Jam makan siang pun tiba. Cindhi yang belum tau tentang perusahaannya pun hanya berdiam diri sambil menunggu Ghazi mengajaknya makan siang. Namun, harapan tinggalah harapan. Ternyata Ghazi lebih memilih makan sendiri di dalam ruangannya tanpa mengajak Cindhi.
''Istirahat yuk,'' ajak Alex.
''Aku nunggu Kak Ghazi aja Pak,'' ujar Cindhi.
''Pak Ghazi tidak pernah makan di luar. Selama aku kerja dengan beliau, beliau selalu makan di dalam ruangannya seorang diri,'' ujar Alex.
''Jadi Kak Ghazi istirahat sendiri gitu?'' tanya Cindhi yang tak menyangka Ghazi akan membiarkannya kelaparan.
''Iya, biasanya jam segini beliau sudah selesai istirahat,'' ujar Alex.
''Kak Ghazi keterlaluan banget sih!'' gerutu Cindhi bangkit dari duduknya dan mengikuti Alex yang keluar dari ruangan. Cindhi pun melirik ke arah ruangan Ghazi, namun tidak ada tanda-tanda Ghazi ingin keluar dari ruangannya.
Sesampainya di kantin perusahaan, Alex memesankan menu favorite yang ada di kantin itu. Alex lebih memilih makan di kantin daripada makan di luar hanya buang-buang waktu saja.
Apalagi jika bos nya itu menyuruhnya. Pasti harus segera di kerjakan. Bosnya tidak peduli dengan bawahannya yang masih istirahat atau masih melakukan hal lain.
''Nih buat kamu,'' Alex membawa 2 mangkuk soto daging dengan kuah yang terlihat menggiurkan. Dari aromanya pun cacing di perut Cindhi sudah meronta ingin di kasih makan.
''Kamu tau arti filosofi dari semangkuk soto?'' tanya Alex membuat Cindhi menggelengkan kepalanya. Bagaimana ia bisa tau, dia saja baru kali ini menginjakkan kaki di Jakarta, batinnya.
Sambil menunggu Alex bercerita, Cindhi pun memasukkan kuah soto itu ke dalam mulutnya.
''Aw, panas,'' lidahnya terasa terbakar setelah kuah soto itu masuk ke dalam mulutnya.
''Pelan-pelan Cin,'' ucap Alex.
''Nah, Soto memang biasa di sajikan dengan keadaan panas ataupun hangat karna apa? Karna masyarakat Indonesia suka dengan kehangatan. Kehangatan disini bisa di artikan bahwa masyarakat kita menyukai kehidupan yang akrab, penuh kegembiraan, penuh keceriaan, tidak tegang dan jauh dari konflik antar sesama. Namun biasanya penikmat semangkuk soto tidak mengerti dengan filosofi ini. Seandainya----'' ucapan Alex terpotong saat ponselnya berdering.
Tringgg tringgg tringg.
''Halo Pak,'' sapa Alex.
''Keruangan saya sekarang!'' ujar penelpon, tak lain dan tak bukan adalah Ghazi.
Tut.
''''Huft, baru mau nyendok soto udah dapat panggilan,'' gerutu Alex.
''Kenapa?'' tanya Cindhi penasaran.
''Kakak kamu tuh, nggak tau apa orang masih mau ngisi energi. Udah di panggil aja,'' ujar Alex bangkit dari duduknya.
''Terus gimana? Kamu nggak makan dong?'' ujar Cindhi.
''Nanti aja, Aku ke atas dulu ya. Udah aku bayar kok, tenang aja,'' ujar Alex lalu pergi dari hadapan Cindhi.
''Kak Ghazi kejam banget sih. Apa sebenarnya dia bukan orang ya. Kenapa dia seenaknya kayak gitu. Kan kasihan yang jadi bawahannya,'' gumam Cindhi sambil menyendokkan nasinya ke dalam mulut. Setelah selesai makan, Cindhi berinisiatif membelikan Alex makanan, agar Alex tidak kelaparan. Ia pun dengan percaya dirinya membawa box berisi makanan itu ke lantai atas.
''Ehm,'' suara deheman membuat langkah Cindhi terhenti. Ia pun melirik ke kiri dan ternyata Ghazi sedang berada di tengah pintu dengan bersedekap dada.
''Darimana aja kamu?'' tanyanya dengan nada yang tidak ramah.
''Dari kantin Kak, makan siang,'' ujar Cindhi.
''Apa yang kamu bawa itu?'' tanya Ghazi fokus pada kantong kresek yang berisi kertas box di dalamnya.
''Ini, makanan buat Pak Alex,'' ujar Cindhi.
''Apa kamu belum tau jika di perusahaan ini tidak memperbolehkan karyawan membawa makanan masuk?'' tanya Ghazi.
''Ha, Tidak di perbolehkan? Tapi kenapa dia makan di dalam ruangan? Hah, dasar CEO menyebalkan!'' gerutu Cindhi dalam hati tentunya.
''Eh, aku nggak tau kalau di perusahaan ini ada peraturan seperti itu Kak. Maaf,'' ujar Cindhi.
''Sini!'' ucap Ghazi menengadahkan tangannya.
''Apa?'' tanya Cindhi yang tidak paham dengan maksud Ghazi.
''Itu yang kamu bawa!'' ujar Ghazi fokus pada kantong plastik itu. Cindhi pun memberikan kanting plastik itu kepada Ghazi. ''Makanan ini aku sita. Dan jangan coba-coba bawa makanan lagi ke ruangan, apalagi makanan itu untuk orang lain!'' ucap Ghazi dengan tatapan sinis, ia lalu masuk ke dalam ruangannya.
''Sebenarnya Tante Mayang nyidam apa sih dulu. Sumpah, heran banget aku,'' gumam Cindhi melangkah masuk ke dalam ruangannya sendiri.
*
Jam kerja pun telah berakhir, Cindhi berkemas-kemas lebih dulu daripada Alex. Alex sejak tadi diam dan fokus pada apa yang ia kerjakan.
''Pak, aku pulang duluan ya,'' pamit Cindhi kepada Alex.
''Iya Cin, kamu hati-hati,'' ucapnya tanpa menoleh ke arah Cindhi.
Cindhi pun berjalan keluar dari ruangan, sesampainya di depan ruangan ia mengetuk pintu ruangan CEO tempat Ghazi berada.
Tok tok tok.
''Masuk,'' setelah mendengar suara Ghazi menyuruhnya masuk, Cindhi pun membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan.
''Ada apa?'' tanya Ghazi dengan raut wajah yang datar.
''Pulang,'' ucap Cindhi.
''Ya udah pulang sana!'' ucap Ghazi seolah tidak peduli.
''Ya sama Kakak lah. Kan aku berangkat juga sama Kakak,'' ucapnya.
''Masih banyak berkas yang harus aku periksa. Duduklah terlebih dulu,'' ujar Ghazi tanpa melihat ke arah Cindhi.
''Baiklah,'' Cindhi pun masuk ke dalam ruangan dan duduk di sofa yang berada di pojok ruangan itu.
1 jam 2 jam 3 jam hingga matahari pun tenggelam dan hari sudah beranjak malam, Namun Ghazi masih terlihat sibuk dengan berkas-berkasnya.
''Kak, masih lama?'' tanyanya.
''Hem,'' jawab Ghazi yang hanya deheman saja.
''Aku numpang ke toilet lah kalau gitu,'' ujar Cindhi lalu masuk ke dalam toilet yang berada di ruangan Ghazi.
Setelah selesai mengeluarkan isi di dalam perutnya, Cindhi pun kembali ke sofa tadi. Ia merasa bosan karna sejak tadi hanya duduk, namun ia dengan setia menunggu Ghazi karna ia tidak mungkin pulang sendiri mengingat ia yang belum tau jalanan Ibu Kota.
Jam menunjukkan pukul 8 malam, Ghazi pun mengajak Cindhi untuk pulang.
Beberapa menit kemudian, mobil yang mereka tumpangi sudah terparkir di garasi khusus mobil Ghazi. Mereka pun sama-sama turun dan masuk ke dalam rumah.
''Kak, kok sepi banget. Tante kemana ya? Masa jam 8 lebih dikit udah tidur?'' tanyanya.
''Mama ke LN tadi siang. Adikku lagi sakit di sana,'' ujar Ghazi sambil melegang pergi ke kamarnya.
''Oh jadi Tante Mayang ke LN. Huftt, di rumah cuma sama kulkas dong,'' ujarnya lalu beranjak masuk ke dalam kamarnya.
Setelah selesai membersihkan diri, Cindhi pun memakai pakaian santainya. Malam ini ia akan melewatkan makan malam karna badannya terasa lelah dan harus di istirahatkan.
''Selamat malam dan selamat beristirahat Cin,'' ujarnya sebelum ia menutup matanya untuk tidur.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Nenieedesu
sudah aq favoritkan kak
2023-06-15
1
Kokoro No Tomo
1 mangkok soto = kenyang😁✌️
2023-05-18
1
Noviyanti
semangat maya nnti ku balik lagi, muter dulu ya beri dukungan untuk yg lain 👍👍
2023-05-13
0