Dikelilingi Orang Baik

Ingga akhirnya sampai di Kosannya. Ia duduk di teras lalu melepas kedua sepatu yang ia kenakan. Ingga cukup beruntung dalam urusan keperluan sekolah karena ia sering mendapat barang pemberian dari atasan tempat ia bekerja. Alasannya tentu saja karena Ingga sangat rajin dan tekun dalam menjalankan pekerjaannya. Dengan status Ingga yang masih seorang pelajar membuat sang atasan sering memberi perhatian lebih pada Ingga. Apalagi Ingga hidup seorang diri.

Mendapat banyak perhatian dari sang atasan kadang membuat Ingga merasa tidak enak hati. Bahkan Ingga juga sering menolak pemberian dari atasannya tapi sang atasan tetap memaksa agar Ingga menerima barang yang ia berikan. Ingga sangat bersyukur dan banyak berhutang budi karena selalu dikelilingi orang-orang yang baik.

Kerja keras yang ikhlas tidak akan membuatmu kecewa apapun hasil akhirnya.

Ingga membuka pintu kamar Kostnya. Ruangan yang ukurannya hanya 3×4 dengan kamar mandi dan sebuah dapur kecil di dalamnya telah menjadi tempat bernaungnya Ingga selama satu tahun lebih ini. Ia merebahkan tubuhnya di kasur kecil yang sudah usang.

Krukk... krukk...

Bunyi perut Ingga terdengar cukup nyaring. Ingga hanya terkekeh sambil mengusap perutnya pelan. Ingga memang sangat lapar hari ini tapi harus ia tahan sampai malam tiba karena uang simpanannya yang sudah menipis. Ia harus bisa berhemat untuk beberapa hari ke depan. Jadi Ingga harus bekerja terlebih dahulu agar ia bisa membeli makan. Begitu berat hidup yang Ingga jalani. Sampai untuk makan pun ia harus bekerja keras terlebih dahulu.

...****...

Malam pun tiba. Ingga sedang bersiap berangkat ke tempat kerjanya selepas melaksanakan shalat maghrib.

Ingga bekerja di toko sembako milik Pak Harun. Pria baik hati yang memperbolehkan seorang pelajar seperti Ingga untuk bekerja. Ingga bekerja bagian shift malam dari pukul 07.00 sampai pukul 12.00 malam. Terkadang ia membawa buku untuk belajar sampai mengerjakan tugasnya di toko. Itu sebabnya Ingga sering kelelahan dan mengantuk bila di sekolah.

Perjalanan dari Kosan ke toko cukup memakan waktu sehingga Ingga harus berangkat sebelum pukul 07.00 agar bisa sampai tepat waktu.

......................

Nafas Ingga sedikit terengah setelah sampai di toko. Ia kemudian berjalan masuk menghampiri sang atasan yang kebetulan berada di meja kasir.

"Assalamu'alaikum Pak. Bagaimana keadaan toko hari ini?" Sapa Ingga ramah seraya mengulurkan tangan untuk menyalami Pak Harun.

"Wa'alaikumsalam. Nak Ingga kamu baru sampai." Jawab Pak Harun memberikan tangannya untuk disalami. Ingga mencium punggung tangan Pak Harun.

"Alhamdulillah hari ini pelanggannya cukup ramai. Adi dan yang lainnya sampai kewalahan tadi siang melayani pembeli." Lanjutnya sembari menepuk pelan punggung Ingga. Pak Harun tersenyum ramah ke arahnya.

Mendapat perlakuan yang baik dari Pak Harun Ingga merasa mendapat kasih sayang seorang ayah. Cukup lama ia memandang wajah teduh milik Pak Harun.

"Saya tahu kalau saya ini memang tampan dan menawan itu sebabnya dari tadi kamu begitu fokus memandang saya." Pak Harun terkekeh melihat Ingga yang terus memandangnya.

Sadar dengan apa yang Ingga lakukan ia pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal seraya tersenyum canggung ke arah Pak Harun. Ingga terlalu larut dalam pikirannya sampai tidak menyadari kalau dia masih menatap wajah Pak Harun.

"Sudah sudah. Kamu cepat masuk ke dalam untuk mengecek beras yang ada di ruang belakang. Nanti saya panggil lagi untuk makan malam bersama." Ucap Pak Harun dan Ingga pun mengangguk.

"Baik Pak. Kalau begitu saya ke belakang sekarang." Pamit Ingga sopan dan dibalas dengan anggukan oleh Pak Harun.

Ingga sampai di ruang belakang tempat penyimpanan karung-karung beras. Ia mulai menghitung karung-karung yang telah dipesan pelanggan dan akan dikirimkan oleh pekerja yang lain. Ingga akan menambah atau mengurangi jumlah karung bila ada yang tidak sesuai dengan catatan pemesanan.

Dengan tubuh yang agak lemas karena belum makan seharian, Ingga mulai mengangkat satu persatu karung untuk dipisahkan. Cukup lama ia mengerjakan tugasnya itu sampai panggilan seseorang menghentikan aktifitasnya.

"Ingga!" Panggil Kang Tejo salah satu pekerja di toko.

"Eh... iya Kang, perlu bantuan saya?" Tanya Ingga saat melihat kedatangan Kang Tejo.

"Bukan Ga, saya ke sini karena disuruh Pak Harun untuk memanggil kamu makan malam bersama. Ayo tinggalkan dulu pekerjaanmu." Ajak Kang Tejo.

"Baik Kang. Tapi Kang Tejo pergi duluan saja, saya mau membersihkan diri dulu sebentar." Ingga memperlihatkan kedua tangannya yang kotor setelah mengangkat karung beras.

"Ya sudah kalau begitu. Nanti kalau sudah selesai cepat menyusul ya Ga." Ucap Kang Tejo ramah setelah itu beranjak meninggalkan Ingga.

Ingga tersenyum.

Beruntung sekali aku ini. Hidup seorang diri tapi aku tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang sebuah keluarga. Batin Ingga berucap.

Ingga melangkah masuk ke kamar mandi yang ada di ruangan itu untuk membersihkan bagian tubuhnya yang kotor. Setelah itu Ingga ikut menyusul Kang Tejo.

......................

Pak Harun melihat kedatangan Ingga yang keluar dari ruang belakang.

"Nak... ayo cepat kita makan bersama. Kemari duduk di samping saya" Ajak Pak Harun dengan tulusnya.

Ingga balas tersenyum lalu mengangguk. Langkahnya mendekat ke arah Pak Harun yang tengah duduk lesehan di atas karpet. Terdapat beberapa nasi bungkus yang sengaja Pak Harun beli untuk semua pekerjanya. Para pekerja akan makan bersama seperti ini bila Pak Harun tengah berada di toko. Jika beliau sedang ada keperluan di luar dan tidak sempat ke toko para pekerja akan diberi uang makan sebagai gantinya.

Sungguh tempat kerja yang sangat membuat karyawannya nyaman dan merasa beruntung. Dan gaji yang Pak Harun berikan untuk Ingga cukup jika hanya untuk dipakai kebutuhan sehari-hari tapi sangat kurang bila dipakai biaya kamar Kost. Belum lagi Ingga yang selalu ingin memberi sebagian uang hasil jeri payahnya kepada Bu Laras untuk sedikit membantu kebutuhan anak di Panti asuhan.

Ingga duduk disamping Pak Harun. Kelima pekerja mulai menyantap nasi bungkus yang di beli Pak Harun. Sederhana, namun terasa nikmat jika dimakan bersama-sama. Jadwal shift malam sebenarnya dari pukul 03.00 siang sampai pukul 12.00 malam. Sedangkan jadwal pulangnya Ingga di sekolah adalah pukul 04.00 sore, itu sebabnya ia bekerja pukul 07.00 malam. Tapi dengan kebaikan Pak Harun Ingga diperbolehkan bekerja walau hanya enam jam saja. Dan ya, itu yang menyebabkan gaji Ingga berbeda dari pekerja yang lain.

......................

Setelah semuanya selesai makan, mereka melanjutkan pekerjaannya masing-masing begitu pula dengan Ingga. Saat Ingga baru akan beranjak untuk kembali ke ruang belakang, ia dihentikan oleh panggilan seseorang.

"Ingga!" Panggil Pak Harun lembut.

Ingga membalikkan badan dan melihat Pak Harun yang sedang melangkah mendekat ke arahnya.

"Iya Pak. Bapak perlu bantuan saya?" Ingga mengira Pak Harun akan memberi ia perintah.

"Tidak ada nak, saya hanya ingin mengobrol sebentar sama kamu. Kita ke ruangan saya saja supaya lebih santai berbincang nya." Ajak Pak Harun yang membuat Ingga sedikit merasa heran.

Tidak biasanya Pak Harun mengajak Ingga berbincang sampai harus pergi ke ruangannya. Apa Ingga melakukan kesalahan sampai ia diajak berbicara hanya empat mata. Ingga mulai merasa cemas karena pikiran negatifnya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!