Arkana Pratama pria yang berusia 27 tahun, dia adalah anak tunggal dari Louis, setelah menikah dengan Ana ia di angkat sebagai CEO di perusahaan ayahnya. Arkana sudah lama ia ditinggalkan oleh ibunya sejak ia duduk dibangku sekolah, oleh karena itu ia sangat tidak setuju ayahnya menikah lagi dengan Atika Ibu dari Kanaya.
Kanaya yang sedang sibuk menata buku buku untuk kuliahnya, tiba tiba Louis Ayah angkatnya memanggil Kanaya untuk sarapan pagi bersama.
"Kanaya apa kau sudah selesai,"
"Eh Ayah, sejak kapan ayah berada disana."
"Baru saja, Ayah hanya ingin mengajakmu sarapan pagi."
"Baik Ayah, aku akan segera kesana." Kanaya pun tak percaya dengan sikap Ayah angkatnya yang baik dan selalu mengingatkannya dari pada Atika ibu kandung Kanaya yang tak peduli padanya.
Kanaya pun duduk dimeja makan di samping Ibunya, namun ia tak sengaja melirik pada Kakak tirinya yang tersenyum padanya.
"Kenapa sangat menakutkan." Ucapnya dalam hati, ia mulai tak enak dengan tatapan Arkan padanya.
"Nanti setelah sarapan jangan dulu kembali, ada yang ingin Ayah bicarakan pada kalian semua."
"Baik Ayah," Ujar Arkan dan juga Ana istrinya.
Setelah sarapan mereka semua masih duduk menunggu apa yang ingin disampaikan oleh Louis.
"Begini, Ayah dan Ibu kalian akan tinggal di Canada untuk melanjutkan perusahaan disana, jadi Ayah minta pada kalian untuk menjaga Kanaya disini karena dia masih muda dan masih kuliah."
"Apa Ayah akan lama disana?" Ujar Kanaya, ia tak ingin dirumah megah ini sendirian karena ia takut dengan sikap Kakak tirinya yang tak menyukainya.
"Sekitar satu tahun Ayah akan tinggal disana."
"Kanaya kamu bisa kan tinggal disini bersama Kakak mu, Ibu harus ikut dengan Ayah mu jadi kamu harus bisa mandiri disini dan jangan merepotkan Kakak mu."
Kanaya hanya bisa mengiyakan keinginan Ibu dan Ayah angkatnya, ia tak bisa berbuat apa apa karena memang inu kepentingan Louis untuk menjalankan perusahaannya di Canada.
"Memangnya Ayah akan pergi kapan?" Tanya Arkan.
"Besok, Ayah sudah memesan tiket pesawatnya,"
"Ayah minta sama kamu agar menjaga Kanaya disini." Sambungnya.
"Baik Ayah, aku akan menjaganya, aku senang kalau dia tinggal disini. Suasana menjadi hangat setelah ada Ibu dan Adik," Ucapnya.
Ana istri dari Arkan pun tak percaya dengan ucapan suaminya, karena ia tahu Arkan tak segampang itu menerima orang lain dirumahnya.
"Mas kamu serius?" Tanya Ana.
"Ya aku serius, memangnya sejak kapan aku suka berbohong."
"Bagus kalau begitu, Ayah sangat senang padamu Arkan. Kamu sudah bisa menerima keluarga baru mu."
"Tentu saja Ayah."
Kanaya melihat senyum dan tatapan Arkan yang tak biasa, ia tak percaya setelah mendengarkan ucapan Arkan.
"Dia bilang menerima keluarga barunya, tapi kenapa semalam dia sangat angkuh dan sombong. Aku jadi tak enak hati dengan perubahan sikapnya." Gumamnya dalam hati Kanaya.
"Ya sudah kalau begitu aku akan berangkat ke kantor dulu," Ujar Arkan.
"Ya silahkan, Ayah minta tolong padamu untuk terus menjalankan perusahaan Pratama group. Jika kamu berhasil maka Ayah akan memberikan perusahaan itu untukmu Arkan."
"Terima kasih Ayah, aku akan giat bekerja agar perusahaan semakin maju." Kemudian Arkan pergi pamit untuk kekantor, sebelum pamit ia selalu memperlakukan istrinya seperti ratu membuat Kanaya tak menyangka dengan tingkah laku Kakak tirinya yang berciuman didepan keluarga tanpa rasa malu.
"Kanaya kamu harap mengerti dengan perilaku Arkan yang seperti itu, Ayah tak bisa mencegahnya karena dia memang keras kepala."
"Tak apa apa mas, namanya juga sudah menikah dan itu sudah biasa bagi pasangan suami istri, yang penting Kanaya bisa mengerti." Ujar Atika.
"Iya mas tahu, tapi seharusnya Arkan tak melakukan itu didepan Kanaya yang masih gadis."
"Sudah biarkan saja mas, biar Kanaya saja yang diberi pengertian." Ujar Atika.
"Kanaya Ayah minta maaf ya, semoga kamu mengerti dengan sikap anak Ayah, kalau dia bersikap seperti itu lagi kamu bisa menghindar darinya."
"Iya Ayah, Kanaya mengerti kok."
"Ya sudah kalau begitu Ayah mau pamit ke kantor dulu, Ayah harus memberitahu karyawan bahwa Ayah akan ke Canada."
"Iya mas hati hati dijalan."
Setelah kepergian Louis, Atika pun menyuruh Kanaya untuk membereskan meja makan dan mencuci piring, padahal Louis sudah memberitahu Atika untuk tidak memperlakukan Kanaya seperti pembantu karena ia sudah menganggap Kanaya sebagai anaknya. Namun Atika tak peduli karena ia sudah menganggap pekerjaan rumah itu tugas Kanaya, begitu juga dengan Kanaya ia tak masalah dengan semuanya karena ia sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah.
"Kanaya nanti tolong cucikan baju Ibu yang ada dibelakang hanya sedikit saja, Ibu lelah ingin tidur dulu karena besok Ibu harus berangkat ke Canada."
"Baik Bu," Kanaya mengiyakan semua perintah Atika karena seorang anak memang harus membantu orang tua.
Kemudian Kanaya pun membereskan semua piring kotor yang ada dimeja makan lalu ia mencucinya, ia sempat dilarang oleh pelayan namun Atika membiarkan Kanaya melakukannya dan pelayan pun hanya melaksanakan perintah tuan rumahnya.
"Kanaya." Panggil Ana.
"Ah Kak Ana, ada apa Kak?"
"Kenapa kamu yang mencuci, disini banyak pelayan kenapa kamu melakukan semua ini."
"Maaf Kak, aku sudah biasa melakukan semua ini."
"Oh begitu, kamu sangat rajin sekali. Kalau boleh tahu usia mu berapa?"
"Aku baru 18 tahun Kak, aku juga masih kuliah."
"Kakak salut sama kamu, masih kuliah tapi kamu sangat rajin sekali."
"Hehe iya Kak."
"Oh iya Kanaya, kalau kamu sudah biasa melakukan pekerjaan rumah apa boleh Kakak minta tolong sama kamu."
"Apa itu Kak."
"Kamu bisa gak tiap pagi menyiapkan baju Kak Arkan terus membuatkan kopi setiap hari buat dia."
"Memangnya Kakak mau kemana, biasanya kan kebutuhan suami itu dilakukan oleh seorang istri."
"Ya Kakak kan sibuk, Kakak bekerja sebagai model kadang Kakak tidak pulang selama 3 hari, jadi Kakak minta bantuan mu untuk menggantikan Kakak."
"Oh jadi Kakak ini seorang model, pantas saja Kakak sangat cantik hehe, baiklah kalau begitu aku akan melakukannya."
"Kamu bisa aja, terima kasih ya."
Ana wanita cantik yang berusia 25 tahun, ia masih menata karirnya jadi seorang model. Arkan sudah sering melarangnya untuk berhenti di dunia model namun Ana tak menghiraukannya karena baginya bekerja seorang model itu bisa membuatnya terkenal keluar negeri, itulah yang Ana inginkan. Ia ingin menjadi seorang model yang terkenal, ia tak peduli pada Arkan yang terus saja melarangnya karena cita citanya sebagai model sudah sejak lama jadi ia tidak bisa meninggalkan karirnya.
Sudah 3 tahun juga Ana menunda kehamilannya karena ia belum menginginkan seorang anak begitu juga dengan Arkan ia selalu menuntut Ana untuk segera memiliki anak namun Ana selalu beralasan ingin sukses dengan karirnya dulu.
Terkadang Arkan jenuh dengan sikap Ana yang mementingkan dirinya sendiri, ia seperti tak memiliki seorang istri karena Ana selalu sibuk dengan karirnya.
Arkan menatap layar ponselnya, ia tersenyum melihat foto foto bayi lucu yang ada di instagramnya.
"Sangat lucu sekali, aku sangat menginginkannya. Sampai kapan aku harus menunggu Ana untuk siap mengandung benihku." Gumamnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
lovely
ko gakk rela Kanaya masih bau kencur masih gadis jdi santapan cowok beristri 🥵🥵
2023-04-12
0