Setelah acara makan malam selesai, Ghazi memilih masuk kembali ke dalam kamarnya. Sementara Dandi dan juga Cindhi tengah mengobrol asik di ruang keluarga.
''Sebenarnya aku ke Jakarta ingin mencari kerja Kak. Di LN aku udah nggak punya siapa-siapa dan nggak punya apa-apa,'' ujar Cindhi.
''Gimana kalau kamu kerja di perusahaanku aja. Ya walaupun saat ini nggak ada posisi kosong sih. Tapi kamu bisa jadi asistenku,'' ujar Dandi bersemangat.
''Em----''
''Nggak usah! Dia di suruh kerja di perusahaanku oleh Mama. Jadi kamu nggak perlu repot-repot memberi pekerjaan untuknya,'' ujar Ghazi yang tiba-tiba muncul dari arah belakang.
''Kok Tante nggak bilang sama aku Kak?'' tanya Cindhi.
''Belum, mungkin Mama belum sempat bilang sama kamu,'' ujar Ghazi beralasan.
''Maaf ya Kak Dandi, aku kerja di tempat Kak Ghazi aja,'' ujar Cindhi menolak tawaran Dandi.
''Yah, kamu nggak asik Zi,'' ujar Dandi tidak terima.
''Emang kenyataannya gitu kok,'' ujar Ghazi sambil bersedekap dada.
''Mending sekarang kalian tidur. Karna mulai besok, kamu udah masuk kerja,'' ujar Ghazi menunjuk ke arah Cindhi.
''Baik Kak. Aku tidur duluan Kak Dan,'' pamit Cindhi berlalu menuju kamarnya.
FLASHBACK ON
''Ghazi besok ajaklah Cindhi bekerja di perusahaan, Mama lihat seharian ini ia hanya murung dan bingung karna tidak ada yang di kerjakan,'' ujar Mama Mayang.
''Tapi Ma, di perusahaan Ghazi nggak ada lowongan, mau di taruh di mana cewek itu!'' ujar Ghazi.
''Dia punya nama Nak. Dan namanya Cindhi. Kalian ini bersaudara loh, kenapa kamu seperti sangat membencinya,'' ujar Mama Mayang.
''Aku nggak membencinya Ma. Aku hanya tidak mau ada benalu di rumah ini,'' ucap Ghazi dengan tatapan datarnya.
''Hust, jangan bicara seperti itu. Biar bagaimana pun kalian masih saudara, dan sudah kewajiban kamu untuk membantu saudaramu sendiri,'' ujar Mama Mayang.
''Iya iya Ma, besok aku akan ajak dia kerja di kantor,'' ucap Ghazi dengan raut wajah yang tidak suka.
''Nah, ini baru anak Mama. Makasih ya sayang, semoga jodoh kamu segera di kirim oleh Tuhan,'' ucap Mama Mayang membuat Ghazi langsung bangkit dari duduknya dan berlalu meninggalkan Mama Mayang.
FLASHBACK OFF
Pagi hari pun menyapa, hari ini Cindhi tidak bangun kesiangan seperti kemarin lagi. Ia sudah bangun sejak pukul setengah 6 tadi pagi.
Saat ini ia berada di depan kaca tempat riasnya. Ia sedang memoles wajahnya dengan make up tipis-tipis.
''Hari pertama kerja. Semangat Cin,'' gumamnya.
Ia pun keluar dari kamar untuk sarapan bersama dengan Tante Mayang dan juga Ghazi. Di meja makan sudah ada mereka berdua. Dandi tidak ada di sana karna ia tidak jadi menginap tadi malam.
''Pagi Tante, pagi Kak,'' sapa Cindhi.
''Pagi sayang, wahh kamu cantik sekali. Udah siap kan kerja hari ini?'' tanya Tante Mayang.
''Siap dong Tante. Doakan kerjaannya lancar ya. Jujur, ini kali pertama aku kerja Tan,'' ucap Cindhi.
''Tante selalu berdoa yang terbaik untuk kamu Nak. Ya udah, kita sarapan yuk. Nanti kalian telat lagi,'' ajak Tante Mayang.
Mereka pun menikmati makanan yang ada di meja itu. Sejak tadi Ghazi tidak angkat bicara. Namun tatapan matanya mengarah ke arah Cindhi terus menerus.
Setelah selesai sarapan, Ghazi dan juga Cindhi berpamitan dengan Tante Mayang.
''Tante, aku berangkat dulu ya,'' ucap Cindhi bersalaman dengan Tantenya sama seperti yang di lakukan oleh Ghazi.
''Iya, kalian hati-hati,'' ucap Tante Mayang.
Setelah berpamitan, mereka masuk ke dalam mobil. Ghazi langsung menancapkan gasnya menuju perusahaan.
Di dalam perjalanan, hanya keheningan yang ada. Ghazi dengan tampang dinginnya, sementara Cindhi menikmati kemacetan di wilayah Jakarta.
Tiba-tiba.
Ckitttt. Bruakk.
''Aww,'' rintih Cindhi memegang keningnya yang terasa sakit.
''Kamu nggak pa-pa?'' tanya Ghazi memegang kening Cindhi yang kejedot dasboard yang ada di depannya.
''Sakit Kak,'' ujar Cindhi lirih.
Ghazi pun lalu menepikan mobilnya untuk melihat kening Cindhi yang kejedot tadi.
''Mana coba aku lihat,'' ucap Ghazi melihat kening Cindhi yang terlihat lebam.
''Kak Ghazi ganteng banget kalau di lihat dari dekat kayak gini. Tapi sayang, suka sesama jenis,'' batin Cindhi.
''Masih sakit?'' tanya Ghazi penuh perhatian. Tidak seperti Ghazi yang kemarin.
''Udah nggak pa-pa kok Kak. Cuma sedikit pusing,'' ujar Cindhi berkata jujur.
''Kita ke rumah sakit ya, aku nggak mau kamu kenapa napa,'' ujar Ghazi membuat Cindhi baper.
''Enggak usah Kak. Mending sekarang kita lanjutkan perjalanannya. Kakak nggak mau kan kita telat sampai perusahaan,'' ujar Cindhi. Ghazi pun mengangguk, lalu ia menancapkan gasnya kembali menuju perusahaannya.
Sesampainya di perusahaan, semua mata memandang atasannya itu. Pasalnya, baru kali ini ada seorang wanita yang masuk dan bekerja di perusahaan itu.
''Kenapa mereka melihat kita sampai segitunya Kak?'' tanya Cindhi merasa heran dengan orang-orang di sekitarnya.
''Biarkan saja!'' ujar Ghazi yang terdengar datar kembali. Jiwa-jiwa perhatiannya seperti tadi sudah hilang begitu saja.
Cindhi pun mengikuti kemana pun Ghazi melangkah. Sampai akhirnya langkahnya terhenti sampai di depan sebuah ruangan yang bertulis CEO.
''Ruanganku di mana Kak?'' tanya Cindhi namun tidak ada jawaban dari Ghazi membuat Cindhi kesal.
📱''Alex, keruanganku sekarang!'' ujar Ghazi sambil membuka pintu ruangannya.
Cindhi pun mengikuti Ghazi yang masuk ke dalam ruangan. Setelah sampai di ruangan ia segera duduk di sofa yang berada di pojok ruangan itu.
Tok tok.
''Masuk!'' ujar Ghazi.
Tanpa menunggu lama, Axel pun masuk ke dalam ruangan. Pertama kali matanya menangkap sosok wanita cantik yang berada di ruangan itu.
''Alex, ajak dia bekerja denganmu. Ajari dia sampai bisa, dan jangan pernah kamu manjakan dia. Paham?'' ucap Ghazi. Alex pun hanya mengangguk pelan tanpa menjawab ucapan atasannya itu. Matanya masih fokus pada gadis yang tengah duduk di sofa.
''Ya sudah, kalian boleh keluar,'' ucap Ghazi sambil membuka laporan yang ada di depannya.
''Mari Nona ikut dengan saya,'' ucap Alex setengah gagap saat berhadapan dengan wanita cantik.
Cindhi pun mengangguk, lalu mereka keluar dari ruangan Ghazi.
''Silahkan Nona,'' ucap Alex membukakan pintu ruangannya yang bertepatan dengan sebelah ruangan Ghazi.
''Terima kasih,'' ucap Cindhi.
Cindhi pun masuk ke dalam ruangan itu. Di sana terlihat ada 2 meja kerja. Meja yang satu banyak dokumen-dokumen, sedangkan yang satunya lagi masih kosong.
''Perkenalkan, saya Alex. Asisten Pak Ghazi,'' ucap Alex memperkenalkan diri.
''Saya Cindhi, saudara Kak Ghazi,'' ucap Cindhi membalas jabat tangan Alex.
''Senang bisa berkenalan dengan anda Nona,'' ucap Alex mengerlingkan sebelah matanya. Cindhi pun hanya menjawab dengan senyuman tipisnya.
*
*
Jangan lupa jejaknya yaa😚😚😚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
🥑⃟Serina
kak aku mampir 😂😂
2023-05-29
1
Noviyanti
bunga mendarat
2023-05-13
1
Ucy (ig. ucynovel)
saudara sepupukah?
2023-05-06
1