Setelah mendengar penjelasan dari kakek Mo mengenai kedua benda tersebut, Kezia terdiam.
" Sekarang kamu harus segera melakukan kultivasi untuk memperkuat dirimu, karena diluar sana kamu akan menemukan berbagai rintangan dan cobaan" ucap kakek Mo.
“Tapi kek, saat ini banyak yang ingin Kezia tanyakan. Kenapa Kezia, bisa sampai di sini dan masuk ke dalam tubuh Lie Mey Yui?”. Gak habis pikir, aku mengalami kecelakaan dan kemudian terbangun sudah berubah menjadi gadis lain. Untung bukan berubah menjadi Sailor Moon!” hehehe, ucap Kezia sambil tersenyum.
"Apa itu Sailor Moon, nak? Kamu menggunakan kata istilah jamanmu bikin kakek bingung saja"
Mengenai pertanyaan, kenapa kamu bisa berpindah ke tubuh Lie Mey?, saat ini kakek belum bisa menjawab. Kamu sendiri yang harus mencari jawabannya, kakek hanya bertugas menyerahkan kalung dan cincin itu kepadamu. Serta mengarahkan agar kamu segera memulai berkultivasi di dalam dimensi dengan menggunakan batu giok, dengan berkultivasi duduk di batu giok dalam ruang dimensi. Akan mempercepat terobosan”, begitu penjelasan kakek Mo.
"Kek, bagaimana cara aku bisa masuk dan membawa lempengan besar batu giok ini ke dalam ruang dimensi?” tanya Kezia kepada Kakek Mo.
“Teteskan darah kamu dulu ke Kalung dan cincin sebagai tanda bahwa kamu adalah pemiliknya”, jelas kakek Mo
Kezia mengambil jepit rambutnya dan mulai menusukan ke jari tangannya dan meneteskan ke kalung dan cincinnya. Muncul asap putih di kedua benda tersebut dan kemudian menghilang kembali, seluruh badan Kezia terasa ringan.
Kemudian kakek Mo berkata, “ untuk masuk ke ruang dimensi kamu harus memfokuskan pikiran kamu ke kalung yang ada di leher”.
“Ayo kita coba bersama”, kakek menggandeng tangan Kezia. Lalu berkata,” pejamkan mata kamu dan fokuskan pikiran kamu ke kalung”.
Wuush.. Tiba-tiba muncul cahaya putih dan menghilang.
Kepala Kezia serasa mau pecah perut rasanya seperti di kocok-kocok dan mual terasa mau muntah. Tak berapa lama ia tidak merasakan sakit kepala dan mual, Kezia mulai membuka matanya.
Matanya melebar, langsung berseru " Kek, ini ruang dimensi yang ada di kalung? Besar, indah dan energi qi nya sangat padat".
Ia berlari kecil mengitari ruang dan melihat sekitar isi ruang dimensi, sambil tertawa bahagia.
“Ini milik Kezia semua”, kek? Lalu bagaimana cara membawa lempengan batu giok yang masih ada di gua?, tanyannya
Kakek Mo terkekeh mendengar perkataan Kezia.
“Baiklah kita kembali lagi ke gua lagi dan mengambil lempengan batu giok itu” ucap kakek Mo.
“Assiap kakek!”. Dengan semangat 45, kezia mendekat ke arah kakek Mo dan menggandeng tangannya. Sejenak dia lupa akan kesedihannya karena berpisah dengan orang tuanya
Seketika mereka berpindah tempat kembali di dalam gua.
“Gila bisa kembali lagi ke gua, ini ilmu keren abis!. Bisa transportasi dengan cepat”, ucap kezia dalam hati.
"Sekarang kamu hanya memikirkan lempengan batu giok itu dan kemudian masukan ke dalam ruang dimensi" kata kakek Mo
Kezia segera mempraktekkan apa yang diajarkan oleh kakek Mo. Lempengan batu giok di gua langsung hilang seketika dan berpindah tempat ke ruang dimensi.
“Wah, keren!. Berarti aku bisa masukin semua benda dan makhluk hidup ke ruang dimensi tanpa harus repot”, serunya.
Kakek Mo hanya menarik sudut bibirnya mendengar ucapan Kezia.
“Sudah saatnya kakek pergi, karena tugas kakek sudah selesai. Saat ini kamu harus mengandalkan dirimu sendiri” pamitnya pada Kezia..
Setelah mengucapkan kata perpisahan kakek Mo berubah menjadi cahaya putih dan menghilang. Bahkan kezia belum sempat berkata apapun pada kakek Mo, ia hanya terbengong-bengong pikirannya kosong kemudian langsung sadar.
“ Kakek Mo ini!, datang gak di undang dan pergi gak diantar, seperti jelangkung saja. Aku belum sempat mengucapkan terima kasih dan masih banyak yang ingin kutanyakan, eh.. sudah ngilang”, omel Kezia dalam hati
“ Banyak kali kakek Mo kasi PR, ok lah!, yang penting sekarang bagaimananya caranya aku bertahan hidup di dunia ini sekarang. Pa, Ma, Kak Ken, Kezia kangen, kalian sekarang ada di mana? Papa dan mama, apakah kalian berkumpul? Kak Ken apakah kamu sudah sadar?”. Hikz.. Hikz.. ,Kezia menangis teringat dengan keluarganya.
“Aku berharap kalian baik-baik saja dan semoga takdir bisa mempertemukan kita kembali”. Kezia menghapus air matanya dan berdiri.
“Saat ini bukan waktunya melo-melo, aku harus masuk ke ruang dimensi dan mencoba berkultivasi”. Entah bagaimana caranya di otak dan pikiran Kezia, terasa sudah mengetahui cara berkultivasi menarik energi qi di sekitarnya.
Wush..! Kezia sudah berada di dalam ruang dimensi.
Kezia berjalan melihat-lihat lokasi di seputaran,” ini pohon buah apa ya? Coba petik dan aku makan aja. Semoga gak bikin sakit perut, kalo bikin sakit perut bisa repot harus bolak balik cari toilet”, Ia terkekeh sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Ambil satu buah langsung ia makan, “rasanya manis enak sekali buah berwarna merah ini”, gumamnya.
Setelah makan buah berwarna merah ia merasakan badannya segar dan bertenaga dan yang aneh perutnya langsung kenyang.
“Saatnya berkultivasi, biar kuat seperti Usagi Tsukino alias Sailor Moon. Hehehe, kalo ada yang tau aku ngomong, tertawa dan senyum-senyum sendiri, lama-lama bisa di masukin rumah sakit jiwa. Otakku sudah agak konslet, mana ada rumah sakit jiwa di jaman ini”. Hehehe, Kezia tertawa sendiri.
Pada dasarnya Kezia adalah gadis ceria, kocak, polos, baik dan cerdas. Bisa dibilang jenius tapi sedikit malas.
Kezia mulai berkultivasi dan tak lama dia merasakan letupan-letupan pada dirinya, aliran darah mulai mengalir deras terasa mau meledak.
“ Ada apa dengan diriku, kenapa rasanya seperti mau meledak saja?. Masa iya, meledak seperti balon? Ya, ampun jangan sampai aku beneran meledak, harus kuat dan harus tahan. Anggap saja baru di gebukin orang satu RT karena ketahuan nyolong mangga orang” batinnya.
Bermacam gejolak pikiran di dalam hatinya, konyol apa yang sudah dipikirkannya. Karena takut dan was-was dengan hal baru yang belum pernah ia alami, tapi tidak mengendorkan semangatnya untuk menjadi lebih kuat.
Tubuh Lie Mey Yui yang sebelumnya sangat lemah dan mengandung racun. Tanpa di sadari Kezia, setelah mandi di air terjun tersebut telah menghilangkan semua racun yang ada di tubuhnya. Ibarat tubuh Lie Mey Yui adalah cangkang yang yang kosong.
Racun yang bersarang di tubuh Lie Mey Yui mengakibatkan rusaknya datian dan tersumbatnya meridian, serta membuat wajahnya menjadi buruk seperti ada tanda lahir hitam di separuh wajah dan bopeng di seluruh wajahnya.
( Beruntung gak ada cermin, Kezia tidak bisa melihat bagaimana bentuk wajah asli Lie Mey Yui yang mengerikan. Sebelum masuk di air terjun ia tidak melihat wajahnya di air, kalo tau bisa teriak-teriak kesetanan. Hehehe ** )
Ibunda Lie Mey meninggal sejak ia berumur 7 tahun, sejak saat itu ia di bawah asuhan ibu tirinya yang kejam dan bermuka dua. Beruntung Lie Mey Yui memiliki phu-phu sebagai pembantu yang setia, dengan beda umur dua tahun lebih tua darinya.
Saat ini Lie Mey Yui baru berusia 14 tahun dan phu-phu berumur 16 tahun.
Sebelum ibundanya meninggal Lie Mey telah dijodohkan dengan putra mahkota Tang Yi Bo Akan tetapi hal tersebut membuat Iri saudara tirinya yang bernama Lie Mey Fang.
Sejak pertemuan pertama di acara bunga di kerajaan Tang, Lie Mey Fang telah menyukai Tang Yi Bo Ia bertekad untuk merebut tunangan kakak tirinya.
Dengan kolaborasi antara Ibu tiri dan adik tirinya, mereka merencanakan pembunuhan dengan mendorong Lie Mey Yui di jurang. Mereka tidak akan dicurigai membunuh Lie Mey Yui karena jatuh ke dasar jurang saat mencari tumbuhan herbal.
Kehidupan Lie Mey Yui sangat tragis, hampir setiap hari tidak ada kata tidak di siksa. Dari pukulan cambuk, tendangan, jambak rambut. Hal itu sudah jadi makanan sehari-hari.
Siksaan adalah makanan sehari-hari dan berbeda dengan makan yang dibutuhkannya sehari-hari.
Lie Mey Yui makan dari sisa makanan yang ada bahkan nasi dan sayur basi.
Tragis sekali nasibnya padahal ia adalah putri pertama Jenderal Besar Lie Jun Ho dari kerajaan Tang. Ia memiliki kakak kandung laki-laki 5 tahun lebih tua, kakak lelakinya adalah seorang Jenderal muda yang bernama Lie Ming Se.
Sejak usia 12 tahun setelah kematian ibundanya, Lie Ming Se mengikuti ayahnya di perbatasan antara kerajaan Tang dan Ming.
Selama 8 tahun, ia tidak pernah kembali ke rumah. Hanya sang ayah yang pulang, meski hanya sebentar- sebentar karena harus melapor pada Kaisar Tang.
Namun Lie Jun Ho sama sekali tidak pernah memperdulikan anak gadisnya. Semua dia percayakan kepada selir Qian Chu Min ibu dari Lie Mey Fang.
Jun Ho percaya dengan hasutan-hasutan Chu Min yang menjelek-jelekan Lie Mey Yui. Hal besar yang membuat malu Jun Ho terhadap putri pertamanya adalah, tidak bisa berkultivasi dan dianggap sebagai gadis sampah, cacat dan buruk rupa. Sehingga Jun Ho tidak memperdulikan lagi, bagaimana kondisi putri pertamanya.
Miris jika mengetahui hal tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
vio~~~~
lie jun ho kembarannya lee meen ho dan lie ming she kembarannya to ming she..wkwkwk🤭🤫🤫
2023-04-21
2
ᴍ֟፝ᴀ Odette🏁
Omo Omo 🙈🙈🙈🙈
Kasihan
2023-04-17
1
Lanisia anugrah
😘😘😘
2023-04-03
2