuju kantor lagi.

"Nanti pulang bersama abang ya?"

Ajak Raka saat mereka sudah berada di dalam lift.

Sebelum menjawab Farah melihat ke arah laki-laki tampan yang manakah tampanannya serta pesonanya semakin bertambah setiap hari dan anehnya masih ada sedikit debaran di dadanya namun dia berusaha untuk menghilangkan.

"Maaf saya pulang sendiri dan juga saya membawa mobil,"

Farah tetap berbicara formal kepada Raka dan itu sungguh membuat laki-laki tampan itu merasa kurang nyaman.

Terbesit rasa rindu akan kebersamaan mereka dulu sewaktu masih kecil yang mana Farah selalu berusaha mencari kesempatan mendekatinya namun sekarang keadaannya berbanding terbalik, justru sekarang dia merasa sangat jauh dengan Farah.

Jauh dalam artiannya adalah bukan jauh jarak melainkan jauh hubungan mereka yang sudah diciptakan Farah sejak lama.

Mencintai itu memang hak seseorang dan membalas itu pun juga keputusan masing-masing jika dikatakan bersalah mereka berdua memang sama-sama tidak bersalah karena hati tidak tahu akan berlabuh kepada siapa dan akan bertahan berapa lama.

Jika dulu Farah mencintai Raka dan berusaha mendekati laki-laki itu dan berakhir dengan kekecewaan, begitu juga sebaliknya neraka yang malah jatuh hati kepada adik Farah sehingga menimbulkan luka goresan di hati gadis yang berada berdiri di sebelahnya.

Memang bukannya dia juga membuat hati parah terluka tapi secara tidak langsung memang peran Raka juga turut andil dalam menciptakan jarak diantara mereka.

"Bisa kita bicara sebentar? dan ini di luar urusan pekerjaan,"

Raka tidak ingin hubungan mereka terus seperti ini dekat tapi terasa sangat jauh.

Ada namun tidak terlihat bisa dipegang tapi terasa seperti tembus pandang.

"Maaf saya tidak bisa,"

Laki-laki Farah menolak karena dia memang menjaga jarak dari Raka dan juga menurutnya tidak ada lagi yang perlu diobrolkan di antara mereka selain masalah pekerjaan.

"Sekali ini saja untuk yang terakhir kalinya dan setelah itu Abang nggak akan mengganggu lagi,"

Raka terus mendesak karena dia ingin menyampaikan keluh kesah di hati dan dia ingin menyelesaikan benang kusut di antara mereka.

Jika memang mereka tidak bisa sedekat dulu tapi setidaknya dia ingin tahu alasan apa yang mendasari Farah hingga menciptakan jarak diantara mereka.

"Sekali Ini saja karena ini memang penting untuk abang sampaikan,"

Raka sedikit memaksa hingga Farah menyetujui.

Lalu mereka berdua keluar dari lift dan berjalan menuju ruang Farah diikuti oleh Farah di belakangnya.

"Waktu saya tidak banyak jari silakan bicara sekarang,"

Raka menatap nanar ke arah Farah karena tidak percaya bahwa kalimat itu sungguh menghunusu ke hatinya.

Ada rasa nyeri yang dia rasakan saat Farah sangat menjaga jarak terhadapnya.

"Maaf sebelumnya jika abang pernah menerih luka di hatimu, semua itu memang secara tidak sengaja melakukan, Abang sekarang sadar jarak yang kamu ciptakan itu semua itu juga karena abang selama ini mencoba menghindarimu yang selalu mendekati Abang.

Tapi memang muka yang menciptakan mungkin nggak bisa Abang sembuhkan dan jika pun bisa menyembuhkan mungkin kamu yang nggak akan memberi kesempatan itu.

Untuk masa lalu abang benar-benar minta maaf karena nggak bisa membalas cintamu.

Abang mengatakan ini bukan ingin menertawai kebodohanmu yang mana begitu gigih untuk mendapatkan Abang hanya saja Abang benar-benar minta maaf. Di masa lalu memang Abang menyukai Sarah tapi menyukai itu bukan dalam konteks yang benar-benar ingin memilikinya hanya sekedar rasa menyukai dari seorang kakak kepada adiknya tapi bagi siapa yang mengetahuinya akan menyalah artikan rasa suka yang Abang miliki.

Kenapa dulu Abang nggak bisa membalas perasaanmu? Karena abang ingin kamu lebih fokus kepada pendidikan dulu dan nggak perlu memikirkan soal percintaan yang akan bisa mengganggu pendidikanmu namun tindakan Abang itu salah, malah membuat luka di hatimu dan mungkin masih tersisa hingga sekarang.

Sekarang abang tahu bagaimana rasanya diacuhkan, sekarang abang tahu walaupun Abang berlutut untuk meminta kesempatan tapi jika kesempatan itu sudah nggak ada atau memang posisi Abang sudah ada yang menggantikan.

Maaf di masa lalu pernah menyakiti begitu dalam tapi tindakan Abang yang nggak memikirkan secara jernih hingga membuat kita seperti orang asing.

Jika kamu membenci Abang, Abang nggak melarang sama sekali karena abang sadar akan kesalahan Abang yang mungkin nggak bisa dimaafkan.

Dan Abang hanya bisa berdoa dan berharap semoga kamu bisa mendapatkan laki-laki yang bisa mencintaimu dan menerimamu dengan tulus serta nggak akan pernah menyakitimu seperti yang pernah Abang lakukan di masa lalu.

Ke depannya cukup kita seperti ini saja agar tidak ada luka baru di antara kita dan agar nggak ada yang tersakiti lagi. Begini saja sudah cukup bisa berinteraksi seperti orang lain pun sudah cukup dan juga kamu akan lebih bahagia bersama orang lain daripada bersama laki-laki yang pernah menyakitimu walaupun dia akan berjuang untuk meraih tempat yang pernah diabaikan tapi mungkin rasanya nggak akan sama lagi, semoga kamu cepat bertemu kebahagiaan mu,"

\=\=\=\=\=

Bersambung 😘

Episodes
1 Awal Masuk Kerja.
2 Kangen Masa Lalu.
3 Penjelasan.
4 Bukan Cinta.
5 Yang Penting Bahagia.
6 Direktur Pelit.
7 Mau Sampai Kapan?.
8 Jika Tidak!.
9 Terpaksa.
10 Harapan Sebelum Menikah.
11 Laki-laki Baik.
12 Pindah Rumah
13 Sekeras Batu
14 Tak Ingin Pisah
15 Bingung
16 Jika Iya
17 Tidak Mungkin
18 Ajakan Raka
19 Itu Apa??
20 Belum Saatnya
21 Penyakit Farah
22 Mungkin Itu Keinginannya
23 Sesakit Ini
24 Cuma Satu Hari
25 Mempertimbangkan
26 Apakah ini Akhirnya?
27 Berpamitan
28 Cinta Yang Menyakitkan
29 Flashback on
30 Flashback 2
31 Flashback 3
32 Flashback 4
33 Flashback 5 (alasan dulu kenapa Farah menyukai Raka )
34 Flashback - Rasya dan Riska
35 Flashback ( Farah yang sudah tak menyukai Raka )
36 Menjelang Ending Flashback
37 Udah Mau Akhir
38 Flashback End
39 Waktu Minta Izin
40 Nasehat Untuk Riska
41 Yang mau Unbox
42 Kado Untuk Rasya
43 Kado Rasya
44 Selesai Unbox
45 Keputusan Farah
46 Mengundurkan Diri
47 BCP.47
48 Menolak Secara Halus
49 Jika Bisa
50 Mengunjungi Arby Group
51 Mau Lanjut Atau Tidak?
52 Apa Ini Yang Dia Rasakan Saat Itu?
53 Ada Apa??
54 Apa Salah Gaya?
55 Nanti Malam Lagi
56 Merepotkan Raka
57 Masih Bisa
58 Ke rumah Sakit
59 Rumah Sakit
60 Sebelum Operasi
61 Ke Rumah Mertua
62 Memasak Bersama
63 Berjalan Lancar
64 Keadaan Farah
65 Kunjungan
66 Sudah Pulang
67 Sebuah Kenyataan
68 Loved ever Since
69 Aduh Otak Ini
70 Sungguh Aneh
71 Rencana Kencan
72 Keinginan Dulu
73 NahKan
74 Rumah Kita
75 Rumah Kita_2
76 Telat Pulang
77 Keras Kepala
78 Ada-ada Saja
79 Sahabat Farah
80 Sahabat Farah 2
81 Katanya Kencan
82 Tentang
83 Nah Kan Jadi Terharu
84 Raka - Farah
85 Kabar Bahagia
86 Tunggu Ada
87 Cara Mencintaimu
88 Keputusan Terbaik
89 Mau Kerja Lagi
90 Mana Lebih Penting??
91 Morotin Raka
92 Banyak Alasan
93 Sebelum Pesta
94 Ratu Sehari
95 Berangkat Honeymoon
96 Honeymoon
97 Honeymoon 2
98 Via Dosa Apa?!
99 Masih Lanjut
100 Jangan Sampai
101 Masih Suasana Honeymoon
102 Honeymoon Selesai
103 Di Kantor
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Awal Masuk Kerja.
2
Kangen Masa Lalu.
3
Penjelasan.
4
Bukan Cinta.
5
Yang Penting Bahagia.
6
Direktur Pelit.
7
Mau Sampai Kapan?.
8
Jika Tidak!.
9
Terpaksa.
10
Harapan Sebelum Menikah.
11
Laki-laki Baik.
12
Pindah Rumah
13
Sekeras Batu
14
Tak Ingin Pisah
15
Bingung
16
Jika Iya
17
Tidak Mungkin
18
Ajakan Raka
19
Itu Apa??
20
Belum Saatnya
21
Penyakit Farah
22
Mungkin Itu Keinginannya
23
Sesakit Ini
24
Cuma Satu Hari
25
Mempertimbangkan
26
Apakah ini Akhirnya?
27
Berpamitan
28
Cinta Yang Menyakitkan
29
Flashback on
30
Flashback 2
31
Flashback 3
32
Flashback 4
33
Flashback 5 (alasan dulu kenapa Farah menyukai Raka )
34
Flashback - Rasya dan Riska
35
Flashback ( Farah yang sudah tak menyukai Raka )
36
Menjelang Ending Flashback
37
Udah Mau Akhir
38
Flashback End
39
Waktu Minta Izin
40
Nasehat Untuk Riska
41
Yang mau Unbox
42
Kado Untuk Rasya
43
Kado Rasya
44
Selesai Unbox
45
Keputusan Farah
46
Mengundurkan Diri
47
BCP.47
48
Menolak Secara Halus
49
Jika Bisa
50
Mengunjungi Arby Group
51
Mau Lanjut Atau Tidak?
52
Apa Ini Yang Dia Rasakan Saat Itu?
53
Ada Apa??
54
Apa Salah Gaya?
55
Nanti Malam Lagi
56
Merepotkan Raka
57
Masih Bisa
58
Ke rumah Sakit
59
Rumah Sakit
60
Sebelum Operasi
61
Ke Rumah Mertua
62
Memasak Bersama
63
Berjalan Lancar
64
Keadaan Farah
65
Kunjungan
66
Sudah Pulang
67
Sebuah Kenyataan
68
Loved ever Since
69
Aduh Otak Ini
70
Sungguh Aneh
71
Rencana Kencan
72
Keinginan Dulu
73
NahKan
74
Rumah Kita
75
Rumah Kita_2
76
Telat Pulang
77
Keras Kepala
78
Ada-ada Saja
79
Sahabat Farah
80
Sahabat Farah 2
81
Katanya Kencan
82
Tentang
83
Nah Kan Jadi Terharu
84
Raka - Farah
85
Kabar Bahagia
86
Tunggu Ada
87
Cara Mencintaimu
88
Keputusan Terbaik
89
Mau Kerja Lagi
90
Mana Lebih Penting??
91
Morotin Raka
92
Banyak Alasan
93
Sebelum Pesta
94
Ratu Sehari
95
Berangkat Honeymoon
96
Honeymoon
97
Honeymoon 2
98
Via Dosa Apa?!
99
Masih Lanjut
100
Jangan Sampai
101
Masih Suasana Honeymoon
102
Honeymoon Selesai
103
Di Kantor
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!