Malam pertama di Asrama terasa asing, biasanya di rumah kalau tidur hanya sendirian di kamar akan tetapi malam ini di asrama berbeda, 16 orang anak tanpa orang tua tidur bersama dalam satu ruangan yang cukup tidak lebar dan tidak sempit.
Dan kalau di rumah sendiri mau mandi tinggal mandi atau mau makan tinggal makan tapi di Asrama ini mau mandi harus antri di dekat tower air yang berjarak lima ratus meter dari asrama cowo'. Tower air ini di buat khusus dengan di gali dengan kedalaman kira-kira empat meter persegi dan lebarnya lumayan luas kira-kira empat kali empat lah... gue lupa-lupa ingat.
Di tengah ada lubang seluas setengah meter berbentuk segi empat, bisa ditutup dan dibuka dengan kunci dan gembok terpasang.
Cara mengambil airnya pun memakai tongkat kayu yang ujungnya di berikan pengait untuk mengaitkan ember-ember yang panjang tersusun berantrian karena satu orang paling sedikit membawa dua ember, kalau yang membawa ember sepuluh artinya embernya ada dua puluh, kalau semua penghuni asrama kita dulu itu berkumpul semua bayangkan berapa banyak ember-ember yang akan mengantri di sana. Jadi hanya menyusun ember-ember saja sampai ember-ember kepunyaan kita itu mendapat giliran untuk di isi baru di bawa ke asrama dan mandi di kamar mandinya. Jadi seandainya pas apel pagi kita bangun kesiangan atau belum dapat giliran embernya terisi terpaksa hanya minta air satu gayung buat cuci muka terus berangkat apel dengan keadaan belum mandi.
Ini masalah mandi di jelaskan sedemikian agar para pembaca yang budiman bisa membayangkan sendiri kejadian tahun 1994 tersebut.
Lanjut masalah makan, kalau ini mungkin sampai saat ini masih di gunakan caranya di asrama-asrama sekolah lainnya. Kalau makan kita di berikan tempat makan dengan sekat-sekat buat nasi, sayur, lauk pauk dan sebagainya atau dulu lebih di kenal dengan sebutan 'Plato' hampir sama dengan tempat makan tentara-tentara seperti di film-film atau drama korea cuma bedanya punya kita di masa itu terbuat dari plasrik berbentuk bulat.
Cara mengambil makan pun tetap harus antri bedanya kalau antri air itu embernya yang antri kalau antri makan orangnya yang antri. Kalau kita terlambat bangun dan dapur sudah di tutup untuk priode waktu makan artinya kita tidak akan mendapatkan makan lagi. Lalu setelah dapat jatah makan kita harus menuju Ruang Makan yang letaknya bersebelahan dengan dapur.
Yang membagi makan pun siswa yang di jadwal bergilir baik cowo' mau pun cewe' mendapat jadwal piket, dan jikalau nama kita tertera di jadwal piket artinya mendapatkan giliran piket baik piket di depan kantor sebagai penerima tamu, piket ruang makan atau membagi makanan dan pengontrol waktu belajar malam sampai apel pun kita sebagai petugas pencatat peserta yang mengikuti apel baik pagi atau pun malam berlaku satu minggu dan ini artinya kita di bebas tugaskan dari dinas praktek lapangan di Rumah Sakit atau klinik-klinik kesehatan lainnya juga.
Okey para pembaca budiman... Sudah terbayang ya akan sedikit gambaran dan penjelasan yang ada, ini di buat agar bisa merasakan secara langsung semua rangkaian kisah-kisah yang menarik akan di sajikan nantinya di setiap BAB.
***
Kita Lanjut Ya...!!!
Dan 10 hari yang di kenal dengan Pengenalan Program Study (PPS) itu di mulai.
Semua siswa berjumlah 80 orang, 47 cewe' dan 33 cowo' berdiri rapih menjadi 4 kelompok dan berbaris sesuai kelompok yang telah di tentukan dengan nama-nama yang sangat itu masih terasa asing di telinga, setiap kelompok berisi 20 orang.
Setiap orang punya nama bagus dan nama jelek, kalau di tanya nama bagus gue harus menyebutkan "Sonde Metal" julukan sebuah alat untuk mengukur kedalaman luka karena kebetulan gue dapat kelompok alat dan tiga kelompok lainnya yaitu ada kelompok tindakan, ada kelompok penyakit dan ada kelompok obat. Dan kalau di tanya nama jelek baru gue sebutkan nama sebenarnya 'Ilham Alfarizi'.
Dengan memakai baju berwarna putih, celana berwarna putih plus kaos kaki dan sepatu putih juga yang baru boleh di ganti setelah tiga hari... "Hmmm lumayan bisa buat pengusir nyamuk kan...!" Dengan atribut topi koboy terbuat dari daun kelapa di tata rapih dan dikasih tulisan PPS memakai cat warna hitam di atas topi koboy tersebut ada terikat pita warna merah dan putih tentu melambangkan bendera Indonesia "Sang Saka Merah Putih" , kaca mata hitam mainan anak-anak, ada gantungan empeng (dot mainan anak-anak), ada satu lagi gantungan tutup botol yang setiap hari harus bertambah jumlahnya sepuluh buah. Jadi hari pertama 10 buah tutup botol, hari ke dua 20 buah tutup botol, hari ke tiga 30 buah tutup botol, sampai hari ke sepuluh berjumlah 100 buah tutup botol tidak boleh kurang atau lebih.
Dengan atribut tersebut kita mengikuti semua kegiatan Pengenalan Program Study (PPS) dan wajib meminta tanda tangan guru dan kakak kelas dengan jumlah minimal 100 tanda tangan dan boleh lebih. Memintanya ada waktu yang sudah di sediakan dan dengan berbagai macam permintaan guru tersebut atau kakak kelas tersebut agar dia bersedia menandatangani buku Pengenalan Program Study (PPS) yang sudah di sediakan dan di lembaran lampiran berisi kolom-kolom nama, sebagai apa, dan tanda tangan, jadi terkadang buat meminta satu tanda tangan saja memerlukan waktu yang cukup lama karena permintaan-permintaan itu harus lebih dulu kita laksanakan.
Pagi hari jam 06.00 Wib sudah wajib bangun dan sudah siap di lapangan upacara yang terletak di depan kantor. Kita berbaris empat kelompok dan mengikuti kelompok masing-masing yang telah di tentukan.
Setelah melakukan olahraga senam pagi dengan memakai pakaian yang sama bukan pakaian olahraga, setelah selesai kita harus mengikuti intruksi dari kakak panitia Pengenalan Program Study (PPS) apa di suruh melakukan lari pagi mengelilingi pohon-pohon cemara yang banyak terdapat di sana, apa kita dibuat seperti kereta api kedua tangan saling memegang bahu orang di depan kita, lalu kakak panitia berlari ke arah mana pun yang dia suka, terus orang pertama dari kami menjadi penunjuk arah untuk mengikuti kemana kaki ini melangkah, bayangkan dengan saling memegang pundak lalu berlari dengan gerakan yang sama dan irama yang sama salah-salah kita terlambat berlari pundak orang di depan kita yang akan tertarik dan akan putus karenanya rangkaian dari kereta api tersebut.
Setelah waktu meninjukkan jam 07.00 Wib kita selesai dengan tragedi massal, ikut pelaksanaan apel pagi, terkadang gue mikir nih...! "Tiap hari kita apel, pagi apel dan malam apel. Kapan kita diapelin ya... Haaahaaaa...!!! Ciri khas candaan anak asrama.
Setelah mengikuti apel pagi kita siap dengan antrian makan lalu mengikuti kegiatan Pengenalan Program Study (PPS) yang telah di jadwalkan oleh kakak-kakak panitia sampai selesai dan malam hari pun selama sepuluh hari Pengenalan Program Study (PPS) masih ada jam kegiatan sampai waktu apel malam.
Oh ya ada yang lupa, baik cewe' atau cowo' kita memanggil kakak kelas kita dengan panggilan "KAKAK" hingga sekarang di semua tempat jika sesama orang kesehatan yang lebih tua dari kita atau kakak leting kita, masih berlaku panggilan seperti itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments