Teman-teman Belinda sangat senang bisa mempermainkan Yoga. Dari menyuruhnya untuk menyediakan minuman hingga harus membersihkan sepatu mereka, mengelapnya bahkan juga ada yang sengaja memintanya untuk memijat kakinya.
Belinda sangat puas sekali dengan penghinaan yang di berikan oleh teman-temannya itu. Dia benar-benar muak pada menantu yang sok polos itu.
Hingga Yoga merasa lelah karena bolak balik dari ruangan tempat pesta dan bagian dapur. Belun lagi tamu Arman yang juga minta di layani oleh Yoga, padahal ada pelayan yang lainnya. Tapi Arman dan Belinda sengaja menyuruh para tamu itu Yoga yang melayani mereka.
"Rasakan kamu, terlalu bangga menjadi pelayan. Aku benar-benar benci sama kamu Yoga." ucap Belinda dengan senyum sinisnya.
Menyeruput minumannya lalu menghampiri teman-temannya. Mereka tertawa senang karena pestanya cukup meriah, apa lagi ada penyanyi ibu kota yang sangat terkenal datang untuk menghibur para tamu undangan.
"Belinda, kamu hebat ya. Pestanya sangat meriah." kata teman Belinda bernama Sonya.
"Ya, ini berkat suamiku. Dia mendapatkan proyek miliaran rupiah, waah aku berpikir sebaiknya mengadakan pesta meriah dan mahal. Hahah!" kata Belinda tertawan bangga.
"Hemm, pantas saja. Dan menu yang tersedia juga ala hotel bintang lima, apa para kokinya juga kamu sewa dari hotel bintang lima?" tanya Sonya.
"Tentu saja, semua harus mewah. Dan lihat penyanyinya itu, aku sangat suka sekali. Suaranya merdu, dia aku sewa sangat mahal lho jeng." kata Belinda.
"Berapa kamu bayar dia?"
"Ratusan juta pokoknya, dia sangat tampan dan seksi. Lihatlah, dia sangat lincah dalam menari." ucap Belinda menatap penyanyi yang sedang menghibur tamu lainnya.
"Waah, kamu benar-benar hebat Belinda." kata Sonya.
"Tentu saja, uang buatku tidak masalah. Yang terpenting aku terhibur oleh penyanyi itu." kata Belinda.
"Oh ya, menantumu itu. Apa kamu bayar juga?"
"Hah! Di bayar? Untuk apa? Buang-buang uang saja, dia gratis dan tidak aku bayar sepeserpun." kata Belinda ketus.
"Tapi, dia juga bekerja seperti yang lainnya."
"Cuih! Aku bahkan muak sekali dengan sikapnya yang sok jujur dan polos itu." kata Belinda.
Dia menatap sengit pada Yoga yang melintas di depan Belinda. Terpikir olehnya untuk merencanakan melenyapkan Yoga, atau membuangnya ke tempat yang jauh. Ya, Belinda mempunyai rencana akan membuang Yoga ke tengah hutan atau ke lautan yang jauh. Dia akan memikirkannya dengan suaminya, berdiskusi dengan anaknya juga Bela.
_
"Jadi mama mau membuang Yoga?" tanya Bela.
"Tentu sayang, mama tidak suka dengan suamimu itu. Papa juga setuju." kata Belinda pada Bela anaknya.
Bela diam saja, ada rasa tidak tega meski dia juga tidak suka pada Yoga. Entah kenapa dia selalu bisa di yakinkan Yoga ketika dia memutuskan untuk bercerai darinya.
Tapi, jika rencana membuang suaminya. Dia tidak tega juga, Belinda tahu anaknya itu ragu. Dia pun meyakinkan Bela agar setuju dengan rencananya membuat Yoga.
"Bela, teman mama punya anak. Dia sukses dan mapan, serta tampan. Dia masih single, kalau kamu setuju mama dan papa membuang Yoga. Mama akan kenalkan kamu sama anaknya teman mama itu, bagaimana?" tanya Belinda.
Bela masih diam, dia menatap mamanya yang sekarang menunggu persetujuannya.
"Lagi pula, tanpa persetujuan dari kamu juga papa akan membawa suamimu berlayar." kata Arman tiba-tiba datang menghampiri mereka.
"Pa, papa juga menyetujuinya?" tanya Bela.
"Tentu sayang, papa sangat muak sekali dengan suamimu itu. Berapa yang dia berikan sama kamu setiap minggunya?" tanya Arman.
Bela diam saja, dia menatap kedua orang tuanya secara bergantian.
"Ma, coba minta foto anak yang mama maksud dari teman mama itu." kata Arman.
Belinda pun menghubungi temannya yang punya anak laki-laki yang akan dia kenalkan. Lama mereka mengobrol, lalu Belinda pun mengakhirinya. Dan melihat pesan singkat dari temannya.
"Nah, lihat ini sayang. Dia tampan kan? Pasti kamu akan bahagia dengannya." kata Belinda menunjukkan foto seorang laki-laki pada Bela.
"Oh, iya ma. Boleh deh, dia memang tampan." kata Bela.
"Nah, begitu dong. Kamu bisa dapatkan yang lebih baik dan mapan dari pada suamimu itu." kata Arman.
"Iya pa." kata Bela.
Dia menatap terus foto yang ada di ponsel Belinda, senyumnya mengembang. Dia akan merelakan Arman membuang suaminya ke tengah hutan atau di tengah lautan.
Dari pembicaraan itu, kini Arman dan Belinda memanggil Yoga ke ruang kerja Arman. Dia menyiapkan perlengkapan untuk pergi berlayar di tengah lautan.
"Papa memanggil saya?" tanya Yoga ketika dia sudah berada di ruang kerja Arman.
"Ya, papa ingin ajak kamu pergi berlayar." kata Arman.
"Berlayar? Kemana?" tanya Yoga.
"Ke tengah laut, papa ingin mengajakmu untuk mengecek tambang minyak di tengah laut." kata Arman berbohong.
"Oh ya? Memangnya saya boleh ikut?" tanya Yoga.
"Ya, kamu boleh ikut. Persiapkan dirimu untuk bekal di tengah laut itu." kata Arman.
"Waah, senang sekali berlayar di tengah laut." kata Yoga antusias.
Arman dan Belinda tersenyum sinis, dia saling menatap lalu beralih pada Yoga.
"Tapi, apa Bela juga ikut? Seharusnya dia juga ikut." kata Yoga lagi.
"Tidak perlu, ini hanya kunjungan pekerjaanku saja. Papa ingin berkunjung denganmu, bagaimana?" tanya Arman.
"Boleh pa, dan kapan saya ikut berlayar?" tanya Yoga antusias.
"Malam ini, karena waktunya nanti malam. Agar angin laut tidak menerjang kapal yang kita tumpangi." kata Arman lagi.
"Iya pa, saya siap. Kalau begitu saya harus menyiapkan bekal dan baju untuk di kapal nanti." kata Yoga.
"Terserah kamu." kata Arman.
Yoga pun berpamitan untuk kembali ke kamarnya. Pikirannya sangat senang bisa mengunjungi kilang minyak di tengah laut itu.
Dia lalu pergi dari hadapan Arman dengan wajah sumringah. Dia sangat senang sekali akan pergi berlayar malam ini.
"Kenapa kamu terlihat sangat senang?" tanya Bela pura-pura tidak tahu.
"Kamu tahu, nanti malam aku di ajak papa untuk berlayar. Tolong kamu siapkan semuanya sayang." kata Yoga pada istrinya Bela.
Tanpa membuang waktu, Bela membantu Arman mengemas baju-baju yang akan dia bawa. Juga beberapa makanan untuk di tengah laut.
Malam harinya, Yoga sudah siap untuk pergi dengan Arman. Arman sudah menyiapkan untuk membawa Yoga ke tengah lautan, dia sudah menyiapkan kapal lain untuk pulangnya nanti.
"Apa papa tidak membawa bekal dan barang untuk di tengah laut nanti?" tanya Yoga.
"Tidak perlu, kamu saja yang bawa bekal. Persiapkan dirimu." kata Arman.
"Saya sudah siapkan semuanya pa." kata Yoga.
"Bagus, sekarang ayo kita pergi ke tengah laut. Kamu pasti senang berada di tengah laut itu." kata Arman dengan senyum di bibirnya.
Arman dan Yoga naik mobil, Arman sudah menghubungi pemilik kapal untuk menyewa dua perahu, tapi satunya tidak langaung di gunakan. Tapi nanti setelah dia akan langsung berpindah ke kapal satunya dan meninggalkan Yoga sendiri di tengah lautan.
_
_
*******************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Sukliang
iya, kalo benci kenapa bella ma menikah dg yoga
dan kenapa orang tua bella setuju
2023-06-03
0
Riana♕
diceraikan dulu yoga sama bella baru dibuang🤦♀️🤦♀️🤦♀️
2023-05-19
0
nonsk2711
di tunggu fb nya gmn crt nya Bela n Yoga bs jd pasutri??? cb thor bikin Yoga nti berhasil mlbhi kekayaan Arman n posisi Yoga jg lbh di atas Arman trs jgn ksh ampun mrk,hancurkan semuanya trtm Bela yg ga menganggap suami nya itu,Arman jg jgn sp ke rayu lg,hadirkan cwe di khdpn Yoga,singkirkan manusia" lucknut itu.😄😄😄😄...pagi" aku ngehalu thor 🤭
2023-04-06
0