Happy reading ✓
Bulan nampak sudah siap dengan balutan seragam sekolah nya. Ia keluar kamar dan menuruni tangga, tubuhnya terperanjat kaget saat mendapati ada Dimas papa nya sedang duduk membaca koran. Senyum bulan langsung mengembang sempurna, tak bisa dipungkiri dirinya begitu sangat merindukan sang ayah, yang akhir-akhir ini begitu sibuk berpergian keluar kota hal itu menjadikan bulan seakan kurang kasih sayang dari figur seorang ayah.
Dulu saat ibunya masih ada. Bulan tidak pernah mengalami perasaan kesepian, namun sekarang berbeda ia sering merasakan kesepian jika Dimas pergi meninggalkan nya untuk urusan pekerjaan.
"Papa kapan pulang?" tanya bulan langsung berhambur memeluk ayahnya. Dimas menyambut pelukan itu, ia balik membalas pelukan putrinya.
"Tadi malam papa sampe, Tapi papa rasa kamu udah tidur makanya papa nggak bangunin kamu" ucap Dimas tersenyum.
"Gimana sekolah kamu lan lancar kan?" tanya Dimas kemudian.
"Lancar dong pa anak papa yang satu ini kan pintar" Dimas terkekeh mendengar ucapan putrinya.
"Bulan sini nak papa mau bicara serius sama kamu" ucap Dimas menyuruh bulan duduk disampingnya.
"Ada apaan pa" tanyanya, bulan menurut lalu gadis itu langsung mendaratkan bokongnya duduk bersebelahan dengan papanya.
"Kamu tau kan lan papa sudah 3 tahun menduda. Seorang laki-laki sangat membutuhkan sosok seorang istri untuk menemani saat tua nanti, dan juga biar papa ada yang mengurus" bulan terdiam, ia sibuk mencerna maksud ucapan ayahnya.
"Kan ada aku pa yang akan temenin papa" jelas bulan. Dimas tersenyum lembut dan mengusap lembut kepala putrinya.
"Hal itu berbeda bulan. Papa akan berterus terang sama kamu, Kemarin papa kebandung dan papa sudah menikah sama orang Bandung. Papa yakin dia akan menjadi sosok ibu yang baik buat kamu, dan dia juga punya anak perempuan seumuran sama kamu nanti kita kenalan yah" ungkap Dimas panjang lebar. Sementara bulan masih terdiam entah kenapa Dadanya merasa sangat sesak.
"Papa pernah janji waktu mama baru meninggal, kalo papa nggak mau menikah lagi. Tapi sekarang papa diam-diam sudah nikah lagi" ucap bulan suaranya parau akibat dirinya yang menahan tangis.
"Maaf nak tapi ternyata tidak semudah itu. Papa Manusia biasa punya rasa khilaf" elak Dimas, bulan memilih berdiri lalu berlalu begitu saja, tanpa pamit pada papa nya. Berbarengan dengan bintang yang baru sampai didepan rumah bulan.
"Om Dimas udah pulang yah" tanya bintang saat dirinya melihat mobil Dimas terparkir di garasi.
"Udah ah cepet"
*****
Kini anggota geng solid yang berisikan bulan bintang Niko dan ares, saat ini sedang ada di warung Bu mar, selepas jam istirahat berbunyi, Warung Bu mar terletak dipojokan sekolah hanya murid-murid yang ingin sekedar merokok yang akan datang ke warung tersebut.
Sedari tadi bulan hanya diam seakan tidak bersemangat sama sekali. Ia juga hanya mengaduk aduk makanan yang tadi dipesan. Sementara ketiga pemuda itu sibuk tertawa saat melihat hal yang lucu pada ponsel mereka.
"Lo kenapa lan lemes amat?'' tanya Niko yang nampak heran tak biasanya bulan seperti itu.
"Ck gue lagi BT sama bokap gue" ucapnya kesal.
"Kenapa?" kali ini bintang yang bertanya.
"Diem-diem bokap gue udah nikah lagi sama orang Bandung, Sial nya istri baru bokap gue punya anak artinya gue punya sodara tiri dong" bulan menjelaskan hal yang membuat dirinya lesu
"Wih selamat yah punya ibu baru" seloroh Niko cekikikan.
"Sialan Lo" ucap bulan kesal
"Bae-Bae lo lan katanya ibu tiri itu jahat iya nggak nik" kata bintang sengaja menggoda bulan. Gadis itu langsung berdecak kesal.
"Yang nggak enaknya punya sodara tiri biasanya nanti suka dibanding-bandingkan" kalo ini Ares yang bersuara. Bulan menoleh cepat kearah Ares
"Emang Lo selama ini suka dibanding-bandingkan sama sodara tiri Lo res" tanya bulan serius.
"Ya engga sih soalnya kan sodara tiri gue masih bocil
"Ye si kampret" sungut bulan kesal, Ares mengedikan bahu kembali main game diponsel nya.
*****
Setelah bel tanda kegiatan belajar mengajar usai. Bulan berlari menuju kantin ia berniat akan membeli minuman dingin, Setelahnya ia berjalan menuju lapangan basket karena hari ini bintang serta kedua sahabatnya yang lain sedang berlatih bersama anggota club mereka.
Sorot netra Gadis itu tak lepas dari sosok pria yang memakai Jersey club basket mereka dengan bandana hitam yang melingkar di kepalanya. Wajahnya yang tampan terlihat basah akibat peluh yang membanjiri. Bulan sesekali menggigit bibir bagian dalamnya, entah kenapa saat ia melihat bintang hatinya mendadak jadi berdebar tak karuan.
Sepertinya bulan benar-benar sudah jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Priiit suara peluit berbunyi nyaring tanda latihan sudah berakhir, bulan langsung bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri ketiga sahabatnya.
"Nih ambil" bulan menyodorkan tiga botol air mineral dingin untuk ketiga sahabatnya, ia harus melakukan itu supaya tidak ada yang curiga. Jika ia hanya membelikan untuk bintang bisa-bisa Ares dan Niko berfikiran macam-macam.
"Bunda nanyain Lo tuh kangen katanya" beritahu bintang pada bulan.
"Ya udah yuk gue ikut kerumah Lo gue juga kangen sama bunda" jawab bulan
"Gue juga ikut dong tang, kangen juga sama bunda" ujar Niko cengengesan
"Bilang aja Lo mau numpang makan" tebak Ares
"Tau aja Lo sem-pak kendor" sungut Niko
Akhirnya keempat remaja itu berbondong-bondong kerumah bintang. Sesampai nya ditempat, sudah ada Alda ibu bintang yang langsung menyambut keempat remaja itu.
"Bunda bulan kangen" bulan langsung berhambur memeluk bunda Alda. Wanita itu pun membalas pelukan bulan.
"Kamu kemana aja nak, udah lama nggak pernah kerumah" ujar bunda Alda, menggoyang pelukan kekanan dan kekiri.
"Halo bunda apa kabar kita juga kangen loh sama bunda" Niko berseloroh tersenyum canggung. Alda menatap Niko lalu balik tersenyum.
"Bunda udah masak banyak, ayo kita makan" ajaknya
"Yes" gumam Niko semangat empat lima
Setelah selesai makan kini tinggallah hanya ada bunda dan bulan, sementara bintang Ares dan Niko sudah keatas masuk kedalam kamar bintang untuk bermain PS.
"Bun papa udah nikah lagi" beritahu bulan.
"Iya sayang bunda udah tahu, kemarin papa mu telfon. Makanya bunda ingin kamu datang kesini. Denger bulan kita sebagai anak pasti kesal dengan keputusan papa mu. Tapi bunda sebagai orang yang sudah dewasa tidak bisa menyalahkan Dimas. Karena bagaimanapun papa kamu orang normal yang masih butuh figur istri"
"Jadi bunda panggil bulan kesini karena memihak papa" Alda hanya tersenyum seusai mendengar ucapan bulan.
"Bukan maksud memihak sayang, tapi bunda hanya ingin memberi sedikit pengertian buat kamu" ucapnya tersenyum dan mengusap lembut kepala remaja itu. Bulan tak mengatakan sesuatu ia lebih memilih diam.
Bersambung. .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
Rismasuzy93
hihi sengaja ka saya pake bahasa santai. gak pake bahasa baku.
2023-04-14
0
mama Al
kamu kemana aja, Nak. Sudah lama tidak pernah ke rumah.
2023-04-14
0