"Sayang, mau sampai kapan kita terus seperti ini? Ibuku terus bertanya kapan kita menikah, jika tidak maka ibu akan segera menjodohkan aku.. " Widya bergelayut manja pada lengan Ari.
"Sabar ya, Sayang.. Aku tidak bisa buru-buru, kamu tahu sendiri kondisinya seperti apa.. " sahut Ari.
"Selalu seperti itu jawaban kamu! Nanti kalau aku sudah dijodohkan baru tahu rasa! Pokoknya aku mau kita segera menikah. "
"Iya sayang iya... Tunggu sebentar lagi ya, " Ari mengelus kepala Widya lalu mencium keningnya.
Tanpa tahu rasa malu kedua pasangan itu berbuat hal yang tidak pantas di rumah yang Ari belikan untuk sang istri. Keduanya kembali melewati malam yang panjang di kamar milik Nazwa.
"Sayang, besok kalau pembantumu kemari kita harus apa? " tanya Widya.
"Besok aku akan memperkenalkan kamu sebagai sepupuku, dan Bi Minah datang hanya untuk bersih-bersih saja," ujar Ari.
"Hmm mau sampai kapan? Aku bosan terus menunggu.."
"Ini tidak akan lama, percayalah! "
...****************...
Keesokan harinya Bi Minah datang pagi-pagi sekali, ia melihat mobil lain terparkir di depan rumah. Mobil itu persis seperti yang Bi Minah lihat semalam. Rupanya wanita itu menginap, begitu pikir Bi Minah.
"Pagi, Pak. Mau sarapan apa? " sapa Bi Minah saat Ari keluar dari kamarnya.
"Apa saja, Bi. Tolong buatkan dua porsi, sebab sepupu saya datang semalam. "
"Baik, Pak. "
"Heh sepupu apa? Orang jelas semalam aku lihat pelukan, ciuman gitu kok..Dasar laki-laki! " batin Bi Minah geram.
Meskipun Bi Minah baru bekerjadi rumah itu, tapi beliau juga merasa sakit hati melihat Nazwa siperlakukan seperti itu. Bi Minah juga merasa dikhianati oleh kelakuan Ari.
Bi Minah sebenarnya adalah mata-mata dari ibu Nazwa, beliau menyuruh Bi Minah bekerja di sana sejak Nazwa kecelakaan. Tak lupa juga Bi Minah diberi tugas oleh ibu Nazwa untuk melaporkan setiap hal yang ia lihat di rumah itu.
Sejak Nazwa kecelakaan, ibunya selalu mempunyai firasat tidak baik terhadap sikap yang ditunjukkan oleh Ari pada putrinya. Dan kecurigaannya benar, menantunya itu sudah ada main di belakang bersama wanita lain. Ibu sudah mencoba menjelaskan ini pada Nazwa berulang kali namun karena cinta, Nazwa seakan tutup mata dan enggan melihat kesalahan suaminya.
"Selamat pagi, Mas! " Sapa Widya saat tiba di ruang makan.
"Sudah bangun? Ayo duduk, kita sarapan! "balas Ari.
Widya duduk di kursi dekat Ari, wanita itu terus menatap Ari dengan tatapan mata yang menggoda. Interaksi antara keduanya tak luput dari perhatian Bi Minah.
Bi Minah datang dari dapur membawakan dua piring nasi goreng yang ia buat untuk sarapan majikannya.
"Bi, kenalin ini Widya sepupuku dari Jawa. Dia kerja satu kantor denganku, " kata Ari memperkenalkan Widya pada Bi Minah .
Bi Minah menunduk memberi hormat pada Widya.
"Halo, Bi.. Panggil saja aku Widya, kedepannya aku pasti akan sangat merepotkan.. " tutur Widya .
"Iya, Non.. Tidak apa-apa, itu sudah menjadi tugas saya, " ujar Bi Minah lalu permisi ke dapur.
Dalam hati Bi Minah sangat kesal, ia merasa geram dengan kelakuan Ari. Bisa-bisanya pria itu membawa masuk wanita lain ke dalam rumah dan mengakuinya sebagai sepupu.
Bi Minah mengeluarkan ponsel miliknya dan melaporkan apa yang baru saja ia saksikan. Untuk sementara ini ia akan berpura-pura tidak tahu apapun, itu semua atas dasar permintaan dari ibunya Nazwa.
...----------------...
"Halo, Bu. Ibu apa kabar? Nana kangen sama ibu, " ucap Nazwa saat menerima telepon dari ibunya.
"Alhamdulillah ibu baik, kamu bagaimana di sana? Lancar ' kan? Apa perlu ibu susul ke sana untuk membantu kamu? " Sahut ibu.
"Eh tidak usah, Bu.. semua lancar kok, Bu. Nana bisa kok, Bu.. "
"Kamu yakin? Oh iya, suamimu mana? " tanya Ibu.
"Mas Ari di rumah, Bu. Ibu kan tahu sendiri pekerjaannya sangat banyak jadi dia sibuk, " kata Nazwa.
"Sesibuk apapun seorang suami, harusnya bisa menyempatkan diri untuk menemani istrinya berobat. Ibu jadi curiga jangan-jangan dia ada main di belakang kamu."
"Hus,ibu ngomong apa sih? Nggak mungkin Mas Ari seperti itu, Bu. Nana tutup telponnya ya, Bu, sebab mau ke rumah sakit lagi habis ini. Ibu jaga kesehatan di sana, assalamualaikum.. "Nazwa buru-buru memutuskan sambungan telepon dengan ibunya.
Bagaimana bisa ibunya tau hal itu, bahkan Nazwa sendiri masih ragu dan bimbang. Firasat seorang ibu memang tidak pernah salah, yang ibunya katakan memang benar Ari sudah bermain-main di belakangnya.
"Maafin Nana, Bu.. Nana tidak ingin Ibu tahu hal ini, biar Nana sendiri yang bereskan.. " kata Nazwa.
......................
Setelah selesai sarapan Widya dan Ari berangkat ke kantor bersama, kali ini mereka berangkat menggunakan mobil Ari. Sepanjang perjalanan Widya terus menempel pada lengan Ari.
"Mas, kamu merasa nggak sih kalau pembantumu itu seperti tidak suka melihatku? " tanya Widya.
"Mungkin itu hanya perasaan kamu saja. Lagi pula Bi Minah itu orang yang sangat menjaga rahasia, nanti aku akan bicara dengannya " jawab Ari.
"Rumah kamu ternyata sangat nyaman ya, Mas.. Apalagi ranjangmu... sangat menghangatkan " bisik Widya di telinga Ari.
"Oh Sayang.. Ayo lah, kita sedang di jalan ini.. Jangan terus menggodaku seperti itu."
"Hmm aku selalu tidak tahan jika di dekatmu, Mas.. Nanti di parkiran aku mau sekali lagi," Widya berucap sambil menggigit bibir bawahnya.
Hal itu benar-benar membuat Ari tergoda, sudah lama ia tak mendapatkan layanan dari Nazwa dan Widya datang menawarkan diri secara sukarela. Lebih tepatnya Ari yang enggan bersentuhan dengan Nazwa. Pria itu merasa kasihan jika meminta haknya pada Nazwa, waktu itu mereka Ari dan Nazwa sempat akan melakukannya tetapi terhenti saat Nazwa merasa kesakitan. Sejak saat itulah suasana rumah menjadi berbeda dan Nazwa menjadi tidak menarik lagi di matanya.
Sesampainya di parkiran kantor, Ari memarkirkan mobilnya di pojok dan tak terlihat oleh siapapun. Hal itu tentu sengaja ia lakukan untuk segera menuntaskan hasrat mereka berdua.
"Ah Sayang... aku tidak tahan lagi, " Widya langsung naik ke pangkuan Ari dan mulai ******* bibirnya.
Pagi itu mereka melakukannya lagi meskipun hanya sebentar. Tak lama aktivitas mereka sedikit terganggu oleh seseorang yang mengetuk kaca mobil.
"Ada apa? " tanya Ari pada satpam yang mengetuk kaca mobilnya.
"Apa bapak baik-baik saja? Saya perhatikan sejak tadi tidak keluar dari mobil, " tanya satpam itu.
"Saya tidak apa-apa, tadi hanya sedang menerima telepon sebentar. "
"Oh iya kalau begitu, saya permisi. "
Wajah Ari terlihat sangat kesal sekaligus tegang, saat ia akan mencapai puncak satpam itu malah datang dan mengganggu aktivitas mereka.
"Sayang, ayo lanjutkan! Sedikit lagi. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
meE😊😊
ya eajar dong nawarin scra sukarela nm y aja cwe murahan malah sma sekali gada harga y lagi
2023-09-08
0
Gung tya
geregan aku liat tingkah Widya dan Ari....huekk di parkiran kaya kurangan tempat aja
2023-07-07
1