Episode 2

Keesokan paginya saat aku membuka mata, Mas Ari tidak ada lagi di sampingku. Aku meraih ponselku untuk melihat jam, ternyata masih sangat pagi. Tapi kemana dia pergi sepagi ini?

Aku turun perlahan dari kasur dan duduk di kursi roda, sejak mengikuti terapi aku mulai terbiasa duduk di kursi roda sendiri tanpa harus dibantu lagi.

"Mas... "

"Mas... " aku memanggil suamiku sembari mencarinya di sekeliling rumah namun tidak juga kutemukan, lalu aku pun ke dapur untuk minum.

Saat di dapur aku melihat secarik kertas ada di meja makan, aku meraihnya dan rupanya ada sebuah pesan tertulis di sana.

"Hari ini aku ada tugas di luar kota sekitar seminggu. Jangan menunggu aku, aku pasti pulang setelah selesai. Aku tidak membangunkanmu karena kamu terlihat lelah.

Jaga diri baik-baik.

Ari"

Aku tersenyum kecut membacanya, biasanya Mas Ari paling malas jika ada pekerjaan yang mengharuskannya pergi keluar kota. Tapi hari ini bahkan ia tidak berpamitan akan pergi dinas ke luar kota.

"Pagi, Mbak.. Tumben ada di depan, " sapa Bi Minah yang baru saja datang.

"Pagi, Bi.. Iya nih lagi pingin menghirup udara segar, " kataku.

"Oh iya, Mbak. Saya lanjut bersih-bersih dulu ya," aku mengangguk dan Bi Minah berlalu ke dalam rumah.

Tidak bisa dibayangkan jika Bi Minah tidak ada, mungkin aku sudah merasa sangat sepi di rumah. Setelah ini aku berniat mengajak Bi Minah ke Mall sekaligus belanja kebutuhan dapur. Setelah sekian lama aku hanya diam di rumah, entah mengapa hari ini aku ingin pergi keluar. Sesekali boleh kan aku menghilangkan rasa penatku?

...----------------...

"Bi, habis ini temani saya ke Mall ya, saya mau refreshing. "

"Hari ini, Mbak? Nggak sama Pak Ari? " tanya Bi Minah.

"Iya, Bi, hari ini. Mas Ari lagi dinas ke luar kota, Bi. Kalaupun ada di rumah pasti dia akan sibuk dengan pekerjaannya, " kataku.

"Oh begitu... ya sudah saya segera beresin pekerjaan rumah dulu ya, Mbak. "

"Iya,Bi."

Setelah beberapa saat menunggu akhirnya aku dan Bi Minah berangkat menuju ke Mall. Aku memesan taxi online sejak 10 menit lalu.

Bi Minah dengan telaten membantuku turun dan duduk di kursi roda, malu sebenarnya kurasakan. Bahkan sampai dengan saat ini aku masih saja merepotkan orang di sekitarku, pantas saja suamiku selalu menghindar dariku karena aku sendiri pun sangat merepotkan. Lagi lagi Aku hanya bisa tersenyum kecut mengingat kenyataan.

"Kita kemana dulu nih, Mbak? " tanya Bi Minah.

"Ke sana ya, Bi! Aku mau beli lotion sama perlengkapan mandi, " tunjukku ke arah store yang menyediakan alat mandi.

Bi Minah mendorong kursi rodaku ke arah yang kutuju. Aku memilih barang yang akan kubeli dibantu dengan Bi Mina yang akan mengambilkan barang yang Tentu saja tidak bisa kujangkau.

"Sudah, Bi. Sepertinya itu sudah cukup, ayo kita bayar! " Kami pun menuju ke kasir untuk membayar barang belanjaan yang telah kami ambil.

Saat sedang mengantri untuk membayar belanjaan mataku tidak sengaja menangkap bayangan seseorang yang sepertinya aku kenali, dari bentuk postur tubuhnya Sepertinya itu adalah Mas Ari. Tapi bagaimana mungkin? suamiku sedang dinas ke luar kota hari ini, Jadi tidak mungkin dia ada di Mall ini.

Aku membuang jauh perasaan curigaku, Aku percaya sepenuhnya pada suamiku dan tidak mungkin Mas Ari akan membohongiku. Setelah selesai kami pun lanjut mengelilingi Mall. Namun lagi-lagi mataku melihat apa yang tadi kulihat.

Aku benar-benar tidak salah itu adalah Mas Ari, suamiku. Tapi sedang apa dia di sini? Di toko perhiasan? Bersama siapa dia?

Rasa penasaranku pun muncul dan aku harus memastikan Apakah itu benar Mas Ari atau bukan.

"Bi, kita ke store perhiasan sebentar ya aku mau lihat-lihat, Tapi masuknya dari sebelah sana saja, " kataku pada Bi Mina.

Aku masuk ke toko perhiasan Itu dari sisi lain, Bi Minah kusuruh melihat-lihat model perhiasan, sementara aku mendorong kursi rodaku sendiri mendekat ke arah Mas Ari.

Dan aku tidak salah, itu benar-benar Mas Ari. Dan dia... bersama seorang wanita? Siapa wanita itu? Dan sedang apa mereka di sini? Hal yang membuatku sangat terkejut Ketika aku melihat tangan Mas Ari merangkul pundak wanita yang bersamanya itu.

Bagai tersambar petir di siang bolong, aku menutup Mulutku tak percaya dengan apa yang aku lihat saat ini.

"Mas, aku mau model yang ini. Cantik ya ditangan aku? " ucap perempuan itu.

"Ambil saja, Sayang! Apapun yang kamu mau, Mas akan belikan untukmu. "

Duar!

Lagi-lagi aku terkejut mendengar perkataan yang dilontarkan oleh Mas Ari pada wanita yang sedang bersamanya itu, ditambah lagi tangannya mengelus rambut panjang wanita itu. Keduanya terlihat sangat dekat bahkan sangat mesra layaknya sepasang kekasih.

Karena tak ingin kehilangan momen, aku segera mengeluarkan ponselku dan merekam mereka berdua dari jauh. Tidak kusangka Mas Ari akan berbohong seperti ini padaku, Bahkan ia tega menghianatiku dari belakang.

Dan alasannya dinas ke luar kota hanyalah sebuah alasan agar ia bisa pergi bersama dengan selingkuhannya. Ternyata ini penyebab dari berubahnya sikapmu padaku, Mas? Tega sekali kamu membohongi aku.

"Mbak, kok di sini? Saya cari dari tadi lho," suara Bi Mina terdengar menghampiriku.

Aku segera menghapus air mataku yang jatuh dan menoleh ke arah Bik Minah.

"Iya, Bi, maaf tadi aku lihat yang di sebelah sini. "

"Apa sudah ada yang Mbak sukai? " tanya Bi Minah.

"Tidak ada, Bi. Lain waktu saja kita ke sini lagi, " ucapku.

Kami pun segera keluar dari toko itu dan lanjut membeli kebutuhan lainnya. Di sepanjang jalan aku hanya melamun mengingat kejadian tadi. Rasanya masih tak percaya itu adalah Mas Ari.

"Pak, kita ke Cafe Zamrud ya. Saya mau makan dulu, " kataku pada sang sopir taxi.

Dengan dibantu Bi Minah aku masuk ke dalam cafe, tempat di mana aku dan Mas Ari sering kali menghabiskan waktu berdua untuk dinner. Tapi kali ini aku datang bersama Bi Minah.

Kami memesan makanan dan aku sedikit tak berselera karena hal yang kulihat tadi.

Saat aku tenggelam dalam lamunan ku, Bi Minah tiba-tiba menggoyangkan sedikit tubuhku.

"Mbak, Mbak, lihat! Bukannya itu Pak Ari? Dia sama cewek, Mbak! " kata Bi Minah menunjuk ke arah depan.

Lagi-lagi hatiku terasa teriris melihatnya, suamiku datang ke tempat favorit kami dengan wanita lain. Dan sekarang aku yakin jika aku tidak salah lihat, sebab Bi Minah pun dengan yakin menyebut jika yang ada di sana adalah Mas Ari.

"Iya, Bi. Itu memang Mas Ari, suamiku."

Terpopuler

Comments

Rodiah Rodiah

Rodiah Rodiah

lanjuuuuut🥰🥰🥰

2023-10-21

0

meE😊😊

meE😊😊

nyimak dlu yaaa

2023-09-08

0

Gung tya

Gung tya

isssh kok bisa yaa sejahat itu istri lumpuh malah selingkuh

2023-07-07

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!