Bab 4 Kembali Bertemu Dalam Musibah

"Julian kan?"

"Bapak tau nama Saya?" Pertanyaan ku di balas Pak Andi dengan tawa nya.

"Tau atuh, kan yang bantu Ibu Kamu ke puskesmas buat melahirkan Kamu kan Saya. Malah Saya juga yang mengazani Kamu karena Aa Drajat waktu itu belum datang dari kota. Sedangkan Abah sedang sakit" Jawaban Pak Andi membuat ku terkejut.

Seminggu Kami di rumah Abah dan Ambu dan selama seminggu itu pula Aku dan Rey selalu bermain bersama Ia yang rumah nya berada di sebelah rumah Ambu.

Sedih rasanya ketika Kami harus kembali ke kota. Tak rela meninggalkan gadis kecil yang membuat hati ku berdetak tak berirama ketika berada di dekat nya.

Oh tidak bahkan ketika mengingat nama nya saja membuat jantung ku berdetak tak karuan.

Gila ya hal itu memang gila. Aku yang menjelang remaja ternyata telah jatuh hati kepada gadis kecil yang usianya berbeda 11 tahun dari usia Ku.

Hingga kini wajah, mata coklat nan bulat nya masih lekang dalam ingatan ku dan hati ku pun masih berdetak tak berirama ketika mengingat gadis kecil ku.

Ia ya gadis kecil bernama Ia yang telah membuat hati ku hingga saat ini enggan terisi dengan wanita lain nya.

Namun entah mengapa detak jantung tak berirama ku kini berdetak dengan lebih kencang ketika seorang gadis remaja bernama Aghnia berdiri di hadapan ku.

Flash Back Off

"Aghnia" Julian kembali memanggil nama Aghnia dengan lembut.

Deg

Julian terpaku kala melihat dengan jelas kedua bola Aghnia yang tertutupi kacamata tebal nya, hingga tanpa Julian sadari sebuah nama keluar dari mulut nya yang membuat Aghnia pun terkejut.

"Ia" Aghnia menatap dengan lekat Julian dan kedua bola Aghnia pun membulat menatap tak percaya kepada Julian.

"Bang" Rey menepuk bahu kanan Julian membuat Julian dan Aghnia saling memutuskan pandangan.

"Minta maaf kepada Aghnia" Meta tersenyum penuh kemenangan melihat wajah Rey yang terkejut atas ucapan Kakak nya.

"Emang Rey salah apaan?" Ujar Rey seolah sikap dan perbuatan nya kepada Aghnia selama ini tak apa apa.

"Bunda tidak pernah mengajarkan kita untuk berbuat kasar apalagi menghina orang. Terlebih orang yang Kamu sakiti adalah perempuan. Gimana kalau Bunda yang berada di posisi Aghnia!" Bentakan Julian membuat Rey menundukkan kepala nya dalam-dalam.

"Minta maaf atau Abang laporkan perbuatan Kamu kepada Aghnia kepada Bunda!" Ancam Julian.

Rey menghela nafas berat lalu mengucapkan kata maaf dengan malas kepada Aghnia yang sontak membuat Julian semakin bertambah kesal dengan sikap adik nya.

"Yang benar minta maaf nya!" Sentak Julian. Rey yang kandung kesal dan malu kepada genk nya. Aghnia terutama Meta yang merasa puas karena di omeli Julian membuat Rey pun pergi begitu saja keluar dari Cafe tanpa meminta maaf kepada Aghnia.

"Woi. Jangan kabur Lo Kak Rey!" Teriak Meta namun tak di gubris oleh Rey yang langsung keluar Cafe menuju parkiran.

"Atas nama Rey, Saya meminta maaf" Ucap Julian menyesal kepada Aghnia.

"Iya Kak" Aghnia menjawab dengan pelan.

"Sebagai permintaan maaf, pesanan kalian hari ini gratis. Kalau ada yang mau di bawa pulang, kalian bisa memesan nya kembali" Sontak saja ucapan Julian membuat Meta dan yang lain nya senang.

"Saya tinggal dulu" Aghnia, Meta dan teman-teman lain nya mengangguk menjawab ucapan Julian.

"Makan yang banyak" Aghnia terkejut mendapat perlakuan manis Julian yang mengusap lembut kepalanya.

Hal dan ucapan yang sama persis yang masih di ingat oleh Aghnia kepada remaja pria yang selalu membelikannya es krim ketika dia berusia 3 tahun.

"Aa Ian" Gumam Aghnia pelan namun masih terdengar oleh Julian yang menganggukan kepala nya seraya tersenyum.

Aghnia bahkan sampai menutup bibir nya tak percaya melihat kepada Julian yang mengangguk pelan.

Untung saja tidak terlihat oleh Meta dan yang lain nya yang sedang sibuk memesan makanan hingga mereka tak melihat kejadian manis tersebut.

Namun kejadian manis itu tak berlangsung lama. Wajah Aghnia dan Julian seketika itu juga menjadi panik ketika salah seorang teman Rey masuk kedalam Cafe dengan pakaian seragam yang berdarah.

"Bang Julian, Rey nabrak ojol di tikungan" Ucap Ricko.

Julian bergegas keluar Cafe dan berlari bersama Ricko menuju tempat terjadi nya kecelakaan Rey.

Entah mengapa dada Aghnia langsung terasa sesak dan teringat Ayah nya yang pengemudi ojol ketika Ricko mengucapkan kata Rey menabrak ojol.

"Ayah" Gumam Aghnia sesaat setelah melihat arah jarum jam yang menunjukkan pukul 4 sore.

Mengingat sang Ayah adalah orang yang selalu tepat waktu membuat Aghnia semakin merasakan sesak di dada nya.

Tanpa berpikir panjang lagi Aghnia pun bergegas berlari keluar Cafe mengikuti Julian dan Ricko yang sudah berlari terlebih dahulu menuju lokasi kecelakaan yang menimpa Rey.

Langkah kaki nya terasa semakin berat kala melihat sebuah motor yang sama persis dengan yang selalu di pakai Ayah nya untuk mencari nafkah.

Motor itu nyaris tak berbentuk lagi, sementara dua buah ambulance sudah tiba dilokasi dan tengah menaikkan dua orang korban yaitu Rey dan seorang pria yang membuat Aghnia pun berteriak hingga mengejutkan Julian yang hendak bersiap masuk kedalam ambulance yang membawa Rey bersama Ricko.

"Ayah" Aghnia pun langsung berlari menuju bangkar yang tengah di angkat dua orang petugas kedalam mobil ambulance.

"Ayah. Innalillahi Ayah. Ini Nia Yah. Bangun Ayah" Ucap Aghnia lirih mengikuti dua petugas masuk kedalam ambulance.

"Pak, tolong selamatkan Ayah Pak. Tolong" Ycap Aghnia lirih memegang erat tangan kanan sang Ayah yang sudah tak sadarkan diri.

"Yang sabar ya Dek. Kami akan menolong Ayah Adek semampu Kami. Bantu doa nya ya Dek" Aghnia hanya bisa mengangguk lemah melihat kedua orang petugas yang tengah berusaha menolong Ayah nya.

Julian menahan pintu ambulance yang akan membawa Ayah Aghnia ke rumah sakit dan segera mendudukkan tubuh nya di samping Aghnia, setelah Dia pamit kepada Ricko dan Adit yang turut mengantar Rey ke rumah sakit.

"Maaf Anda_"

"Saya kerabat kedua korban." Ucap Julian yang langsung menutup pintu ambulance dan ambulance pun segera melaju menuju rumah sakit.

Aghnia terus mengenggam erat tangan kanan Ayah nya dengan erat membuat Julian semakin merasa bersalah kepada Aghnia.

Julian menghela nafas pelan mengingat ulah sang adik yang selalu mengganggu Aghnia di sekolah dan kini membuat Ayah Aghnia celaka karena keteledoran Rey.

Ya, tanpa menunggu penyelidikan pihak berwajib Julian sudah mengetahui kecelakaan ini terjadi karena ulah sang adik yang melawan arus. Apalagi ketika meninggalkan parkiran Cafe, Rey memacu motor sport nya dengan kencang.

Julian pun merangkul bahu Aghnia berusaha membantu menenangkan sang gadis yang tengah ketakutan kehilangan Ayah nya.

Julian tak menghiraukan penolakan Aghnia pada saat awal Julian merangkul, namun pada akhirnya gadis itu menyerah dan kini justru merebahkan kepala nya di dada Julian sambil menangis dan berdoa dalam hati nya meminta keselamatan sang ayah tercinta kepada Sang Pencipta.

Julian pun turut berdoa agar Ayah Aghnia bisa selamat. Pria itu tak menyangka pertemuan kembali dengan gadis kecil nya itu justru membawa musibah yang mungkin saja bisa menjadi hal yang buruk bagi hubungan nya dan Aghnia kedepan nanti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!