Aku dan Sisi sedang asik menonton film barbie, walaupun aku tidak suka dengan film barbie, aku tetap menontonnya karena film ini adalah film kesukaan dari teman baruku ini.
"Lihat deh pangerannya." ucap Sisi dengan menunjuk karakter pangeran.
"Aku pilih pangerannya deh." ucapku dengan tersenyum.
"Gak boleh dong." ucap Sisi.
"Lah kenapa ga boleh?. " tanyaku dengan bingung.
"Kan sudah aku pilih." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Kamu pilih putrinya aja." ucap Arsyan.
"Aku pilih dua duanya tau." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Gak boleh gitu Sisi, serakah itu namanya." ucap ku.
"Gak apa apa, pokoknya aku pilih dua." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Yaudah aku pilih rajanya itu aja." ucapku sambil menunjuk karakter raja.
"Itu jahat Arsyan. " ucap Sisi dengan tersenyum.
"Terus aku pilih yang mana dong." ucapku dengan bingung.
"Yaudah kamu pangerannya, lalu aku putrinya." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Gitu kan enak dari tadi." ucapku dengan tersenyum.
"Iya Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum.
Tak lama setelah itu, ibu dan tante Lina masuk ke dalam rumahku, lalu setelah itu menghampiri kami berdua yang sedang menonton film barbie.
"Sisi mama cariin juga, ternyata di sini." ucap tante Lina dengan tersenyum.
"Iya ma." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Bu, gak ada cemilan ya bu?. " tanyaku dengan penasaran.
"Di lemari ada gak sayang?. " ibu bertanya balik.
"Gak ada ibu." ucapku.
"Berarti ya udah habis." ucap Ibu.
"Ibu gak beli lagi?. " tanyaku dengan penasaran.
"Besok kalau ke pasar sayang." jawab ibuku dengan tersenyum.
"Aku besok ikut ke pasar ya." ucapku dengan tersenyum.
"Kan besok kamu sekolah sayang, waktunya upacara lagi kan harus berangkat pagi pagi." ucap Ibuku.
"Iya juga ya, tapi aku mau ikut ibu." ucap ku dengan tersenyum.
"Yaudah, nanti kamu mandi setelah itu pakai seragam,baru nanti ikut ibu ke pasar." ucap ibuku dengan tersenyum.
"Ke pasar pakai seragam?. " tanyaku lagi.
"Iya, kalau gak mau ya gak apa apa,gak usah ikut." jawab ibuku
dengan tersenyum.
"Iya deh bu." ucapku dengan nurut.
"Ma besok kita ke pasar kan?. " tanya Sisi.
"Iya sayang, kita barengan sama tante Indah dan Arsyan besok." ucap tante Lina.
"Ye asik." ucap Sisi dengan bahagia.
Kemudian ibu dan tante Lina pergi ke dapur,entah apa yang mereka mau lakukan. Sementara kami berdua tetap menonton film barbie.
"Kok ada monsternya sih Sisi." ucapku dengan bingung.
"Ya memang ada lah Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Kek ultraman aja."ucapku dengan tersenyum.
" Gak cuma ultraman tau yang ada monsternya." ucap Sisi dengan tersenyum.
Kami berdua tetap asik menonton film barbie itu, walaupun aku sebelumnya tidak suka dengan film ini, tapi karena ada Sisi aku menjadi suka dengan film yang satu ini, rasanya Sisi seperti pemanis dalam film ini, padahal dulu rasanya seperti pahit sekali, tapi sekarang aku mampu menikmati alur film ini dengan begitu bahagia.
"Ternyata seru juga ya film barbie." ucapku dengan tersenyum.
"Memang seru, baru tau kamu." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Tapi masih seruan ultraman." ucapku dengan tersenyum.
"Ya jelas lah kamu kan laki laki, sedangkan aku perempuan sukanya film ini lah Arsyan. " ucap Sisi dengan tersenyum.
Aku menonton sambil menikmati film barbie yang aku tonton dengan Sisi, aku duduk berdampingan dengan Sisi,hingga akhirnya film nya pun selesai.
"Yeah filmnya udah selesai." ucapku dengan bahagia.
"Ayo main ke rumahku!." ajak Sisi dengan tersenyum.
"Ayo." ucapku menerima ajakan Sisi.
Aku mematikan televisiku dengan remote,lalu Sisi menggandeng tanganku, dengan begitu bahagia kami berdua berjalan menuju rumah Sisi, yang dulunya adalah rumah tante Rani. Terlihat di depan rumah Sisi,ada ayah dan ayahnya Sisi sedang ngobrol berdua di teras rumah, sambil di temani secangkir kopi di hadapannya masing masing, dengan sebatang rokok yang ada ditangan ayahku dan ayahnya Sisi.
"Oh ini anak kamu ya." ucap ayah Sisi dengan menunjuk ke arahku.
"Iya, ini anakku." ucap ayahku.
Kemudian aku bersaliman dan mencium tangan ayah Sisi, sementara Sisi bersaliman dan mencium tangan ayahku.
"Siapa namanya cantik?. " tanya ayahku.
"Sisi om." ucap Sisi dengan tersenyum.
Setelah melakukan semua itu, Sisi menggandeng tanganku dan mengajakku masuk ke dalam rumahnya yang dulunya rumah tante Rani. Sisi mengajakku pergi ke kamarnya, yang terlihat banyak sekali boneka Barbie yang ada di kamarnya.
"Boneka kamu banyak banget." ucapku dengan terkejut.
"Iya dong, aku suka koleksi mainan barbie barbie ini tau." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Katanya kamu cuma dua bulan di sini, tapi kok mainannya kamu bawa semua sih?." tanya ku dengan penasaran.
"Ini belum semua Arsyan, di rumah aku masih ada banyak kok." jelas Sisi dengan tersenyum.
"Ohh, benar benar kolektor ya kamu." ucapku dengan tersenyum.
Lalu Sisi mengambil dua boneka tadi yang ada di film barbie,yang telah kami berdua tonton di rumahku tadi.
"Ini bukan pangeran dan putri tadi gak sih." ucap ku dengan tersenyum.
"Iya Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum.
Kemudian Sisi memberikan boneka pangeran itu kepadaku, lalu aku pun menerima boneka itu.
"Coba deh kamu pencet tombol yang ada di punggungnya." ucap Sisi dengan tersenyum.
Aku pun memencet tombol yang ada di punggung itu, seketika boneka pangeran itu mengeluarkan suara.
"Aku adalah pangeran, akan ku jaga putriku." suara boneka pangeran itu.
"Kalau yang putrinya bisa bunyi gak?." tanyaku dengan penasaran.
"Gak bisa Arsyan, cuma yang pangeran aja yang bisa." jelas Sisi.
Kemudian aku mencoba untuk memainkan boneka pangeran itu sementara, Sisi bermain dengan boneka pangeran miliknya.
"Boneka ini pasti mahal kan?. " tanyaku dengan penasaran.
"Iya Arsyan, itu belinya di Amerika tau." jawab Sisi.
"Kamu pernah ke Amerika?. " tanyaku lagi.
"Iya Arsyan pernah sekali." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Enak gak di Amerika?. " tanyaku lagi.
"Enak dong, tapi aku lebih suka ke desa seperti ini sih." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Enak banget ya kamu bisa ke mana mana?. " ucapku dengan tersenyum.
"Iya, tapi aku lebih suka hidup sederhana Arsyan. " ucap Sisi dengan tersenyum.
Aku hanya tersenyum.
"Bukanya aku gak bersyukur Arsyan, tapi aku lebih suka hidup sederhana." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Iya kok, tau." ucapku dengan tersenyum.
"Aku ingin nanti kalau gede, bikin usaha sendiri gitu." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Emang cita cita kamu apa?. " tanyaku dengan penasaran.
"Aku pengen jadi guru Arsyan." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Kalau aku pengen jadi tentara atau gak pemain bola Sisi." ucapku dengan tersenyum.
"Kamu suka sepak bola?. " tanya Sisi dengan tersenyum.
"Iya dong, kalau kamu?. " aku bertanya balik.
"Aku juga suka tau." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Jarang jarang loh ada cewek suka nonton bola." ucapku dengan tersenyum.
"Awalnya aku di ajak nonton papaku sih." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Lama kelamaan terus suka gitu." ucap ku dengan tersenyum.
"Iya Arsyan, aku papa sama mama sering lihat persija di stadion loh." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Masa sih, aku aja gak pernah loh nonton bola ke stadion." ucapku dengan tersenyum.
"Nanti kalau udah dewasa kita nonton berdua ya." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Ayo, tapi kira kira kalau kita udah besar nanti, kamu masih ingat aku gak ya." ucapku dengan khawatir.
"InsyaAllah aku akan sering sering kesini lagi kok nanti kalau ada waktu ." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Kalau kamu gak kesini lagi gimana?." tanyaku lagi dengan khawatir.
"Gak tau Arsyan." ucap Sisi dengan tersenyum.
Lalu setelah itu tante Lina datang menghampiri aku dan Sisi, yang ada di kamar.
"Sayang, ternyata di sini,mama cariin dari tadi." ucap tante Lina dengan tersenyum.
Kemudian tante Lina duduk di samping aku dan Sisi.
"Arsyan mau coklat gak?." tanya tante Lina.
"Mau katanya tadi ma." Sisi menjawab pertanyaan ibunya.
"Yaudah tante ambilin ya." ucap tante Lina.
Kemudian tante Lina pergi mengambil coklat.
"Sisi kamu gimana sih." ucapku dengan kesal dengan Sisi.
"Tenang aja coklatnya enak kok." ucap Sisi dengan tersenyum.
Kemudian tante Lina datang dengan membawa coklat itu.
"Ini coklatnya Arsyan." ucap tante Sisi dengan memberiku coklat.
"Makasih tante Lina." ucap ku dengan tersenyum ke tante Lina.
"Sama sama Arsyan. " ucap tante Lina dengan tersenyum ke arahku.
Kemudian aku berniat bertanya pada tante Lina, tentang apa yang terjadi dengan ibuku dan tante Indri, siapa tau tante Lina mau menjawab.
"Tante Lina, aku boleh nanya gak?. " tanyaku dengan ragu.
"Mau nanya apa Arsyan?. " ucap tante Lina.
"Sebenarnya ada apa sih sama ibu dan tante Indri, tante?. " tanyaku dengan ragu.
"Maaf ya Arsyan tante gak bisa jawab, takutnya ibu kamu marah nanti." ucap tante Lina dengan tersenyum.
Jawaban yang telah kuduga sebelum nya.
"Yaudah tante." ucapku dengan tersenyum.
"Nanti ibu, pasti cerita ke Arsyan kok." ucap tante Lina dengan mengelus rambutku.
"Iya tante." ucapku dengan tersenyum.
Kemudian aku memakan coklat yang di beri tante Lina.
"Enak kan coklatnya?. " tanya Sisi dengan tersenyum.
"Enak banget Sisi." jawabku dengan tersenyum.
Aku pun terus memakan coklat itu dengan bahagia, hingga tante Lina yang melihatku pun terlihat begitu bahagia.
"Mama boleh ikut main gak?. " tanya tante Lina dengan tersenyum.
"Boleh dong ma." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Boleh tante." ucapku dengan tersenyum.
"Tapi ada syaratnya ma." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Apa syaratnya sayang?. " tanya tante Lina dengan tersenyum.
"Syaratnya, mama harus jadi monster." jawab Sisi dengan tersenyum.
"Yaudah mama mau." ucap tante Lina dengan tersenyum.
Kemudian aku dan Sisi berdiri dan hendak berlari dari tante Lina.
"Lari Arsyan ada monster." ajak Sisi dengan menggandeng tanganku.
Aku dan Sisi pun berlari dari tante Lina yang terus mengejar kami.
"Hayo mau lari kemana kalian?, monster ada di sini." ucap tante Lina dengan berlagak seperti monster.
Kemudian tante Lina menangkap Sisi dan menggelitikinya hingga Sisi tertawa terbahak bahak.
"Lepasin mama monster." ucap Sisi dengan tertawa terbahak bahak.
"Gak mau. " ucap tante Lina yang terus menggelitiki Sisi.
Aku pun hanya berdiri dan tertawa melihatnya. Namun dengan terkejutnya tante Lina melepaskan Sisi, dan tiba tiba menangkapku. Sehingga aku yang tak sempat menghindar tertangkap oleh tante Lina, lalu tante Lina menggelitikiku seperti yang di lakukanya kepada Sisi, sehingga aku pun tertawa terbahak bahak.
"Tante, lepasin. " ucapku dengan tertawa terbahak bahak.
"Gak mau, tante adalah monster." ucap tante Lina yang terus menggelitikiku.
Sisi yang melihatnya pun hanya tertawa terbahak bahak. Tante Lina pun berhenti menggelitikiku, lalu tante Lina menyuruh Sisi untuk duduk di pangkuanya. Aku duduk di pangkuan tante Lina di samping kiri, sementara Sisi duduk di samping kanan. Kemudian tante Lina memeluk kami dengan penuh kasih sayang.
"Mama sayang kalian berdua." ucap tante Lina yang memeluk kami.
"Sisi juga sayang mama." ucap Sisi dengan tersenyum.
"Arsyan juga sayang tante Lina." ucapku dengan bahagia.
...................BERSAMBUNG................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments