Sore harinya papa Sisi berniat berangkat menuju ke bandara, untuk pergi ke luar negeri selama dua bulan. Aku, Sisi, tante Lina dan kedua orang tuaku ada di depan rumah Sisi.
"Papa pergi dulu ya sayang." ucap papanya Sisi.
"Iya pa hati hati ya." ucap Sisi sambil memeluk papanya.
"Mas jaga diri baik baik ya di luar negri." ucap tante Lina kemudian ikut memeluk papanya Sisi.
"Jaga anak kita baik baik di sini ya Lina." ucap papanya Sisi.
"Selalu mas." ucap tante Lina.
Setelah itu mereka pun melepaskan pelukannya, lalu papanya Sisi masuk kedalam mobil dan pergi meninggalkan kami yang ada disini, untuk menuju ke bandara. Setelah itu aku mengajak Sisi ke belakang rumah dan menggandeng tanganya.
"Mau kemana sayang?." tanya ibuku.
"Mau main ke belakang sebentar bu." jawabku.
Kemudian kami berdua berjalan kebelakang rumah, aku suka sekali bermain di belakang rumah, disana ada perkebunan milik ayahku, sungai yang tidak terlalu dalam,serta ada perkebunan milik tetangga juga di samping perkebunan ayahku. Lalu aku mengajak Sisi duduk di kursi panjang terbuat dari kayu yang ada di bawah pohon, yang berada di perkebunan ayahku, aku dan Sisi duduk berdampingan di kursi itu sambil melihat pemandangan perkebunan yang ada di hadapan ku.
"Sisi kamu suka gak lihat perkebunan seperti ini?." tanyaku dengan menoleh ke arah sisi.
"Suka banget Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum.
Aku dan Sisi berbahagia di bawah pohon itu,lalu tiba tiba Sisi memegang tanganku dan tersenyum ke arahku, aku pun membalasnya dengan senyuman.
"Arsyan, kalau sekolah di sekolahan kamu enak gak?. " tanya Sisi dengan penasaran.
"Enak kok Sisi." jawabku dengan tersenyum.
"Besar gak sekolahnya?. " tanya Sisi lagi.
"Gak Sisi biasa aja, kalau sekolahan kamu besar gak?. " aku balik bertanya.
"Besar dan mewah Arsyan." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Sekolahan di kota,memang besar besar ya?. " tanyaku.
"Gak semua Arsyan, tapi kebanyakan sih besar besar. " ucap Sisi dengan tersenyum.
"Halamannya luas gak?. " tanyaku lagi.
"Luas banget Arsyan, lapanganya ada tiga, gedungnya tingkat tingkat Arsyan." jelas Sisi dengan tersenyum.
"Tapi kamu suka kan sekolah di situ?." tanyaku lagi.
"Gak suka Arsyan, gak enak." jawab Sisi dengan cemberut.
"Kok gak suka sih, kan sekolah kamu besar?. " tanyaku dengan bingung.
"Gak tau, pokoknya aku gak suka Arsyan." jawab Sisi dengan muka kesal.
Aku heran dengan Sisi, dia tidak menyukai hal hal yang mewah, melainkan menyukai hal hal yang biasa aja.
"Di Amerika enak gak?. " tanyaku lagi dengan tersenyum.
"Enak dong. " ucap Sisi dengan tersenyum.
"Pasti banyak bule bule kan?. " tanyaku lagi.
"Ya jelas lah namanya juga Amerika." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Emang kamu ngapain ke Amerika?. " tanyaku lagi.
"Liburan Arsyan." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Oh." ucapku dengan mengangguk faham.
"Di sana juga ada patung liberty loh." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Patung liberty itu apa?. " tanyaku dengan penasaran.
"Kamu gak tau patung liberty?. " Sisi bertanya balik.
"Gak tau Sisi." ucapku dengan tersenyum.
"Patung liberty itu, patung di Amerika yang memegang obor itu loh." jelas Sisi.
"Oh iya iya aku tau, aku pernah melihatnya di televisi." ucap ku dengan tersenyum.
"Nah itu patung liberty Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Besar gak patungnya?. " tanyaku lagi dengan penasaran.
"Besar banget Arsyan." jawab Sisi dengan tersenyum
"Sepohon ini." ucapku dengan menunjuk pohon yang ada di sampingku.
"Kurang besar Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Se monas mungkin?. " tanyaku lagi.
"Mungkin sih segitu." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Ohh." ucapku dengan mengangguk faham.
"Aku juga foto di sana loh." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Di mana fotonya?." tanyaku lagi.
"Ada di handphone ayahku." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Kamu punya handphone si?. " tanyaku lagi.
"Gak punya Arsyan, punyanya tablet." jelas Sisi.
"Tablet itu sama dengan handphone ya?. " tanyaku lagi.
"Iya,tapi tablet lebih besar." jelas Sisi.
"Oh gitu ya." ucapku dengan mengangguk faham.
"Kalau kamu punya gak?. " tanya Sisi dengan penasaran.
"Gak Sisi, hanya ayahku yang punya itu pun handphone kecil ada tombol tombol nya gitu." jelasku.
"Ohh, nanti kita main game sama sama ya di tablet ku." ajak Sisi dengan tersenyum.
"Siap Sisi." balasku dengan tersenyum.
Kemudian aku mengajak Sisi untuk bermain di sungai.Aku menggandeng tangan Sisi lalu membawanya ke sungai yang ada di dekatku, lalu aku masuk kedalam sungai, sementara Sisi masih tetap berada di samping sungai.
"Sisi ayo sini!." ajakku.
"Gak mau Arsyan, aku takut nanti tenggelam." ucap Sisi dengan wajah takut.
"Gak apa apa Sisi sungai ini gak dalam kok." ucapku meyakinkan Sisi.
"Aku takut Arsyan." ucap Sisi dengan wajah takut.
"Gak apa apa Sisi." ucapku yang terus meyakinkan Sisi.
"Pokoknya aku gak mau." ucap Sisi dengan tangan sedekap.
Setelah itu Sisi duduk di samping sungai, sedang melihat ku berenang di sungai itu.
"Kamu kok bisa berenang sih?. " tanya Sisi dengan tersenyum.
"Ya bisalah Sisi, Arsyan gitu loh." jawabku dengan tersenyum.
Lalu aku terus berenang dengan gaya gayaku,sehingga baju dan celana pendekku pun basah semua. Lalu aku mencoba untuk berada di dalam air tidak muncul di permukaan untuk sementara, sehingga membuat Sisi yang ada di samping sungai pun khawatir denganku.
"Arsyan, arsyan di mana kamu, Arsyan kamu tenggelam, Arsyan." ucap Sisi dengan panik.
Kemudian aku pun kembali muncul di permukaan dan membuat Sisi terkejut melihatku.
"Arsyan aku khawatir tau gak, ku kira kamu tenggelam." ucap Sisi dengan tenang.
"Ya gak akan lah Sisi, sungai ini aja gak dalam." ucapku dengan santai.
Kemudian aku mengarahkan air yang ada di sungai itu ke arah Sisi dengan kedua tanganku.
"Arsyan basah nanti baju aku." ucap Sisi dengan tersenyum.
Tapi aku tetap saja melakukanya.
"Hentikan Arsyan basah ini loh baju aku." ucap Sisi yang menyuruhku berhenti.
Kemudian aku menarik tangan Sisi, sehingga Sisi pun masuk ke dalam sungai dengan wajah yang panik.
"Ahh Arsyan." ucap Sisi dengan wajah panik.
"Gak apa apa kan." ucapku dengan tersenyum.
"Iya Arsyan gak apa apa." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Di bilangin juga." ucapku dengan tersenyum.
"Tapi bajuku basah semua Arsyan." ucap Sisi dengan khawatir.
"Gak apa apa Sisi." ucapku dengan tersenyum.
Aku berenang dengan Sisi di dalam sungai itu, walaupun sebenarnya Sisi gak bisa berenang tapi dia terus mencoba untuk berenang.
"Aku gak bisa berenang Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum.
Aku tetap berenang di dalam air itu meninggalkan Sisi yang masih ada di belakang.
"Jangan tinggal aku Arsyan." ucap Sisi yang terus mengikutiku.
Kemudian aku menghampiri Sisi yang mencoba mengikutiku.
"Sisi duduk di kursi itu yuk, aku kedinginan nih!." ajakku.
"Ayo Arsyan." ucap Sisi menyetujui ajakanku.
Kemudian kami berdua duduk di kursi,yang ada di bawah pohon itu lagi.
"Kamu kedinginan gak?. " tanyaku dengan khawatir.
"Gak Arsyan biasa aja." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Yaudah kalau gitu." ucapku dengan tersenyum.
Kemudian Sisi menanyaiku tentang keinginanku ke luar negeri.
"Kamu pengen keluar negri Arsyan?. " tanya Sisi dengan penasaran.
"Gak terlalu Sisi." jawabku dengan tersenyum.
"Tapi kalau ke luar negri, kamu pengenya kemana?. " tanya Sisi dengan penasaran.
"Argentina kalau gak Portugal." jawabku dengan tersenyum.
"Kenapa kok pengen ke situ?. " tanya Sisi lagi.
"Aku pengen ketemu idolaku, Messi dan Ronaldo, Sisi." ucapku dengan tersenyum.
"Ohh gitu." ucap Sisi dengan mengangguk faham.
Kemudian aku mengajak Sisi untuk mengukir nama kami, di pohon yang berada disamping kami berdua duduk.
"Ayo kita ukir nama kita di sini Sisi." ajakku dengan menunjuk pohon itu.
"Ayo Arsyan." ucap Sisi menyetujuinya.
Lalu aku dan Sisi berdiri dan menuju ke pohon yang ada di samping kami, lalu aku mengambil batang besi kecil yang ada di dekatku, dan mengukir namaku diatas dan di bawah namaku aku ukir nama Sisi.
"Tunggu Arsyan, kek nya ada yang kurang deh." ucap Sisi.
Lalu Sisi meminta batang besi yang aku pegang, kemudian aku memberikan nya, dan Sisi menambahkan gambar love yang membukus nama kami berdua.
"Nah gini baru bagus Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum ke arahku.
"Iya Sisi." ucapku dengan tersenyum.
Lalu kami kembali duduk di kursi panjang yang terbuat dari kayu itu.
"Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Iya Sisi." ucapku dengan tersenyum.
"Kita baru saja kenalan,kok sudah seakrab ini ya." ucapku Sisi dengan tersenyum.
"Gak apa apa bagus malahan." ucapku dengan tersenyum.
Sisi hanya tersenyum ke arahku.
"Teman kamu di sana pasti banyak kan?. " tanyaku.
"Iya Arsyan banyak, tapi aku gak pernah seakrab ini sama mereka." ucap Sisi dengan wajah datar.
"Kenapa Sisi?. " tanyaku dengan penasaran.
"Aku kalau di kelas suka menyendiri Arsyan, pendiam lagi." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Masa sih kamu pendiam?." tanyaku dengan tak percaya.
"Iya Arsyan, masa sih kamu gak percaya." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Sama aku kok gak pendiam?. " tanyaku lagi.
"Gak tau Arsyan." jawab Sisi dengan tersenyum.
Kemudian wajah Sisi berubah menjadi sedih.
"Aku pasti akan merindukanmu, kalau sudah pulang nanti." ucap Sisi dengan wajah sedih.
"Aku juga mungkin." ucapku dengan wajah sedih.
Lalu aku menggandeng tangan Sisi dan mengajaknya untuk kembali ke rumah, karena baju kami berdua telah basah.
"Ayo kembali ke rumah Sisi." ajakku.
"Ayo." balas Sisi.
Kami berdua berjalan menuju rumah, dengan bergandengan tangan dan berbahagia. Hingga akhirnya kami berdua sampai di rumah, terlihat ada ibuku, tante Lina dan bu Yanti sedang duduk di depan rumah Sisi.
"Ya Allah, anak mama kok basah semua gini." ucap tante Lina dengan kaget.
"Pasti kalian berdua habis mandi di sungai kan?. " tanya ibuku dengan tersenyum.
"Iya bu." jawabku dengan tersenyum.
"Sekarang mandi dan ganti baju ya sayang." perintah ibuku.
"Aku mandinya bareng Sisi ya bu." ucapku.
"Gak boleh sayang." ucap ibuku.
"Kenapa gak boleh bu?. " tanyaku lagi.
"Kalian kan cowo sama cewek ya gak boleh lah sayang." ucap ibuku dengan tersenyum.
"Tapi bu." ucapku dengan merengek.
"Arsyan jangan nakal ya." ucap ibuku.
"Iya bu iya." ucapku.
Kemudian aku pergi kedalam rumah untuk mandi dan ganti baju.
.............BERSAMBUNG.................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments