Yang Penting Bahagia.

Raka kadang terbayang dengan perubahan yang sangat besar dalam diri Farah tapi sekarang dia sadar bahwa secara tidak langsung dialah penyebab gadis itu berubah terhadapnya.

Karena segala sesuatu itu pasti ada sebab dan akibat.

"Tapi bukan sepenuhnya salah gue kan?" Karena waktu itu perasaan tidak bisa dipaksakan dan jika pun mau pasti akan saling menyakiti.

"Biarlah seperti ini untuk sementara waktu dan semoga saja ke depannya hubungan kami bisa seperti dulu lagi," walaupun Raka sangat berharap mereka tidak memiliki jarak seperti saat ini tapi semua itu tidak bisa dipaksakan kepada Farah.

Karena dia juga memiliki andil atas perubahan sikap gadis itu dan biarkan saja mungkin gadis itu hanya membutuhkan waktu.

"Lebih baik gue mandi," sudah tidak tahan dengan rasa gerah sejak pulang dari kantor tadi.

Raka memasuki kamar mandi dengan menggunakan selemar handuk di pinggang dan memperlihatkan tubuh kekar dan berotot dia.

Mengguyur tubuh polosnya di bawah shower.

Hanya membutuhkan waktu sekitar setengah jam berapa keluar dari kamar mandi dengan wajah yang jauh lebih segar dari tadi.

"Lebih baik gangguin daddy," Raka berniat mengganggu daddy-nya karena merupakan suatu hiburan untuk dia sebab ayahnya itu membuat dia tidak bisa bernafas sejenak setelah menyelesaikan pendidikannya.

Padahal pemuda tempat itu ingin melanjutkan kuliahnya tapi harus ditunda sebentar untuk menggantikan sang ayah memimpin perusahaan Arby group dan S²-nya.

"Minggir dad," Raka menghampiri kedua orang tuanya lalu duduk disela keduanya.

Tentu saja perbuatan pemuda tampan yang jomblo sejak lahir itu membuat daddy-nya kesal.

"Begini jadinya jika nggak memiliki pasangan hingga harus mengganggu istri orang," sindir Arka karena tidak suka adegan romantisnya diganggu oleh sang anak.

Tapi bukannya beranjak dari sana justru Raka memeluk sang mommy, dan dengan senang hati Khira menerima pelukan anaknya.

Tapi tidak dengan Arka sebab dia merasa memiliki saingan tapi anak sendiri.

"Daddy punya dendam apa sama abang? Bukannya tadi Abang sudah memberikan waktu untuk Daddy bermesraan sama mommy jadi sekarang adalah waktu abang sama mommy," yang jadi bahan perebutan hanya bisa geleng-geleng kepala melihat interaksi laki-laki beda usia itu.

Sejak anak bungsunya menikah maka yang menjadi target kejahilan Raka adalah Arka sendiri sebab dia merasa kehilangan sosok yang biasa dia buat kesal.

"Jangan dibiasakan mengganggu istri orang nanti kebawa kemana-mana," tapi bukan itu maksud yang sebenarnya hanya saja Arka tidak ingin dipisahkan duduk dengan istrinya.

Dia lebih suka duduk berdempetan dengan istrinya daripada ada yang memisahkan walaupun itu anak sendiri.

"Mana ada seperti itu, nanti Abang akan mencari istri yang sama seperti mommy," karena bagi Arka mommynya inilah sosok istri idaman yang patut dijadikan pasangan masa depan.

Pokoknya segala kriteria calon istri idaman ada di dalam diri mommynya.

" Nggak bisa, istri Daddy ini perempuan limited edition ngga ada lagi di dunia ini," mana terima Arka jika ada satu lain yang menyerupai istrinya sebab baginya istrinya inilah yang merupakan satu-satunya perempuan idaman dan tidak akan pernah bisa dimiliki oleh orang lain.

\=\=\=

Lain halnya dengan di rumah kediaman sahabat Arka yaitu Dean.

"Bagaimana kak dengan kerja sama bang Raka?" Sejak dulu Dean memang sudah terbiasa memanggil Raka dengan sebutan Abang hingga terbiasa sampai sekarang.

"Biasa saja pa dan tidak ada yang istimewa," karena memang seperti itu kenyataannya sebab di kantor itu tidak ada yang istimewa walaupun itu bersama Arka karena hari ini tidak mungkin bisa disamakan dengan yang lalu.

"Apakah papa masih lama untuk mendapatkan calon menantu?" Ini kali pertamanya sang papa menanyakan tentang calon menantu kepada dirinya padahal selama ini tidak pernah.

Tapi wajar karena jika dilihat dari usia Farah memang sudah sepantasnya untuk menjalani rumah tangga.

"Belum ada yang pas pa," karena memang seperti itu kenyataannya, sebab Farah belum menemukan sosok yang bisa dia jadikan orang yang bisa memimpin dia di kemudian hari.

Dia tidak ingin salah pilih dan salah langkah dan juga dia tidak ingin tergesa-gesa dalam memilih pasangan karena bisa saja berakhir dengan luka.

"Memangnya baju kak dibilang belum ada yang pas," balas Vya sang mama.

Sejak Farah tidak pernah membahas tentang Raka lagi baru kali ini mereka membahas tentang calon suami kepada Farah.

Karena waktu itu mereka paham bahwa anak gadisnya itu sudah mulai perlahan menghapus rasanya kepada anak sahabat mereka.

Walaupun besar keinginan mereka untuk menjodohkan mereka kembali tetapi mereka tidak ingin melakukannya lagi sebab tidak ingin menyakiti anaknya untuk yang kedua kalinya.

Padahal jika Farah menikah dengan Raka sudah bisa dipastikan bahwa anak gadisnya itu bakalan bahagia apalagi Raka berasal dari keluarga baik-baik.

"Bukankah pasangan itu memang seperti membeli baju, walaupun baju itu bagus ditambah dengan bahan yang halus tapi jika ukuran yang tidak pas maka tidak akan kita pilih atau semuanya pas mulai dari bahan ukuran serta bentuk tetapi jika memang kita tidak suka tetap saja baju itu tidak akan pernah kita pilih," segala sesuatu itu memang tidak bisa dipaksakan dan juga mengambil keputusan yang buru-buru itu hanya akan ada penyesalan di kemudian hari.

"Bagaimana maunya kakak saja dan yang terpenting sebagai orang tua kami hanya bisa mendoakan kebahagiaan anak-anak kami walau siapapun pasangan mereka kelak," mereka tidak ingin terlalu memaksakan keinginan dan harus orang itu juga yang menjadi menantu mereka.

Walaupun mereka bersahabatan dengan Arka tetapi jika memang anak mereka tidak cocok maka mereka akan mengambil jalan tengah daripada suatu hari nanti anak mereka saling menyakiti satu sama lain.

"Jika sudah waktunya Kakak akan memperkenalkan calon suami kakak kepada papa dan Mama dan yang pasti dia tidak akan pernah mengecewakan,"

'walaupun kadang rasa berharap itu setitik masih ada'

Farah juga ingin memiliki pasangan yang menyayangi dia serta menerima keluarganya.

Karena seorang laki-laki itu saat menerima kita apa adanya tetapi belum tentu mereka bisa menerima keluarga kita seperti dia menerima kita.

"Semoga siapapun yang menjadi pasangan kakak dan adik Mama cuma berharap kalian selalu dilimpahi kebahagiaan serta keberkahan dalam menjalani rumah tangga," sebagai orang tua hanya menginginkan kebahagiaan anaknya dan tidak ada yang lain.

Soal status sosial mereka tidak terlalu memikirkan sebab harta hanyalah bonus dalam sebuah hubungan.

Cukup lama mereka mengobrol hingga jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam lalu mereka masing-masing memutuskan kembali ke kamar untuk beristirahat sebab mereka butuh tenaga untuk menghadapi hari esok.

\=\=\=\=\=

Bersambung 😘

Episodes
1 Awal Masuk Kerja.
2 Kangen Masa Lalu.
3 Penjelasan.
4 Bukan Cinta.
5 Yang Penting Bahagia.
6 Direktur Pelit.
7 Mau Sampai Kapan?.
8 Jika Tidak!.
9 Terpaksa.
10 Harapan Sebelum Menikah.
11 Laki-laki Baik.
12 Pindah Rumah
13 Sekeras Batu
14 Tak Ingin Pisah
15 Bingung
16 Jika Iya
17 Tidak Mungkin
18 Ajakan Raka
19 Itu Apa??
20 Belum Saatnya
21 Penyakit Farah
22 Mungkin Itu Keinginannya
23 Sesakit Ini
24 Cuma Satu Hari
25 Mempertimbangkan
26 Apakah ini Akhirnya?
27 Berpamitan
28 Cinta Yang Menyakitkan
29 Flashback on
30 Flashback 2
31 Flashback 3
32 Flashback 4
33 Flashback 5 (alasan dulu kenapa Farah menyukai Raka )
34 Flashback - Rasya dan Riska
35 Flashback ( Farah yang sudah tak menyukai Raka )
36 Menjelang Ending Flashback
37 Udah Mau Akhir
38 Flashback End
39 Waktu Minta Izin
40 Nasehat Untuk Riska
41 Yang mau Unbox
42 Kado Untuk Rasya
43 Kado Rasya
44 Selesai Unbox
45 Keputusan Farah
46 Mengundurkan Diri
47 BCP.47
48 Menolak Secara Halus
49 Jika Bisa
50 Mengunjungi Arby Group
51 Mau Lanjut Atau Tidak?
52 Apa Ini Yang Dia Rasakan Saat Itu?
53 Ada Apa??
54 Apa Salah Gaya?
55 Nanti Malam Lagi
56 Merepotkan Raka
57 Masih Bisa
58 Ke rumah Sakit
59 Rumah Sakit
60 Sebelum Operasi
61 Ke Rumah Mertua
62 Memasak Bersama
63 Berjalan Lancar
64 Keadaan Farah
65 Kunjungan
66 Sudah Pulang
67 Sebuah Kenyataan
68 Loved ever Since
69 Aduh Otak Ini
70 Sungguh Aneh
71 Rencana Kencan
72 Keinginan Dulu
73 NahKan
74 Rumah Kita
75 Rumah Kita_2
76 Telat Pulang
77 Keras Kepala
78 Ada-ada Saja
79 Sahabat Farah
80 Sahabat Farah 2
81 Katanya Kencan
82 Tentang
83 Nah Kan Jadi Terharu
84 Raka - Farah
85 Kabar Bahagia
86 Tunggu Ada
87 Cara Mencintaimu
88 Keputusan Terbaik
89 Mau Kerja Lagi
90 Mana Lebih Penting??
91 Morotin Raka
92 Banyak Alasan
93 Sebelum Pesta
94 Ratu Sehari
95 Berangkat Honeymoon
96 Honeymoon
97 Honeymoon 2
98 Via Dosa Apa?!
99 Masih Lanjut
100 Jangan Sampai
101 Masih Suasana Honeymoon
102 Honeymoon Selesai
103 Di Kantor
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Chapter 123
124 Chapter 124
125 Chapter 125
126 Chapter 126
127 Chapter 127
128 Chapter 128
129 Chapter 129
130 Chapter 130
131 Chapter 131
132 Chapter 132
133 Chapter 133
134 Chapter 134
135 Chapter 135
Episodes

Updated 135 Episodes

1
Awal Masuk Kerja.
2
Kangen Masa Lalu.
3
Penjelasan.
4
Bukan Cinta.
5
Yang Penting Bahagia.
6
Direktur Pelit.
7
Mau Sampai Kapan?.
8
Jika Tidak!.
9
Terpaksa.
10
Harapan Sebelum Menikah.
11
Laki-laki Baik.
12
Pindah Rumah
13
Sekeras Batu
14
Tak Ingin Pisah
15
Bingung
16
Jika Iya
17
Tidak Mungkin
18
Ajakan Raka
19
Itu Apa??
20
Belum Saatnya
21
Penyakit Farah
22
Mungkin Itu Keinginannya
23
Sesakit Ini
24
Cuma Satu Hari
25
Mempertimbangkan
26
Apakah ini Akhirnya?
27
Berpamitan
28
Cinta Yang Menyakitkan
29
Flashback on
30
Flashback 2
31
Flashback 3
32
Flashback 4
33
Flashback 5 (alasan dulu kenapa Farah menyukai Raka )
34
Flashback - Rasya dan Riska
35
Flashback ( Farah yang sudah tak menyukai Raka )
36
Menjelang Ending Flashback
37
Udah Mau Akhir
38
Flashback End
39
Waktu Minta Izin
40
Nasehat Untuk Riska
41
Yang mau Unbox
42
Kado Untuk Rasya
43
Kado Rasya
44
Selesai Unbox
45
Keputusan Farah
46
Mengundurkan Diri
47
BCP.47
48
Menolak Secara Halus
49
Jika Bisa
50
Mengunjungi Arby Group
51
Mau Lanjut Atau Tidak?
52
Apa Ini Yang Dia Rasakan Saat Itu?
53
Ada Apa??
54
Apa Salah Gaya?
55
Nanti Malam Lagi
56
Merepotkan Raka
57
Masih Bisa
58
Ke rumah Sakit
59
Rumah Sakit
60
Sebelum Operasi
61
Ke Rumah Mertua
62
Memasak Bersama
63
Berjalan Lancar
64
Keadaan Farah
65
Kunjungan
66
Sudah Pulang
67
Sebuah Kenyataan
68
Loved ever Since
69
Aduh Otak Ini
70
Sungguh Aneh
71
Rencana Kencan
72
Keinginan Dulu
73
NahKan
74
Rumah Kita
75
Rumah Kita_2
76
Telat Pulang
77
Keras Kepala
78
Ada-ada Saja
79
Sahabat Farah
80
Sahabat Farah 2
81
Katanya Kencan
82
Tentang
83
Nah Kan Jadi Terharu
84
Raka - Farah
85
Kabar Bahagia
86
Tunggu Ada
87
Cara Mencintaimu
88
Keputusan Terbaik
89
Mau Kerja Lagi
90
Mana Lebih Penting??
91
Morotin Raka
92
Banyak Alasan
93
Sebelum Pesta
94
Ratu Sehari
95
Berangkat Honeymoon
96
Honeymoon
97
Honeymoon 2
98
Via Dosa Apa?!
99
Masih Lanjut
100
Jangan Sampai
101
Masih Suasana Honeymoon
102
Honeymoon Selesai
103
Di Kantor
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Chapter 123
124
Chapter 124
125
Chapter 125
126
Chapter 126
127
Chapter 127
128
Chapter 128
129
Chapter 129
130
Chapter 130
131
Chapter 131
132
Chapter 132
133
Chapter 133
134
Chapter 134
135
Chapter 135

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!