Yoga dan Arman menaiki kapal, tengah malam itu, menantu polos tersebut sangat senang bisa naik kapal dengan mertuanya. Dia menyangka Arman sangat baik kali ini, membawanya pergi ke laut tapi entah untuk apa.
"Apa kita akan memancing ikan, pa?" tanya Yoga.
"Heh, memancing. Apa tidak ada pekerjaan lain selain memancing di tengah laut?" Arman balik bertanya dengan nada sinis.
"Saya tidak tahu pa, mungkin mencari emas." jawab Yoga masih dengan sikap polosnya.
"Hahah! Ternyata kamu itu masih saja menganggapku baik ya." kata Arman dengan menatap sinis pada menantu yang di anggapnya sampah itu.
Yoga diam saja, meskipun Arman berkata kasar padanya. Dia masih menganggap Arman hanya ucapannya saja yang kasar, tapi sebenarnya dia merasa Arman adalah laki-laki yang selalu memberinya semangat.
Di tengah laut, angin laut berhembus sangat kencang. Yoga senang meski angin bertiup kencang, itu pengalamannya berada di kapal veri di tengah laut. Sedangkan Arman menyuruh salah satu anak buahnya untuk menyiapkan kapal untuknya nanti setelah Yoga lengah atau tertidur di kapal.
"Apa kamu tidak mengantuk?" tanya Arman.
"Mengantuk sih pa, tapi aku harus menemani papa di kapal ini." kata Yoga.
"Tidak usah, kamu tidur saja. Biar papa yang jaga kamu di sini." kata Arman.
"Benar pa?" tanya Yoga.
"Iya, cepat tidur sana!"
"Ah, baiklah. Nanti jaga kapal bergantian dengan aku pa, maaf kalau aku tidur lebih dulu." kata Yoga.
Arman tersenyum sinis, Yoga pun masuk ke dalam geladak kapal untuk tidur lebib dulu malam ini. Dia tidak akan menyangka kalau nantinya akan di tinggal sendirian di kapal. Yoga di buang oleh mertuanya itu.
Satu jam menunggu, Arman masuk ke dalam geladak kapal. Dia memastikan Yoga sudah tertidur, dan setelah itu dia akan langsung pergi dengan anak buahnya yang sudah menunggu tidak jauh dari kapal veri yang sengaja di tinggalkan itu.
"Heh, manusia bodoh. Goblok! Kepolosanmu itu membuatku muak! Dan sekarang, kamu akan mati di makan ikan buas di tengah laut ini. Cuih!" ucap Arman menatap sengit pada wajah polos Yoga yang tertidur pulas.
Setelah puas mengumpat Yoga, Arman pun segera pegi dan berpindah kapal. Dia menyuruh anak buahnya pergi dari tengah laut itu dan segera meninggalkan Yoga dalam kapal sendirian.
"Apakah dia akan mati di tengah laut ini tuan?" tanya anak buahnya.
"Kukira iya, dia laki-laki bodoh yang akan mati di makan oleh ikan-ikan hiu kelaparan. Kudengar di sini banyak sekali ikan hiu muncul di permukaan laut, jadi kita tunggu beritanya saja. Sekarang kita pergi." kata Arman.
"Baik tuan."
Kapal yang di tumpangi Arman segera berbalik dan melaju meninggalkan kapal veri yang di tumpangi Yoga. Yoga sendiri sangat pulas sekali tertidur, hingga pagi hari dia belum juga bangun.
_
Yoga bangun dari tidurnya, dia melihat sekeliling kapal tidak ada siapa pun di sana. Dia pun bangkit dari tidurnya dan segera keluar dari geladak kapal, dia mencari Arman. Tapi tidak juga di temukan.
"Papa kemana? Kok tidak ada di kapal, apa dia sedang memancing?" gumam Yoga.
Suara perut keroncongan mengganggu Yoga, dia pun mencari makanan di dalam geladak kapal. Seingat dia semalam, dia membawa bekal makanan roti sandwich untuk bekalnya di kapal.
Dia pun makan bekal yang dia bawa, sembari menunggu Arman kembali. Begitu pikir Yoga.
Hingga malam hari tiba, Arman tidak juga muncul, Yoga gelisah. Kemana Arman pergi, sampai menunggu hingga larut malam tetap Arman tidak juga kembali.
"Ini sudah dua hari, kenapa papa tidak juga kembali. Apakah dia di makan ikan hiu? Oh tidak, lalu bagaimana sekarang?"
Bekal makanan Yoga sudah habis, dia semakin bingung. Dia tidak tahu harus menjalankan kemudi kapal itu kemana, dan bagaimana.
"Hampir tiga hari, belum juga ada kapal yang lewat. Apakah di tengah laut memang tidak ada orang yang berani kesini?" ucap Yoga menatap sekeliling lautan.
Suara gemuruh riak air laut membuat Yoga takut, riak air laut yang di tiup kencang angin membuat kapal yang dia tumpangi itu hampir terjungkal. Hingga terjangan air laut yang dahsyat membuat kapal itu terombang ambing dan Yoga terjatuh membentur dinding kapal.
Yoga pun pingsan, dia terjatuh karena benturan keras dinding kapal. Hingga dua hari Yoga pingsan, akhirnya dia sadar juga. Sadar karena sudah berada di kapal yang lain, dia menatap sekeliling kapak.
Tampak mewah kapal tersebut, dia kaget sekali. Yoga pun beranjak dan keluar dari geladak kapal, dia melihat ada sepasang suami istri yang sudah tak lagi muda sedang duduk memancing. Yoga heran, siapa kedua pasangan itu, lalu kakinya melangkah mendekat pada dua orang yang sedang menghadap ke laut.
"Emm, maaf. Siapa kalian berdua?" tanya Yoga.
Dua orang itu pun menoleh pada Yoga, lalu tersenyum padanya.
"Kamu sudah bangun?" tanya sang lelaki dengan bahasa Inggris.
"Ya, saya sudah bangun. Dan siapa anda ini?" tanya Yoga yang sadar kalau keduanya bukan dari negaranya.
"Saya Antonio, dan ini istri saya. Anastaysa, panggil saja dia Ana." jawab Antonio.
"Oh, anda dari mana? Maksudnya asalnya dan kenapa saya ada di kapal anda?" tanya Yoga masih bingung.
"Hemm, mari duduk." kata nyonya Ana dengan seyum ramahnya.
Yoga menurut, dia duduk di samping nyoya Ana. Masih dalam kebingungannya kenapa bisa dirinya di kapal lain bersama dengan orang asing.
"Kami menemukanmu di kapal yang hampir pecah karena terangan ombak. Jadi kami menyelamatkanmu, aku berpikir kamu adalah nelayan pencari ikan. Tapi ternyata laki-laki pecundag yang sengaja di tingalkan di tengah laut." kata Antonio.
Yoga menatap tajam pada Antonio, tapi memang dia heran kenapa mertuanya meninggalkannya sendiri di kapal dan di tengah laut pula.
"Ceritakan padaku, kenapa kamu terbuang di tengah laut." kata Antonio.
Yoga diam saja, dia masih ragu dengan orang asing yang menolongnya itu.
"Ceritakan padaku masalahmu, nanti aku bantu kamu keluar dari tengah laut ini." kata Antonio.
Yoga pun akhirnya bercerita tentang keluarga mertua dan istrinya. Antonio menyimak dengan serius cerita Yoga tentang dirinya yang jadi menantu hina di keluarga istrinya.
"Jadi begitu, apa kamu tidak mau berniat membalaskan perbuatan mereka?" tanya Antonio.
"Aku tidak tahu, aku hanya ingin berada di sisi istriku saja. Itu sudah cukup." kata Yoga.
"Jika kamu mau, aku akan membawamu ke negaraku. Kubuat kamu jadi lebih tangguh dan bisa kembali lagi ke negaramu, menunjukkan siapa dirimu nantinya. Apa kamu mau?" tanya Antonio.
"Di mana negara asal tuan?" tanya Yoga.
"Italia."
Yoga diam, dia berpikir apakah dia ikut dengan Antonio saja. Dan dia bisa bekerja dengannya agar bisa mendapatkan uang yang banyak untuk di persembahkan pada istrinya Bela.
"Baiklah, aku mau." jawab Yoga.
"Bagus, kamu akan aku buat jadi lebih hebat dari siapa pun. Jadi penggantiku kelak di semua pekerjaanku." kata Antonio dengan penuh percaya diri.
Yoga hanya diam saja, dia berharap kelak setelah kembali ke Indonesia bisa jadi lebih baik dan istrinya tidak malu lagi padanya. Serta Belinda, mertuanya yang selalu menghinanya akan menerimanya kembali. Itulah pikiran Yoga yang sederhana, dia tidak tahu kalau penyelamatnya itu adalah seorang mafia kelas kakap.
_
_
*****************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nurul Pky
lanjut
2023-12-01
0
Tien Tiennesdha Titin
Antonio cerita dari novel elana bukan Thor ,dan ana anak gembar anak dari si Rendi ,di novel ikhlas melepas mu bukan thor
2023-09-21
0
Surya Bebaspati Sitepu
lanjut
2023-08-12
0