Daryn Leroy, peria berusia 30 tahun itu, sudah menjadi CEO di usia yang terbilang muda.
Di usia 25 tahun, ia harus sudah mengambil alih kepemimpinan karena ayahnya meninggal
Leroy Corporation, merupakan corporation terbesar di kota Berlian.
Dia terkenal dengan sikap tegasnya, tak suka mengulang ucapannya, perfeksionis semua pekerjaan harus diselesaikan tepat waktu dan sempurna. dan juga suka bergonta ganti kekasih.
Daryn sudah menikah ketika berusia 24 tahun, 4 tahun kemudian dia dan istrinya bercerai.
"Permisi Tuan, anda memiliki tamu bernama Nona Ester."
"Ester? Suruh dia masuk."
"Tuan Daryn. " Ester agak berteriak memanggil namanya.
Daryn tersenyum.
"Sudah lama sekali. Hampir 3 tahun kan?" ucap Ester.
Ester adalah salah satu rekan kerja Daryn dan mereka dirumorkan berkencan.
"Nona Ester, apakah saya memiliki hutang yang tidak saya ketahui?" ucap Daryn bercanda.
"Tidak, bukan itu. Aku tau Tuan Daryn tidak suka basa basi, Aku mengundangmu secara langsung untuk pernikahanku."
"Selamat Nona Ester. "
"Maaf Tuan, anda akan menghadiri rapat pukul 3 sore ini."
Daryn melihat jam tangannya, dan waktunya tersisa 10 menit lagi.
"Hemm.. Harusnyaaku tahu, kalau Tuan akan sangat sibuk. Maafkan aku menyita waktumu."
Memang benar, Tuan Daryn selalu terlihat berginta ganti wanita. Tapi itu semua semata-mata hanya untuk urusan bisnis. Dia selalu menerapkan teori gave and take. Ketika kamu memberikan sesuatu, maka kamu harus menerima sesuatu sebagai bayarannya.
"Nanti malam, anda akan menghadiri pelantikan Wakil Presiden Danendra di kota Ruby. Jika kita menggunakan helikopter hanya memakan waktu 30 menit."
"Siapa yang akan di lantik menjadi wakilnya?"
"Putri tunggalnya. Laura Danendra." Ucap Liam.
"Apa dia sudah menikah? " setau saya belum Tuan.
Daryn mengangguk mengerti.
"Mereka sudah cukup lama menjadi musuh kita, bukankah baik menyatukan leroy dan Danendra? "
"Saya pikir itu ide yang bagus jika anda ingin memperluasnya. Saya akan mencari informasi lebih jauh tentang Nyonya Laura."
Mereka akan menaiki helikopter dari atas kantor Leroy Corporation.
Selama di Lift, Liam menjelaskan temuannya tentang laura.
"Dia adalah anak tunggal, pernah terdengar berbagai macam rumor tentang kehamilannya waktu berusia 16 tahun. Tapi hal itu tak pernah terlihat, bahkan dia kembali bersekolah dan kuliah melanjutkan kehidupan sosialnya seperti biasa."
"Kamu tau, rumor tak akan muncul begitu saja tanpa alasan."
"Tuan, hal ini bukan rumor. Tapi Nyonya Laura memang terkenal mengganti ganti pasangan dan kekasih. Dia tak menemui lelaki lebih dari 2 kali. " Jelas Liam kembali.
"Hapus dia dari daftar kerjasama." Daryn menggeleng.
Daryn sangat membenci wanita yang suka mengganti pasangannya dengan mudah. Tidak ada komitmen dan kepercayaan.
Ketika tiba di tempat acara, dia langsung di sambut Nyonya Liza dan Laura yang terlihat sangat bahagia. Tuan Abrar yang selalu terlihat datar.
Mereka mempersilahkannya duduk di sebuah meja. Matanya tertuju pada satu pelayan yang tubuhnya gemuk. Dan terlihat sangat tidak nyaman dengan keadaan di sekitarnya.
"untuk acara seperti inipun, mereka tidak bisa memilih seorang profesional untuk menjadi pelayan." batin Daryn.
Lalu, dia melihat pelayan gemuk itu, berjalan ke arah mejanya. "Tangan yang goyah, mata yang tak fokus. Bagaimana bisa pelayan melayani seperti itu? " Daryn menggerutu dalam hati.
Ketika tiba di mejanya, pelayan itu malah menjatuhkan minuman di celananya. Pelayan itu adalah Daisy.
"Maaf... Maafkan saya." Daisy lalu mengelap paha Daryn tanpa sadar.
"Hai.. Hei.. Hentikan. Aku akan mengurusnya sendiri" Daryn lalu berdiri dan mengelapnya sendiri.
"Sial, apa dia tak tahu apa yang dilakukan. Menggosok Paha pria dengan sembarangan. Dan kenapa dia menggigit bibirnya seperti itu?" Batin Daryn yang masih mengeluh.
Dia memanggil Liam dengan matanya. Lalu Setelah mendapatkan informasi letak toilet, diapun pergi meninggalkan Daisy dan Nyonya Liza tak ingin perduli dengan urusan mereka.
Saat ia keluar dari toilet, dia mendengar suara samar-samar.
"Dengar, aku tau kamu gadis seperti apa. Kamu seseorang yang bisa melakukan apa saja jika kamu menginginkannya. Kamu cerdas dan pintar seperti ayahmu. Tapi hanya karena ini, kamu jadi tak percaya diri." ucap Ava mencubit lemak Daisy.
Daryn diam sebentar dan mendengar percakapan Ava dan Daisy, dia sangat ingin tertawa ketika Ava memainkan lemak Daisy. "Sepertinya mereka berdua bersahabat baik, sampai memainkan lemak pada tubuh sahabatnya. Anak-anak jaman sekarang." Batin Daryn yang akan melangkah pergi sambil menggeleng.
"Ava, lepasin. Ini bukan waktunya bercanda. Aku harus mencari Tuan tadi,bantunya mengeringkan celananya. Tuan apa yah namanya, Dagin? Dasin? Davin?"
"apa maksudnya aku? Namaku? Dasin?Namaku sangat langka, jadi begitu orang mendengarnya mereka akan mengingatnya, dan bagaimana mereka tidak tau dan kenal dengan Daryn Leroy."
"Daryn" Dia tak sabar, mendengar Daisy tak mengingat namanya, suaranya mengejutkan Daisy dan Ava.
"Saya benar-benar minta maaf Tuan." ucap Daisy menunduk minta maaf.
"Apa kalian tipe pelayan yang selalu membicarakan majikan di belakangnya?" Daryn lanjut bertanya.
"Hehehe... Itu tergantung pada situasi dan kondisi yang mendukung. " Ava menjawabnya sambil cengengesan.
"Jika anda masih marah karena insiden tadi, saya minta maaf. Dan jika ada yang bisa saya lakukan."
"Tidak perlu. Asistenku sudah mengurusnya."ucap Daryn memotong ucapan Daisy. Tuan Daryn lalu pergi Meninggalkan tempat itu.
Tuan Daryn langsung pulang setelah insiden itu, dia tak ingin berlama-lama dengan celananya yang masih basah, dan dia juga tak ingin berganti pakaian dalam toilet.
Setelah di atas helikopter, dia baru sadar kalau dia melupakan jam tangannya di dalam toilet.
Jam tangan itu, adalah jam tangan yang sangat mahal, selain itu jam tangan itu adalah peninggalan ayahnya.
Sementara itu, Daisy kembali ke dekat toilet mencari kunci kotaknya. Dia memiliki sebuah kotak, di sana dia menyimpan semua pemberian ayahnya dan nenek Anita. Dan sekarang kunci itu menghilang.
"Aku tidak mau merusak kotak itu lagi. Terakhir aku masih memegangnya di sini." Daisy mencari sambil menunduk.
Di depan toilet dia mendengar seseorang bertanya.
"Jam tangan siapa ini?"
Dia pun melihat sumber suara.
"Jam tangan itu, bukankah jam tangan Tuan Daryn?" Daisy melihat jam itu, ketika dia tadi ia tak sengaja menumpahkan minuman.
"Aku mengenal pemilik jam itu." Ucap Daisy dari depan toilet.
"Nona Daisy." ucap salah satu pelayan di rumah itu.
"Nona? Kenapa dia menggunakan pakaian pelayan?" ucap salah seorang tamu.
"Biar aku saja yang mengurusnya. Paman dan Bibi lanjutkan saja pekerjaannya." Daisy membawa jam itu dengannya sambil mencari kuncinya.
Dia menyerah dan duduk di belakang aula sambil melihat bintang.
"Apakah aku bisa hidup di luar rumah ini? Aku yang susah bersosialisasi, aku yang lebih nyaman diam di dalam kamar.. Aarrgggh... Aku bisa.. Pasti bisa." Daisy menyemangati dirinya sendiri.
Ketika tiba di kamarnya, dia mencari informasi tentang Tuan Daryn. Akhirnya mendapatkan alamat kantor Tuan Daryn.
"Apa aku kasi ke mama aja, biarkan mama yang mengembalikannya. Tapi, aku masih merasa bersalah. Biar saja aku yang mengirimnya." Daisy lalu mengambil kotak dan mengemasnya dengan rapi.
Begitu juga dengan barang-barangnya ia kemas dengan rapi. Tabungan dari milik Ayah dan neneknya lebih dari cukup untuk memulai hidup.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments