Pertemuan kedua kalinya.

Sudah tiga hari ini Mentari ijin tidak mengajar. Tubuhnya panas tetapi ia merasa kedinginan hingga menggigil.

Nenek dengan penuh kesabaran selalu mendampingi Mentari di sebelah tempat tidurnya untuk mengganti kain kompresnya.

Tok tok tok

"Nekk.... , nekk!" panggil Andin.

"Iya masuk saja. Nenek sedang jaga Mentari." jawab nenek lantang

"Nek..., Andin ijin bawa Mentari ke dokter ya. Gak bisa kalau didiamkan terus seperti ini.Kasihan Mentari." bujuk Andin.

"Din..., gak perlu aku sudah baikan kok. Mungkin besok, aku sudah sembuh dan kembali beraktivitas.." jawab Mentari.

"Kamu nih ya selalu saja bandel kalau disuruh ke dokter." ucap Andin

'Kamu demam sudah lebih dari dua hari naik turun terus. Aku gak mau tahu pokoknya hari ini kami harus ikut denganku ke dokter.Kalau tidak persahabatan kita selesai." ancam Andin.

Andin sengaja mengancam Mentari karena ia sangat mengenal watak sahabatnya itu yang sangat susah diajak ke dokter.Karena ia takut bila sampai disuruh rawat inap.

Mentari hidup sederhana dengan sang nenek. Keseharian mereka hanyalah dari penghasilan Mentari mengajar . Itupun tiap bulan harus hemat. Jadi mereka paling takut sekali dengan urusan Dokter ataupun Rumah Sakit karena terbentur biaya yang pastinya tidak sedikit bila sampai harus menjalani rawat inap.

Andin dengan sigap membantu Mentari untuk bangun dari tempat tidurnya."Ayo kalau kamu tidak ingin nenek sedih kita berangkat sekarang."

Mentari pun akhirnya menurut pada sahabatnya itu. Bagaimanapun juga ia tidak ingin merepotkan orang lain dan membuat nenek merasa sedih.

Setelah berpamitan pada nenek, Andin mengantar Mentari ke Rumah Sakit.

Sesampainya disana, mereka masih harus mengantri lagi untuk menunggu giliran nomer mereka dipanggil.

Sambil menunggu, Mentari mencoba mengecek suhu tubuhnya.Dan betapa terkejutnya mereka saat mendapati suhu tubuh Mentari dalam keadaan suhu tubuh normal yaitu.tiga puluh enam derajat.

Mentari dan Andin pun saling berpandangan."Tuh kan Din, aku bilang juga apa aku tuh baik-baik saja. Buktinya suhu tubuh aku normal kan?" protes Mentari.

Andin hanya terdiam heran."Bagaimana mungkin? dari kemarin suhu tubuh Mentari naik kenapa bisa turun sekarang?." batin Andin.

Andin memukul-mukul kepalanya bingung.Mentari duduk santai penuh kemenangan.

Andin melirik sahabatnya itu."Sepertinya kamu butuh healing." ucap Andin.

"Nona Mentari"panggil suster

"Tuh Tari nama kamu dipanggil!" senggol Andin.

"Oh iya.Tunggu sebentar ya." Kemudian Mentari pun masuk ke ruang periksa Dokter.

Beberapa menit berlalu, kemudian terlihat Mentari keluar dari ruangan periksa .

Andin menghampiri sahabatnya itu "Bagaimana Tar? Apa kata Dokter? " tanya kepo Andin.

"Kurang istirahat saja.Semua baik kok. Tekanan darah juga normal." jawab Mentari.

"Alhamdulillah.Yuk kita tebus obatnya "ajak Andin.

Merekapun berjalan beriringan menuju tempat pengambilan obat.

..............................................

Di tempat yang terpisah.

Kedua orang tua Langit sedang berdiskusi hebat tentang jodoh anaknya.

"Sudah waktunya Langit kita jodohkan sekaligus untuk memperkuat bisnis keluarga ini." kata Bapak Hadi ayah Langit.

"Apa papa sudah punya calon yang pas buat anak semata wayang kita itu?" tanya istri pak Hadi.

"Pasti nya. Ada beberapa calon sudah papa persiapkan untuk anak kita."

Hadi Prawiro adalah salah satu konglomerat terkenal di kota tempat mereka tinggal.

Di dunia bisnis keluarga Hadi Prawiro terkenal dengan sepak terjangnya dalam memenangkan berbagai tender dan selalu sukses dalam pengerjaan proyek-proyek yang dipercayakan pada perusahaannya.

Demi menjaga dan memperluas kerjasama yang solid ia berniat untuk mengawinkan perusahaannya dengan perusahaan kuat lainnya. Sekaligus mempererat kekeluargaan diantara mereka dengan mengawinkan anaknya dengan anak patner bisnisnya.

Sebegitu rumitnya persaingan bisnis di kalangan para konglomerat tersebut hingga semua keputusan apapun harus selalu menguntungkan dan mementingkan perusahaan agar eksistensi kekuatan perusahaannya semakin kuat dan disegani.

............................................

Dalam perjalanan menuju Rumah Sakit. Mobil Langit melewati taman kota tempat ia berteduh dari hujan deras beberapa hari yang lalu. Saat ia selesai berolahraga lari seputar taman.

Langit sengaja berolahraga lari keliling taman setelah selesai urusan kantor di sore hari hingga malam. Karena untuk menghindari banyaknya orang berkerumun bila olahraga pagi hari. Tepatnya sekertaris dan pengawalnya yang menyusun semua jadwal kegiatan Langit setiap harinya.

Tiba-tiba terlintas di kepalanya kenangan saat ia bertemu gadis polos tersebut. Yang tiba-tiba saja berlari ke arahnya dengan baju yang telah basah kuyup karena hujan.Gadis itu berlari untuk berteduh di bawah pohon yang sama dengannya dan berdiri tepat disampingnya.

"Sepertinya gadis itu takut akan petir. Setiap kali petir menunjukkan eksistensi nya di tengah guyuran hujan yang semakin deras gadis itu dengan reflek nya mencengkeram erat lenganku hingga berdarah." pikir Langit sambil meraba lengannya yang masih tertutup plester bergambar Doraemon.

Langit tersenyum samar melihat plester Doraemon masih melekat di lengannya."Gadis yang unik." batin Langit.

Ia masih ingat dengan jelas ekspresi gadis unik tersebut saat menyadari ia telah melukai lengannya. Wajahnya panik penuh penyesalan dan rasa bersalah. Dan dengan penuh tanggung jawab ia merogoh isi tasnya dan mengeluarkan plester luka itu dan menutup luka di lengannya dengan wajah lega .

Belum sempat Langit mengucapkan terima kasih dan berkenalan dengannya. Seorang teman gadis unik itu memanggilnya dan mengajaknya pulang bersama dengannya.

Kenangan itu berputar dengan jelas di kepala Langit saat ini."Siapa dia? dan dimana dia sekarang?" batin Langit.

"Tuan..kita sudah sampai." Salah satu pengawalnya memberitahu Langit posisi mereka saat ini.

Langit tersadar dari lamunannya lalu melihat ke sekelilingnya.Chek up rutin tiap enam bulan sekali yang harus ia lakukan di Rumah sakit ini sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh sekertarisnya menjadi jadwal rutin yang harus ia lakukan.

Setelah Langit melakukan beberapa rangkaian tes dan pengambilan darah, urin dan lain-lain. Rombongan Langit pun meninggalkan laboratorium tempat Langit melakukan berbagai tes kesehatan. Hasil pemeriksaan baru bisa diambil seminggu lagi

Beberapa langkah rombongan Langit hendak berjalan keluar meninggalkan Rumah Sakit. Langit berpapasan dengan dua orang gadis . Sesaat Langit merasa pernah bertemu dengan salah satu gadis itu. Begitu pula Gadis itu pun merasa pernah bertemu dengan sosok laki-laki yang baru saja lewat.

Seperti ada yang mengomando mereka. Baik Langit dan gadis itu menoleh bersamaan untuk memastikan pengelihatan mereka masingmasing.

Saling pandang dan berpikir beberapa saat. Akhirnya Langit menyadari."Bukannya itu gadis unik waktu itu.Gadis phobia petir ."

Dan tanpa membuang-buang waktu lagi Langit menghampiri gadis itu

Andin terkejut saat rombongan laki-laki yang terlihat tidak ramah itu dengan wajah-wajah dingin mereka tiba-tiba menghadang langkahnya dan Mentari.

Mentari pun hanya terdiam berusaha kembali mengingat sosok laki-laki di hadapannya ini.

Mata Mentari tiba-tiba tertuju pada bekas luka yang tidak sengaja ia buat pada lengan laki-laki itu.Saat petir menyambar dan berbunyi begitu menyeramkan.Malam dimana hujan deras bagaikan bumi tertumpah air dari atas

Dan luka itu masih tertutup plester Doraemon miliknya.

"Itu-----" tunjuk Mentari ragu.

"Kamu gadis malam itu kan?" Langit menyentuh lengannya yang tertempel plester Doraemon.Seolah menunjukan bukti yang ada yaitu luka goresan di lengannya.

Mentari pun mengangguk pelan. Sambil tersenyum ragu

Langit mengulurkan tangannya dan disambut baik oleh Mentari.

"Langit."

"Mentari".

Mereka berdua saling tersenyum ramah.

.................................................

Episodes
1 Pertemuan tak terduga
2 Pertemuan kedua kalinya.
3 Dijodohkan.
4 Kejutan
5 Rumah yang bukan rumah.
6 Satu Rahasia
7 Janji kencan yang pertama
8 Bayangan Lamgit
9 Kabur
10 Kesan Nenek.
11 Hari bahagia.
12 Terkejut
13 Sandiwara
14 lepas dari sangkar emas.
15 Cemburu
16 Kagum
17 Lelah.
18 Amarah sang ayah.
19 Kenyamanan yang terkoyak.
20 Pulang
21 Pilihan Terbaik.
22 Bos kecil.
23 Kesal
24 Pura-pura.
25 Bahagia.
26 Kesal.
27 Terkejut.
28 Sindiran telak.
29 Mimpi.
30 Paket
31 Undangan Pesta Dansa.
32 Bidadari
33 Tempat ternyaman Langit.
34 Kejutan.
35 Amarah sang ayah.
36 Diusir
37 Sang penolong.
38 Lapar.
39 Kenangan indah
40 Shock
41 Berdua
42 Bahagia berdua.
43 Target
44 Hilang
45 Syarat.
46 Rencana licik pak Hadi.
47 rahasia
48 kejutan
49 Dilamar.
50 Dua garis biru.
51 Hilang
52 Kecurigaan Langit.
53 Perintah untuk menculik
54 Rencana penculikan.
55 Diculik.
56 Penjelasan.
57 Informasi akurat.
58 kabur.
59 Kosong
60 Sembunyi
61 Meluapkan emosi.
62 kesepakatan sepihak.
63 Gelap
64 Dendam
65 Kecewa
66 Mengenang mu.
67 Galasky
68 Putus Asa
69 pertemuan tak di duga.
70 Papa.
71 impian Renata
72 kegelisahan
73 Penolong Kecil
74 Sahabat Kecil
75 Kejutan Manis
76 kecewa
77 kejujuran yang dinantikan
78 kegundahan hati
79 Peristiwa beruntun
80 Titik Terang
81 Pertemuan tak di duga.
82 Terkejut
83 Takdir
84 Kenyataan yang terbongkar
85 Terbongkarnya identitas diri
86 Bahagia selamanya
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Pertemuan tak terduga
2
Pertemuan kedua kalinya.
3
Dijodohkan.
4
Kejutan
5
Rumah yang bukan rumah.
6
Satu Rahasia
7
Janji kencan yang pertama
8
Bayangan Lamgit
9
Kabur
10
Kesan Nenek.
11
Hari bahagia.
12
Terkejut
13
Sandiwara
14
lepas dari sangkar emas.
15
Cemburu
16
Kagum
17
Lelah.
18
Amarah sang ayah.
19
Kenyamanan yang terkoyak.
20
Pulang
21
Pilihan Terbaik.
22
Bos kecil.
23
Kesal
24
Pura-pura.
25
Bahagia.
26
Kesal.
27
Terkejut.
28
Sindiran telak.
29
Mimpi.
30
Paket
31
Undangan Pesta Dansa.
32
Bidadari
33
Tempat ternyaman Langit.
34
Kejutan.
35
Amarah sang ayah.
36
Diusir
37
Sang penolong.
38
Lapar.
39
Kenangan indah
40
Shock
41
Berdua
42
Bahagia berdua.
43
Target
44
Hilang
45
Syarat.
46
Rencana licik pak Hadi.
47
rahasia
48
kejutan
49
Dilamar.
50
Dua garis biru.
51
Hilang
52
Kecurigaan Langit.
53
Perintah untuk menculik
54
Rencana penculikan.
55
Diculik.
56
Penjelasan.
57
Informasi akurat.
58
kabur.
59
Kosong
60
Sembunyi
61
Meluapkan emosi.
62
kesepakatan sepihak.
63
Gelap
64
Dendam
65
Kecewa
66
Mengenang mu.
67
Galasky
68
Putus Asa
69
pertemuan tak di duga.
70
Papa.
71
impian Renata
72
kegelisahan
73
Penolong Kecil
74
Sahabat Kecil
75
Kejutan Manis
76
kecewa
77
kejujuran yang dinantikan
78
kegundahan hati
79
Peristiwa beruntun
80
Titik Terang
81
Pertemuan tak di duga.
82
Terkejut
83
Takdir
84
Kenyataan yang terbongkar
85
Terbongkarnya identitas diri
86
Bahagia selamanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!