Bab 4

Dania yang bangun langsung mandi untuk membersihkan diri. karena semalam tubuhnya terasa begitu lelah sampai tak sempat untuk mandi. Jadi pagi ini setelah bangun dia langsung membawa dirinya ke kamar mandi.

Dania yang sudah menyegarkan diri itu keluar dengan hanya menggunakan handuk yang terlilit menutupi tubuh indahnya.

"Dania!" Panggil Airon dari kamar sebelah.

"Iya, tuan," Sahut Dania teriak.

Lalu dengan cepat ia melangkah untuk menuju kamar Airon.

"Dari mana kamu! Dari tadi saya manggil kamu!" Marah Airon saat melihat Dania yang baru muncul.

"Tadi saya mandi tuan, makanya saya tidak dengar pas tuan manggil saya." Ucap Dania takut-takut.

Tiba-tiba mata tajam milik Airon menangkap sesuatu yang begitu indah.

"Kemari," Panggil Airon.

Dania menurut dan menghampiri Airon dengan wajah yang menunduk.

"Arkkk! Tuan." Pekik Dania saat Airon menarik lepas handuk yang melilit tubuhnya.

sontak Dania langsung menutupi bagian tubuhnya yang bisa ia tutup dengan tangannya.

Kini tubuh mulus indah milik Dania terpampang dengan polos, membuat gairah pada Airon.

Dania hanya mampu menunduk malu dengan wajah yang memerah.

"Kamu membangkitkan saya Dania." Ujar Airon berbisik di telinga Dania.

Sebenarnya Airon memanggil Dania adalah untuk menyuruhnya membuat kopi tapi karena tubuh indah Dania yang hanya di balut handuk itu begitu menggoda dan membangkitkan dirinya, maka terjadi hal yang tak di inginkan itu.

****

"Aduuuh, sayangnya mama, kenapa tidak bilang kalau kamu akan pulang?." Kata Tania. Ibu Airon menyambut anak sulungnya itu dengan girang

"Airon hanya sebentar." Ujar Airon mencium pipi Tania wajah dingin Airon berubah lembut saat berhadapan dengan ibunya.

Kemudian keduanya berjalan memasuki rumah yang bak istana itu. Rumah mewah nan megah.

"Mama akan suruh bibi untuk masak makanan kesukaan kamu, kita makan sama-sama ok." Kata Tania menggandeng Airon sambil mereka berjalan masuk ke dalam rumah.

"Hai, Ron. Tumben ingat pulang." Sapa Airish adik kembar Airon.

"Jadi, kamu tidak suka kalo aku pulang?" Kata Airon

"Bukan tidak suka, aku malahan senang. Jadi mamamu itu tidak lagi bakalan datang malam-malam ke kamarku, hanya untuk minta di hibur karna kangen sama anak laki-lakinya." Ujar Airish sambil menunjuk Tania dengan bibirnya.

"Mamaku yah mamamu juga."

"Iya, tapi kayaknya dia lebih sayang ke kamu deh, daripada aku." Ucap Airish bercanda. Dan, akhirnya mendapat cubitan dari Tania.

"Nah, tuh, kan Ron, aku di cubit sama mama. Kamu mana pernah di gituin, palingan di peluk sama di cium." Airish memonyongkan bibirnya pura-pura cemberut.

"Aduhh, sini mama cium dan peluk." Tania merentangkan pelukannya untuk memeluk Airish. Dan, di sambut Airish dengan senang.

Ketiganya lalu tertawa, karena jarang sekali mereka bercanda seperti itu, penyebabnya adalah Airon yang jarang pulang karena terlalu sibuk. Dan, Airon lebih memilih tinggal sendiri di apartemennya.

Dan setelahnya mereka berada di meja makan untuk makan malam, berbagai lauk pauk kesukaan Airon sudah tersediah di meja makan.

"Airon, kamu ingatkan anak Tante Shelly yang kuliah di Aussie itu?" Tanya Tania.

"Tante Shelly?"

"Iya Tante Shelly yang teman mama itu."

"Iya, Airon ingat. Dia kenapa ma?"

"Anaknya Tante Shelly akan pulang bulan depan, kamu temenin dong dia." Pinta Tania

"Liat nanti deh, kalo Airon tidak sibuk" Balas Airon.

"Anaknya cantik kok Ron, aku udah servey, dari satu sampai seratus, dia itu dapat angka sembilan puluh." Kata Airish.

"Kok cuman sembilan puluh? Mama juga udah liat kok fotonya, anaknya cantik sekali." Protes Tania.

"Mah, yang punya kecantikan sampai seratus sempurna itu cuman Airish, karna cuman Airish yang paling cantik di dunia." Sahut Airish yang membuat Tania dan Airon tersenyum geli. ya, walaupun apa yang di ucapkan olehnya itu adalah benar.

wajah mulus putih, dan menawan dengan netra coklat kental yang menggoda membuat laki-laki sering bertekuk lutut padanya. sama seperti Airon. Hanya saja Airish adalah versi perempuannya.

Airish adalah saudara kembar Airon lahir lima menit setelah Airon jadilah Airish anak bungsu.

"Kok kamu tidak menginap sih?" Tanya Tania dengan wajah memelas.

"Besok aku harus ke kantor pagi-pagi ma. Ada meeting dengan klien. Kalo di apartemen kan dekat, jadi aku tidak perlu buru-buru." Jelas Airon berbohong. Karena dia hanya sedang memikirkan Dania yang tinggal sendiri di Vila, apalagi Dania mungkin belum makan dari siang tadi. Dan, pagi tadi dia hanya sarapan roti, karena hanya itu yang ada di Vila.

"Kok buru-buru? kamu kan bosnya, kamu yang punya perusahaan." Kata Tania.

"Iya, tapi Airon kan harus profesional ma. Untuk contoh karyawan." Sahut Airon, yang akhirnya membuat Tania menyerah.

"Tidak profesional pun para karyawan itu tidak akan berani mac-macam ke dia ma. mama tau julukannya itu bos berdarah dingin. semua karyawan takut sama dia." Celetuk Airish

"Tapi kamu sering-sering pulang ya." Kata Dania.

"Nah, kan. Aku tidak dianggap lagi." Sindir Airish.

"Kamu ada juga kadang mama seperti tidak ada, habisnya sibuk terus sama butik." Sahut Tania.

"Aduhh, kasihan banget yah mamaku ini." Airish memeluk Tania.

Setelah memeluk dan mencium pipi Tania, Airon pamit untuk kembali ke apartemennya. Walaupun sebenarnya dia akan ke Vila tempat dimana dia menyimpan Dania.

Porsche Panamera milik Airon kini terparkir di depan Vila-Nya.

"Dania!" Panggil Airon yang tak melihat Dania di ruang tengah.

"Iya tuan." Sahut Dania yang berada di lantai atas.

Dengan cepat Dania turun untuk menghampiri Airon yang berada di bawah.

"Nih, kamu makan dulu. Belum makan kan dari siang." Airon memberikan bungkusan makanan yang di beli tadi saat perjalanan pulang.

"Makasih banyak tuan." Kata Dania mengambil bungkusan itu.

"Makan apa?" Tanya Airon.

"Hem." Sahut Airon.

Dania pun menurut, membawa bungkusan itu ke dapur. Mengambil piring dan duduk untuk makan.

Benar-benar makanan mewah menurut Dania. Ayam goreng dan burger persis iklan yang ia lihat di televisi tetangga waktu di desa.

Makanan yang tak pernah ia makan sebelumnya.

"Tuan tidak makan?" Tanya Dania ketika Airon masuk ke dapur untuk mengambil minuman.

"tidak, saya udah makan tadi." Sahut Airon dingin.

"Kamu tidak punya baju lain?" Tanya Airon saat melihat Dania memakai pakaian yang ia pakai semalam.

"Saya cuman punya satu baju ini tuan, pas saya di bawa sama tuan Albert, saya tidak bawa baju-baju saya. Karna saya langsung di paksa masuk ke mobil tuan Albert." Dania menjelaskan dengan polosnya.

"Apa saya bau tuan?" Tanya Dania menciumi bajunya.

"Tidak." Sahut Airon pendek.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!