Teringat Kenangan Lalu

Mereka berdua berlari kecil setelah pulang dari cafe tak jauh dari rumah Liany.

" Yuk sayang agak cepat, hujan mulai deras." Seru Denny dengan menggandeng tangan Liany.

" Iya ini juga sudah cepat larinya."

Liany berlari kecil mengikuti langkah Denny.

Namun saat melewati jalan licin dan berlobang akhirnya Liany terpeleset.

Brukkk

Genggaman tangan Denny terlepas, saat Liany tersungkur di tanah. Wajah dan badannya penuh lumpur.

Dengan spontan Denny menghentikan langkahnya.

" Sayang kamu tidak apa-apa, maaf." Ucap Denny terkejut serta cemas kemudian membantu Liany berdiri.

Wajah Liany kesal dan malu, lalu bangun dengan tangan Denny yang menopangnya.

" Sakit banget kakiku." Teriak Liany saat ingin berjalan.

" Kakimu terkilir. Coba aku pijit sebentar."

" Nanti saja di rumah. Badan kita sudah basah nanti kelamaan." Tolak Liany dengan berjalan pincang.

Hujan deraspun mengguyur mereka berdua, hingga basah kuyup.

" Aku akan menggendongmu, jangan di paksa jalan, nanti tambah sakit."

Denny menuntun jalan Liany tertatih tatih di tengah hujan yang deras.

" Tidak usah, ayo jalan." Ucap Liany bersikeras, karena malu jika bersentuhan dengan Denny.

Udara dinginpun membuat kaki Liany sulit di gerakan. Terlihat Liany meringis kesakitan saat mau melangkah lagi.

" Ayo gendong saja, nurut kataku. Jangan keras kepala, kakimu sudah tidak kuat berjalan." Ujar Denny keras memaksa Liany.

Kemudian dia bersimpuh di depan Liany agar Liany bisa naik ke punggungnya.

Ketegasan Denny membuat Liany tak bisa menolak. Akhirnya Liany dengan ragu dan malu naik ke punggung Denny, mengalungkan lengannya ke leher pria itu.

Liany merasa takut jika Denny mendengar jantungnya berdebar kencang. Dia tak membayangkan bisa sedekat ini dengan pria yang menjadi impiannya.

Sampai di rumah Liany menggigil kedinginan, kakinya terasa ngilu dan tidak bisa di gerakan. Badan Dennypun juga basah kuyup.

Lalu Denny menggendong Liany masuk ke kamar mandi untuk berganti pakaian.

Bibir Liany gemetar menahan rasa dingin dan nyeri di kakinya, hingga badannya terhuyung hendak jatuh.

Denny menahannya dan menangkup badan Liany, tapi saat melihat bibir Liany gemetar kedinginan, dia meraup dan melahap bibir itu dengan rakus dan menyesapnya dengan candu.

Ciuman Denny semakin dalam dan menuntut, hingga Liany pun tak bisa menolaknya.

" Lepas bajunya sayang nanti masuk angin." Suara Denny serak di penuhi nafsu yang membuncah.

Liany hanya mengangguk.

Dengan tidak sabar Denny menggendong Liany ke kamarnya dan menidurkan Liany di ranjangnya.

Badan Liany terasa panas dan memabukkan saat Denny menyentuh dan menyesap seluruh permukaan kulit tubuhnya dengan rakus. Liany hanya pasrah menikmati setiap sentuhan yang menghasilkan rasa yang ia tak mengerti.

Hujan deras di luar sana, dengan hawa dingin yang menusuk, membuat Denny tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Ada sesuatu yang menuntut penuntasan.

Liany merasa tubuhnya terasa lemas, aliran darahnya bergerak cepat membuat panas seluruh tubuhnya, otaknya seolah lumpuh seketika. Ia tak tau harus bagaimana menerima perlakuan tiba - tiba dari Denny kepadanya, ia tak kuasa membalas ataupun menolaknya.

Otaknya berteriak kalau itu salah, namun hatinya tak ingin Denny menghentikannya.

Ini terlalu indah untuk diakhiri.

Saat Denny berbuat terlalu jauhpun Liany tak berniat menyudahinya, dia membiarkan kemana Denny membawanya.

Hingga saat Denny menghentakan sesuatu di tubuhnya. Liany merasa perih dan nikmat, sebuah penyatuan dari tubuh mereka.

Ciuman - ciuman kecil yang ia rasakan di seluruh wajahnya yang tirus, Denny mengecupi air mata Liany dan mencumbui wajahnya.

Perlahan udara dingin di luar sana menjadi hangat dan memanas seiring suara - suara percintaan yang terjadi di kamar Liany.

Pertempuran itu pun berakhir seiring suara tertahan mereka saat mereka selesai pada klimaksnya.

Sejenak Liany terpaku, ia tak mengerti mengapa semuanya ini bisa terjadi. Dirinya telah menyerahkan kesuciannya pada Denny, ia tak menyangka akan melepasnya semudah ini untuk pria yang membuatnya jatuh cinta.

Liany membalikan badannya dan menutup matanya dengan tangis yang tertahan.

Sementara Denny tengah menata kembali hatinya, dan mencari - cari alasan kenapa dia melakukannya ke Liany.

" Maafkan aku Lian, aku sudah menyakitimu." Ucap Denny dengan suara berat, kemudian merengkuh Liany dalam pelukannya.

Liany hanya diam. Hening tak ada jawaban.

" Aku merasa bersalah, tapi aku tak menyesalinya, aku sayang kamu Lian." ucap Denny sambil menatap Liany begitu dalam.

" Apa kamu marah?" Ucap Denny pelan.

Liany menggeleng, kemudian matanya yang sayu menatap Denny dengan rasa cinta.

'' Nyatanya semua sudah terjadi dan aku sudah tidak suci lagi." Lirih Liany dengan air matanya yang mulai menggenang.

"Hentikan omong kosongmu itu sayang. Bagiku kamu adalah gadis suciku, Lian."

Aku janji akan terus menjagamu." Bisik Denny ke telinga Liany.

Denny mendekap erat tubuh Liany masuk ke pelukannya, Liany merasa melayang dan nyaman dalam dekapan Denny.

" Bagaimana mungkin kita bisa bersama ya Den?Kamu begitu sulit untuk ku raih." Liany terlihat resah.

" Banyak hal yang berbeda diantara kita". Ucap Liany sendu.

" Sudahlah jangan banyak berpikir sayang. Mulai sekarang ini aku akan menjagamu." Tegas Denny hingga membuat Liany terdiam.

" Kamu janji kalau tidak pernah meninggalkan aku?" Liany dengan ragu menatap wajah Denny yang tampan.

" Yah aku janji sayang..." Balas Denny dengan mengecup kening Liany.

Tidak terasa waktu bergulir tahun demi tahun berlalu. Hubungan Denny dengan Liany hanya back street.

Karena Denny masih takut membawa Liany menemui orang tuanya.

Apalagi setelah perjodohannya dengan Renata berakhir, karena Rena telah menikah dengan orang lain. Namun Denny masih merasa enggan mengenalkan Liany ke orang tuanya karena Denny takut penolakan Siska untuk menerima Liany.

Hubungan dengan Liany hanya dia gantung entah sampai kapan.

Liany juga menyadari Denny tidak mempunyai keberanian untuk ke tahap pernikahan.

Tapi Liany terlanjur mencintai Denny dengan seutuhnya.

Yang Liany punya cuma hati yang mencintai.

\=\=\=\=\=\=\=\=

Liany melayangkan pandangannya, karena heran melihat rumah Denny ramai oleh tamu yang berkunjung.

Mereka yang datang terlihat dari kelas atas. Mobil dan pakaian yang di kenakan terkesan mewah.

Saat itu pun Liany merasa bahwa dirinya terlalu naif untuk mengharap Denny menjadi milik dia sepenuhnya.

" Aku memang bukan siapa-siapa yang bisa kamu banggakan, Den. Yang ku punya hanya hati yang selalu mencintaimu." Batin Liany perih.

Dengan langkah yang mulai lemah Liany berjalan ke arah satpam yang menjaga rumah Denny.

___________

Penasaran dengan kelanjutan Liany dan Denny?! Ikuti cerita selanjutnya ya!

Jangan lupa like dan comment yaaa! 😘💕❤️

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!