4. Bos dingin

Nathan menatap dirinya di pantulan kaca tempatnya berkerja sambil memperbaiki tatanan rambut dan pakaiannya, barusan Claudia memberitahu bahwa dirinya akan menelponnya sebentar lagi.

"Senang nya kekasih hati akan telepon." Terus memasang wajah gembira.

Namun yang di tunggu-tunggu tetap saja tidak kunjung menelponnya.

"Apa aku telpon dulu saja ?" ia segera meraih ponselnya.

Ia menekan ikon-ikon yang berada di ponselnya dengan penuh semangat dan kebahagiaan, namun.

Tut ... tut ....

"Hanya memanggil?" rasa kecewa di dadanya teramat perih, begini saja hatinya menjadi cengeng kembali.

Sedetik kemudian tulisan memanggil itu menjadi berdering, hatinya berbunga-bunga ketika melihatnya namun saat ia melihat justru hanya langit-langit kamar yang terlihat jelas di ponselnya.

"Clau ... kamu dimana sayang?" Nathan bertanya-tanya perihal kekasihnya berada dimana.

Hanya suara desah an yang Nathan dengan dari ponselnya, dan suara ini jelas-jelas suara Claudia tapi entah dengan siapa suara itu yang jelas Nathan di buat penasaran dengan tingkah laku kekasihnya yang jarak jauh dengannya saat ini lebih tepatnya sudah 3 tahun menjalani LDR.

Arumi sedang membersihkan meja untuk para tamu yang akan silih berganti, hari pertama berkerja harus penuh semangat meski hampir setengah hari punggung dan jari jemari cantiknya dibuat pegal-pegal oleh bos baru yang tidak bisa apa-apa.

'Uh ... mana pantas di panggil bos kalau kerjaan sederhana saja tidak bisa, apa mungkin anaknya Bu Ningrat itu gak sekolah? rasa-rasanya mustahil jika ia tak berpendidikan.' Saking penasaran ia bergegas dan mengendap-endap kembali menuju ke ruangan tempatnya Nathan bersembunyi dari keramaian pengunjung.

Cklek.

Deg.

Jantung Arumi berdetak kencang saat tanpa sengaja bertatapan langsung dengan Nathan, tampan dan sangat tampan ia pantas di juluki bos tampan kaya raya tanpa usaha. Tapi ... tatapannya sangat dingin bahkan lebih dingin dari sebelumnya.

Nathan bergegas menghampiri Arumi. "Temani saya minum sekarang." Tanpa basa basi Nathan menarik pergelangan tangan Arumi dan semua karyawan di tempat itu menyaksikan kejadian tersebut tanpa ada yang berkedip.

"Ta--pi, bos saya sedang berkerja sekarang," sambil memberontak.

Namun hasil memberontak nya sia-sia dan membuang-buang tenaga saja, cengkraman kuat Nathan menembus sampai ke tulang paling dalam.

Apa jangan-jangan bos baru datang ada kaitannya juga dengan anak baru, di benak mereka bertanya-tanya perihal tersebut.

"Eh, kamu sadar gak sih kalau anak baru itu sengaja deket-deket sama anaknya Bu Ningrat. Pasti pakai guna-guna tuh perempuan." Ucapnya menohok pada Arumi, tapi arumi yang berusaha menyelamatkan dirinya hanya mampu menelan kata-kata yang baru saja melintas di daun telinganya.

Tarikan itu semakin kencang tat kala masuk ke dalam sebuah mobil.

Bragh.

"Semua wanita sama saja, bahkan wanita yang pernah mengambil per jakaku." Ucapnya mulai merancau kemana-mana.

Arumi hanya mengedipkan matanya berkali-kali, bingung dengan arah pembicaraan Nathan.

"Eh ... stop ... stop ...," menghentikan Nathan. "Sepertinya anda salah sasaran tuan muda Nathan, kenapa ya jadi saya yang kena imbasnya ya. Padahal jelas-jelas anda sedang marah dengan seseorang, kenapa saya yang jadi kena sih?" tidak suka dengan sikap Nathan yang semena-mena, mentang-mentang orang kaya.

Nathan tersenyum devil.

"Kamu jangan pura-pura lupa tentang malam itu, oh ya temani saya minum sampai ma bok." Perintahnya tidak dapat di ganggu gugat.

Arumi terpaksa mengangguk dan perkataannya barusan itu ia anggap angin lalu, sebab saat ini menemani orang patah hati lebih penting dari pada nanti dirbun dan bikin masalah.

"Iya...," dengan malas ia mengiyakan.

Sesekali merasakan naik mobil mewah bermerek begini, ternyata sejuk juga pikir Arumi yang menikmati perjalanannya meski dengan perasaan cemas sebab Nathan melajukan mobilnya dengan kencang, hawatir membahayakan dirinya dan orang lain kalau Nathan yang celaka ya terserah sebab dirinya sendiri yang setor penyakit.

Wajah masam Nathan terus seja bertengger di mimik wajahnya, tidak ada senyum apalagi suara dan lain sebagainya.

'Nih orang kenapa sih, broken heart atau mengetahui sang kekasih di pelukan orang lain ?' hati Arumi bertanya-tanya sambil mencuri-curi pandang ke Nathan.

"Jangan lirik-lirik, kamu mau mata kamu yang gak seberapa besar dan banyak saya congkel?" di iringi dengan tatapan penuh ancaman.

Arumi menggeleng cepat, dunia ini masih banyak yang belum ia jelajahi termasuk pernikahan dan memiliki anak-anak yang lucu dan imut.

"E ... he ... he ..., bos jangan marah-marah. Nanti gantengnya ilang, tuh makanan sudah sampai serta minuman pesanan bos Nathan !" cengengesan dan berusaha mengalihkan pembicaraan.

Ternyata menemani orang broken heart itu sudah sekali, ia jadi teringat tentang almarhum kakeknya yang sama persis seperti Nathan yang saat itu broken heart juga dan emosinya meledak-ledak.

"Kamu tau tidak?" sambil menunjuk-nunjuk Arumi dan Arumi hanya menggeleng tidak paham. "Jawab dong." Seperti anak kecil.

"Jawab apa bos Nathan, saya tidak ada jawaban untuk perkataan bos Nathan barusan," Arumi memutar bola matanya dengan malas.

"Dasar wanita dimana saja tempatnya sama saja, egois dan tidak mengerti maksud laki-laki yang mengajak nya berbicara." Marah-marah tidak jelas.

Arumi hanya menghela nafas berkali-kali, baru juga berkerja hari ini tapi masalah terus menerus terjadi padahal dirinya tidak melakukan kesalahan apa-apa, apalagi punya bos baru yang super nyebelin.

"Huh ... salah lagi kan, sebenarnya si bos ini masih waras gak sih. Marah-marah gak jelas dan gak cerita apa-apa lagi?" bergumam namun masih terdengar jelas di telinga Nathan.

"Saya dengar ya perkataan kamu barusan, kamu pikir saya bu dek apa!" mengomel lagi.

Arumi ingin teriak sekarang.

"Aaaa ...., dasar bos menyebalkan. Sana makan dan minum sendiri, saya ogah nemenin bos lagi. Ca ... pek." Mengibaskan rambutnya yang tergerai kedepan.

"Hey ... mau pergi ke mana kamu Arumi, awas saja jika kamu berani melangkah satu langkah saja, siap-siap kamu akan kehilangan pekerjaan kamu Arumi," menunjuk-nunjuk Arumi.

Senjata saat ini hanya pekerjaan, di lihat-lihat dari riwayat hidup Arumi terlihat jelas jika gadis itu sedang butuh sekali pekerjaan mengingat di kota besar sangat mahal biaya hidup belum lagi untuk keperluan mendadak.

Deg.

Duit.

"Baiklah saya tidak jadi pergi, jadi pak bos bisa tidak mengurungkan perkataan pak bos barusan yang ingin memecat saya lantaran saya hendak meninggalkan pak bos padahal jelas-jelas pak bos yang menyuruh saya untuk menemani pak bos hari ini." Sedikit menunjukkan ekspresi kasihan dan tertindas namun terkesan imut dan menggemaskan.

Cegluk.

Nathan menelan salivanya saat menangkap sosok Arumi yang masih saja setia dengan senyum manisnya, tentang Claudia ia hampir lupa dengan apa yang ia dengar tadi siang.

Episodes
1 1. Awal musibah
2 2. Setelah Kejadian itu
3 3. Pertemuan Pertama Tom and Jerry
4 4. Bos dingin
5 5. Pertama kali Arumi Pingsan
6 6. Niatan
7 7. Bayi siapa?
8 8. Siapa laki-laki itu
9 9. Kronologi
10 10. Tajam nya lidah
11 11. Pingsan Lagi
12 12. Selalu saja berdebat
13 13. Pertama kali munculnya ide gila Nathan
14 14. Selalu menggampangkan setiap keputusan
15 15. Sok-sokan Bilang Alergi
16 16. Menuju ke salah satu Villa Keluarga Aqlan
17 17. Penyebab terusir nya sang ahli waris
18 18. Danau buatan
19 19. Terpeleset
20 20. Annar sahabat karib Nathan
21 21. Sadar diri terlebih dahulu
22 22. Bukannya Sengaja Terjatuh
23 23. Pernikahan Dipercepat
24 24. Setelah pernikahan
25 25. Memang begini suasana pengantin baru
26 26. Meratapi kebohongan
27 27. Kewaspadaan Nathan
28 28. Jangan Pernah Menghina identitas orang lain
29 29. Mengetahui kenyataan
30 30. Sebab ini aib
31 31. Saat Nathan ilfil
32 32. Nathan terus menggali informasi tentang Arumi Gundono
33 33. Dewasa tapi manja
34 34. Berusaha Jujur tapi sulit
35 35. Nigrat tau identitas Arumi
36 36. Cerita Mustahil
37 37. Terus menggali informasi
38 38. Fakta mengejutkan
39 39. Perhatian untuk menutupi kesalahannya
40 40. Sudah halal
41 41. Ada rasa kecewa
42 42. Memang Arumi orang yang sama
43 43. Ke mall
44 44. Bertemu Ayudia
45 45. Bumil memang labil
46 46. Arumi Diabaikan
47 47. Keputusan Arumi
48 48. Saat Arumi tidak ada di kediaman Aqlan
49 49. Nathan jujur ke mamanya
50 50. Ungkapan dari hati
51 51. Kejutan di hotel
52 52. Perdebatan Andy dan Laura
53 53. Arumi kecewa
54 54. Sikap Nathan terhadap Arumi
55 55. Arumi mengetahui kenyataan
56 56. Resiko usai jujur ke Arumi
57 57. Perang dingin
58 58. Mulai membaik
59 59. Perhatian demi memperbaiki hubungan
60 60. Rasa itu bisa datang kapan saja
61 61. Di marahin bumil
62 62. Tidak nyaman
63 63. Sama-sama merasakan debaran
64 64. Di interogasi mama Ningrat
65 65. Panggilan sayang
66 66. Bumil yang sensitif
67 promo Pesona Istri Antagonis
68 promosi
69 67. permintaan mengganti nama panggilan
Episodes

Updated 69 Episodes

1
1. Awal musibah
2
2. Setelah Kejadian itu
3
3. Pertemuan Pertama Tom and Jerry
4
4. Bos dingin
5
5. Pertama kali Arumi Pingsan
6
6. Niatan
7
7. Bayi siapa?
8
8. Siapa laki-laki itu
9
9. Kronologi
10
10. Tajam nya lidah
11
11. Pingsan Lagi
12
12. Selalu saja berdebat
13
13. Pertama kali munculnya ide gila Nathan
14
14. Selalu menggampangkan setiap keputusan
15
15. Sok-sokan Bilang Alergi
16
16. Menuju ke salah satu Villa Keluarga Aqlan
17
17. Penyebab terusir nya sang ahli waris
18
18. Danau buatan
19
19. Terpeleset
20
20. Annar sahabat karib Nathan
21
21. Sadar diri terlebih dahulu
22
22. Bukannya Sengaja Terjatuh
23
23. Pernikahan Dipercepat
24
24. Setelah pernikahan
25
25. Memang begini suasana pengantin baru
26
26. Meratapi kebohongan
27
27. Kewaspadaan Nathan
28
28. Jangan Pernah Menghina identitas orang lain
29
29. Mengetahui kenyataan
30
30. Sebab ini aib
31
31. Saat Nathan ilfil
32
32. Nathan terus menggali informasi tentang Arumi Gundono
33
33. Dewasa tapi manja
34
34. Berusaha Jujur tapi sulit
35
35. Nigrat tau identitas Arumi
36
36. Cerita Mustahil
37
37. Terus menggali informasi
38
38. Fakta mengejutkan
39
39. Perhatian untuk menutupi kesalahannya
40
40. Sudah halal
41
41. Ada rasa kecewa
42
42. Memang Arumi orang yang sama
43
43. Ke mall
44
44. Bertemu Ayudia
45
45. Bumil memang labil
46
46. Arumi Diabaikan
47
47. Keputusan Arumi
48
48. Saat Arumi tidak ada di kediaman Aqlan
49
49. Nathan jujur ke mamanya
50
50. Ungkapan dari hati
51
51. Kejutan di hotel
52
52. Perdebatan Andy dan Laura
53
53. Arumi kecewa
54
54. Sikap Nathan terhadap Arumi
55
55. Arumi mengetahui kenyataan
56
56. Resiko usai jujur ke Arumi
57
57. Perang dingin
58
58. Mulai membaik
59
59. Perhatian demi memperbaiki hubungan
60
60. Rasa itu bisa datang kapan saja
61
61. Di marahin bumil
62
62. Tidak nyaman
63
63. Sama-sama merasakan debaran
64
64. Di interogasi mama Ningrat
65
65. Panggilan sayang
66
66. Bumil yang sensitif
67
promo Pesona Istri Antagonis
68
promosi
69
67. permintaan mengganti nama panggilan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!