Yoga masih diam di tempatnya, sesekali dia membantu para pelayan yang kerepotan. Tapi lama kelamaan para pelayan itu sepertinya kerepotan, jadi Yoga pun membantunya dengan sigap dan cekatan. Dia membantu membersihkan barang-barang dan juga membawakan apa pun untuk pesta di rumah itu.
Awalnya sang kepala pelayan itu kesal, tapi dia mendiamkan apa yang di lakukan oleh Yoga. Karena memang Yoga bisa membantu pelayan lainnya.
"Yoga, kamu bawa makanan satu persatu di tempat prasmanan. Salad, minuman dab juga buah sekalian di bawa ke depan." kata kepala pelayan itu.
"Iya baik." ucap Yoga.
Dia lalu membawa semua yang di perintahkan kepala pelayan, banyak sudah yang datang di pesta tersebut. Ada beberapa tamu istimewa Belinda dan juga Arman.
"Kepala pelayan, kemana laki-laki sampah itu?" tanya Belinda.
"Maaf nyonya, maksudnya siapa?" tanya kepala pelayan pesta itu.
"Heh, Yoga. Dia pelayan sampah itu, kemana dia?!" tanya Belinda kesal.
"Oh, dia sedang membereskan makanan di belakang nyonya." kata kepala pelayan itu lagi.
"Suruh dia siapkan semua makanan untuk tamu. Aku ingin tahu seberapa hebat dia menjadi pelayan. Heh, jadi pelayan saja bangga, hahah!" ucap Belinda dengan tawa kencangnya.
Kepala pelayan itu hanya meringis, dia lalu pergi dari hadapan Belinda untuk memanggil Yoga yang di tugaskan untuk melayani tamu-tamu pesta Belinda.
Sementara itu, Belinda menghampiri suaminya Arman. Dia ingin membicarakan masalah rencananya pada Yoga.
"Pa, bagaimana? Apa kita lakukan sekarang? Aku sudah memanggil laki-laki sialan itu." kata Belinda pada suaminya.
"Tunggu dulu ma, mama nanti panggil saja teman-teman mama. Papa juga akan kumpulkan rekan kerja papa, papa juga sudah muak sama dia." kata Arman.
"Ya baiklah pa, mama juga tidak sabar untuk menghina si Yoga sok pintar itu di depan teman-teman mama." kata Belinda dengan antusias.
Kedua mertua Yoga sangat membenci menantunya itu, sejak dia menolak bekerja di perusahaannya. Yoga lebih memilih jadi pelayan restoran, karena dia merasa tidak bisa bekerja di kantoran.
Dia sendiri tidak pernah bekerja di kantoran sejak dulu, jadi dia sadar diri untuk menolak sebagai karyawan meskipun sebagai manajer di kantor mertuanya. Jadi, dia memilih jadi pelayan restoran yang dapat di percaya dan sebagai tukang pengirim paket.
Belinda dan Arman tidak suka pekerjaan Yoga, karena menurutnya pekerjaan sebagai pelayan restoram itu hina dan tidak menghasilkan uang banyak. Makanya kedua mertua Yoga itu selalu menghina Yoga, baik langsung pada Yoga sendiri atau pada Bela anakya.
Kini Yoga sebagai pelayan di pesta Belinda, dia sangat antusias membantu para pelayan atau koki di dapur.
"Yoga, apa kamu tidak malu jadi pelayan di rumah mertuamu sendiri?" tanya pelayan yang tidak ikut sinis pada Yoga.
"Tidak. Kenapa harus malu? Ini pekerjaanku, justru aku senang bisa menjadi pelayan di rumah mertuaku. Karena mereka akan menggajiku juga, sama halnya dengan yang lain." kata Yoga.
"Ya, tapi menurut saya sih kamu jadi pelayan di rumah ini seperti hinaan bagi kamu Yoga." katanya lagi.
"Kenapa harus hina? Pekerjaan pelayan itu halal kok, baik. Aku tidak mencuri apa lagi menipu dalam mencari uang, kenapa harus malu. Yang penting kebutuhan istriku terpenuhi, itu cukup bagiku." kata Yoga lagi.
Pelayan itu diam, mungkin orang normal seharusnya berpikir begitu. Tapi yang dia lihat tidak seperti itu, bahkan teman-teman pelayan lainnya juga sinis pada Yoga. Menantu orang kaya justru jadi pelayan, kalau bukan menghina berarti mereka menganggap Yoga sampah dan pantas di singkirkan.
_
Pesta terus berlanjut, Yoga dan yang lainnya terus melayani para tamu undangan. Dia di larang melayani teman-teman Bela, karena Bela sendiri sedang bersenang-senang dengan teman-temannya di lantai atas.
Bagi Yoga tidak masalah, dia sangat sibuk dengan melayani para tamu yang semakin banyak yang datang.
Satu pelayan datang menghampiri Yoga yang sedang mengambil minuman untuk di bagian prasmanan.
"Yoga, kamu di panggil sama bu Belinda di depan." kata pelayan itu.
"Oh, iya." kata Yoga.
Dia meletakkan minuman itu lalu pergi menemui mertuanya di depan. Sampai di depan dapur, ternyata Belinda menunggu di saja. Yoga pun menghampiri mertuanya itu.
"Mama panggil saya?" tanya Yoga.
"Ck, panggil mama lagi." ucap Belinda dengan wajah tidak suka.
"Maaf."
"Kamu siapkan semua makanan di ruang tengah. Nanti ada yang memanggilmu untuk datang, sebelum di panggil jangan datang dulu." kata Belinda.
"Baik ma. Emm, baik." kata Yoga.
Belinda menatap sinis pada Yoga, dia lalu pergi ke ruangan tengah. Di mana semua berkumpul teman-teman sosialitanya. Sedangkan yang di ruang tamu itu tempat tamu suaminya.
"Jeng, dengarkan aku semuaya. Aku punya menantu, dia itu bisa di suruh apa saja." kata Belinda pada teman-temannya.
"Kamu kasih pengumuman?"
"Ya, kalian tahu Bela?"
"Ya, ada apa dengan Bela?"
"Dia menikahi menantu sampah menurutku, karena dia seorang pelayan. Dan dia sekarang jadi pelayan di rumahku ini, pelayan pestaku." kata Belinda dengan senangnya.
"Maksudnya, menantumu seorang pelayan?"
"Ya, dan aku tidak suka menantu sampah itu. Kalian bisa membuatku senang di pesta ini, dengan membuatnya hina. Kalian bisa menghina dan mencemoohnya sebebas kalian." kata Belinda lagi.
"Kalian boleh lakukan penghinaan padanya. Jika tidak mau ikut apa yang aku katakan. Lebih baik diam ya jeng." kata Belinda pada salah satu temannya yang tidak suka Belinda menghina pekerjaan pelayan.
Semua tersenyum senang, mereka ingin tahu apa yang akan di lakukan oleh Belinda pada menantunya.
"Pelayan! Panggil Yoga kemari."
"Baik nyonya."
Pelayan tadi pun pergi untuk memanggil Yoga. Tak lama, Yoga pun datang. Dia melihat teman-teman mertuanya yang berpenampilan mewah dan serba wah itu, menatapnya sinis.
"Mama memanggil saya?" tanya Yoga.
"Cuih! Jangan panggil mama!" teriak Belinda menatap tajam pada Yoga.
"Oh ya, maaf. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Yoga.
"Layani mereka semua! teman-temanku itu."
"Baik."
"Jeng, kalian boleh menyuruhnya apa saja. Minta di bawakan makanan atau apa pun, jika dia tidak becus bekerja. Silakan lakukan apa saja padanya ya, hahah!" ucap Belinda.
Para tamu dan teman-teman Belinda pun tersenyum, mereka lalu menyuruh Yoga mengambil minuman. Banyak berbagai macam minuman yang di minta, sehingga Yoga jadi bingung. Tapi kemudian dia pun pergi ke dapur untuk mengambil apa yang di minta para tamu sosialita itu.
Tak lama, Yoga masuk lagi ke tempat para tamu itu, dia memebrikan minuman itu. Tapi kemudian ada tamu yang sengaja kakinya mengulur ketika Yoga jalan, tak ayal lagi Yoga pun hampir terjatuh dan minuman tadi mengenai baju salah satu tamu tersebut.
Tentu saja dia marah, dia pun memarahi Yoga habis-habisan. Yoga meminta maaf beberapa kali, tapi justru yang lainnya ikut memarahi Yoga dan menghinanya.
"Dasar pelayan, tidak becus bekerja! Seharusnya kamu itu kerja di bagian pembuangan sampah, karena itu cocok untuk pelayan ceroboh sepertimu!" ucap teman Belinda yang kesal karena baju mahalnya terkena tumpahan air minum.
"Maaf nyonya."
"Bereskan lantai ini Yoga! Aku tidak mau lantaiku kotor." kata Belinda.
"Tapi, ada bagian pelayan yang membereskan tumpahan makanan atau minuman ma." kata Yoga.
"Cepat bereskan! Ambil alat pelnya!"
Yoga pun menurut, dia pergi mengambil alat pel. Lalu segera mengepel lantai yang terkena tumpahan air minum.
Yoga berjongkok untul mengepel lantai itu dengan tangan. Tiba-tiba salah satu teman Belinda itu maju dan mendorong punggung Yoga dengan kakinya. Tentu saja Yoga jadi terjatuh, dan teman-teman Belinda tertawa senang, apa lagi Belinda.
"Hahah!"
"Masih mengakui sebagai menantu Belinda? Tapi kenapa jadi pelayan? Kamu pikir Belinda suka dengan pekerjaanmu? Hahah!"
"Pelayan itu hina, menjijikkan dan membawa virus kematian!" ucap teman Belinda yang lain.
"Cuih! Dia berpikir menjadi menantu orang kaya itu bangga? Hahah!"
"Mertuamu saja tidak peduli kamu di hina dan di cemoohkan, Belinda tidak suka sama menantu sampah sepertimu!"
Begitu kira-kira penghinaan yang di terima oleh Yoga. Dia masih diam, masih berpikir yang terpenting istrinya tidak membencinya dan mau menerimanya. Itu pikiran sederhana Yoga selama ini, meski sering sekali Belinda dan Arman mengucilkannya dan tidak mengakui sebagai menantunya itu.
_
_
********************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Nurul Pky
pergi saja
2023-12-01
0
mbahmandor
no comment.....
2023-09-29
0
pembaca 🤟
seru nih
2023-05-30
0