Setelah Nata dan Jessy meneguk habis juice yang tadi dibawa oleh Sabrina, lalu Sabrina mengajak Nata dan Jessy untuk menghirup udara malam di pinggiran kota Bandung. Jessy dan Nata menyetujinya, namun mereka ingin mandi dulu sebelum berangkat.
Nata setelah selesai mandi lalu memakai baju dan celana yang baru saja tadi siang dibelinya, dia juga mengenakan sepatu sneeker yang juga baru saja dibelinya. Lalu menyemprotkan sedikit body parfume, Dengan dandanan sederhana itu dia lalu menutup pintu dan menekan tanda lock di pintunya. Dengan tas pinggang yang berisi dompet dan ponselnya Nata lalu mengetuk kamarnya Sabrina.
“Tunggu sebentar, kami masih belum pakai baju.” Pekik Sabrina didalam sana.
Tidak berapa lama lalu pintu itu pun terbuka, alamak betapa tertegunya Nata saat melihat kedua gadis cantik itu keluar dengan begitu cantiknya. Dandanannya memang sederhana namun memperlihatkan sifat feminim mereka berdua.
“Weeii mingkem, jangan menganga begitu.”
“Kalian sungguh cantik.” Ucap Nata pelan.
“Apa ? kang Nata bisa nyetir kan ? nih bawa mobilku.” Ucap Sabrina sambil menyerahkan kunci mobil yang berlogo bintang satu itu.
“eeeuuuhh ii ii Iya siap.”
Lalu mereka bertiga menuruni lift menuju ke basement, di sebuah sudut yang ditunjuk oleh Sabrina disitulah terparkir sebuah Mercedes seri terbaru milik Sabrina. Nata lalu membukakan pintu untuk kedua gadis cantik itu.
“Terima kasih.” Jawab Sabrina dan Jessy dengan kompak. Sabrina duduk disamping pengemudi, sedangkan Jessy di jok penumpang.
“Ikuti saja arah di layar monitor ini.” ucap Sabrina setelah mengarahkan GPS di dalam mobil sedan miliknya itu.
“Hmm Kang Nata wangi banget.” Ucap Jessy yang tiba-tiba nongol dibelakangnya.
“Kalian juga, seperti bidadari tak bersayap yang sangat harum.” Balas Nata sambil memperhatikan jalan. Ternyata mereka sedang mengarah ke daerah Bandung Utara, menurut GPS di layar monitor itu.
“Hahaha, pandai juga ngegombal yaa, selain pandai menyetir juga, seperti sudah biasa nih pakai mobil keluaran Eropa.” Kekeh Sabrina.
“Ahh enggak juga, ini juga baru nyoba, mobilnya saja yang canggih, jadi enak untuk dikemudikan.” Jawab Nata dengan tidak menolehkan pandangannya, karena fokus di jalan yang masih padat merayap itu.
“Ehhh kang Nata bener naksir Jessy ?” tanya Sabrina dengan tiba-tiba.
“Hahh apa ?” pekik Nata dengan terkejut.
“Ihhh ganteng-ganteng kok bolot yaa ? hehehe.”
“Isshhh bestie, apaan sih nanya-nanya begitu ? baru juga kenal.”
“Kan kita sama-sama jomblo, bebas saja dong bertanya. Yaa kan kang ?”
“Ehhhggghh, gimana yaa ?” jawab Nata dengan bingung sambil garuk garuk kepala dengan spontan.
“Begini saja deh, aku tanya lebih tertarik sama aku atau Jessy ?”
“Bestie ihhh kok gitu sih, bikin malu saja.” Protes Jessy dengan muka yang semakin merah, untung saja keadaan didalam mobil itu gelap, sehingga tersembunyi dari pandangan Nata. Namun Nata sekilas melihat perubahan roman muka dari Jessy itu.
“Tenang Jess, biasanya kalau orang yang lagi gugup itu suka jujur lho, hehehe.”
“Harus dijawab sekarang ?”
“TAUN DEPAN, Sekarang dong iiihhh.” Ucap Sabrina dengan kesal.
“Jujur yaa, kalian berdua sangat cantik, sangat sulit jika memilih salah satu dari kalian berdua.”
“Hmmmm kalau kang Nata pilih kami berdua juga ga apa-apa kok, Iya kan Bestie ?.” Desak Sabrina.
“No Comment aahhh.” Ucap Jessy yang semakin jengkel terhadap sahabatnya itu.
“Hahaha, jangan-jangan kamu juga suka sama kang Nata tuh.” Ledek Sabrina. Jessy pura-pura tidak mendengarnya, telinganya kini sudah disumpel dengan earphone miliknya, namun dia tidak menyalakan atau mendengarkan musik apapun dari ponselnya, Jessy juga ternyata diam-diam penasaran dengan jawaban dari
Nata.Kini semuanya hening sejenak didalam mobil itu.
“Nah disitu belok kanan lalu masuk ke dalam cafe.” Perintah Sabrina, sambil menunjuk dengan jemari tangannya yang lentik dan halus itu. Karena terkejut Nata lalu membanting stir kekanan, sehingga bibir Sabrina menempel di pipi Nata, entah sengaja atau tidak, namun ternyata Sabrina betah berlama-lama menempelkan bibirnya di pipi Nata.
”Ciee ada yang dicium. Hihihi.” Pekik Jessy dari jok penumpang belakang.
“Maaf ga sengaja, perintahnya begitu tiba-tiba.”
“Ga apa-apa kok kang.” ucap Sabrina sambil membelai seolah mengusap pipinya Nata, lalu mengedipkan sebelah matanya kepada Jessy, Jessy hanya melotot dari belakang tempat duduknya.
Lalu mobil diparkirkan sesuai dengan petunjuk dari penjaga parkir yang memberi mereka tempat untuk parkir di area parkiran cafe yang ternyata sudah mulai penuh itu. Merekapun lalu turun dari mobil tersebut, setelah Nata membukakan kembali untuk mempersilahkan kedua gadis cantik itu turun dari mobilnya.
“Kang Nata tunggu di meja delapan, bilang saja atas nama Sabrina, kami mau ke toilet dulu yaa. Ayo Bestie.” Sabrina lalu setengah menyeret Jessy menuju ke arah toilet.
Nata lalu duduk setelah diarahkan oleh seorang waiters cantik, sesuai dengan petunjuk dari Sabrina dia duduk di tempat yang sangat strategis menurutnya di meja cafe nomor delapan itu. Sementara itu di depan toilet tepatnya di depan cermin wastafel yang lebar, Sabrina dan Jessy sedang berdebat.
“Kamu ihhh bikin malu saja tadi.” ucap Jessy
“Ahh biarin, abisnya dia ganteng sih. Ehhh Tau ga kamu bestie, pipinya halus banget lho hihihi, sehalus kulit bayi, kamu suka sama dia ga ?”
“Ehhhmm.” Jessy hanya menjawab tidak jelas dan bingung.
“Ahhhh aku tau kalau kamu sedang begini, kamu juga suka sama dia, ya kan ? hei jangan nunduk. Jawab saja bestie sayang.” Desak Sabrina sambil memegang wajah Jessy yang cantik itu dengan kedua telapak tangannya.
“Iii ya sih. Ganteng banget abisnya.” Jawab Jessy, tatapan mata yang dikenali oleh Sabrina itu menjawab jujur sesuai dengan ucapan dari mulutnya.
“OK kita miliki bersama saja.”
“Sab... ?
“Apa lagi ?”
“Memangnya kamu tidak cemburu jika dia bersamaku ? Lalu kita belum mengenalnya dengan jelas lho. Siapa sebenarya kita belum tahu.”
“Kalau dia sama gadis lain, baru aku cemburu, untuk cemburu denganmu tidak sama sekali, ayo ahh, aku sudah lapar banget nih, jangan khawatir bestie, percuma kalau aku sebagai seorang HRD tidak tau sifat seseorang secara singkat, aku bisa jamin itu.”
“Tunggu Sab.” Lalu Jessy memeluk erat tubuh Sabrina dengan sangat erat. Sabrina pun membalas memeluk Jessy dia seolah sudah tahu apa yang ada didalam benak sahabatnya sejak kecil itu.
”Aku tahu apa yang kamu inginkan, ayo nanti keburu dirubung lalat tuh Nata nya, hihihi.”
Saat Sabrina dan Jessy nampak Nata sedang berbicara dengan seorang waiters yang cantik, namun jika dibandingkan tentu lebih cantik dan menarik Sabrina dan Jessy.
“Nah kalian pesan apa ? aku barusan sudah pesan.”
“Nasi iga bakarnya yang aku suka dari sini, minumnya hot lemon tea. Kamu apa Jess ?”
“Samakan saja, tapi nasinya sedikit saja yaa.”
“Ohhh tenang, nasinya berikan saja untukku, hehehe.” Kekeh Nata.
“Haha, Syukurlah ada yang menampung, ehhh satu lagi mbak, Minta Fruitty saladnya juga tiga yaa.”
“Baik, saya ulang yaa, sate ayam nya satu porsi, sate kambing satu porsi, nasi iga bakar dua, lalu minumnya dua hot lemon tea dan hot americano, Fruty salad tiga dan air mineral tiga botol.”
“Sip betul mbak, GPL yaa.” ucap Sabrina.
“Baik Mbak, mohon ditunggu.” jawab Waiters itu.
“Kalian sering kemari ?” tanya Nata.
“Ohhh iya, hampir tiap minggu bahkan pernah dalam seminggu kami kemari tiga kali, sop iga bakarnya enak banget sih. Hehehe.” kekeh Sabrina.
“Wow keren, tempatnya ternyata enak, sejuk dan cocok untuk dipakai mojok.” Puji Nata.
“Emangya mau mojok sama siapa nanti kalau kemari lagi ?” desak Sabrina, Jessy lalu menyikut pinggangnya Sabrina.
“Egghhh eeehhhh dengan siapa yaa ? emangnya kalian mau kalau aku ajak kemari lagi ?”
“Wah dengan senang hati dong, yaa Jess, kamu mau kan kalau kang Nata ngajak lagi kemari ?”
“m m maau.” Jawab Jessy sambil tertunduk malu.
“Cie-cie yang malu malu tapi mau.”
“Isshh apaan sih kamu bestie, dari tadi ngeledek melulu deh.” Protes Jessy dengan mata melotot, namun pastinya tidak benar-benar marah terhadap Sabrina.
“Kang sini dong duduknya pindah. Diantara kami.” Ajak Sabrina sambil menggeser tubuhnya di sofa dengan bentuk huruf L itu.
“Disini saja ahh sudah Pewe nih.”
“Ga boleh ! nanti kami marah lho, sini cepetan.” Ancam Sabrina, dengan mimik pura-pura marah dan wajah melotot tajam. Mau tidak mau akhirnya Nata pindah di posisi duduknya dengan diapit di sudut sofa itu oleh Sabrina dan Jessy.
“Nah begini kan enak nyaman, tidak seperti tadi, seperti lagi musuhan. Hihihi.” Lalu dengan Agresif nya Sabrina memeluk Nata dia juga memaksa tangan Jessy untuk memeluk Nata juga. Kini Nata yang merasa jengah saat diapit dan dipeluk oleh kedua gadis cantik dan sintal itu. suara jantungnya seketika berdetak dengan begitu kencang, bagaikan konser musik orkestra phill harmonic.
“Hmmm harum banget, wangi.”
“Tebak wangi apa ?” ucap Jessy memberanikan diri bertanya.
“Wangi tubuh kamu mirip jasmine, kalau Sabrina seperti strowberry.”
“Wah tepat sekali. Kalau kamu kang, mirip wangi moca.”
“Hahaha, benar sekali Sabrina.”
“Kok ga balas meluk kita sih ? ga suka yaa ?” tanya Sabrina sambil mempermainkan kerah t-shirtnya Nata.
“Euuhhh emmmhh suka sih, belum terbiasa saja.”
“Saya boleh aku tanya kang ?” tanya Jessy
“Boleh tanya saja.”
“Sudah pernah pacaran ? atau sudah pernah menikah ?”
“Hahaha, menikah ? pacaran saja aku belum pernah.”
“Hah, belum pernah pacaran ? di Tasik kamu ga laku yaa makanya pindah kemari juga.” Desak Sabrina. Lalu dicubit oleh Jessy.
“Aduh, sakit Jess.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments