Sepulang dari Mall aku dan Bi Minah menata barang belanjaan, aku hanya diam dan melamun. Mas Ari tadi tampak begitu mesra dan hangat pada wanita yang ia gandeng tadi. Aku tidak bisa jika hanya diam di rumah, aku harus mencari tahu siapa wanita itu dan apa hubungannya dengan suamiku.
"Minum teh nya, Mbak. "
Bi Minah membuatkanku teh herbal, beliau seolah tahu apa yang sedang kupikirkan saat ini. Bi Minah juga melihat jelas tadi dan aku memintanya untuk diam dan tidak mengadukan hal ini pada ibuku. Jika ibuku tahu entah apa yang akan Ibu lakukan, ibu pasti akan shock dan jatuh sakit.
"Bi, kalau boleh jujur saya sudah tidak kuat lagi. Aku kehilangan bayiku, kaki ku lumpuh dan sekarang suamiku main gila bersama wanita lain. Rasanya seperti mau mati saja, " ucapku disertai air mata yang keluar membasahi pipi.
"Yang sabar, Mbak. Jangan berpikir untuk menyerah secepat ini, Tuhan memberikan ujian seperti ini sebab Tuhan tahu Mbak Nana kuat menghadapinya," kata Bi Minah.
"Mbak harus semangat, harus rajin terapi supaya bisa jalan seperti dulu. Mbak harus bisa membalas perlakuan Pak Ari hari ini. Semangat, Mbak! "
"Terima kasih ya, Bi.. "
Aku tersenyum kecut, apa mungkin aku masih bisa berjalan? Dan membalas perlakuan Mas Ari? Bi Minah benar juga, aku tidak bisa terus diam seperti ini. Sekarang aku sudah tahu alasan mengapa suamiku berubah, dan aku tidak boleh menyerah menjadi wanita lemah.
Bahkan sampai sekarang ia sama sekali tidak menghubungiku, sekedar memberikan kabar atau basa-basi pun tidak. Mungkin saat ini ia sedang asik bersama wanita itu hingga lupa jika di rumah ada istri yang menunggu kabar darinya.
...----------------...
Author Pov.
Di lain pihak, di sebuah kamar hotel bintang lima Ari sedang bergelut dengan wanita yang selama 3 bulan ini membuatnya berpaling. Entah kenapa kesetiaan yang ia pegang runtuh begitu saja oleh rayuan Widya. Sementara Widya adalah teman satu kantornya, mereka mulai dekat sejak Ari lebih sering menghabiskan waktunya di kantor.
"Ah, Beb... kamu memang yang terbaik! Sayang sekali istri mu tidak bisa menikmati ini, " ujar Widya dengan nada sensual setelah pergumulan mereka.
"Oh iya, aku lupa mengabarinya! "
Ari bangkit dari atas tubuh Widya, ia meraih ponselnya dan mencari nama kontak 'istriku' lalu ia hubungi.
"Aku sudah bilang jangan main ponsel saat sedang bersamaku, aku tidak suka!" Widya merebut ponsel dari tangan Ari dan mencium bibir pria itu.
"Sebentar saja, Sayang. Setelah itu kita lanjutkan permainan, aku tidak ingin si lumpuh itu mengganggu kita, " ucap Ari.
Tanpa ia sadar telpon sudah tersambung dan Nazwa mendengar percakapan mereka. Tangan Nazwa gemetar dan air matanya sudah tak terbendung lagi, suaminya benar-benar telah mengkhianatinya.
"Hallo, Mas! " ucap Nazwa berkali-kali saat sang penelpon tak kunjung membuka suara.
"Hallo, Na. Kamu belum tidur? " Sahut Ari.
"Belum, Mas. Mas dinas di mana? Mas sudah makan? "
"Aku di Bandung, sudah makan tadi. Sebaiknya kamu tidur, ini sudah malam! "
"Iya, Mas.. Kamu jaga diri baik-baik ya di sana, Love you, Mas.. "
"Emph... Iyah.. Aku tutuph telponnya."
Nazwa mendengar suara Ari yang berat, tentu ia sangat mengenal suara apa itu. Suaminya itu sedang menahan gelombang nafsu di sebabkan oleh Widya yang sejak tadi tidak melepasnya.
"Kamu memang tidak pernah sabar ya, kalau dia dengar bagaimana? " tanya Ari melihat ke bawah dimana Widya sedang berjongkok.
"Memangnya wanita itu bisa apa kalau tahu? Berjalan saja dia tidak bisa, " balas Widya lalu melanjutkan aktifitasnya.
...----------------...
Tangan Nazwa gemetar dan air matanya turun begitu saja, apa yang baru saja ia dengar sangat menyakitkan. Dikondisi seperti ini ia harus mendengar fakta jika suaminya sedang bersama wanita lain. Bahkan hal itu ia lakukan secara sadar.
"Tega kamu, Mas! Setelah apa yang terjadi padaku kamu malah main gila di belakangku."
Tangan Nazwa terkepal, rasanya ia ingin marah dan mengamuk tetapi ia tak bisa berbuat apapun.
"Kupikir selama ini pria yang kunikahi sangat baik, tapi ternyata... ha konyol sekali! " Nazwa tertawa miris.
"Bodohnya aku masih berpikir dia berubah karena kecewa denganku, tapi rupanya ia punya wanita lain di luar.. Aku tidak mengira mereka sudah sejauh itu.. "
"Aku terlalu naif mengharapkan dia kembali seperti dulu. "
Nazwa merebahkan tubuhnya dan tak lama matanya terpejam, hari yang cukup melelahkan untuknya. Melihat suami jalan dengan wanita lain dan mengetahui fakta hubungan gelap itu benar-benar ada.
...****************...
'Mas, hari ini aku akan berangkat ke Bandung untuk keno terapi. Mungkin akan menginap di sana beberapa waktu, aku ingin sembuh dan menjadi istri mu yang selayaknya seperti dulu. Doakan aku ya, Mas. Semoga masih ada peluang untuk sembuh dan berjalan lagi seperti dulu, Love you Mas.. '
Pesan itu Nazwa kirimkan pada Ari, setelah semalaman ia bergulat dengan pikirannya dan ia sudah memutuskan untuk segera sembuh. Nazwa tak peduli jika itu akan membuatnya kelelahan, yang pasti ia ingin segera sembuh dan kembali berjalan normal seperti dulu. Toh selama ini sudah banyak perkembangan dalam pengobatan yang ia lakukan, hanya perlu sedikit usaha lebih keras lagi supaya ia benar-benar bisa berjalan lagi.
"Mbak, hati-hati di jalan ya.. Semoga pengobatan Mbak lancar dan segera sembuh, Bibi akan selalu berdoa untuk kesembuhan Mbak, " kata Bi Minah mengantar Nazwa ke depan rumah.
"Iya, Bi.. Doakan saya terus ya, Bi.. Saya janji akan segera kembali, Bibi jaga rumah baik-baik ya, " sahut Nazwa.
Nazwa memeluk sang Bibi sebagai salam perpisahan. Untung Bi Minah selalu menguatkannnya, jika tidak mungkin saat ini Nazwa akan terus bersedih dan hanya bisa meratapi nasib.
Nazwa masuk ke dalam mobil dan langsung berangkat, tekadnya sudah bulat. Kali ini ia harus sembuh dan memberikan pelajaran untuk suaminya.
Dulu saat mereka masih pacaran, Ari adalah pria yang baik. Tidak pernah macam-macam bahkan selalu menjaga Nazwa. Mereka pacaran selama 5 tahun, tapi saat umur pernikahan mereka masih seumur jagung justru diuji dengan kecelakaan itu. Cinta yang mereka jaga selama bertahun-tahun seakan tidak ada artinya lagi.
Ari bukan lagi orang yang sama, ia berubah dan sangat jauh berbeda.
"Nikmatilah waktu kebersamaan kalian selama aku pergi, karena setelah aku kembali nanti aku tidak akan membiarkan kalian hidup dengan tenang. Aku pasti akan kembali, " batin Nazwa.
...----------------...
Sementara di sisi lain Ari hanya membaca pesan dari Nazwa dengan malas, baginya mustahil untuk Nazwa bisa kembali berjalan normal seperti dulu.
"Siapa yang kirim pesan? " tanya Widya.
"Biasalah si Nazwa, dia pergi ke Bandung untuk berobat. "
"Justru itu hal yang bagus dong, Sayang. Kita bisa dengan leluasa menghabiskan waktu berdua. Bila perlu kita ke rumahmu saja supaya tidak perlu mahal-mahal bayar hotel, " usul Widya.
"Ide yang bagus, tapi nanti aku akan pastikan keadaan rumah dulu.. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
meE😊😊
smoga nazwq jd wanita yg tangguh
2023-09-08
0
Gung tya
ahhh cocok dah Ari dan Widya,si penghianat dan pelakor,semoga Ari nanti nggak menyesal
semangat sembuh nazwa,buang kelaut aja nanti si ari
2023-07-07
3