Masih di Pokeworks, Sara, Cindy dan John sedang menikmati makanan sambil berbincang. Wajah Sara sangat
bersemangat. Cindy lebih banyak diam sambil sesekali melirik John untuk mencari tahu sesuatu.
“Maaf, apakah kita pernah bertemu John?” tanya Cindy memotong pembicaraan
John kemudian menoleh ke arah Cindy, lalu menjawab “Sepertinya wajahku terlihat pasaran, karena kemarin Sara
juga menanyakan hal yang sama padaku” sahut John sambil tersenyum
“Tapi aku rasa kita belum pernah ketemu” lanjut John kembali
Cindy tersipu dengan kata-kata John, entah kenapa dirinya merasa mengenal John, namun entah dimana. Cindy lalu mengambil gelas minumannya kemudian menyesap dengan bibirnya yang merah menyisakan cetakan samar bibir merah pada gelas tersebut.
Sara pun tersenyum geli mendengar jawaban John, diapun merasa malu menanyakan hal itu kemarin. Tapi dia
sungguh-sungguh merasa pernah bertemu dengannya.
“Apa rencanamu besok John?” tanya Sara selanjutnya
“Hmm…, aku besok akan ke kota Terrace untuk suatu urusan” jawab John.
“Benarkah?” sahut Sara dan Cindy hampir bersamaan, lalu mereka saling memandang.
“Kak Cindy juga akan pulang ke kota Terrace besok?” lanjut Sara.
“Ng, aku juga tidak ada rencana untuk besok. Bagaimana kalau aku juga ikut kamu pulang kak” kata Sara berikutnya.
Cindy tak menduga Sara juga berkeinginan untuk ikut pulang ke kota Terrace bersamanya. Apakah karena John? pikir Cindy melamun.
“Bagaimana kak?” tanya Sara.
“Bukannya kamu sedang menyelesaikan tugas akhirmu?” kata Cindy.
“Aaah, aku suntuk kak. Tinggal sedikit lagi, tapi aku belum menemukan mood untuk menyelesaikannya” lanjut Sara
“Ah, alasan saja kamu sis” cibir Cindy yang ditimpali oleh kedipan mata dari Sara.
Tiba-tiba handphone Cindy berdering kembali. “Papa” tertera pada layar handphonenya. “Maaf. Aku akan
mengangkat telepon sebentar” kata Cindy sambil berdiri menuju ke pojok restoran.
“Halo pa.”sahut Cindy
“Selamat ulang tahun sayang” kata papanya Cindy.
“Iya pa.” sahut Cindy singkat
“Mama sudah memberitahumu kan. Ingat untuk pulang besok ya. Papa dan mama juga punya kejutan untukmu besok” lanjut papanya
“Iya pa. Mama sudah meneleponku tadi” sahut Cindy kembali
“Baiklah kalau begitu, sampai ketemu besok sayang” kata papa Cindy sambil menutup teleponnya.
John memiliki pendengaran yang tajam, dia tidak sengaja menguping pembicaraan tadi. Kemudian John melihat Cindy berjalan sambil bersedih.
“Kenapa kak?” tanya Sara melihat Cindy bersedih.
Wajah Cindy tidak bisa menyembunyikan perasaan hatinya. Hatinya galau tidak tahu harus berbuat apa.
Dia tidak pernah menyetujui perjodohan seperti itu, apalagi dengan Robert yang dia kenal. Cindy tidak menyukai Robert. Tidak ada cinta, bisakah hidup bersama.
Sara memahami perasaan Cindy, diapun tidak akan menyetujui apabila seseorang dijodohkan untuk dirinya. Sebagai seorang wanita jaman sekarang, merasakan jatuh cinta adalah hal yang diimpikan.
John menjadi serba salah berada disana melihat keadaan Cindy.
“Maaf, jika aku mengganggu waktu kalian, aku akan pamit” kata John yang membuat Cindy terhenyak hendak
menangis.
“Tidak apa-apa” sahut Cindy. Hatinya menangis tapi dia berusaha kuat untuk menyembunyikannya namun tidak bisa menyembunyikan kesedihan di wajahnya. Pikirannya kalut, apa yang harus dilakukan menghadapi keadaan esok.
“Apakah ada yang bisa aku bantu?” lanjut John bertanya untuk menenangkan Cindy.
Mendengar kata John, justru membuat Cindy meneteskan air mata. Dia segera mengambil tissu dari dalam tas
nya berikut cermin rias untuk menghapus air matanya.
Tiba-tiba, pikiran nakal muncul dalam benaknya.
“Bagaimana jika kamu membantuku John?” kata Cindy selanjutnya.
“Apabila masih mampu aku lakukan, aku akan berusaha membantumu” lanjut John yang berusaha untuk menenangkan hati Cindy dari kesedihannya.
“Maukah kamu berpura-pura menjadi pacarku John?” tanya Cindy.
Sara tersentak mendengar perkataan Cindy, dia tidak menyangka Cindy akan punya pikiran untuk meminta bantuan seperti itu. Wajah Sara berubah. Hatinya merasa meringis mendengar permintaan itu. Jangan mau John, pikir Sara. Tapi hatinya tidak tega melihat Cindy bersedih. Bagaimana ini? Kenapa jadi begini? Kenapa aku berharap John menolak permintaan itu.
Sara gugup menatap wajah John menunggu jawaban dari bibirnya.
Wajah Cindy pun tersipu malu lalu dia melanjutkan “Maaf, permintaanku tidak sopan. Tidak apa jika kamu menolaknya. Aku yang salah meminta hal yang aneh ini. Anggap saja aku tidak pernah memintanya, Ok”
Sejenak Sara menghela nafas lega mendengar kata-kata Cindy mengurungkan niatnya.
“Baiklah jika itu bisa membantumu” sahut John yang membuat Sara terpukul, namun membuat Cindy berbinar.
“Apa yang harus aku lakukan?” lanjut John bertanya kembali
Sara menundukkan wajahnya terdiam. Hatinya bergejolak. Ingin rasanya dia marah dan meninggalkan meja itu.
Mengapa aku seperti ini? Siapa orang ini. Mengapa aku memikirkannya. Banyak pertanyaan dalam hatinya. Dia yang awalnya bersemangat karena kehadiran John kini semangat itu hilang begitu saja.
“Kamu bisa memulai dengan mulai mengenal diriku, demikian juga beritahu aku sedikit tentang dirimu agar drama
kita besok tidak terlihat kaku dan palsu” jawab Cindy.
Lalu Cindy menceritakan tentang dirinya, apa yang dia sukai, apa yang dia tidak sukai, bagaimana
perjalanan hidupnya dari kecil hingga saat ini dan segala hal tentang dirinya. John mendengarkan dengan seksama dan mengingat semua ucapan Cindy.
“Baiklah, itu saja tentang diriku” kata Cindy. “Bagaimana denganmu?” tanya nya kembali.
Pada saat ini Sara sudah berusaha untuk menenangkan dirinya, dia juga mulai serius ikut mendengarkan tentang John.
“Aku tidak tahu mesti mulai darimana” kata John memulai ceritanya.
“Namaku John Araga. Aku seorang yatim piatu, yang hanya dibesarkan oleh kakekku.” lanjut John sambil menceritakan sedikit tentang dirinya dan menyembunyikan sebagian besar identitasnya.
“Araga”. Telinga Cindy dan Sara berkedut mendengar nama tersebut. Nama itu terngiang jelas di telinga mereka. Sepertinya nama itu tidak asing di telinga mereka.
“Jadi, aku hanyalah seorang pengangguran yang punya hobi menggambar dan membeli makanan dari hasil
menggambar” kata John merendah tanpa mengungkap identitas dirinya yang sebenarnya.
“Aku tidak tahu berapa umurku, karena aku tidak tahu kapan aku dilahirkan. Kakek tidak pernah menceritakan tentang kelahiranku. Aku tidak pernah merayakan hari ulang tahun” lanjut John mengatakan yang sebenarnya dengan wajah muram.
Cindy dan Sara terenyuh mendengar hal itu, di jaman sekarang masih ada orang yang tidak tahu kapan dirinya dilahirkan, pikir mereka
“Bagaimana jika kita anggap hari ulang tahunmu kebetulan sama dengan hari ulang tahunku namun di tahun yang
berbeda” kata Cindy selanjutnya.
Sara mengerutkan wajahnya menandakan tidak setuju, tapi apa daya dirinya enggan untuk menolak tanpa alasan.
“Jadi kamu lahir pada tanggal 25 Maret 1992. Dua tahun lebih muda dariku dan hari ini adalah hari ulang tahun
kita” lanjut Cindy tersipu malu. Tampak rona merah di kedua pipinya, segera dia menoleh ke arah jendela untuk menutupi perasaan malunya.
“Kalau begitu selamat ulang tahun juga untukmu John” sindir Sara sambil cemberut.
Oh Tuhan, ada apa dengan diriku tanya Sara di dalam hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Nuhume
🥲🥲🥲🥲🥲
2023-04-06
2