Aku sampai di bekas rumah tante Rani teman sma ibuku, sesampai nya di sana ibuku langsung memeluk wanita di teras rumah itu, yang tak lain adalah teman smanya sama seperti tante Rani dan tante Indri.
"Lina kamu beli rumahnya Rani?." tanya ibuku.
"Gak, aku cuma nyewa rumah Rani dua bulan kok." jawab wanita itu.
"Oh gitu ya." ucap ibuku dengan mengangguk.
"Ini anak kamu ya?. "tanya wanita itu.
" Iya namanya Arsyan,sayang salaman sama tante Lina gih." perintah ibuku.
Ternyata nama wanita itu tante Lina, lalu aku pun mencium tangan tante Lina.
"Oh iya Arsyan kelas berapa?. " tanya tante Lina dengan tersenyum.
"Kelas lima sd tante." jawabku dengan tersenyum.
"Sama dong, dengan anak tante." ucap tante Lina dengan tersenyum.
"Masa sih tante." ucapku dengan tersenyum.
Kemudian tante Lina memanggil anaknya yang sedang ada di dalam rumah,kemudian keluarlah gadis kecil dengan rambut sebahu, memakai kaos berwarna merah serta memakai celana pendek.
"Ini ada teman baru." ucap tante Lina.
Kemudian gadis kecil itu mencium tangan ibuku.
"Eh pintar banget, namanya siapa sayang?. " tanya ibuku kepada gadis kecil itu.
"Sisi tante." Jawab gadis kecil itu.
Kemudian setelah itu dia menghampiriku dan mengajak ku bersaliman.
"Namaku Sisi." ucap gadis kecil itu dengan tersenyum kepadaku.
"Namaku Arsyan." ucapku dengan tersenyum kepadanya.
Lalu gadis itu kembali ke dalam rumah, sementara aku masih ada di samping ibuku yang sedang bicara dengan tante Lina.
"Indri gimana kabarnya?. " tanya tante Lina.
"Alhamdulillah baik kok." jawab ibuku.
"Jauh gak rumahnya dari sini?. " tanya tante Lina lagi.
"Lumayan dekat kok, kalau mau kesana nanti bilang aku aja,nanti aku anterin." ucap ibuku.
"Iya deh, ngomong ngomong hubungan pertemanan kamu sama Indri masih aman kan?. " tanya tante Lina lagi.
"Aman kok, sudah seperti dulu lagi." jawab ibuku dengan tersenyum.
"Baguslah kalau gitu Indah." ucapku dengan tersenyum.
Lagi lagi rasa penasaranku tentang ibuku dan tante Indri pun sangat tinggi, entah tak tau apa yang telah dilakukan ibuku kepada tante Indri. Tapi karena aku agak lelah, kemudian aku memutuskan untuk kembali ke rumah.
"Ibu aku kembali ke rumah dulu ya." pamitku.
"Iya sayang." ucap ibuku.
"Asalamualaikum ayah." ucap salamku dengan masuk ke dalam rumah.
"Waalaikum salam. " jawab salam ayahku yang sedang duduk di kursi ruang tamu.
Lalu aku pun memutuskan untuk masuk ke dalam kamar, tapi baru saja mau masuk ayahku menanyaiku.
"Ibu mana, kok sendirian?. " tanya ayahku dengan penasaran.
"Itu sama tante Lina." jawabku.
"Hah tante Lina?. " tanya ayahku lagi.
"Iya ayah,teman ibu." jawabku.
"Di mana mereka?. " tanya ayahku lagi.
"Itu di rumahnya tante Rani." jawabku dengan menunjuk keluar.
Kemudian ayahku langsung keluar begitu saja, sementara aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamar, dan aku membaringkan badanku sambil bersandar di kedua tanganku. Aku terus memikirkan tentang tante Indri dan ibuku, karena aku sedikit lapar, aku memutuskan untuk pergi ke dapur, dan mencari cemilan yang biasa di simpan oleh ibu di lemari dapur, namun aku sama sekali tidak menemukan cemilan itu.
"Mungkin udah habis kali ya." ucapku.
Kemudian tiba tiba terdengar suara penjual pentol dari depan rumah, aku akan memakai uang seratus ribu yang di beri oleh tante Indri, untuk membeli pentol yang ada di depan rumah.Aku pun keluar dari rumah dan ternyata di dekat penjual pentol sudah ada Sisi gadis kecil yang baru aku kenal tadi, mungkin juga mau beli pentol, aku pun langsung menghampiri penjual pentol itu.
"Eh Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum ke arah ku.
"Eh Sisi." balasku dengan tersenyum.
"Mau beli pentol juga?. " tanya Sisi dengan tersenyum.
"Iya Sisi." jawabku dengan tersenyum.
"Ini pentol nya neng. " ucap penjual itu dengan memberikan pentol itu pada Sisi.
"Ini uang nya pak." ucap Sisi dengan memberi uang pada penjual pentol itu.
"Makasih neng." ucap penjual pentol itu.
"Sama sama pak." ucap Sisi dengan tersenyum ke arah penjual itu.
Lalu penjual pentol itu menoleh ke arahku, dan hendak menanyaiku.
"Beli berapa syan?. " tanya penjual pentol itu.
Karena aku sudah sering beli pentol di penjual pentol itu sehingga dia tau nama aku, dan sebaliknya aku juga tau nama penjual pentol itu, namanya pak jono umurnya sudah empat puluh tahun.
"Biasa pak lima ribu." ucapku dengan tersenyum.
Kemudian pak Jono langsung membuatkan pentol yang aku pesan.Tiba tiba aku heran dengan Sisi yang masih ada di sini.
"Sisi kok masih di sini?." tanyaku dengan tersenyum.
"Aku nungguin kamu." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Neng, temanya Arsyan?. " tanya pak Jono.
"Iya pak." jawab Sisi.
"Neng baru pindah ya?. " tanya pak Jono lagi.
"Iya pak, baru pindah tadi." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Pak Jono kepo banget." ucapku dengan tersenyum.
"Ya harus dong." ucap pak Jono dengan tersenyum.
Kemudian pak Jono memberikan pentolku yang sudah jadi.
"Ini pentolnya Arsyan." ucap pak Jono dengan memberikan pentolnya.
"Ini uangnya pak." ucapku dengan memberikan uang kepada pak Jono.
Seketika pak Jono terkejut dengan uang yang aku berikan.
"Wah uang kamu tumben banyak." ucap pak Jono dengan kaget.
"Iya dong." ucapku dengan tersenyum.
"Pasti ngambil di dompet ibu mu kan." ucap pak Jono dengan tersenyum.
" Ngawur aja. " ucapku dengan tersenyum.
Lalu pak Jono memberikan kembalian nya padaku.
"Da da pak Jono." ucap Ku dengan melambaikan tangan kemudian pergi dari pak Jono.
Kemudian aku pun pergi dengan Sisi meninggalkan pak Jono, sementara pak Jono hendak pergi melanjutkan jualan pentol nya.
"Main ke rumah aku yuk!." ajakku.
"Ayuk." ucap Sisi yang setuju.
Kemudian kami berdua masuk ke dalam rumahku, kemudian duduk di ruang keluarga untuk menonton televisi bersama Sisi.
"Lihat apa ya enaknya." ucapku dengan tersenyum.
"Terserah kamu aja kali." ucap Sisi dengan tersenyum dan memakan pentol yang ada di tangannya.
Kemudian aku ingin menonton film super hero yang baru tayang kemarin .
"Kamu suka film super hero?. " tanya Sisi.
"Iya dong, kalau kamu suka gak." jawabku dengan balik bertanya.
"Gak, aku lebih suka barbie tau." jawab Sisi dengan tersenyum.
Kemudian aku dan Sisi terus menonton film super hero itu.
"Pemeran utama nya mana ya?. " tanya Sisi dengan penasaran.
"Itu yang pakai baju hijau." ucap ku dengan menunjuk karakter yang ada di televisi.
"Ohh, keren banget, tapi aku pilih yang wanita itu aja deh." ucap Sisi dengan menunjuk karakter wanita yang ada di televisi.
"Itu jahat Sisi." ucapku dengan tersenyum.
"Masa sih, kalau begitu aku pilih yang itu aja deh." ucap Sisi dengan menunjuk karakter wanita yang lain.
"Itu juga jahat Sisi." ucapku dengan tersenyum.
"Kok yang perempuan jahat semua sih." ucap Sisi dengan kesal.
"Itu baru baik." ucapku dengan menunjuk karakter wanita yang baru muncul.
"Tapi aku gak suka, yaudah aku pilih karakter utama nya aja deh." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Gak boleh kan sudah aku." ucapku dengan tersenyum.
"Gak pokoknya aku." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Yaudah kita berdua pilih yang itu." ucapku dengan tersenyum.
"Iya." ucapku Sisi dengan tersenyum.
Lalu aku terkejut dengan pentol yang ada di tangan Sisi sudah habis.
"Cepat banget pentol kamu udah habis." ucapku dengan tersenyum.
"Iya dong, aku suka banget tau sama pentol." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Sama aku juga, setiap hari aku selalu beli pentol." ucapku dengan tersenyum.
"Aku juga selalu beli kalau sepulang sekolah." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Ternyata kita sama sama suka pentol ya." ucapku dengan tersenyum.
"Berarti kita sehati dong." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Bisa aja deh." ucap ku dengan tersenyum.
Lalu aku mengambil robot yang baru di belikan ayahku tadi pagi di kamar, dan aku menunjukkan robot itu kepada Sisi teman baruku.Kemudian aku duduk lagi di samping Sisi.
"Robotnya bagus banget." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Iya dong, coba pencet!." perintahku.
Lalu Sisi memencet tombol yang ada di punggung robot mainanku itu.
"Aku robot pemusnah kejahatan." bunyi robot itu.
"Bisa bunyi kan?. " tanyaku dengan tersenyum.
"Iya Arsyan kok bisa bunyi gitu ya." ucap Sisi dengan tersenyum.
Lalu aku menerbangkan robot itu dengan tangan ku. Sementara Sisi hanya melihatku.
"Wing wing wing." Ucapmu dengan tersenyum.
"Kok wing wing gitu sih." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Iya kan terbang." ucapku dengan tersenyum.
"Seharusnya itu wush wush gitu, Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Kok wush wush sih malahan. " ucap ku dengan tersenyum.
"Kan suara terbang seharusnya gitu." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Yaudah,wing wing wush wush." ucap ku dengan menerbangkan robot mainanku.
"Nah itu baru bagus." ucap Sisi dengan tersenyum.
Kemudian aku memberikan robot yang aku pegang ke Sisi yang ada di samping ku.
"Gak mau ah, nanti aku jadi tomboy lagi." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Pegang robot aja masa jadi tomboy. " ucapku dengan tersenyum.
Lalu Sisi hanya tersenyum.
"Ngomong ngomong kamu mau pindah sekolah di sini ya." tanyaku dengan penasaran.
"Gak, aku cuma dua bulan kok di sini." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Oh, tapi kenapa kamu tinggal di sini?. " tanyaku dengan penasaran.
"Papaku mau keluar negri, jadi mama aku ngajak tinggal di sini sementara, soalnya ada tante Indah teman mamaku dulu." jelas Sisi.
"Oh ibu aku." ucapku dengan tersenyum.
"Iya Arsyan. " ucap Sisi dengan tersenyum.
"Jadi kamu absen dua bulan dong?. " tanyaku lagi.
"Iya lah." jawab Sisi dengan tersenyum.
Kemudian Sisi mengambil robot yang ada di tangan ku.
"Nanti kamu jadi tomboy loh." ucapku dengan tersenyum.
Sisi memanyunkan bibirnya, dan terus memainkan robot mainanku. Karena terlalu enak bicara sama Sisi hingga membuatku lupa jika saat ini aku sedang menonton film yang paling aku tunggu tunggu.
"Yah film nya udah selesai." ucapku dengan menyesal.
"Yah udah selesai." ucap Sisi.
"Gak apa apa deh,minggu depan nonton lagi." ucap ku dengan tersenyum.
Lalu tak lama setelah itu siaran berganti menjadi film barbie kesukaan Sisi.
"Ye film barbie." ucap Sisi dengan bahagia.
"Kok ada barbie ya." ucapku dengan bingung.
"Pokoknya harus nonton ini, gak boleh pindah chanel. " ucap Sisi dengan tersenyum.
"Iya, aku ikut nonton deh siapa tau nanti suka." ucapku dengan tersenyum.
Aku dan Sisi pun menonton film barbie bersama sama, dan duduk berdampingan di sofa yang ada di ruang keluarga dengan perasaan yang begitu bahagia.
....................... BERSAMBUNG...............
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Weng Candra
cerintanya menarik loh
2023-04-01
2