Bab 4 Keterbukaan.

“Aku belum memikirkan ke arah sana, karena aku sedang fokus bekerja.”

“Memangnya kerja akang apa sih ? kalau boleh tau.”

“Aku jual beli property.”

“Wow keren.” Jawab Jessy dan Sabrina bersamaan.

Obrolan mereka pun terpotong saat hidangan yang dibawa oleh dua orang waiters yang cantik dan seksi membawa kereta dorong makanan yang berisi semua pesanan mereka. Setelah semua makanan dan minuman tersaji para waiters itu lalu mempersilahkan Nata Sabrina dan Jessy untuk menyantapnya.

“Tunggu dulu, kita berdo’a dulu sebelum makan.” Ucap Nata. Lalu Sabrina dan Jessy mengikuti apa yang dikatakan oleh Nata didalam hatinya.

“Aamiin. Ayo sekarang, Kita makan bersama. “ Ajak Nata. Diam-diam Sabrina dan Jessy semakin terpesona oleh pribadi Nata yang baru saja sehari dikenalnya itu. Tingkah laku dan perkataannya dari Nata seakan membius hati Jessy dan Sabrina.

“Mau coba nih  sop iga bakarnya enak lho.” Ucap Sabrina sambil menyodorkan sendok untuk menyuapkan ke mulutnya Nata.

“Coba yang ini dulu kang, kalau yang itu terlalu pedas kayaknya.” Jessy juga mulai menyodorkan sendoknya.

“Aku duluan dong Jess.”

“Tidak Sab. Aku yang duluan.” Semua itu membuat bingung Nata, namun dia lalu menyodorkan sebuah piring kecil.

“Sudah-sudah jangan berebut, OK campurkan disini, aku akan mencicipinya.” Sabrina dan Jessy akhirnya mengalah mereka menuangkan sop iga bakar tersebut diatas piring kecil yang disodorkan oleh Nata, untuk kemudian dicicipnya sop iga bakar itu dengan diperhatikan oleh Sabrina dan Jessy tanpa berkedip sedikitpun.

“Enak, lezat, gurih dan bumbunya meresap sampai ke dagingnya.” Puji Nata

“Sekarang kalian yang harus mencoba sate ini.” Nata lalu menyodorkan dua tusuk sate ayam yang dipegang di kanan kirinya. Lalu Jessy dan Sabrina lalu melahapnya. Dilanjutkan dengan sate kambing yang juga dilahap oleh Jessy dan Sabrina, yang sebetulnya kurang menyukai sate kambing.

“enak ?”

“Enak banget kang.” Jawab Jessy dan Sabrina bersamaan. Makanan di meja itu kini sudah habis disantap oleh ketiga pemuda pemudi itu. Seperti di komando lalu Sabrina dan Jessy dengan bersamaan mengecup

pipinya Nata.

“Terima kasih yaa kang Nata.” Ucap Sabrina.

“Iya terima kasih yaa kang, ini menurutku makan malam yang terindah bagiku.”

“iya sama sama, tunggu Sebentar yaa aku mau ke toilet dulu.” Ucap Nata kemudian melangkah meninggalkan mereka.

“Dia sabar banget Jess, aku jadi semakin suka sama dia.”

“Iya halus banget dia.”

“pipinya ?”

“Maksudku hatinya dong  bestie, tapi pipinya juga halus banget, tangannya juga ihhhh.”

“Hahaha, rasain loe, merasakan hal yang sama seperti aku kemarin.”

“OK kita gantian jaga dia deh, jangan sampai dia kepincut sama gadis lain.”

“OK deal.”

“Ternyata kamu benar juga Sab.”

“HRD ghitu lho.” Ucap Sabrina dengan bangganya.

“Tinggal kita selidiki pria gebetan kita yang masih misterius itu.”

“Kita jadi detektif nih ?.”

“Hahaha. Bisa jadi.” Kekeh  Jessy.

“Semoga kita tidak jadi Jones lagi deh, hihihi.”   Sabrina lalu memanggil seorang waiters, dia bermaksud membayar semua makanan dan minuman yang sudah di santapnya bertiga.

“Baik mbak akan saya cek dulu.” Tidak lama kemudian Nata kembali duduk bergabung besama mereka lagi. Disusul oleh seorang waiters yang tadi dipanggil oleh Sabrina.

“Berapa semuanya Mbak ?”

“Sudah dibayar lunas semuanya kok.” Jawab waiters itu

“Ohh iya terima kasih.”

“Akang yang bayar semua nya ?” tanya Sabrina.

“Iya, yuk kita pulang.”

“Ihhh kok begitu sih, kan aku yang ngajak, aku jadi ngak enak lho.”

“aahh enak semua kok tadi masakannya, iya kan jess ?” tanya Nata sambil nyengir dengan asal.

“Yaah akang mah ihh.” Ucap Sabrina dengan kecewa.

“Sudah lah. Ayo kita pulang.” Dengan langkah yang kenyang, kini dua gadis cantik itu berjalan sambil mengapit dan menggandeng tangan Nata, pada saat mereka melangkah keluar dari cafe itu. Beberapa pasang tatapan mata mengawasi mereka seolah iri dengan Nata yang sedang di gandeng oleh kedua gadis yang sangat cantik itu.

“Kami boleh nginep di kamarmu ?” tanya Sabrina, saat mereka sudah berada di mobil itu.

“Boleh saja, toh malam ini aku ga akan tidur sih, mau mengerjakan tugas.” Jawab Nata dengan enteng, sambil  terus menyetir, disampingnya kini Jessy sedangkan Sabrina yang mengeluh sedikit mengantuk duduk di kursi penumpang belakang. Baru saja lima menit Sabrina sudah terlelap tidur di jok penumpang belakang. Sedangkan Jessy sejak naik ke mobil dan duduk di jok sebelah pengemudi tidak henti-hentinya memandangi wajah tampan Nata. Membuat Nata menjadi salah tingkah. Tanpa sengaja malah menyalakan wiper di malam hari yang cerah itu karena tertukar dengan tombol lampu sein saat akan berbelok di sebuah perempatan jalan yang sudah mulai lenggang itu. Jessy pun senyum tertahan, saat melihat tingkah laku Nata yang sedang salah tingkah itu.

Mobil yang sudah tercatat plat nomornya itu lalu dipersilahkan masuk oleh Satpam yang sedang berjaga di depan gerbang pintu masuk apartemen itu. Kemudian Nata memarkirkan mobil di tempat yang sesuai dengan plat nomor di basement itu. Sabrina yang sedang tertidur lalu dibopong dengan gampangya oleh Nata. Kemudian dengan dibantu oleh Jessy yang menekan tombol lift mereka memasuki pintu lift dan setelah itu masuk ke kamarnya apartemennya Nata. Nata lalu membaringkan tubuh yang sedang tertidur lelap itu. Sedangkan Jessy keluar dulu lalu karena berusaha untuk mengganti bajunya yang berada di apartemen Sabrina. Saat Jessy kembali lagi ke unit apartemen yang sengaja belum dikunci oleh Nata, nampak Nata sedang duduk di kursi kerjanya yang berada di kamar kerja sebelah tempat tidur itu dan Nata sedang tekun mengerjakan tugas-tugas untuk hari esok.

“Boleh aku temani sebentar ?” tanya Jessy sambil membawa dua gelas air teh hangat yang tadi diseduhnya.

“Boleh dong, kamu sendiri tidak ngantuk ?” tanya Nata sambil memutar kursi  untuk menghadap kepada Jessy. Namun betapa terkejutnya saat melihat ternyata jessy sudah mengganti pakaian, kini jessy hanya mengenakan lingeri yang transparan, untung saja Jessy tidak melepaskan pakaian dalamnya yang warnanya sama dengan

warna kulitnya yang putih mulus itu. Lalu Nata kembali memutar kursi itu menghadap ke meja sambil memegang mouse dan memutar mutar tombol sroll di mouse itu dengan tidak jelas.

“Kok malah balik badan lagi sih? Ga sopan tuh kalau sedang diajak bicara tanpa memandang lawan yang diajak bicaranya.”

“Aku takut tidak bisa nahan, Jess.” Ucap Nata dengan suara gemetar. Nampak sekali kembali dia salah tingkah.

“Kamu ga suka sama aku yaa ?”

“Bukan ga suka Jess, tapi ga tahan, nanti saja kalau kita suda sah.”

“Wahh serius ? kapan dong?” tanya Jessy  dengan girangnya sambil memeluk tubuh Nata.

“Eeuu eeuu kapan yaa.” tubuh Nata pun kini terasa seperti dipresto, tulangnya terasa lepas, tubuhnya menggigil seperti sedang berada di dalam frezer.

“Kang, kamu demam ? kok menggigil begini sih ?” Jessy lalu meraba kening Nata yang dirasakannya suhu tubuh Nata normal saja. Kening Jessy pun berkerut dengan heran. Namun sekonyong konyong Nata membalas pelukannya Jessy itu, dia membalikkan badannya, dibelainya rambut Jessy yang hitam dan tebal juga panjang itu, dengan perasaan yang tidak menentu.

“Kang, kamu ga apa apa kang ?“ bisik Jessy di dekat telinga Nata. Hembusan napas yang sedang berbisik itu menambah rasa yang aneh menurut Nata, dia merinding, kulit di sekitar tangannya seakan akan bercucuk. Secara naruli lalu Nata mencium pipi Jessy. Jessy nampak senang dengan respon yang kini dibalas oleh Nata. Jessy lalu menggeserkan mukanya sehingga kini bibir Nata yang sedang menyentuh bibirnya, sedangkan kedua

kelopak mata Nata terpejam. Dengan perlahan Jessy mulai ******* bibir itu, mencuri ciuman pertama Nata selama hidup di dunia itu. Nata semakin terlena menikmati ciuman pertama yang baru dirasakannya itu. Dengan kaku dia mengikuti gerakan bibir dan lidah Jessy yang menuntunnya.

“Kita pindah ke tempat tidur yuk.” Ajak Jessy. Namun suara ajakan itu menyadarkan Nata, dia melepaskan pelukannya. Napasnya terlihat naik turun dengan kencangnya. Jantungnya pun masih berdetak dengan

begitu kencang.

“Tidak Jess, aku tidak mau melakukan hal itu, maaf saya tadi sudah terhanyut terbawa suasana, namun saya jujur, sangat menyukai mu Jess.”

“Ohhhh kamu suka sama aku ? aku juga kang, Ayolah kiita hanya tidur, bukan mau berlanjut kok. Maaf juga kalau tadi jadi membuat  akang terhanyut.”

“Baiklah.” Lalu Nata menutup layar laptopnya itu, kemudian mengikuti langkah Jessy untuk berbaring di tempat tidur yang sangat empuk itu. Nata kini berada di tengah-tengah, berbaring dengan diapit kedua gadis cantik. Jessy lalu memeluk Nata yang sedang terlentang itu, menjadikan Nata seperti guling yang hidup. Sedangkan Nata perasaannya semakin tidak menentu, dia tidak bisa tidur saat berada satu kasur bersama kedua gadis cantik itu. Apalagi sekarang didekap oleh Jessy yang nampak nyenyak tertidur sambil memeluknya. Kini pelukannya ditambah lagi oleh Sabrina. Untuk sesaat Sabrina membuka matanya saat dilihatnya ternyata Nata yang sudah berada disisinya dia mempererat  pelukannya, lalu kembali tertidur dengan lelap. Sampai dini hari Nata yang tak kuasa menahan kantuk baru bisa ituk tertidur dalam pelukan kedua gadis cantik itu.

Matahari sudah mulai tinggi, saat Nata membuka kedua kelopak matanya karena merasakan bibirnya sedang diciumi oleh Sabrina dengan gemas. Dia kembali terlena saat merasakan ciuman kedua yang kembali dicuri, kini oleh Sabrina yang dengan gemasnya bahkan menindih tubuh Nata. Suara gemericik di kamar mandi terdengar menandakan bahwa Jessy sedang menggunakan shower di kamar mandi itu. Entah kapan Sabrina berhasil melucuti seluruh pakaian yang melekat di tubuh Nata. Semua pakaian Nata kini teronggok di samping tempat tidur. Bercampur dengan pakaian Sabrina. Namun Sabrina masih mengenakan pakaiannya, saat dia mencapai puncaknya. Dengan lemas dia merebahkan diri diatas tubuh Nata. Sabrina kembali tertidur karena kelelahan.  Menginggalkan Nata yang semakin berkecamuk dan kebingungan.

Beberapa saat kemudian tercium wangi harum sabun mandi, Nata dengan perlahan mulai membuka lagi matanya. Kini dia dipagi hari itu disuguhi dengan pemandangan yang baru dialaminya. Dia melihat Jessy yang hanya berbalut handuk menutupi dada dan pinggulnya. Sedangkan paha dan bahu yang putih mulus milik Jessy terlihat sangat jelas. Jessy lalu memunggungi kasur itu, melepaskan handuk yang di pakainya, lalu menggantungnya di kapstok sambil memandang cermin dia lalu membalurkan body lotion ke sekujur tubuhnya. Sekilas Nata melihat dari bayangan cermin  padat dan kenyalnya payudara milik Jessy yang putingnya belum menonjol dan berwarna pink. Nata lalu dikejutkan oleh sebuah suara yang berada disampingnya.

“Bagus yaa badannya Jessy ?”

“Eeehh iya.” Jawab Nata dengan jujur. Tidak bisa menutupi ucapan jujur itu saat terkejut.

“Mau lihat punyaku juga ?” tanya Sabrina sambil meloloskan selimut yang membalut tubuhnya lalu membuka BH yang dikenakannya. Nata semakin terkesiap melihatnya. Matanya melotot tanpa berkedip.

“Ayo kita mandi.” Ajak Sabrina, menarik paksa tangan Nata, Jessy pun dengan acuh sejenak tersenyum melihat Nata dan Sabrina yang menuruni tempat tidur itu, Jessy melanjutkan membalur sekujur tubuhnya dengan body lotion. Kedua tangan Nata lalu menutupi daerah vitalnya saat berjalan menuju ke kamar mandi bersama Sabrina.  Suara shower kembali terdengar dengan riuhnya, kini ditambah dengan suara pekikan dari Nata yang kegelian saat mulai dibantu disabuni oleh Sabrina.

“Gantian dong sekarang kamu yang menyabuni aku kang.” rengek Sabrina.

“Iya punggungnya saja ?” tanya Nata dengan jengah.

“Semuanya dong. Sampai rata yaa.” kini tangan Nata pun tidak menutupi area vitalnya. Karena kedua tangannya sedang sibuk menyabuni tubuh putih mulus milik Sabrina yang blasteran Kanada yang diturunkan dari gen ayahnya itu. Mata biru dari Sabrina bukan karena menggunakan kontak lens, namun asli bola matanya yang indah berwarna biru. Sabrina juga mempunyai rambut merah yang tebal dan panjang, bukan karena diwarnai. Kini Sabrina membalikkan badannya, memperlihatkan kedua payudara yang padat berisi itu, sama seperti milik Jessy

namun agak besar sedikit. Putingnyapun masih berwarna pink. Telapak Tangan Nata Gemetaran yang sedang menyabuni area bagian depan tubuh Sabrina, telapak tangan itu seperti sedang tersetrum arus listrik. Tremor abis. Sabrina pun tersenyum menyaksikan hal itu.

“Kenapa kamu kang ? ga suka yaa ?”

“Eee eee suka kok.” Jawab Nata sambil memejamkan mata.

“Kalau suka, jangan dipejamkan matanya, mana bisa rata membalur sabun itu?” protes Sabrina. Jessy yang mendengar omelan Sabrina pun tersenyum saat mendengar suara omelan itu. Kini Sabrina juga saling

menyabuni bagian depan tubuhnya  Nata.

“Uggggghhh, geli Sab.”  Ucap Nata saat telapak tangan Sabrina mulai menyabuni tongkat sakti milik Nata yang kini semakin keras dan panjang.

“Wahh ternyata besar juga tuh pisangmu ini.“ ucap Sabrina dengan senang gembira. Jessy yang mendengar celotehan Sabrina itu cekikikan sambil menyisir rambutnya yang tebal dan panjang itu. Benar juga ternyata dia tidak cemburu dengan sahabatnya Sabrina itu.

“Ehhh kamu jangan ikut ikutan kang, aku masih perawan lho.” Cegah Sabrina saat tangannya Nata hendak menyusup  kedalam miliknya yang sangat berharga itu.

“Ohhh maaf.” Jawab Nata yang penasaran itu.

“Iya ga apa-apa kang, Jessy juga sama tuh, dia masih belum ada yang menjamahnya, jadi hati-hati yaa.”  Lima menit kemudian Sabrina dan Nata keluar dari kamar mandi dengan bersamaan dan berbalutkan handuk yang melilit di tubuh mereka. Jessy yang sudah berpakaian rapi kini sedang merias wajahnya tipis-tipis saja. Rambut hitam lebatnya kini sudah diikat ekor kuda. Dengan iseng Jessy melepaskan handuk yang dipakai oleh Nata, karena dia penasaran atas celotehan dari Sabrina di kamar mandi itu. Kedua tangan Nata yang sedang memilih baju yang akan dikenakannya kini tak kuasa untuk menutupi area vital miliknya itu. Jessy nanpak terkesima sambil membekap mulutnya, dia terkejut melihat panjang dan besarnya milik Nata itu. Terbukti omongan dari Sabrina benar.

Episodes
1 Bab 1 Hari pertama di Kota Bandung.
2 Bab 2 Belanja pertama di Mall.
3 Bab 3 Makan malam.
4 Bab 4 Keterbukaan.
5 Bab 5 Saling membuka tabir pribadi.
6 Bab 6 Bersatunya tiga serangkai.
7 Bab 7 Transaksi beli Ruko.
8 Bab 8 Mulai tinggal di Ruko.
9 Bab 9 Pengucapan ikrar tiga serangkai.
10 Bab 10 Menghadap kantor Notaris.
11 Bab 11 Sama-sama terkejut.
12 Bab 12 Serunya belanja di Mall.
13 Bab 13 Rehab kilat interior Ruko.
14 Bab 14 Sultan Titasik mah bebas.
15 Bab 15 Beli mobil seperti beli combro.
16 Bab 16 Jessy dan Sabrina mulai cemburu.
17 Bab 17 Api cemburu kini telah adem lagi.
18 Bab 18 Persiapan meeting.
19 Bab 19 Transaksi pertama yang spektakuler.
20 Bab 20 Petunjuk dari mimpi.
21 Bab 21 Meeting hari kedua.
22 Bab 22 Kerja cepat hasil akurat.
23 Bab 23 Meninjau lahan dan gedung.
24 Bab 24 Fitting dan persiapan akad nikah.
25 Bab 25 Seorang gadis Salting.
26 Bab 26 Huhuy Amanda.
27 Bab 27 Duo Chief Cantik.
28 Bab 28 Jessy dan Sabrina bertemu sobat lama.
29 Bab 29 Hangatnya kebersamaan.
30 Bab 30 Nata ingin punya anak Selusin.
31 Bab 31 Karyawati baru dan Dua Bidadari.
32 Bab 32 SURABI KATSU dan SURABI BURGER.
33 Bab 33 Rencana dadakan.
34 Bab 34 Menikah di tanah Suci.
35 Bab 35 Pengantin Baru.
36 Bab 36 Romantisnya pengantin baru.
37 Bab 37 Senam Whirpool.
38 Bab 38 Gara-gara sate kambing.
39 Bab 39 Justin Bibir.
40 Bab 40 Mendadak ke Tasikmalaya.
41 Bab 41 Pijat Shiatsu.
42 Bab 42 Ikan bakar di Pantai Cipatujah Tasikmalaya.
43 Bab 43 Indahnya kebersamaan di tepi pantai.
44 Bab 44 Jessy dan Sabrina, Turis Gokil.
45 Bab 45 Tiga puluh lima derajat celcius.
46 Bab 46 Kolaborasi dua pengusaha.
47 Bab 47 Rapat Umum di Kantor Pusat Bank.
48 Bab 48 H-1
49 Bab 49 Acara yang dinantikan.
50 Bab 50 Perundingan atas kesalah pahaman.
51 Bab 51 Sukses menggambar jejak bibir.
52 Bab 52 Roti Jepang.
53 Bab 53 Ke Dokter Ahli Kandungan.
54 Bab 54 Leunca.
55 Bab 55 Satu persatu jalan menuju kesuksesan mulai terbentang.
56 Bab 56 Meninjau lahan pembangunan kampus.
57 Bab 57 Sabrina mengusulkan agar Nata dan Jessy pergi ke Tasikmalaya.
58 Bab 58 Bertemu manusia langka.
59 Bab 59 Excavator Pink mulai beraksi.
60 Bab 60 Menuju Tasikmalaya.
61 Bab 61 Berziarah ke makam.
62 Bab 62 Di Kebun Teh.
63 Bab 63 Sabrina Kangen.
64 Bab 64 Survei tahap pertama di Pantai Cipatujah.
65 Bab 65 Memaparkan rencana pembangunan kepada Kades.
66 Bab 66 Kelom Geulis.
67 Bab 67 Impian Jessy dan Sabrina ingin punya Album Foto.
68 Bab 68 Meeting di Kantor Pusat.
69 Bab 69 Rujak Serut menguak tabir.
70 Bab 70 Para Bumil yang sensitif.
71 Bab 71 Membeli rumah baru.
72 Bab 72 Meninjau rumah baru.
73 Bab 73 Hari pertama di rumah baru.
74 Bab 74 Berenang malam hari di rumah baru.
75 Bab 75 Membahas rencana pekerjaan.
76 Bab 76 Amanda ingin menjadi Dosen.
77 Bab 77 Team Ceriwis Rempong.
78 Bab 78 Bebenah di Ruko.
79 Bab 79 Pool Water Heater.
80 Bab 80 Berenang malam hari di rumah baru.
81 Bab 81 Amanda numpang menginap di rumah baru.
82 Bab 82 Amanda demen Opa Korea.
83 Bab 83 Saat Sangkuriang bertemu dengan Bandung Bondowoso.
84 Bab 84 Ikrar dari Amanda dengan Sabrina dan Jessy.
85 Bab 85 Tutug Oncom.
86 Bab 86 Rujak Beubek.
87 Bab 87 Omelet Strowberry.
88 Bab 88-A. Pertemuan perdana Amanda dengan Opa Korea.
89 Bab 88-B. Pertemuan perdana Amanda dengan Opa Korea.
90 Bab 89 HBD Nata.
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Hari pertama di Kota Bandung.
2
Bab 2 Belanja pertama di Mall.
3
Bab 3 Makan malam.
4
Bab 4 Keterbukaan.
5
Bab 5 Saling membuka tabir pribadi.
6
Bab 6 Bersatunya tiga serangkai.
7
Bab 7 Transaksi beli Ruko.
8
Bab 8 Mulai tinggal di Ruko.
9
Bab 9 Pengucapan ikrar tiga serangkai.
10
Bab 10 Menghadap kantor Notaris.
11
Bab 11 Sama-sama terkejut.
12
Bab 12 Serunya belanja di Mall.
13
Bab 13 Rehab kilat interior Ruko.
14
Bab 14 Sultan Titasik mah bebas.
15
Bab 15 Beli mobil seperti beli combro.
16
Bab 16 Jessy dan Sabrina mulai cemburu.
17
Bab 17 Api cemburu kini telah adem lagi.
18
Bab 18 Persiapan meeting.
19
Bab 19 Transaksi pertama yang spektakuler.
20
Bab 20 Petunjuk dari mimpi.
21
Bab 21 Meeting hari kedua.
22
Bab 22 Kerja cepat hasil akurat.
23
Bab 23 Meninjau lahan dan gedung.
24
Bab 24 Fitting dan persiapan akad nikah.
25
Bab 25 Seorang gadis Salting.
26
Bab 26 Huhuy Amanda.
27
Bab 27 Duo Chief Cantik.
28
Bab 28 Jessy dan Sabrina bertemu sobat lama.
29
Bab 29 Hangatnya kebersamaan.
30
Bab 30 Nata ingin punya anak Selusin.
31
Bab 31 Karyawati baru dan Dua Bidadari.
32
Bab 32 SURABI KATSU dan SURABI BURGER.
33
Bab 33 Rencana dadakan.
34
Bab 34 Menikah di tanah Suci.
35
Bab 35 Pengantin Baru.
36
Bab 36 Romantisnya pengantin baru.
37
Bab 37 Senam Whirpool.
38
Bab 38 Gara-gara sate kambing.
39
Bab 39 Justin Bibir.
40
Bab 40 Mendadak ke Tasikmalaya.
41
Bab 41 Pijat Shiatsu.
42
Bab 42 Ikan bakar di Pantai Cipatujah Tasikmalaya.
43
Bab 43 Indahnya kebersamaan di tepi pantai.
44
Bab 44 Jessy dan Sabrina, Turis Gokil.
45
Bab 45 Tiga puluh lima derajat celcius.
46
Bab 46 Kolaborasi dua pengusaha.
47
Bab 47 Rapat Umum di Kantor Pusat Bank.
48
Bab 48 H-1
49
Bab 49 Acara yang dinantikan.
50
Bab 50 Perundingan atas kesalah pahaman.
51
Bab 51 Sukses menggambar jejak bibir.
52
Bab 52 Roti Jepang.
53
Bab 53 Ke Dokter Ahli Kandungan.
54
Bab 54 Leunca.
55
Bab 55 Satu persatu jalan menuju kesuksesan mulai terbentang.
56
Bab 56 Meninjau lahan pembangunan kampus.
57
Bab 57 Sabrina mengusulkan agar Nata dan Jessy pergi ke Tasikmalaya.
58
Bab 58 Bertemu manusia langka.
59
Bab 59 Excavator Pink mulai beraksi.
60
Bab 60 Menuju Tasikmalaya.
61
Bab 61 Berziarah ke makam.
62
Bab 62 Di Kebun Teh.
63
Bab 63 Sabrina Kangen.
64
Bab 64 Survei tahap pertama di Pantai Cipatujah.
65
Bab 65 Memaparkan rencana pembangunan kepada Kades.
66
Bab 66 Kelom Geulis.
67
Bab 67 Impian Jessy dan Sabrina ingin punya Album Foto.
68
Bab 68 Meeting di Kantor Pusat.
69
Bab 69 Rujak Serut menguak tabir.
70
Bab 70 Para Bumil yang sensitif.
71
Bab 71 Membeli rumah baru.
72
Bab 72 Meninjau rumah baru.
73
Bab 73 Hari pertama di rumah baru.
74
Bab 74 Berenang malam hari di rumah baru.
75
Bab 75 Membahas rencana pekerjaan.
76
Bab 76 Amanda ingin menjadi Dosen.
77
Bab 77 Team Ceriwis Rempong.
78
Bab 78 Bebenah di Ruko.
79
Bab 79 Pool Water Heater.
80
Bab 80 Berenang malam hari di rumah baru.
81
Bab 81 Amanda numpang menginap di rumah baru.
82
Bab 82 Amanda demen Opa Korea.
83
Bab 83 Saat Sangkuriang bertemu dengan Bandung Bondowoso.
84
Bab 84 Ikrar dari Amanda dengan Sabrina dan Jessy.
85
Bab 85 Tutug Oncom.
86
Bab 86 Rujak Beubek.
87
Bab 87 Omelet Strowberry.
88
Bab 88-A. Pertemuan perdana Amanda dengan Opa Korea.
89
Bab 88-B. Pertemuan perdana Amanda dengan Opa Korea.
90
Bab 89 HBD Nata.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!