Jaka setelah pulang kerja, memutus kan untuk ke rumah sakit, pertama kalinya ketemu dengan Juita dan Farhan.
" Selamat sore, maaf saya baru kesini, bagaimana kondisinya Erika?" Tanya Jaka melihat Oki dan dua orang dewasa didekat Oki
" Masih sama, anda siapa yah?" Tanya Farhan yang baru pertama kalinya melihat Jaka.
" Om ini ayah nya Andre om, namanya om Jaka dan om Jaka yang sudah menanggung biaya pengobatannya Erika om" Ucap Oki yang memperkenalkan Jaka ke Farhan.
" Oh anda ayah nya Andre, mana anak anda? seharusnya anak anda yang menjaga Erika tapi ini anak anda tidak ada disini dari awal kita kesini?" Tanya Farhan berusaha menahan emosi, karena kecerobohannya Andre membuat Erika yang koma seperti ini .
" Maaf kan anak saya pak dan Bu, karena kecerobohan anak saya membuat Erika seperti ini, Andre syok melihat Erika seperti ini." Lanjut Jaka berusaha tidak menyalah kan anaknya
" Syok? jika niat baik tetep kesini, bukannya tidak datang sama sekali, tapi kami berterimakasih anda sebagai orang tua mau tanggung jawab, perasaan kami sangat sakit melihat anak kami sepeti ini koma, lumpuh dan anak anda, dengan santainya lepas tanggung jawab secara pribadi seperti ini." Ucap Juita kesal, tidak menyangka jika pacarnya Erika tidak peduli sama sekali dengan Erika kondisinya seperti sekarang.
" Maaf kan anak saya, biarkan saya saja yang tungguin Erika sampai sadar, bentuk tanggung jawab saya sebagai orang tua atas kesalahan anak saya." Lanjut Jaka yang tidak masalah harus berlama lama di rumah sakit.
" Bagus jika anda mau berkorban, tidak sepeti anak anda payah sekali, masalah seperti ini lagi dari tanggung jawab, payah tidak cocok jadi calon suaminya Erika." Lanjut Farhan terus terang, Farhan rela jika Erika putus dari Andre cowok yang lari dari tanggung jawab.
Jaka berusaha santai, apapun yang disampaikan oleh Farhan dan Juita tentang anaknya, memang Andre lah yang salah, tidak punya hak untuk dibela sama sekali.
Dilain sisi, temen temennya Andre bingung melihat Andre minum banyak sekali, sampai setengah sadar, dan bicara tidak jelas.
" Bagaimana caranya mencelakai Oki, tanpa ketahuan siapa yang membuat Oki kecelakaan? saya muak dengan perempuan itu terlalu ikut campur dengan urusan saya?" Tanya Andre frustasi, karena takut ucapan Oki membuat Andre malu dan dijauhi temen temen di kampusnya
" Kenapa mau celakai Oki? apa yang dibilang Oki? bicara yang jelas, supaya kita kasih tahu solusinya?" Tanya Temennya Andre yang juga setengah sadar, karena terlalu banyak minum.
" Saya tidak sengaja membuat Erika jatoh dari motor, sampai koma dan lumpuh, padahal ayah saya sudah bayar semua pengobatan Erika sampai sadar nanti. tapi Oki tidak membiarkan saya mencari pengganti Erika, siapa sih yang mau punya pacar lumpuh, Oki melarang saya putusin Erika dan kasih tahu kesalahan saya yang padahal tidak disengaja" Ucap Andre merasa tidak bersalah, dan apa yang Andre lakukan dianggap wajar
" Astaga Andre, wajar lah jika Oki bersikap seperti itu, kita saja akan melakukan hal yang sama. jika kamu terjadi kenapa kenapa, ini cewek loh harus mendapatkan cobaan berat karena kamu. sekarang kamu mau celakai Oki? supaya perempuan itu diam? kamu cari masalah, dan masalah kamu akan semakin parah, orang tua Erika bisa memaafkan kamu karena ayah kamu tanggung biaya pengobatan Erika, tapi belum tentu dengan orang tuanya Oki yang bisa jadi membuat kamu tidak akan seperti sekarang Andre, saran saya jangan celakai Oki, jika kamu mau mencari pengganti Erika main aman dan jangan sampai Oki tahu, ingat beda orang beda menghadapi kamu?" Tanya Temennya Andre yang kasih tahu, dampak buruk jika Andre nekat celakai Oki, karena Temennya Andre tidak menjamin Andre masih bisa sepeti ini.
" Main aman? yah baik lah, saya akan melakukan itu, lebih baik saya menjauh dari Erika dan menjauh dari Oki, bisa bahaya masa depan saya jika saya mencelakai Oki juga." Lanjut Andre pasrah, Andre ikutin saran temennya, dari pada nekat celakai Oki yang akan menghancurkan nama baik dan masa depan Andre.
Andre melanjutkan minumnya, Andre semakin kesal karena tidak bisa balas dendam dengan ucapan Oki sama sekali.
Dilain sisi, Farhan akan memberikan bodyguard khusus untuk Oki, Farhan akan menjamin keselamatan Oki karena Farhan tidak ingin Oki mendapatkan musibah demi membela Erika.
" Saya akan menjamin keselamatan Oki, saya tidak rela Oki kena musibah karena keegoisannya Andre cukup Erika yang seperti ini" Batin Farhan sambil melihat Jaka yang sibuk dengan handphone nya.
" Tante dan om, saya pamit pulang dulu yah, sudah malam takut orang tua saya mencari keberadaan saya." Ucap Oki, Oki sudah mendapat kan chat dari orang tuanya untuk suruh Oki pulang
" Om antar Oki, om mau ngobrol bersama Oki sampai rumah boleh?" Tanya Farhan melihat Oki yang siap siap untuk pulang
" Ngobrol? boleh om, tapi saya bawa mobil sendiri?" Tanya Oki kasih tahu Farhan, takut Farhan anterin pakai mobilnya.
" Sampai rumah kamu, om akan naik taxi online, yah sudah kita pulang sekarang, bunda sebentar yah, ayah antar Oki pulang" Lanjut Farhan melihat Juita, yang tidak henti hentinya membaca Alquran
" Iyah ayah, hati hati dijalan." Ucap Juita, Juita yakin Farhan merencanakan sesuatu, karena Farhan nekat anterin Oki pulang padahal Oki bawa mobil sendiri
" Oki, ini untuk bensin Oki, tolong diterima yah." Ucap Jaka yang ingin menggantikan bensinnya Oki, karena Oki harus bulak balik ke rumah sakit demi menjaga Erika.
" Saya terima uangnya dan terimakasih om. yah sudah saya pamit pulang." Lanjut Oki menerima pemberiannya Jaka, Oki langsung mencium tangannya Jaka dan Juita secara bergantian.
Farhan mencium keningnya Juita dan ikuti. Oki keluar dari kamar perawatannya Erika, Farhan sudah minta orang suruhan nya menunggunya didepan rumah sakit.
Dilain sisi, Andre walaupun kepalanya pusing, memutuskan untuk pulang, dari pada Jaka marah karena Andre pergi sampai malam.
" Kamu habis minum?" Tanya Ana melihat anaknya setengah sadar.
" Eh bunda, dimana ayah? kenapa sampai jam segini tidak ada?" Tanya Andre yang tidak melihat mobilnya Jaka didepan rumah.
" Ke rumah sakit, mau tungguin Erika sampai besok, kalo bunda nyusul ke rumah sakit tanpa bawa kamu, fasilitas bunda disita semuanya. lebih baik bunda tidak kesana karena kamu saja baru pulang" Lanjut Ana lebih memilih tidak ke rumah sakit, dari pada memaksa kan diri tapi tidak bawa Andre sama sekali.
" Bagus bunda, ngapain sih harus mengurus anak orang sebegitunya kan? lebih baik sekarang kita istirahat dengan nyenyak dikamar masing masing, dari pada di rumah sakit?" Tanya Andre paling malas disuruh menunggu dirumah sakit.
" Kamu bener, yah sudah istirahat sana, kamu sudah pucat seperti ini. astaga minum banyak kamu pasti" Lanjut Ana yang sudah bisa tebak kebiasaan anaknya, jika lagi banyak masalah pasti seperti ini.
Andre langsung jalan menuju kamarnya, kepala Andre terasa pusing sekali, Andre sejujurnya tidak sanggup harus melek seperti ini, apa lagi tadi Andre minum sangat banyak, tapi Andre merasa bersyukur walaupun pusing seperti ini, tapi masih bisa bawa mobil dengan lancar
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments