Bab 4. Pekerjaan Baru

Sierra masih terdiam membeku, kejadian tadi pagi masih menggangu pikirannya.

Perempuan itu, menggelengkan kepalanya, sampai kapan dirinya harus seperti ini? Sampai, kapan rasa bersalahnya menghilang?

Sierra menghela nafas panjang, ada yang lebih penting. Sierra pun, mulai membuka ponselnya.

Sierra: ["Jika, aku tak diterima, aku akan membuat masalah. Jadi, beritahu bos, dan beri aku pekerjaan!]

Pesan itu, langsung ceklis biru. Sierra  tersenyum, akankah ini akan berhasil?

Kevino: ["Baiklah.]

Mengapa, semudah ini? Seharusnya, Kevino menyetujuinya saat dirinya menangis.

***

Hari ini adalah hari, pertamanya bekerja. Sierra sudah siap dengan pakaian rapinya, dia bergegas menuju ruang makan.

"Kau, akan ke suatu tempat?"

Sierra menghiraukannya. Dia tak mau menatap Serla sedetikpun.

"Oke, kau mengacuhkanku! Aku, hanya ingin bilang, jagalah pacarmu. Jangan sampai, dia menyangkut di wanita lain."

Sierra memberikkan tatapan tajam, dia tak akan membiarkan Maldi di tangan Serla.

"Tenanglah, aku tak akan mengambilnya. Kau, tak perlu takut begitu."

Sierra mengoleskan selai pada rotinya. "Aku, tak takut kau mengambilnya, aku hanya khawatir kau akan depresi karena Maldi akan terus menolakmu!"

Sebelum mendengar jawaban Serla, Sierra langsung berlari keluar. Matanya terasa sakit jika terus melihat Serla.

Sierra keluar dari taxi, dia menatap Cafe kecil di dalam gang.

"Benarkah, aku harus bekerja di sini?" tanyanya keheranan. Bagaimana tidak, tempat ini begitu sederhana, berbeda dengan gaji yang dijanjikan.

"Mengapa, kau tak ke dalam?"

Sierra melototkan matanya melihat seseorang yang baru saja keluar, lelaki berbadan besar yang sudah tak asing lagi. Dia salah satu, anak buah Kevino.

"A-aku akan masuk."

Pria itu masuk ke dalam, diikuti Sierra yang membuntutinya dari belakang. Sierra masuk, di dalam sudah ada beberapa orang berbaju hitam, lain dengan Kevino yang memakai pakaian serba abu.

"Kau, sudah datang?"

Sierra melipatkan tangannya, dia menatap tajam ke arah pria itu. "Kau, berjanji akan memberiku gaji yang besar! Tetapi, mengapa kau memberiku pekerjaan ini?!"

Kevino, terlihat tenang melihat Sierra yang marah-marah. Dengan santai ia menjawab. "Pakailah ini, kau akan terlihat cocok."

Sierra semakin marah, melihat pakaian pelayan yang disodorkan Kevino.

"Kau, memintaku menjadi pelayan?! Aku, juga bisa mencari pekerjaan ini di tempat lain! Aku kira, kau akan memberiku pekerjaan yang sedikit berkelas!"

"Ehem!"

Deheman itu membuatnya menoleh, di sana terlihat beberapa pria berbadan besar menatapnya tajam. Sierra melupakan sesuatu, Kevino adalah orang paling penting di sini, tak ada satu orang pun yang berani membentaknya, ataupun menghirup nafas di dekat Kevino.

"O-oh, aku minta maaf. Aku tak jadi menerima pekerjaan ini."

Sierra ingin berbalik badan, namun suara berat Kevino mengehentikannya.

"Setelah kau masuk ke lingkungan kami. Kau, tak akan bisa pergi begitu saja."

"Lantas, kau ingin aku menabung uang, sampai lumutan? Aku juga cukup tahu gaji, seorang pelayan!" sentak Sierra yang sudah marah padam.

"Tenanglah! Ini, bukan pekerjaan biasa."

Sierra menghembuskan nafasnya, merasa jengah.

"Gajimu, bahkan dua kali lipat lebih besar dari sebelumnya," sahut Kevino dengan wajah yang super kalem.

"Masa, sih?"

Kevino mulai merasa kesal. Pria itu pergi, Sierra yang melihat itu langsung mengejarnya.

Kini mereka ada di sebuah ruangan gelap. Sierra spontan menyilangkan telapak tangannya di depan dada.

"Kau, tidak akan mengajakku membuat anak kan?"

''Kau serius bertanya seperti itu?''

Sierra tak menjawab, wanita itu diam sambil menelusuri setiap sudut ruangan. ''Jadi pekerjaan yang seperti apa yang kau maksud?"

Kevano terdiam sejenak, dia menatap Sierra sebentar lalu berucap. ''Setiap pagi kau akan bekerja sebagai pelayan. Dan malamnya, kau bekerja menjadi sopir. Gajinya akan jauh lebih besar, tapi ada satu syarat yang harus kau patuhi.''

''Apa, itu?"

''Jangan, bertanya apapun tentang apa yang kau lakukan. Cukup, kerjakan dengan baik tanpa melakukan kesalahan.''

Sierra masih tak mengerti, perempuan itu masih kebingungan.

''Bagaimana aku akan melakukan pekerjaan dengan baik, jika aku tak tahu apapun?"

Kevino memijat keningnya, mengajari Sierra butuh kesabaran yang besar. Perempuan itu sangat lamban.

''Seiring berjalannya waktu, kau akan segera mengetahuinya.''

''Ya, ya baiklah.''

Kevino tersenyum simpul. ''Baikah sekarang kau bisa mulai bekerja.''

Sierra tahu jika otaknya memang berjalan dengan sangat lamban, tapi siapa yang akan mengerti jika Kevino menjelaskannya setengah begini

''Sekarang, ganti pakaianmu.''

Sierra hanya mengangguk saja, walaupun tak tahu pekerjaannya, bukankah dirinya harus mendapatkan uang?

''Mengapa, diam saja?" tanya Kevino yang keheranan.

Sierra memutar matanya malas. Apa, Kevino memang polos atau bagaimana? ''Bukankah, seharusnya kau keluar? Kecuali, jika kau ingin melihatku tanpa pakaian.''

Kevino menoleh ke arah lain, lalu langsung pergi begitu saja. Sepertinya, pria itu sedang malu, tapi tak mungkin, pria kejam sepertinya akan gugup hanya karena ucapannya. Sierra ingat betul, betapa berengseknya sikap Kevino saat pertama kali bertemu dengannya.

***

Sierra sudah siap dengan pakaian pelayannya. Dia menatap sekitar, yang sudah terisi orang-orang berpakaian hitam, entah itu lelaki atau perempuan.

"Apa, aku di sini untuk melayani mereka?" tanyanya pada diri sendiri.

"Kau, Sierra?"

Sierra menoleh, terlihat pria paruh baya yang menatapnya bingung, dia memperhatikkannya dari atas sampai bawah, apa yang salah dengan dirinya?

"Kau, serius akan bekerja di sini?"

Sedikit bingung, namun Sierra tetap menganggukkan kepalanya sambil tersenyum ramah. "Iya, saya sangat serius."

Pria, paruh baya itu terdiam sebentar. Lalu menggelengkan kepalanya.

"Seharusnya, aku tak boleh peduli," lirihnya kecil yang masih terdengar oleh Sierra.

"Maaf?"

"Oh, tidak. Ayo, ikut saya." Sierra mengikuti pria itu, sepertinya beliau akan menjelaskan pekerjaannya.

"Karena kau pelayan khusus, kau tak boleh melayani ruangan-ruangan VIP."

Sontak Sierra menahan tawa, di Cafe yang kecil ini terdapat ruangan VIP? Apa tidak salah?

"Kenapa, kau tertawa?"

Sierra berusaha menahannya. "Maafkan, saya."

"Oke, anggaplah bukan ruangan VIP. Tetapi, ruangan privasi yang tak boleh didatangi sembarang orang, termasuk KAU!"

"Saya? Mengapa?" ungkap Sierra sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Sesuai syarat pertama, kau tak boleh menanyakan sesuatu yang kau lakukan."

Sierra menunduk, ia melupakannya.

"Kau, bekerja di sini hanya untuk melayani pelangggan, menulis dan membawa pesanan, kau paham?"

Sierra mengangguk paham, dan segera melakukan semua pekerjaan pelayan.

Disela pekerjaannya, ia menatap aneh pada beberapa pelayan yang mondar-mandir mengantarkan makanan ke ruangan privasi itu, dirinya merasa heran karena tak ada satupun pelanggan yang keluar masuk dari ruangan itu.

"Kenapa, mereka merahasiakannya dariku?" Sejenak, ia merasa bingung. Namun tetap mengerjakan pekerjaanya. Dia tak boleh melanggar peraturan karena penasaran.

Waktu malam pun tiba, pekerjaan keduanya dimulai, yang katanya dia harus menjadi seorang sopir, ada-ada saja memang.

"Kau, telah mengganti pakaianmu?"

Sierra hanya mengangguk kecil, ia merasa sesak memakai pakaian serba hitam plus masker, apa dirinya seorang buronan? Mengapa, harus tertutup begini?

"Apa, aku harus menjadi seorang pengemudi taxi?" tanya Sierra yang sedikit malas.

"Bisa, dibilang seperti itu. Pertama-tama, kau harus ke tempat ini setiap hari, lalu mengantar penumpangmu ke tempat yang mereka tuju."

Sierra menganggukkan kepalanya, ia merasa paham. Ketika ingin pergi, Kevino kembali berbicara.

"Ingat, jangan bocorkan identitasmu!"

"Baiklah! Dasar, cerewet!" Sierra masuk ke dalam mobil. Dia segera menyalakan mobilnya ke tempat yang diperintahkann.

Mobil, itu berhenti di depan rumah yang megah. Menurut Kevino, ia harus menunggu beberapa saat.

Seseorang pun tiba-tiba masuk. Dia menyerahkan secarik kertas padanya.

'Sebuah hotel?' batinnya, dia melihat kaca mobil untuk melihat penumpangnya, ternyata seorang perempuan yang berpakaian minim.

Tak banyak bertanya, Sierra segera menyalakan mobilnya, walaupun pikirannya tak tenang, ia tetap melajukan mobilnya. Sebenarnya apa pekerjaannya? Sierra memang penasaran, tetapi jika pekerjaannya memang buruk, apa ia harus segera berhenti?

Mobil itu, berhenti di sebuah hotel mewah. Segera, perempuan itu keluar tanpa mengucapkan satu kata pun.

"Setidaknya, bilang terimakasih atau apa gitu," omel Sierra. Permpuan itupun segera melajukkan mobilnya untuk pulang, memang tak jelas sekali pekerjaannya ini.

"Apa, aku jalan-jalan saja ya? Kevino pun tak akan mengetahuinya." Sierra melajukkan mobilnya, ia berniat pergi ke tempat yang menurutnya sangat spesial.

Ketika sudah sampai, perempuan itu turun dari mobil.

"Uangku hanya bisa membeli minuman saja," keluhnya. Hatinya terasa sakit, karena sekarang ia benar-benar miskin, berfoya-foya pun tak bisa.

Sierra berjalan masuk ke Cafe yang sedang trend itu, dia tersenyum mengingat tempat duduk yang selalu ia tempati bersama orang yang paling ia sayangi.

Namun, kakinya tiba-tiba berhenti melangkah, matanya menatap nanar pada tempat duduk favoritnya, dia merasa sedikit kecewa, bahkan tempat ramai ini tak membuatnya berpaling pada satu objek itu.

"Siapa dia? Mengapa, dia bersama perempuan lain?" Tanpa banyak kata lagi, Sierra berbalik dan berlari keluar dari Cafe itu. Secepat kilat, dia masuk ke dalam mobil.

"Mengapa dia bersama perempuan lain, disaat aku bekerja untuk membantunya?" serunya kencang, Sierra masih tak menyangka akan melihat Maldi tertawa riang bersama seorang perempuan, apalagi mereka duduk di tempat favorit Sierra.

"Tenang Sierra. Mungkin dia temannya, atau kenalannya saja yang tak sengaja bertemu," ungkapnya yang berusaha berfikir positif.

Namun, hati tak bisa berbohong. Perempuan itu terus saja menangisi pacarnya.

Di sisi lain, seorang pria tampan menaikkan alisnya ketika menonton vidio yang sedang terputar. "Setelah, membawa mobilku ke tempat lain, sekarang dia malah menangis?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!