...[Gaya bahasa mungkin bervariasi, tergantung situasi yang dialami MC]...
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jakarta, 16 Januari 2020.
Waktu berlalu begitu cepat, dan banyak perubahan-perubahan yang terjadi disetiap aspek kehidupan.
Bila mengingat kembali pada peristiwa yang terjadi enam tahun silam, maka publik akan mengenali sosok yang sangat menggemparkan, sosok seorang aktor pemuda tampan yang menjadi topik utama dalam setiap media berita.
Ya, dia adalah Arya Pamungkas, pemuda berusia 25 tahun yang telah mengantongi banyak penghargaan-penghargaan bergengsi dalam dunia akting perfilman.
Arya memulai karirnya didunia peran sejak kecil, meski terlahir dari keluarga non-selebriti. Perlahan namun pasti, segala prestasi ia raih atas kecemerlangan bakatnya tersebut.
Kedua orangtuanya terlebih dahulu pergi, setelah menjadi korban kecelakaan pesawat. Arya kecil nan mungil yang masih berusia lima tahun, berpindah hak asuhnya kepada Aleanna Pamungkas, sang adik dari mendiang ayahnya.
Aleanna menjadi peran penting dalam perkembangan bakat akting Arya, dan terus merawatnya sampai remaja, hingga akhirnya merangkap jabatan sebagai manajernya.
Namun, setelah menginjak kepala dua, tepatnya pada usia 23 tahun, kepolosan Arya justru membawanya terjerumus dalam jurang dunia malam.
Awalnya Arya hanya kecanduan minuman keras, akibat pengaruh dari salah seorang teman dekatnya. Tetapi pergaulannya semakin luas dan tak terkontrol, membuat Arya terhasut untuk melakukan tindak perjudian.
Memiliki sirkel yang rata-rata berasal dari kalangan anak pejabat, membuat Arya kerap keluar malam pulang pagi, meresahkan hati Aleanna yang tak sanggup lagi menasehatinya.
Selagi jadwal syuting yang dimiliki Arya semakin padat, Aleanna berpikir keras. Hal apa yang bisa membuat keponakannya itu tetap fit dan berstamina, namun tak mengganggu sama sekali kesenangan dunia malamnya.
Mulai dari minuman berenergi, racikan minuman herbal tradisional, hingga segala suplemen dalam dan luar negeri pun Aleanna berikan untuk Arya, guna menjaga keseimbangan tubuhnya.
Tetapi itu semua hanyalah sia-sia. Arya justru jatuh sakit, mungkin karena tubuhnya tak terbiasa menerima cairan-cairan tersebut.
Kecemasan semakin menjangkiti hati Aleanna, mengetahui performa akting Arya semakin menurun. Atas suatu dasar yang tidak perlu, atau bahkan tak pantas untuk dipikirkan oleh semua orang, Aleanna malah sengaja memikirkannya.
Apa yang ada dalam pikiran Aleanna, adalah memberikan doping untuk Arya. Akan tetapi pengunaan doping masih sangat tabu dalam dunia perfilman, juga sangat dilarang untuk digunakan karena unsur bahannya yang terbuat dari obat-obatan terlarang.
Aleanna sempat menyaksikan berita tentang penangkapan seorang artis papan bawah, yang diduga menyimpan berbagai macam jenis narkotika, dengan kedok untuk menjaga kestabilan tubuhnya.
Pengakuan itulah yang menjadikan sang manajer berniat menerapkan hal yang sama pada Arya. Sampai-sampai membuat keponakannya tersebut terjerumus untuk candu dengan obat-obatan terlarang.
...***...
Enam tahun pun telah berlalu sejak kematian Arya Pamungkas, sang aktor muda tampan berbakat yang akan terus dikenang segala prestasi gemilangnya.
Aleanna Pamungkas, telah menjadi manajer Arya selama sebelas tahun, kini menjadi buronan pihak kepolisian atas laporan-laporan yang diterima dari pihak kerabat dekat Arya.
Mereka sangat mengutuk apa yang dilakukan Aleanna terhadap Arya, membuat hidup pemuda tersebut menjadi sengsara, sampai-sampai ia tewas secara mengenaskan.
Pada masa ini, semua orang telah meyakini dengan pasti bila Arya Pamungkas sudah tiada. Meski begitu, pembicaraan tentang dirinya, film-filmnya, dan seluruh prestasinya terus berlanjut dari mulut ke mulut.
...[Arya Pamungkas, bukalah matamu]...
Suara misterius seketika terdengar dalam pikiran Arya, membuatnya lansung membuka kedua mata secara perlahan.
"D—dimana aku?" tanya Arya, seraya melirik ke setiap sisi langit-langit ruangan.
...[Kamu sedang berada di dalam kamar apartemen]...
Arya perlahan bangkit, namun belum jua menyadari bila suara yang ia dengar itu tak bertuan, dan tak berwujud.
Dengan tergesa-gesa Arya berjalan menuju pintu kamar. Ia merasa terkejut saat menyadari keanehan dari suara tersebut. "Dikunci?! Siapa yang ngunci?!" ucapnya, panik mendapati pintu kamar terkunci rapat.
...[Host, tenanglah]...
"T—tenanglah?" Arya seketika menoleh ke setiap sudut ruangan, namun tak mendapati sumber dimana suara itu berasal. "Kamu siapa, dan ada dimana?! Keluar! Jangan sembunyi!" tegas Arya penuh was-was.
^^^[Aku tidak sembunyi, host. Aku adalah sis—]^^^
Tiba-tiba muncul suara tangisan seorang bayi mungil, membuat Arya lansung menoleh kearah bayi yang tengah terbaring diatas ranjang tersebut.
"B—bayi?! Siapa yang bawa bayi kesini?! Kenapa aku ada didalam ruangan ini bersama seorang bayi?!" keluh Arya.
"Oweeekkk!!!" Tangisan bayi itu semakin histeris, karena terganggu dengan suara Arya.
...[Dasar! Sudah mengganggu tidur si kecil mungil, Aku setrum kau!]...
(Brrrttt!)
Arya sontak kejang-kejang, saat tubuhnya tersengat oleh aliran listrik misterius bertekanan rendah selama beberapa detik.
Seluruh helai rambut Arya menjadi tegang, wajahnya menghitam, raut wajah konyolnya pun sontak membuat sang bayi tertawa cekikikan.
"Loh, kok ketawa? Apanya yang lucu?" tanya Arya, menatap penuh heran pada bayi tersebut.
...[Dia tertawa karena melihat wajahmu yang gosong!]...
"Haaaa?!" Arya lansung menoleh kearah cermin lemari, mendadak tercengang saat menatap refleksi wajahnya didalam cermin. "B—buset! Kenapa muka ku jadi kayak gini?!" tanyanya.
[Haha! Rasakan! Itulah hukuman karena telah mengganggu tidur si kecil mungil]
Gelak tawa sang bayi terus berlangsung, ditambah suara tertawaan yang sangat terdengar jelas dalam pikiran Arya.
Arya menjadi kesal, tangannya seketika mengepal erat. "Kau sembunyi dimana? Sebaiknya keluar dan hadapi aku sekarang," gertaknya.
Suasana menjadi hening, Arya semakin tak dapat menahan rasa kesalnya setelah menerima perlakuan yang tak mengenakkan itu.
...[Maaf, host. Aku hanya bercanda. Ehem ... aku akan menjelaskannya. Silahkan tengok kearah bayi itu]...
Arya menuruti permintaan suara tersebut, dengan berbalik dan menatap penuh serius kearah sang bayi. "Jelaskan padaku. Siapa kamu? Dan kenapa kamu bersemayam dalam tubuh bayi itu?" tanyanya.
...[Tidak. Aku tidak menjelma menjadi seorang bayi. Aku adalah sistem]...
"Sistem?" tanya kembali Arya.
...[Ya. Arya Pamungkas. Kau sebenarnya sudah mati]...
Mendengar pengakuan suara tersebut, Arya lansung menatap pada kedua telapak tangannya. "M—mati? Apa maksudmu?" tanyanya, seraya menggerak-gerakkan jari jemarinya.
...[Enam tahun silam, kau tewas karena tertabrak truk. Kini seharusnya kau sudah mati, Arya Pamungkas]...
Bayangan peristiwa kecelakaan yang menimpa Arya pun lansung terlintas dalam benaknya.
(Tiiittt!)
(Braakkk!)
Arya sontak terbelalak, mengingat sekilas bagaimana tubuhnya tertabrak dan terlindas sebuah truk, demi menyelamatkan seorang bocah kecil.
Peristiwa mengenaskan itu masih teringat kental dalam pikiran Arya, membuatnya mulai memahami maksud dari perkataan sistem.
"Jadi ... aku dihidupkan kembali?" tanya Arya.
...[Betul. Kau telah dihidupkan kembali atas perintah tertentu. Selama kau hidup, menjelang kematianmu, tak ada hal-hal yang baik. Kau justru terjerumus dalam dosa-dosa besar]...
Sang bayi tiba-tiba merangkak menuju sisi ranjang.
"Awass!" Arya dengan sigap menangkap tubuh sang bayi, sesaat setelah bayi itu hampir terjatuh keatas lantai.
...[Aku diperintahkan untuk menghidupkanmu kembali, dan kau harus membayar segalanya untuk itu]...
Arya seketika terduduk, lalu membaringkan punggung sang bayi diatas pahanya. Bayi tersebut nampak tersenyum-senyum pada Arya, tetapi ia membalasnya dengan tatapan serius.
"Aku sebenarnya tak berharap dihidupkan kembali. Bagaimana caraku membayarnya?" tanya Arya.
...[Lihatlah wajah bayi itu]...
"Ya. Aku sedang melihatnya dengan jelas. Wajahnya mengingatkanku pada seseorang," balas Arya.
...[Bayi itu, adalah sosok dirimu]...
Arya sontak terbelalak. "Ha?! Maaf?!"
...[Ya. Bayi itu adalah cerminan dirimu, ia terlahir dengan ciri-ciri fisik serta nasib hidup yang serupa denganmu]...
"Pwapwa!" Sang bayi tiba-tiba berbicara, sepertinya mencoba berkomunikasi dengan Arya.
"Pa—paa?!" Arya sekejap tercengang, menyaksikan bagaimana bayi itu nampak ceria dalam pangkuannya. "Ini bayi siapaa?!!" tanyanya.
Arya justru kebingungan dengan keadaan yang dialaminya sekarang. Tiba-tiba dibangkitkan kembali bersama seorang bayi mungil, itu hanya membuat akal sehatnya semakin tak berdaya.
...[Arya Pamungkas! Jangan pernah berharap kau bisa hidup bebas setelah dibangkitkan kembali]...
Arya sontak menoleh kearah depan. "Ha?!" ucapnya singkat, terkejut dengan perkataan sistem.
...[Sebagai ganti nyawamu, kau harus merawat bocah ini! Ganti popoknya! Berikan dia susu! Gendong dia sampai tidur!]...
"Haa?!" Arya pun menganga, suara sistem itu seakan mendesaknya untuk melakukan sesuatu.
...[Rawat dia sampai besar, berikan bimbingan yang baik untuknya, berikan nafkah yang cukup untuknya, penuh segala kebutuhannya! Jadilah ayah tunggal yang baik!]...
"Haaaa?!! Kenapa harus guaa?! Ini anak siapa emangnyaaa?!!!"
Arya tak berdaya.
~Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Iqbal
👌✅
2023-04-16
2