Pergi dari rumah

Jam saat ini sudah menunjuk ke angka lima. Safia mengerjapkan matanya saat alarm di ponselnya berbunyi.

Safia membuka pintu kamarnya dan melihat suasana di luar kamarnya.

"Ibu, bapak dan Mbak Shakira tampaknya belum bangun. Aku harus cepat-cepat pergi dari rumah ini," ucap Safia.

Safia kemudian kembali masuk ke dalam kamar untuk mengepaki semua baju-bajunya ke dalam tas. Setelah itu dia mengambil secarik kertas dan menulis sesuatu di dalam kertas kosong itu.

Setelah itu Safia meletakkan surat itu di atas tempat tidurnya.

Sebelum pergi, Safia menatap kamarnya. Kamar di mana dia melepaskan kesuciannya untuk lelaki yang sangat dia benci dalam hidupnya. Ya, semenjak kejadian itu, Safia sangat membenci Rama.

Safia menutup pintu kamarnya. Setelah itu, dia berjalan ke depan dengan mengendap-endap agar tidak kedengaran oleh orang rumah.

Safia masih menapaki jalan raya setelah dia menempuh beberapa menit perjalanan dari rumah sampai ke jalan raya. Dia memutuskan untuk pergi dari rumahnya untuk kebaikan semua. Jika Safia masih tetap berada di rumah itu, dia kasihan melihat kakaknya yang terus saja sedih saat melihat keberadaannya.

Safia tidak tahu dia akan pergi ke mana. Tidak mungkin dia akan ke rumah saudaranya. Karena ayah dan ibunya pasti akan dengan cepat menemukannya.

Safia menatap sekeliling. Berharap ada angkot yang lewat pagi ini. Safia akan pergi ke terminal. Tadi pagi, dia sudah membongkar semua celengannya.

Uang tabungan yang sudah susah payah dia kumpulkan akan dia gunakan untuk ongkos ke kota.

Safia tidak mau berlarut-larut teringat dan menangisi kejadian di malam itu. Safia ingin pergi dari rumahnya dan meninggalkan kampung halamannya.

Dia ingin meninggalkan kenangan buruk itu dan akan menguburnya dalam-dalam. Safia ingin membuka lembaran hidup baru di Jakarta.

Safia tersenyum saat melihat ada angkot yang lewat di jalan itu. Safia langsung menyetop angkot itu. Setelah itu Safia pun masuk ke dalam angkot dan meluncur pergi meninggalkan kampung halamannya.

Di sisi yang berbeda, Shakira, Pak Junedi dan Bu Astri sudah duduk di ruang makan. Shakira masih diam membisu tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Pak, kemana Safia? dia tidak ikut makan? dia masih ngurung diri di kamar ya?" tanya Bu Astri pada suaminya.

"Nggak tahu Bu. Coba saja ibu tengok di kamarnya," ucap Pak Junedi.

Bu Astri bangkit dari duduknya dan menuju ke kamar Safia untuk melihat Safia di dalam kamar.

Bu Astri terkejut saat melihat kamar Safia yang tampak rapi. Hanya ada sepucuk surat yang ada di atas tempat tidur Safia yang tersisa.

Bu Astri mengambil kertas yang berada di atas tempat tidur Safia. Dia membuka surat itu dan dengan perlahan membacanya.

Maafkan aku, Bu, Pak, Mbak, aku pergi. Aku sudah nggak sanggup melihat penderitaan Mbak Shakira. Maafkan aku Mbak Shakira, karena aku sudah merusak rumah tangga Mbak Shakira dan Mas Rama. Namun tidak ada maksud aku seperti itu.

Kejadian malam itu hanya sebuah kecelakaan yang tidak pernah di sengaja. Sesungguhnya bukan hanya hati Mbak Shakira yang hancur. Hati aku juga hancur Mbak.

Dan bukan hanya hati aku saja yang hancur, hidup aku dan masa depan aku juga ikut hancur. Dengan kepergian aku, aku harap kalian mau memaafkan aku dan tidak lagi menyalahkan aku.

Sekali lagi aku minta maaf, khususnya untuk ibu dan bapak. Karena aku sudah membuat aib di keluarga kalian. Aku tidak pantas lagi tinggal bersama kalian. Namun walaupun aku jauh, aku akan selalu berdoa untuk kalian semua.

Semoga bapak dan ibu selalu diberikan kesehatan dan umur panjang. Setelah aku pergi dari kehidupan kalian, semoga Mas Rama dan Mbak Shakira bisa dipersatukan kembali. Dan semoga kalian bisa melupakan kecelakaan malam itu dan semoga Mbak Shakira mau memaafkan kesalahan aku dan Mas Rama.

Safia.

Setetes air mata Bu Astri mengalir dari pelupuk matanya. Dia tidak menyangka kalau Safia akan pergi meninggalkan rumah.

"Shakira...! Bapak...! Cepat ke sini...!" seru Bu Astri memanggil-manggil Pak Junedi dan Shakira.

Pak Junedi dan Shakira saling menatap saat mendengar seruan Bu Astri dari dalam kamar Safia.

"Kenapa dengan ibu Pak?" Shakira menatap ayahnya lekat.

Pak Junedi hanya mengedikan bahunya.

"Jangan-jangan sudah terjadi sesuatu dengan adik kamu. Kita ke sana yuk temui ibu kamu," ajak Pak Junedi pada Shakira.

"Iya Pak."

Shakira dan Pak Junedi kemudian melangkah ke kamar Safia untuk menghampiri Bu Astri.

"Ada apa Bu?" tanya Shakira.

Bu Astri mengusap air matanya dan menatap ke arah Shakira dan suaminya.

"Shakira, bapak, Safia pergi dari rumah," ucap Bu Astri menuturkan.

"Apa! pergi dari rumah!" ucap Pak Junedi terkejut.

"Iya. Lemarinya saja kosong. Sepertinya dia membawa baju-bajunya juga," jelas Bu Astri.

Shakira yang belum percaya dengan ucapan ibunya mendekat ke lemari Safia. Dia membuka lemari Safia untuk mengeceknya. Dan ternyata memang benar kalau di lemari Safia kosong. Hanya ada beberapa baju saja yang tersisa.

"Sebelum pergi, dia menuliskan surat ini," ucap Bu Astri sembari menyodorkan selembar surat pada Shakira dan Pak Junedi.

Shakira langsung merebut surat itu dari tangan Bu Astri.

"Apa isi surat itu Shakira? Coba kamu bacakan!" pinta Pak Junedi yang sudah penasaran dengan isi surat itu.

"Iya Pak."

Shakira kemudian membacakan surat itu di depan ayah dan ibunya. Pak Junedi tidak sanggup lagi menahan tangisannya saat mendengar surat yang dibacakan Shakira.

"Ya Allah Nak, kamu mau pergi ke mana Nak, jangan sampai kamu pergi jauh dari kampung ini. Kamu belum punya pengalaman apa-apa Nak. Bapak takut akan terjadi apa-apa sama kamu nanti di jalan," ucap Pak Junedi di sela-sela tangisannya.

"Sudahlah Pak. Safia tidak akan pergi jauh kok. Dia pasti akan pergi ke rumah temannya atau ke rumah saudara. Dia mana berani pergi jauh." Bu Astri masih optimis kalau anaknya tidak akan pergi jauh.

Shakira menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur adiknya. Dia duduk di sisi ranjang Safia. Sebenarnya Shakira juga sudah ingin pergi meninggalkan rumah itu. Dia ingin pergi jauh-jauh dan mengubur kenangan buruk itu. Namun sudah keduluan Safia yang pergi.

Dan sekarang Shakira tidak tega jika dia harus meninggalkan ibu dan ayahnya juga. Karena mereka juga sudah tua.

Jika aku pergi juga dari rumah ini, bagaimana dengan ibu dan bapak,

Pak Junedi dan Bu Astri kemudian pergi meninggalkan Shakira yang masih duduk di sisi ranjang Safia.

Shakira menatap ke atas tempat tidur Safia. Dia mengusap-usap ranjang itu. Ranjang di mana suami dan adiknya pernah tidur bersama.

Dan jika Shakira berada di kamar Safia dan menatap tempat tidur Safia, bayangan Safia dan Rama selalu muncul dalam fikirannya. Padahal dia sudah berusaha untuk melupakannya.

"Kenapa Safia harus melakukan hal itu dengan Mas Rama. Safia sudah menghancurkan rumah tangga aku dengan Mas Rama. Dan Mas Rama, dia yang sudah membuat semua masalah ini. Dia sudah melakukan cinta satu malam dengan adik aku. Sakit banget hati aku," gumam Shakira.

Episodes
1 Kepergok
2 Pukulan ayah mertua
3 Sulit untuk memaafkan
4 Ingin pergi
5 Pergi dari rumah
6 Kekhawatiran orang tua
7 Frustasi
8 Permintaan maaf
9 Kepergian Rama
10 Kebaikan Bu Maryam
11 Garis dua
12 Kiriman makanan
13 Panik
14 Hampir keguguran
15 Cerita bohong
16 Pinjaman uang
17 Kecelakaan
18 Kedatangan polisi
19 Kesedihan Intan
20 Diberhentikan kerja
21 Percakapan di ruang tengah.
22 Kabar dari kota
23 Air mata Vika
24 Siuman
25 Tanggung jawab
26 gadis kecil penjual koran
27 Uang untuk bunda
28 Pertanyaan Anna
29 Ingatan Rama
30 Sarapan bareng
31 Anak rajin
32 Kabar tentang Safia
33 Cerita Mas Fandi
34 Bertemu kembali
35 Pergi makan siang
36 Bersama Om baik
37 Mengantar Anna pulang
38 Keinginan Shakira
39 Cari kerja.
40 Kabar baik.
41 Ketiduran
42 Bertemu di cafe
43 Lelah
44 Kangen
45 Mendatangi Safia
46 Obrolan pagi ini
47 Hadiah
48 Pulang bareng
49 Telpon dari Rama
50 Curiga
51 Siapa Anna
52 Pertanyaan Rama
53 Di usir
54 Keinginan Anna
55 Jalan-jalan
56 Pembantu Baru.
57 Menemui tamu
58 Hari pertama kerja
59 Ketemu diam-diam
60 Main di taman
61 Tidak nyaman
62 Kemiripan
63 Keterkejutan Shakira
64 Kebahagiaan bapak dan ibu
65 Pindah rumah.
66 Sedih
67 Bingung
68 Kecewa
69 Bertengkar
70 Istri galak
71 Pertanyaan Oma
72 Menangislah Safia
73 Sepahit itu kah
74 Bertukar cerita
75 Telpon dari istri
76 Iri
77 Nomer baru
78 Guru baru
79 Kemarahan Safia
80 Pingsan
81 Menjemput Safia
82 Pertemuan yang mengharukan
83 Terungkapnya kebohongan Safia
84 Kabar mengejutkan
85 Sinis
86 Terluka
87 Ternyata Mantan istri
88 Dipecat
89 Prasangka buruk
90 Penuturan Shakira
91 Wanita siapa itu?
92 Mantan pacar
93 Bantuan untuk keluarga
94 Mabuk
95 Bermalam di rumah Safia
96 Bekas lipstik
97 Khilaf
98 Kepulangan Vika
99 Hape baru
100 Pengobat hati
101 Kagum
102 Buat aku jatuh cinta
103 Tugas penting
104 Hasil tes DNA
105 Keinginan Rama
106 Cemburu kah?
107 Bohong
108 Tertuduh
109 Keinginan Anna
110 Jebakan Bram
111 Kecurigaan suami.
112 Kedatangan Pak RT
113 Tak ada pilihan
114 Meminta restu
115 Kembalilah seperti dulu
116 Semakin rumit saja
117 Kesedihan bu Tari
118 Nafkah batin
119 Sah
120 Malam pertama
121 Mimpi buruk
122 Curhat
123 Bertemu Bram di jalan
124 Ditinggal pulang
125 Pertanyaan ibu mertua
126 Kemarahan seorang suami
127 Pisah ranjang
128 Syok
129 Kedatangan Vika
130 Amarah Vika.
131 Ingkar
132 Amukan Vika
133 Pertengkaran suami istri
134 Kejujuran
135 Memprihatikan
136 Curhat
137 Harga diri
138 Akhir sebuah kisah
Episodes

Updated 138 Episodes

1
Kepergok
2
Pukulan ayah mertua
3
Sulit untuk memaafkan
4
Ingin pergi
5
Pergi dari rumah
6
Kekhawatiran orang tua
7
Frustasi
8
Permintaan maaf
9
Kepergian Rama
10
Kebaikan Bu Maryam
11
Garis dua
12
Kiriman makanan
13
Panik
14
Hampir keguguran
15
Cerita bohong
16
Pinjaman uang
17
Kecelakaan
18
Kedatangan polisi
19
Kesedihan Intan
20
Diberhentikan kerja
21
Percakapan di ruang tengah.
22
Kabar dari kota
23
Air mata Vika
24
Siuman
25
Tanggung jawab
26
gadis kecil penjual koran
27
Uang untuk bunda
28
Pertanyaan Anna
29
Ingatan Rama
30
Sarapan bareng
31
Anak rajin
32
Kabar tentang Safia
33
Cerita Mas Fandi
34
Bertemu kembali
35
Pergi makan siang
36
Bersama Om baik
37
Mengantar Anna pulang
38
Keinginan Shakira
39
Cari kerja.
40
Kabar baik.
41
Ketiduran
42
Bertemu di cafe
43
Lelah
44
Kangen
45
Mendatangi Safia
46
Obrolan pagi ini
47
Hadiah
48
Pulang bareng
49
Telpon dari Rama
50
Curiga
51
Siapa Anna
52
Pertanyaan Rama
53
Di usir
54
Keinginan Anna
55
Jalan-jalan
56
Pembantu Baru.
57
Menemui tamu
58
Hari pertama kerja
59
Ketemu diam-diam
60
Main di taman
61
Tidak nyaman
62
Kemiripan
63
Keterkejutan Shakira
64
Kebahagiaan bapak dan ibu
65
Pindah rumah.
66
Sedih
67
Bingung
68
Kecewa
69
Bertengkar
70
Istri galak
71
Pertanyaan Oma
72
Menangislah Safia
73
Sepahit itu kah
74
Bertukar cerita
75
Telpon dari istri
76
Iri
77
Nomer baru
78
Guru baru
79
Kemarahan Safia
80
Pingsan
81
Menjemput Safia
82
Pertemuan yang mengharukan
83
Terungkapnya kebohongan Safia
84
Kabar mengejutkan
85
Sinis
86
Terluka
87
Ternyata Mantan istri
88
Dipecat
89
Prasangka buruk
90
Penuturan Shakira
91
Wanita siapa itu?
92
Mantan pacar
93
Bantuan untuk keluarga
94
Mabuk
95
Bermalam di rumah Safia
96
Bekas lipstik
97
Khilaf
98
Kepulangan Vika
99
Hape baru
100
Pengobat hati
101
Kagum
102
Buat aku jatuh cinta
103
Tugas penting
104
Hasil tes DNA
105
Keinginan Rama
106
Cemburu kah?
107
Bohong
108
Tertuduh
109
Keinginan Anna
110
Jebakan Bram
111
Kecurigaan suami.
112
Kedatangan Pak RT
113
Tak ada pilihan
114
Meminta restu
115
Kembalilah seperti dulu
116
Semakin rumit saja
117
Kesedihan bu Tari
118
Nafkah batin
119
Sah
120
Malam pertama
121
Mimpi buruk
122
Curhat
123
Bertemu Bram di jalan
124
Ditinggal pulang
125
Pertanyaan ibu mertua
126
Kemarahan seorang suami
127
Pisah ranjang
128
Syok
129
Kedatangan Vika
130
Amarah Vika.
131
Ingkar
132
Amukan Vika
133
Pertengkaran suami istri
134
Kejujuran
135
Memprihatikan
136
Curhat
137
Harga diri
138
Akhir sebuah kisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!