Bab 2

Di dalam mobil Dania masih meronta-rontah meminta untuk di lepaskan.

“Tolong lepaskan saya, saya mohon.” Pintanya dengan air mata yang terus jatuh.

“sampai kamu nangis darah mohon-mohon, kamu tidak bakalan saya lepasin.” Ucap Albert yang duduk di kursi depan bersama sopir.

Sementara Dania yang berada di kursi belakang di himpit oleh kedua bawahan Albert terus berdoa dalam hati semoga dia di lindungi oleh Tuhan.

Mobil Albert yang membawa Dania berhenti di sebuah klub malam, lalu Dania di bawa paksa oleh bawahan Albert ke dalam klub malam tersebut.

“Bawa dia masuk, dan beri dia minuman enak yang bisa buat melayang.” Albert menyuruh Bawahannya membawa Dania masuk ke sebuah kamar. Setelah menyuruh bawahannya memasukkan Dania ke kamar itu Albert lalu pergi meninggalkan Dania dan bawahannya.

“Saya mohon lepaskan saya.” Tangisan Dania terdengar begitu lirih.

“Percuma kamu mohon-mohon, bos mah tidak ada belas kasihan nya.” Kata salah satu bawahan Albert yang bertubuh besar dan botak.

Dania hanya bisa menangis meratapi nasibnya yang begitu menyakitkan. Entah kenapa cobaan terus datang tanpa henti padanya.

“tuan Airon, apa kabar?” Sapa Albert pada pria tampan yang baru datang.

“Akan baik kalo kamu punya barang baru.” Ucap pria itu, tampaknya ini bukan pertama kalinya dia memasuki klub milik Albert itu.

“Barang baru? Tentu tuan, saya punya yang baru, fresh, belum pernah di pake.” Kata Albert.

“Kalo tuan mau, akan saya siapkan buat tuan,” Sambung Albert lagi.

laki-laki itu mengangguk, tanda dia setuju jika Albert menyediakan secepatnya apa yang Albert katakan.

“Akan saya siapkan sekarang tuan.” Kata Albert lalu dengan cepat menemui bawahannya dan menyuruh mereka untuk menyiapkan Dania, karena malam ini akan ada tamu untuknya.

“Tapi kalo dia tidak mau bagaimana bos?” Tanya bawahan Albert yang bertubuh besar dan botak itu.

“Paksa! Kalo perlu bikin dia mabuk.” Suruh Albert.

Kedua bawahan Albert menurut dan mendatangi Dania yang di kurung di kamar yang ada Klub malam itu.

“Kamu harus kerja.” Kata bawahan Albert yang satu lagi.

“Kerja? Saya harus kerja apa?” Tanya Dania pelan tak mengerti.

“Yah, melayani tamu lah!” Sahut Orang bawahan Albert itu dengan nada keras membuat Dania ketakutan.

“Maksudnya? Melayani tamu, apa saya jadi pelayan di sini?” Tanya Dania lagi ingin memastikan pekerjaannya.

“Kamu itu di sini sebagai p******” Dan seketika saat mendengar ucapan itu mata Dania membulat tak percaya bahwa dia di jadikan wanita pemuas nafsu.

Segera Dania mencoba untuk melarikan diri namun di cegat oleh kedua bawahan Albert, Dania mencoba melawan namun tenaganya tak cukup untuk melakukan itu.

Kedua bawahan Albert memaksa Dania meminum sebuah minuman, dan setelah itu perlahan-lahan kesadaran Dania menghilang.

****

Seseorang memutar gagang pintu kamar dimana Dania berada, dan ternyata orang itu adalah Airon pelanggan tetap Albert.

Dengan langkahnya Airon mendekati Dania yang tengah tertidur pulas, mungkin karena minuman yang di paksakan untuk di minumnya oleh bawahan Albert tadi.

Airon membelai wajah Dania lembut, dirinya sudah di penuhi gairah saat melihat tubuh terlentang Dania yang menurutnya begitu nikmat untuk dia jelajahi. Dan terjadilah sudah dimana Airon melepaskan hasratnya pada Dania.

Dania terbangun dengan sekujur tubuhnya yang terasa sakit, apalagi di bahagian bawahnya terasa begitu nyeri.

“Kamu sudah bangun,” Suara Airon menyadarkan Dania bahwa dia tidak sendiri di kamar itu.

Dania yang masih tak sepenuhnya sadar begitu kaget saat mendapati tubuhnya hanya di lapisi oleh selimut, dan di bawah selimut tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun.

“Ini bayaran kamu. Saya tambah dari jumlah yang seharusnya.” Airon meletakkan dengan kasar sejumlah uang ke atas kasur di mana Dania masih berbaring lemah.

“Ka…kamu apa kan saya?” Tanya Dania meskipun mungkin dia telah sadar apa yang terjadi.

“Jangan pura-pura bodoh, kamu tau apa yang terjadi antara kamu dan saya, dasar p******” Kata Airon tersenyum sinis, mengira Dania sedang berpura-pura dan pasti meminta bayaran yang lebih lagi.

Deg!

Kini Dania telah benar-benar mengerti dan tahu apa yang terjadi, laki-laki itu pasti sudah merenggut kesuciannya.

Dania menangis sejadi-jadinya tak bisa menerima kenyataan bahwa mahkota yang ia jaga telah hilang tanpa ia sadar, dan laki-laki yang merenggutnya tak ia kenal.

Airon yang masih berdiri mengancingkan bajunya satu persatu itu tak peduli pada tangisan Dania, Airon hanya menyangka bahwa itu adalah sandiwara yang di mainkan oleh Dania hanya untuk mendapatkan rasa kasihan dari Airon, agar Airon memberinya lebih banyak lagi uang.

“Ini saya tambah lagi, tapi bukan akting menangis kamu, tapi karna kamu benar-benar memuaskan saya.” Kata Airon yang membuat hati Dania yang terluka menjadi tambah sakit.

“Saya bukan p******, saya bukan perempuan yang seperti itu,” Tangis Dania menepis tuduhan yang Airon lontarkan padanya.

“Terserah !” Ujar Airon balik badan dan bersiap meninggalkan Dania yang masih dengan tangisannya.

“Tolong, saya mohon jangan tinggalkan saya di tempat ini.” Dania meraih kaki Airon memohon agar Airon tak meninggalkan dia, dia tak ingin berada di tempat terkutuk itu dan di jajah oleh banyak laki-laki.

Baginya cukuplah hanya Airon, laki-laki pertama yang menjajah tubuhnya.

“Saya mohon dengan sangat, tuan mau membawa saya, biar-lah saya rela menjadi wanita anda.” Mohon Dania tersedu-sedu.

Dania dengan rela menjadi wanita simpanan Airon daripada dia tinggal dan menjadi santapan laki-laki untuk menjadi pemuas nafsu. Lebih baik hanya Airon satu-satunya laki-laki, meskipun Dania merasa berdosa dan kotor namun dia sudah tak punya pilihan lain selain meminta Airon membawanya meskipun harus menjadi simpanan dan boneka Airon.

“Dasar perempuan murahan,” Airon menepis Dania dengan kasar, tak peduli meskipun Dania sudah bersujud-sujud di kakinya.

Airon tanpa perasaan meninggalkan Dania yang tersungkur tak berdaya dengan hanya selimut menutupi tubuhnya.

Dania dengan kehancuran hati menangis sejadi-jadinya, dia meratapi kepedihannya. Kesuciannya telah hilang dan kini mungkin akan banyak laki-laki yang akan menjamah tubuhnya.

Namun di dalam keterpurukan itu Dania masih mengingat Tuhan, dan masih mempercayakan hidupnya pada Tuhan. Berharap Tuhan akan membantunya dan melindungi dirinya. Dania dengan keyakinannya begitu percaya bahwa apa yang terjadi pasti karena ada keindahan di dalamnya. Dania sangat yakin akan itu.

Tiba-tiba mata Dania menangkap pintu yang masih terbuka lebar, dengan cepat Dania mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai. Memakainya lalu berlari keluar mengejar sosok Airon laki-laki yang merenggut kesuciannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!