“Untuk tidak menggugurkan kandunganmu dan melahirkan anak itu. Anak kita.”
Lucy mengangguk.
“Janji?”
“Janji.”
Kylian dan Lucy akhirnya pulang ke rumah bersama-sama.
“Beristirahatlah di kamarmu.” ucap Kylian.
“Baik, pak.” Lucy kemudian naik ke kamarnya.
...****************...
Harry akhirnya menemui Selly dan memberikan surat pengunduran diri. Nyonya Sandra yang diduga habis dari dapur karena ada secangkir teh di genggamannya, menghampiri Harry dan Selly.
“Astaga, Pak Harry. Anda akan berhenti? Kenapa?” tanyanya.
“Maafkan saya, Nyonya. Saya berhenti karena alasan pribadi.” jawab Harry.
“Alasan pribadi? Apa itu? Katakan saja. Bagaimana bisa anda berhenti bekerja kurang dari sebulan? Soal gaji? Saya bisa mendiskusikan dengan Pimpinan jika kurang.”
“Tidak. Bukan begitu. Sekali lagi, maafkan saya.” ucap Harry.
Lucy dan Evan baru sampai di rumah sehabis pulang dari sekolah. Lucy mendengar pengunduran dirinya. Tentu dia merasa bersalah.
...****************...
Di ruang kerja Kylian.
Selly menyerahkan surat pengunduran diri yang dibuat Harry kepada Kylian.
“Dia tidak memberitahumu alasannya?” tanya Kylian.
“Iya. Dia hanya bilang karena alasan pribadi.” jawab Selly.
“Baiklah, carikan penggantinya. Minta Pak Harry tetap bekerja sampai kita menemukan penggantinya.” ucap Kylian
“Baik.”
Selly masih tidak beranjak dari tempatnya.
“Kenapa? Ada lagi?” tanya Kylian.
“Apa yang harus kita lakukan untuk acara peringatan dua tahun kematian mendiang istrimu, pak?”
“Saya akan mengurusnya. Kamu boleh pergi.” ucap Kylian singkat.
Selly kemudian keluar dari ruangan Kylian.
Sementara Kylian mengambil bingkai foto mendiang istrinya yang terletak di atas meja kerjanya. Diamatinya wajah mendiang istrinya dengan tatapan yang mendalam. Dia juga mengusap wajahnya.
...****************...
Lucy menunggu Valerie pulang hingga jam 8 malam, barulah Valerie tiba di rumah. Lalu melihat Jenny pulang dengan lututnya yang berdarah terluka. Valerie langsung melewati Lucy begitu saja dan pergi ke kamarnya.
Lucy mengikuti Valerie ke kamar.
“Apa-apaan ini? Kenapa kakak menerobos masuk ke kamarku? Siapa bilang kakak boleh masuk?” protes Valerie.
Namun Lucy tidak peduli. Dia curiga, dia menyibakkan rok Valerie untuk melihat lututnya yang terluka.
“Apa yang kakak lakukan?!”
Dia kaget ternyata tubuh Valerie lebam-lebam seperti di tangan dan pahanya. Lucy memaksa Valerie menceritakan semua, atau ia akan melapor pada Ayah Valerie.
“Valerie, kenapa banyak memar di tubuhmu? Katakan apa yang terjadi.” ucap Lucy.
“Ini bukan urusan kakak. Keluar dari kamarku.” balas Valerie.
“Katakan siapa yang melakukan ini padamu! Kalau kamu tidak mau mengatakannya, kakak tidak punya pilihan lain selain memberitahu ayahmu.” Lucy pun beranjak keluar dari kamar Valerie. Valerie tentu tak mau ayahnya tahu. Dia menahan tangan Lucy.
...****************...
Keesokan harinya, Lucy dan Valerie menemui geng murid perempuan yang menindasnya dan membully Valeria. Lucy datang dan memperkenalkan diri sebagai kakaknya Valerie. Dia ingin 5 orang yang menindas Valerie, meminta maaf pada Valerie. Tentu kelima orang itu mereka menolak dan malah menyerang Lucy. Namun kelima orang itu dengan mudah oleh dikalahkan Lucy. Mereka pun akhirnya minta maaf pada Valerie dan berjanji tidak akan menindas ataupun membully Valerie lagi.
Sejak saat itu, Valerie merasa tenang dan tidak ada ketakutan lagi saat ke sekolah. Ini semua berkat Lucy yang telah menyelamatkannya.
...****************...
Hari itu peringatan meninggalnya mendiang istri Kylian yang kedua. Seperti biasa dan sudah diketahui banyak orang, Kylian pergi minum. Sepulangnya, di dalam perjalanan pulang yang disetiri Harry, dia teringat wasiat istrinya di saat-saat terakhir hidup untuk tidak larut bersedih berkepanjangan setelah dia meninggal. Istrinya memintanya berjanji, supaya ia bisa meninggal dengan tenang.
Flashback On.
“Sayang, begitu aku meninggal, jangan terlalu lama memikirkanku. Lupakan aku, dan beranikan diri. Kamu harus ceria lagi seperti dulu. Dan temui orang baru.” ucap mendiang istrinya.
“Sayang..” Kylian tidak kuasa menahan air matanya.
“Dengan begitu, aku bisa beristirahat dengan tenang. Berjanjilah padaku.” ucap mendiang istrinya.
Kylian mengangguk pelan. “Aku berjanji.”
Flashback off.
Sesampainya di rumah, Kylian langsung ke kamarnya. Hari itu, dengan berat hati, dia berusaha melupakan mendiang istrinya dengan menyingkirkan barang dan foto istrinya dari ruang kerjanya dan kamarnya. Barang milik mendiang istrinya bahkan tidak pernah dia pindahkan sejak istrinya pergi untuk selama-lamanya.
Tentu Kylian harus melanjutkan hidupnya bersama ketiga anaknya, dan juga calon anaknya yang sedang dikandung Lucy. Malam itu, Kylian telah membuat dua keputusan yang besar yang akan mengubah hidupnya.
“Ibu dari tiga anakku, Valerie, Ethan, dan Evan. Sampai jumpa.”
...****************...
Pagi harinya...
Lucy membantu Bi Yola bersiap menyajikan makanan untul acara peringatan kematian mendiang istri Kylian di dapur.
“Banyak orang baik lebih cepat dipanggil menghadap oleh Sang Pencipta. Mendiang istri Pimpinan salah satunya.” ucap Bi Yola.
“Itu pasti sulit bagi anak-anak dan Pimpinan.” balas Lucy.
“Tentu saja. Mereka menikah karena cinta pandangan pertama.”
“Oh, begitu..”
“Istrinya saat itu pegawai baru di perusahaan Pimpinan.”
“Wah.. itu sangat romantis.”
“Dia juga berteman baik dengan Asisten Selly.”
“Bi Yola! Kenapa kamu bergosip seperti itu? Kamu tidak tahu mana yang boleh dikatakan dan mana yang tidak?” Asisten Selly tiba-tiba datang ke dapur dan marah-marah.
“Nona Lucy telah menjadi keluarga di sini. Jadi kurasa tidak masalah jika dia mengetahuinya. Selain itu, memangnya aku anak kecil? Kenapa kamu selalu mengomel?”
Selly pun pergi meninggalkan dapur dengan raut wajah kesal.
“Astaga! Aku sangat membencinya!” seru Bi Yola
Valerie merasa ada yang aneh di rumahnya. Barang-barang dan foto ibunya sudah tidak ada di tempatnya. Dia pun emosi, dan melampiaskan marah pada ayahnya.
“Apa yang terjadi? Kemana semua barang mama!?” Valerie marah besar saat di ruang kerja ayahnya sudah tidak ada barang milik ibunya.
“Bi! Bi Yola! Bi!” Valerie berteriak memanggil Bi Yola.
“Iya, ada apa nona?” Bi Yola segera menghampiri Valerie.
“Kemana semua barang mama? Kenapa bibi menyingkirkan semua barang mama? Apa hak bibi melakukan itu!?”
“Itu bukan kemauan bibi.. Bibi hanya mengikuti perintah. Pimpinan yang menyuruh bibi..”
“Apa? Benarkah?”
“Valerie, ada apa? Beraninya kamu membentak Bi Yola!” Kylian masuk ke ruang kerjanya.
“Papa menyuruh Bi Yola menyingkirkan semua barang mama!?”
“Ya. Dia sudah meninggal 2 tahun yang lalu. Dia harus beristirahat dengan tenang.”
“Bisa-bisanya papa melakukan itu. Kenapa papa menyingkirkannya!? Ini baru 2 tahun! Apa papa mengencani seseorang? Begitu!? Iya!?” Valerie menuduh ayahnya punya wanita lain sehingga melupakan ibu mereka.
“Valerie, beraninya kamu mengatakan itu!” Kylian membentak putri sulungnya.
“Aku tidak akan memaafkan papa!” Valerie merajuk dan meninggalkan ayahnya. Adik-adiknya pun terpengaruh, mereka sangat sensitif mengetahui ayahnya mereka menyingkirkan barang ibunya. Ethan dan Evan menangis.
“Papa sangat keterlaluan!” ucap Ethan. Lalu keluar.
“Aku benci papa!” seru Evan. Lucy menggendong Evan dan membawanya ke lantai 2, dan menenangkan Evan di kamarnya.
...****************...
Nyonya Sandra sedang menyantap cemilan yang telah dibuat Bi Yola di dapur dan ada Selly juga.
“Hari yang sungguh mengerikan. Tidak bisa seperti ini terus. Aku harus segera menikahkannya. Butuh orang baru untuk melupakan seseorang. Bukankah anak-anak akan merasa lebih baik jika memiliki ibu tiri?” ocehnya.
“Apakah mungkin Pimpinan bisa melupakannya?” tanya Bi Yola.
“Nyonya, apa mau aku buatkan teh?” sahut Selly.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
ajiu jiu
alur cerita ny cpt jga y 😁😁
2023-03-29
1