“Bagaimana, apa tuan puas dengan servis gadis itu?” Tanya Albert di tengah suara dentuman musik disco saat Airon datang menghampirinya.
"Hari ini kamu tidak mengecewakan saya Albert." kata Airon.
“Saya senang jika tuan Airon senang,” Ucap Albert karena ternyata Dania cukup bisa diandalkan karena bisa membuat seorang Airon merasa terpuaskan.
Perkataan Albert hanya di tanggapi diam oleh Airon dan itu sudah cukup menjawab pertanyaan Albert. Airon puas dan bahkan sangat puas dengan Dania.
Sementara Dania menuruni lantai dua dengan tergesa-gesa takut ketahuan oleh bawahan Albert atau pun Albert sendiri. Namun akibatnya kakinya tersandung Dania terjatuh.
Semua mata orang-orang yang ada di klub itu kini tertuju pada Dania. Albert yang melihat itu dengan cepat menyuruh anak buahnya segera menangkap Dania.
Tanpa memikirkan rasa sakit pada tubuhnya cepat-cepat Dania bangun ingin melarikan diri, namun sia-sia karena anak buah Albert kembali menganggapnya.
Plakkk !
Albert menampar Dania.
“Ini akibatnya kalo wanita sepertimu macam-macam,” Ujar Albert marah karena berani-beraninya Dania mencoba melarikan diri padahal dia adalah pelunas hutang.
“Tolong lepaskan saya, saya mohon.” Tangis Dania menahan sakit. Tubuhnya terasa akan hancur.
“itu hanya ada di dalam mimpimu? mimpi! kau itu bayaran yang aku terima dari Karmin. Jadi kau jangan pernah mimpi bisa keluar dari tempat ini, Kalo kau macam-macam lagi, kau ku habisi! paham!” Ancam Albert.
Dania merasa mungkin ini adalah akhir dari kehidupan tenangnya. Dan selamanya dia akan terkurung dan berada di tempat kotor itu membiarkan tubuhnya di sentuh oleh laki-laki mana pun yang datang untuk membayar tubuhnya.
Anak buah Albert bersiap untuk kembali membawa Dania ke kamarnya namun tiba-tiba saja suara keras musik disko yang tadi memekakkan telinga berhenti. Dan langkah kaki terdengar melewati orang-orang yang menyaksikan kejadian dimana Dania di tampar, dan langkah kaki itu menghampiri dimana Albert, Dania dan anak buah Albert berdiri.
“Berapa harganya,” Ternyata itu Airon. Dan, dia juga yang.
“Maksud tuan Airon harga apa?” Tanya Albert yang tak mengerti.
“Harga perempuan itu.” Dania adalah yang di maksud oleh Airon.
“Saya akan beli dia." Ucap Airon membuat Albert ternganga tak percaya dengan apa yang di dengarnya.
"Maksud tuan Airon?" Albert masih tak mengerti dengan maksud Airon yang ingin membeli Dania.
“Perempuan itu, biar saya yang bayar berapa hutang yang dia miliki? Saya yang akan melunasinya dan dia akan ikut saya.” Jelas Airon yang membuat Albert semakin terkejut tak percaya.
“Tapi tuan Airon dia itu ada pe*****" di sini, saya-"
“Kalau kau masih ingin Klub ini berjalan seperti seharusnya, serahkan saja dia.” Ujar Airon mengingatkan membuat Albert mati kutu.
Sejenak Albert menjadi diam tampak seperti sedang berpikir.
“Baiklah tuan Airon. Silakan tuan mengambil perempuan itu." Albert pasrah karena tak ada gunanya dia melawan Airon.
Airon tersenyum puas mendengar apa yang di ucapkan oleh Albert. Memang seharusnya Albert menuruti kata-katanya.Karena, orang seperti Albert sangat mudah untuk dia jatuhnya.
Dania yang kini sudah menjadi milik Airon. Tak menunggu lama langsung mengikuti Airon dari belakang dengan langkah cepat. Ia takut jika nanti, mungkin saja Airon akan berubah pikiran. Lalu meninggalkannya.
Airon membuka pintu mobil Porsche panamera miliknya, lalu masuk kedalam.
"Mau tinggal di sini?. Tanya Airon yang melihat Dania masih berdiri tak bergerak masuk ke dalam mobilnya.
"Duduk di depan. Saya bukan sopir." Ucap Airon lagi. Saat melihat Dania ingin membuka pintu belakang mobilnya.
Kemudian Mobil Porsche panamera milik Airon melaju dengan kecepatan sedang menyusuri jalanan kota malam itu.
Di balik kemudi, Airon terlihat tampan dan berkarisma, dengan santai mengendarai mobilnya. Dan, untungnya dia tak minum banyak, hanya minum segelas Koktail.
Sementara di kursi penumpang, Dania sedang dengan takjubnya memandang keluar, pemandangan kota dengan lampu terang sangat menggoda matanya. Ini pertama-kalinya dia melihat pemandangan kota. Ternyata begitu indah di matanya, bahkan saking takjubnya, dia, melihatnya tanpa berkedip, seperti anak kecil yang melihat mainan bagus yang menggodanya.
Airon yang sadar, membuka kaca pintu mobil untuk membiarkan Dania lebih leluasa memandang keluar tanpa penghalang. Mungkin Airon tahu kalau ini pertama-kalinya Dania menginjakkan kakinya di kota.
Airon membelokkan mobilnya ke sebuah jalan, dan tak lama kemudian, mobil Porsche panamera milik Airon berhenti di sebuah rumah kaca, dimana rumah tersebut dikelilingi oleh sebagian besar kaca.
Dania mengikuti Airon yang turun dari mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumah tersebut, persis layaknya anak ayam yang mengekor induknya.
Sekali lagi Dania takjub, saat melihat rumah itu, rumah dua lantai yang simpel tapi terkesan megah.
Airon berjalan menaiki tangga ke lantai dua, dan di ikuti oleh Dania.
"Kamu tidur di kamar itu," Airon menunjuk salah satu kamar yang ada.
"Terima kasih tuan," Ucap Dania.
"Tapi ingat, Kalo saya butuh kamu harus segera datang ke kamar saya." Ujar Airon sambil mengelus wajah Dania.
"Baik tuan." Dania mengangguk, mengiyakan.
Dania lalu memasuki kamar, yang kini telah menjadi kamarnya. Kamar yang luas, tiga kali lipat dari kamar miliknya yang ada di desa.
Bahkan kamar mandi berada di dalam kamar.
Dania mengusap-usap kasur besar yang kini akan menjadi tempat tidurnya, berbeda dari kasur miliknya yang ada di desa.
Kasur yang kucel dan lusuh pun bisa membuat tidurnya nyenyak, apalagi jika dia akan tidur di kasur yang bersih dan besar itu, mungkin dia akan tidur terlebih nyenyak lagi,
Dan juga, pasti akan nyaman karena tak ada lagi pamannya yang cabul itu yang sering ingin mengambil kesempatan padanya.
Dan jika saja tak ada harga yang harus dia bayar untuk pembebasannya mungkin semua akan menjadi kebahagiaan untuknya.
Dania bersyukur karena bisa lepas dari Karmin. Dan bisa pergi dari Klub Albert meskipun dia harus menyerahkan dirinya pada Airon, setidaknya itu sedikit lebih baik dari pada dia harus di jamah oleh banyak laki-laki.
Air mata Dania kembali jatuh karena entah kenapa nasib seakan terus mempermainkan dirinya.
Tiba-tiba Dania menjadi khawatir memikirkan bibinya. Dalam hati, Dania berharap semoga Karmin tak selalu berlaku kasar pada bibinya.
Sementara di kamarnya Airon tengah menikmati rokok yang terjepit di antara jarinya. Menghirupnya dalam lalu menghembuskan kepalan asap yang beterbangan lalu lenyap. Untuk pertama-kalinya ada perempuan yang menarik baginya.
Tadi Airon begitu menikmati permainannya. Dania begitu mengoda dirinya sehingga dia melepaskannya beberapa kali. Airon tak menyangka jika Albert bisa mendapatkan barang yang sebagus itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments