“Setahun yang lalu ada sopir dan pelayan dari keluarga yang sama. Dan begitu Pak Kylian mengetahuinya, mereka berdua langsung dipecat.” ucap Lucy.
“Mereka tidak memperkerjakan orang dari keluarga yang sama. Menurutmu apa artinya? Jika mereka tahu kalian adalah ayah dan anak, kalian berdua akan dipecat.” ucap Yuni.
“Lucy, kita harus bagaimana sekarang?” tanya Harry.
“Kenapa kamu masih bertanya? Daripada kalian berdua dipecat, lebih baik hanya salah satu dari kalian yang mempertahankan pekerjaannya. Kita tidak punya pilihan. Lucy, kamu saja yang berhenti.” ucap Yuni.
“Kenapa Ibu menyuruhku berhenti? Aku harus tinggal di rumah temanku sebelum akhirnya bekerja di sini. Kalau aku berhenti, aku tidak punya tempat tujuan.” balas Lucy.
“Lalu kamu pikir ibu dan ayahmu punya? Jika ayahmu berhenti, kita mau pergi kemana?” tanya Yuni.
“Begini saja. Ayah akan membereskan semua pekerjaan ayah dan berhenti. Jadi kamu jangan khawatir.” ucap Harry.
“Apa maksudmu? Kamu tidak boleh berhenti. Lucy, kamu ’kan masih muda. Jadi, kamu bisa pergi ke mana saja untuk mendapatkan pekerjaan lagi. Kamu bisa tinggal bersama temanmu. Sedangkan jika ayahmu dan ibu pergi, kami tidak punya tempat tinggal. Kami juga butuh uang untuk mencari tempat tinggal.” sahut Yuni.
“Terus kenapa ibu menarik deposit rumah kita? Menurut ibu, kenapa kita bisa hidup seperti ini? Ibu yang membuat kita kehilangan rumah.” ucap Lucy.
“Baiklah. Ibu akui ibu salah. Semua salah ibu. Namun tetap saja, kenapa kamu ngomong seperti itu kepada ibumu sendiri?” kata Yuni.
“Bagaimana dengan ibu sendiri? Teganya ibu melakukan ini pada putri ibu? Apa ibu menganggap aku anak ibu?”
“Apa? Ibu tidak percaya kamu mengatakan itu. Tidak tahukah kamu bagaimana ibu membesarkanmu?”
“Sayang, kenapa kamu diam saja? Apa salahku? Beberapa ibu bahkan meninggalkan anak mereka sendiri.”
Harry membesarkan matanya. “Kamu bisa diam tidak?”
Kemudian Lucy berdiri. “Aku tidak bisa berhenti. Jadi, ayah perlu mencari pekerjaan lain.” Lucy pun pergi meninggalkan ayah dan ibunya.
“Anak itu benar-benar tidak tahu diuntung. Sayang, Lucy sudah besar sekarang. Jadi, kita katakan saja yang sebenarnya bahwa ibunya meninggalkannya. Aku tidak tahan lagi dicap selingkuh denganmu.” ucap Yuni.
“Kamu sekarang ingin aku memberitahunya kalau ibunya sendiri menelantarkannya?!”
“Harry..”
“Jika kamu mengatakan hal itu lagi, aku tidak bisa hidup denganmu. Hubungan kita akan berakhir.” ucap Harry.
...****************...
Seperti biasa, Kylian mengecek ke kamar masing-masing anaknya untuk memastikan anaknya sudah tertidur. Setelah mengecek satu per satu, Kylian hendak menuju ke kamarnya. Dia bertemu dengan Lucy yang habis dari luar.
Pulang dari pondok setelah bertengkar dengan orang tuanya, Lucy lagi-lagi kena tegur Kylian karena ketahuan meninggalkan anak malam-malam tanpa memberitahunya.
“Kamu dari mana selarut ini?” tanya Kylian.
“Saya habis dari minimarket untuk membeli sesuatu.” jawab Lucy.
“Malam-malam begini? Meninggalkan anak-anak sendirian? Jika kamu ingin keluar di malam hari dan meninggalkan anak-anak, beritahu saya lebih dahulu.” ucap Kylian.
“Baik. Maafkan saya, pak.”
Kylian pun pergi lebih dahulu meninggalkan Lucy. Selang beberapa menit, terdengar suara orang yang jatuh ke lantai. Dan tidak lain adalah Lucy. Begitu Kylian berbalik, dia sudah melihat Lucy tergeletak di lantai. Kylian segera menghampiri Lucy dan berusaha membangunkannya sebelum dia menggendong Lucy dan membawanya ke rumah sakit.
“Bagaimana keadaannya, dok? Kenapa dia bisa pingsan?” tanya Kylian.
“Tekanan darahnya rendah dan detak jantungnya lebih cepat. Hal ini dikarenakan mendapat banyak tekanan secara mental, oleh karena itu penting untuk menjaga kestabilan emosional untuk ibu yang sedang hamil.” jawab dokter.
“Apa? Hamil? Dia sedang hamil, dok?” tanya Kylian untuk memastikan pendengarannya tidak salah.
“Iya. Dan saat ini kondisi janinnya baik-baik saja. Namun tetap perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui usia dan perkembangan janin.” jawab dokter lagi.
Sepeninggal dokter, Kylian hanya dapat duduk melamun dan merenung di samping Lucy yang berbaring di ranjang dan belum sadarkan diri. Dia merasa bersalah, meski sudah melihat mata Lucy yang sayup, bibirnya pucat, dan tubuhnya seperti lemas tidak bertenaga saat bertemunya tadi, dia masih tetap memarahinya. Namun, bukanlah itu yang terpenting sekarang.
Saat ini Lucy sedang hamil. Dan dia yakin 100% bahwa anak yang sedang dikandung Lucy adalah anaknya Semua menjadi rumit baginya. Meski dia harus bertanggung jawab atas anak yang sedang dikandung Lucy, bagaimana dengan ketiga anaknya yang masih belum bisa melupakan kepergian ibunya?
Luka di hati anak-anaknya setelah kepergian ibunya masih belum mengering. Dengan mengatakan bahwa mereka akan memiliki seorang adik tentu hanya akan membuat luka baru di atas luka mereka. Namun, tidak adil untuk Lucy dan anaknya jika Kylian menyembunyikan atas apa yang telah terjadi. Lucy dan anaknya bukanlah sebuah aib yang harus disembunyikan.
Kylian juga kepikiran akan penyebab Lucy pingsan. Seperti yang dikatakan dokter tadi, Lucy mendapat banyak tekanan mental hingga membuatnya pingsan seperti sekarang.
Kira-kira apa yang sedang dialami Lucy hingga dia merasa tertekan? Apa karena anak-anak yang sulit diatur dan menyusahkannya? batin Kylian.
Lucy akhirnya sadarkan diri. Dia terkejut saat berada di sebuah rumah sakit kelas VIP yang tidak biasa dia datangi.
“Pak.. kenapa saya berada di sini?” tanyanya.
“Tadi kamu pingsan.”
“Karena hamil.” jawab Kylian.
Lucy membesarkan matanya.
“Sa-saya hamil?” tanya Lucy.
“Kamu tidak tahu?”
Lucy menggeleng pelan.
“Kamu harus lebih memperhatikan dirimu sendiri mulai sekarang. Di dalam perutmu, ada anak saya.”
“Tapi, pak..”
“Saya rasa tidak bisa membesarkan anak ini.”
“Jika masalah uang, kamu tidak perlu khawatir. Saya akan bertanggung jawab penuh akan hal itu.”
“Bagaimana dengan Valerie, Ethan, dan Evan?”
Kylian terdiam.
“Masalah itu..”
“Saya juga belum menemukan cara untuk memecahkannya.”
“Bagaimana kalau kita menggugurkan saja?”
“Kamu ingin menggugurkannya? Tidak bisa. Kamu mengasuh 3 orang anak dan kamu bisa-bisa berpikir untuk menggugurkan calon anakmu sendiri?”
“Tapi keadaannya tidak memungkinkan kita untuk membesarkan anak ini, pak. Lagipula, ini hanyalah sebuah kesalahan.”
“Apa katamu? Kesalahan? Itu hanya menurutmu saja. Saya tidak. Saya tidak ingin mendengar apapun lagi. Kamu hanya perlu melahirkan anak itu saja. Biar saya yang mencari cara untuk bicara ke anak-anak. Tinggallah disini selama beberapa hari. Asisten Selly akan mengambil alih pekerjaanmu.”
“Tidak, saya sudah berjanji untuk menjemput Evan pulang sekolah setiap hari.”
“Bukan itu yang terpenting sekarang.”
“Itu penting. Saya tidak akan mengingkari janji saya meski hanya kepada anak kecil.”
“Kalau begitu, berjanjilah pada saya.”
“Untuk?”
“Untuk tidak menggugurkan kandunganmu dan melahirkan anak itu. Anak kita.”
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
☠ᵏᵋᶜᶟ🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳ɳҽˢ⍣⃟ₛ♋
ada2 aja kau lucy masa mau digugurkan
2023-04-03
1