Alya terdiam sejenak, membanta perkataan bunda adalah hal yang mustahil..
"Kak Owin tidak bisa membantu ku keluar dari masalah ini?". Dengan muka memelas Alya mengatakannya.
Owin menggeleng, sebelumnya dia sudah berdebat mati-matian dengan ibunya untuk tidak melakukan perjodohan itu namun ibunya malah berkata.
"Itu demi masa depan Alya!, Lagi pula bunda tidak melihatkan hal buruk padanya itu semua demi kebaikan dia di masa depan!".
"Tapi bagaimana jika Alya tidak ingin, dia masih muda bund tidak baik memaksakan kehendak ".
"Cukup Owin kau selalu membelanya, ini juga kesepakatan dari ayah mu jika tidak ayah mu akan terancam di pecat dan jabatannya tidak akan naik, ".
"Tapi aku tidak ingin perjodohan ini, aku ingin menikmati masa muda ku dulu, bekerja dan menjadi wanita sukses ". Tutur Alya dengan sedih.
"Bagaimana kalau kamu kabur saja dari rumah, tenang saja nanti kak Owin yang bantu Carikan tempat tinggal". Owin memberikan solusi.
"What!! Ayah bisa marah besar!".
"Hanya itu jalan satu-satunya, jika tidak maka relakan hidup mu sepenuhnya pada laki-laki cupu itu, hmm sepertinya dia juga bencong". Owin meremehkan.
"Dih amit-amit, tapi pergi dari rumah juga bukan ide yang tepat!".
"Alya kau tau hidup mu disini juga bagai di neraka kan? Tidak ada ketenangan yang kau dapatkan, kak Owin janji jika keluar dari sini kakak akan menjagamu di luar sana". Owin mendekat dan menggenggam tangan tangan Alya.
"Tapi..." Alya sangat sayang pada ayahnya, hanya beliau yang Alya punya meskipun terkesan dingin namun kerap kali Ayahnya juga memperhatikan dirinya...
Pernah suatu kali semasa Alya masih di bangku menengah pertama, Ayahnya melindunginya dari anak-anak yang membulinya di sekolah, tidak main-main Ayahnya membuat teman kelas Alya kapok hingga ada dari mereka yang pindah sekolah.
"Alya.. nak kita ada tamu sebaiknya segera ganti pakaian mu dan datang kemari". Tiba-tiba Bu Nensy datang dengan senyuman manisnya.
Alya dan Owin reflek melihat Bu Nensy
"Bund.." Owin ingin berbicara namun Bu Nensy menatap dengan tajam, pertanda agar Owin segera diam.
"Baik bunda". Dengan ragu Alya membuka kamarnya lalu masuk untuk mandi dan berganti pakaian .
20 menit berlalu sekarang Alya sudah berada di ruang tamu bersama mereka, hanya Owin saja yang malas bergabung dan memilih bernyanyi sembari memainkan gitar di kamarnya.
Posisi di ruang tamu.
"Alya.. nak ini pak Burhan dan ibu Rita dan yang di sebelah adalah Aldy tuan muda sekaligus penerus perusahaan yang ayah tempati bekerja sekarang". Ucap pak Roy memperkenalkan
"Ehmmm... halo Tante, halo Om"
Alya segera maju untuk memberikan Salim kepada mereka semua.
"Ternyata benar-benar gadis yang cantik ya". Ucap pak Burhan tersenyum, Alya sudah masuk dalam kategori gadis pilihannya.
Tentu pak Burhan tau jika Alya ini merupakan gadis dewasa yang baik hati serta memiliki etika yang baik .
Mereka semua tersenyum...
"Terimakasih Om". Jawab Alya dengan senyuman yang di paksakan.
"Jadi Alya maksud kedatangan Om dan Tante kemari yaitu untuk memperkenalkan anak kami pada mu, hmm.. Aldy bilang dia sudah sering melihat mu dan bertemu dengan mu hanya saja dia malu menyapa mu". Ucap ibu Rita sembari tersenyum.
"Ah benarkah ". Jawab Alya, sungguh dia sudah tidak ingin lagi duduk di sana, muak rasanya.
"Iya nak... Aldy memang sangat pemalu, tapi dia anak yang baik dan penurut, kalian bisa berkenalan lebih lanjut terlebih dahulu untuk mengenal satu sama lain". Jawab Bu Rita.
Jika di lihat-lihat bukan saja cupu sepertinya Aldy juga anak mama.
Alya melihat Aldy dari kaki sampai kepala, baju kotak-kotak merah hitam dengan celana jeans coklat, tak lupa kaca mata bundar seperti anak kutu buku.. duh.. penampilan jadul..
"Ah.. jeng bukan kah lebih cepat lebih baik.. perkenalan itu bisa menyusul bukan, jika mereka berdua sudah resmi menjadi pasangan.. lagi pula kita keluarga juga sudah saling mengenal satu sama lain,.. ". Bu Nensy berucap sembari tersenyum.
"What!!!". Teriak Alya kesal dalam hati, jemarinya di remas menahan amarah
"Benar yang di bilang istri saya pak, lebih cepat lebih baik". Pak Roy juga ikut menambahkan lalu mengambil kopi dan meminumnya .
melihat ayah nya yang ikut ikutan Setuju menambah kekecewaan dalam hati Alya...
Pak Roy sebelumnya tidak ingin dan ragu-ragu untuk menjodohkan Alya pada anak pak Burhan, jelas Aldy adalah anak mama yang bahkan mungkin tidak becus dalam memimpin perusahaan belum lagi tingkahnya yang seperti anak perempuan sungguh tidak menjamin.
Namun keragu-raguan itu berubah ketika Bu Nensy dengan rayuan serta mulut manisnya membujuk sang suami agar setuju dengan iming kenaikan pangkat.
Sebab sudah lama pak Roy bekerja di sana namun belum juga dia naik jabatan, dan ini adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan gaji tinggi.
"Bagaimana nak Alya, apa kau setuju... Hmm kita tidak perlu menanyai Aldy lagi sudah pasti dia akan sangat setuju ". Pak Burhan berucap yang di ikuti oleh tawa kecil mereka semua.
"Hmm maaf Om Tante apakah saya bisa minta waktu untuk memutuskan hal ini, bagaimana pun ini adalah keputusan besar dalam hidup saya..." Belum selesai berucap Bu Nensy segera menyela.
"Sayang bunda pastikan kau tidak akan pernah menyesal untuk berkenalan dengan nak Aldi, jadi untuk apa di pikir-pikir lagi, masa depan kamu lah yang terpenting ".
"Saya pikir ucapan Alya juga ada benarnya, ini adalah keputusan besar baginya untuk memutuskan apa yang baik dan tidak untuknya, kita harus menghargai akan hal itu.." . ucap pak Burhan.
"Om akan menunggu keputusan kamu nak Alya, Om berharap kamu mengambil keputusan yang bijak juga tentang masa depan kamu dan keluarga ". Lanjut pak Burhan.
Sepertinya ada penekanan dalam ucapan terakhirnya.
"Iya Om".
"Ya sudah kalau begitu kami permisi dulu". Mereka tersenyum kemudian bangkit berdiri untuk mengucapkan selamat tinggal.
Setelah kepergian orang tua Aldy juga Aldy, Alya segera di interogasi oleh Bu Nensy.
"Bun jangan terlalu kasar pada putri kita". Ucap pak Roy memperingati.
"Sssttt... Aku hanya ingin memberikan nasehat". Bu Nensy segera menarik tangan Alya masuk ke (kamar Alya).
Di dalam kamar...
"Duduk!". Ucap Bu Nensy dengan nada ketus.
"Hmm iya Bun ". Alya segera duduk di kasurnya sementara Bu Nensy berdiri di hadapannya.
"Bunda tidak habis pikir dengan mu Alya, apa sih yang ada di otak bodoh mu itu, mengapa kau masih perlu berfikir untuk mengambil keputusan yang sudah jelas jika kau akan memiliki masa depan yang cerah jika bersama dengan Aldy!".
NEXT....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments