BAB 02

BAB 02 🌹

Pak Wawan kemudian meninggalkan rumah kediaman Angga dia melajukan kendaraannya menuju ke arah kantornya, karena dia memang sengaja berangkat agak sedikit siang dikarenakan ada keperluan di rumahnya yang tidak bisa ditunda, lagi pula dia sudah minta izin pada pihak kantor.

Angga pun menyandarkan tubuhnya di kursi rotan yang ada di teras rumahnya tersebut, dia tersenyum sembari menatap ke langit lepas sembari bergumam di dalam hatinya.

" Akhirnya aku mendapatkan pekerjaan walaupun sebagai security aku akan menerima pekerjaan ini dengan lapang dada, apapun sekarang akan aku kerjakan demi keluarga ku ini." ucapnya dalam hatinya sembari mengukir senyum kembali di wajahnya.

Angga terpaksa bekerja, setelah kepergian Ayahnya tersebut, sebenarnya Angga dari dulu ingin bekerja membantu kedua orang tuanya, namun Ayahnya selalu menolaknya, Angga harus menyelesaikan kuliahnya dan dia harus fokus dengan kuliahnya itu,

Keluarga Angga memang dapat jaminan pensiun dari tempat bekerja sang Ayah, tapi Angga tidak ingin berpangku tangan saja dia ingin membantu perekonomian keluarganya, karena dia sadar kalau dia bukanlah anak kandung kedua orang tuanya, Anggara mengetahui kalau dirinya hanya Anak Asuh sejak kecil, disamping dia ingin membalas budi kedua orang tuanya itu dia pun mengiyakan apa saja yang di inginkan kedua orang tuanya itu.

Angga kemudian berdiri dari duduknya dan melangkah menuju ke tempat Pak Wawan yang tidak jauh dari tempat tinggalnya dia pun melangkah dengan suasana hati yang bahagia.

Saat dia melewati sebuah rumah orang terpandang yang ada di daerah tempat dia tinggal tersebut, dia ditegur kan oleh seorang wanita yang sudah lama menaruh hati pada Angga, namun Angga tidak memberikan jalan untuk wanita tersebut menempati hatinya, Angga hanya menganggap dia sebagai teman biasa.

" Mas Angga..." panggil Ria Puspita wanita yang sangat menyukai Angga sejak dulu, Walaupun dia menyukai Angga namun dia tidak melepaskan kekasihnya yang sekarang bersama dengannya.

Angga menoleh ke arah Ria yang berdiri di depan rumahnya tersebut, dia berhenti sembari tersenyum terlihat Ria mendekatinya.

" Mas Angga...mau ke mana.?"

" Mau ke tempat Bibi Mira."

" Mau ngapain.?

" Mau ngambil pakaian, tadi Paman Wawan memberikan aku pakaian Security, karena besok aku bekerja sebagai Security di kantor Paman Wawan."

" Apa Mas? Mas Angga jadi security.? Yang benar aja Mas.."

" Iya, memang salah dengan Security? itu kan pekerjaan yang halal, Apapun akan aku lakukan demi membantu perekonomian keluargaku, berbeda sekali kan denganmu,kalau kamu apa aja yang ingin kamu kehendaki selalu dituruti oleh orang tuamu karena orang tuamu mampu." ucap Angga.

Ria terdiam dengan ucapan Angga Dia tidak mengeluarkan suara sama sekali di saat Angga berbicara seperti itu, dia hanya bisa bergumam di dalam hatinya.

" Kenapa sih Mas Angga tidak pernah menoleh ke arahku, kalau aku memang sangat menyukainya."

" Ya udah ya Ria aku mau segera sampai ke tempat Bibi Mira." ucapnya sembari meninggalkan Ria yang hanya bisa mengganggukan kepalanya.

Ria pun kemudian kembali ke halaman rumahnya dan duduk di taman bunga yang ada di rumahnya tersebut sembari mendengus dengan kesal.

Melihat anak bungsunya terlihat sangat kesal itupun sang mama langsung menegurnya.

" Ada apa Sayang, kenapa kamu terlihat kesal sekali, mama dengar tadi kamu berbicara dengan seseorang siapa itu? apakah Rafael menemui kamu?" tanya Ibu Yuni pada sang anak.

" Bukan Rafael mama, tapi Angga."

" Angga anaknya bu Ningsih yang Ayahnya baru saja meninggal itu."

Ria mengganggukan kepalanya.

" Kenapa kamu bergaul dengannya, Mama tidak suka kalau kamu berhubungan dekat dengannya, jangan bilang kalau kamu menyukainya."

Ria terkejut dengan ucapan sang mama.

" Mama kok gitu sih, Apa salahnya kalau aku berteman dengan Angga dia orangnya baik."

" Mama tidak setuju, jangankan Mama, Kakak dan papamu juga tidak akan pernah setuju dia berbeda kelas dengan kita, seharusnya kamu sadar diri siapa kita dan siapa dia, kamu kan sudah memiliki Rafael, Rafael itu sama setara dengan kita, jadi mama hanya setuju kalau kamu dengan Rafael bukan dengan Angga, ih!! amit-amit memiliki teman seperti Angga, ujung-ujungnya nanti dia akan memanfaatkan kamu, secara kamu aja sudah menjadi anak orang kaya sedangkan dia jauh di belakang kita, seharusnya kamu pikir dulu kalau ingin mencari teman ataupun kekasih, seperti dia! jangan sampai kamu menduakan Rafael, kalau mama sampai tahu kamu menduakan Rafael kamu akan menyesal."

" Ish!! mama bikin kesel aja." ucapnya sembari berdiri dan meninggalkan sama Mama, Ria pun melangkah menuju ke arah pintu utama rumahnya dan menuju ke arah kamar pribadinya, sedangkan Bu Yuni hanya menatap langkah sang anak sembari menggelengkan kepalanya.

" Aku harus menemui si Angga itu, Aku tidak ingin anakku berteman ataupun menjalin cinta dengannya, karena aku tidak ingin Angga mengganggu hubungan antara Ria dan Rafael." ucapnya sembari berdiri dari duduknya dan melangkah menuju ke arah gerbang utama rumahnya tersebut.

" Tadi kan Ria bertemu dengan Angga di depan gerbang ini, itu artinya Angga cuma jalan kaki, dia pasti akan melewati jalan ini lagi."

Benar saja perkiraan Ibu Yuni, dari arah kanan terlihat Angga melangkah menuju pulang ke rumahnya karena dia baru saja dari rumah Pak Wawan.

Bu Yuni yang mensedekapkan tangannya di dada pun menatap Angga.

Dia kemudian memanggil Angga yang sedang melangkahkan kakinya melewati depan rumahnya itu.

" Heh Angga! mulai saat ini Kamu tidak boleh lagi berbicara dengan anakku, karena aku tidak ingin kalian berdua berhubungan, baik itu dalam pertemanan ataupun dalam percintaan, kamu tidak boleh menjadi duri dalam daging di dalam hubungan Ria dan Rafael, karena kamu itu tidak sama dengan kami ingat itu.!"

" Saya dengan Ria cuma sebagai teman tidak memiliki hubungan khusus, saya juga tahu kalau Ria memiliki kekasih yang bernama Rafael, tapi asal Tante tahu, bukan saya selalu mendekati Ria, tapi dia sendiri yang selalu mendekati saya, dia yang selalu mencari waktu untuk bertemu dengan saya, sudah saya katakan setiap kali kalau dia sudah memiliki seorang kekasih dan saya juga sudah mengatakan kepada Ria Kalau kami berdua memang ada batasan-batasan yang tidak bisa dilewati antara saya dan dia, sebaiknya Tante menjaga Ria agar dia tidak selalu menemui saya secara terang-terangan ataupun secara sembunyi-sembunyi dari Tante." ucap Angga membuat Ibu Yuni merasa marah, dia pun kemudian mendekati Angga, Angga mundur selangkah dari Ibu Yuni, karena dia tidak ingin terjadi kesalahpahaman di antara mereka berdua.

" Kamu jangan berbicara mengada-ngada, jelas-jelas Kamu yang sering menggoda Ria, jangan mengatakan anak saya yang selalu mendekati kamu, tidak mungkin kalau dia mendekati kamu, Saya kenal dan paham dengan pribadi anak saya, saya katakan pada kamu jangan sampai kamu mendekati anak saya ataupun bertemu lagi dengannya ingat itu!!" ucap Ibu Yuni sembari meninggalkan Angga yang berdiri di depan rumahnya tersebut.

Angga hanya menghela nafasnya dengan panjang, dia pun menggelengkan kepalanya sembari tersenyum, kemudian dia pun melangkah meninggalkan depan rumah Ria kembali ke rumah pribadinya tersebut.

Terpopuler

Comments

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

sabar ya angga..klu orkay mah semauy bicara yp ga lihat faktay

2023-04-01

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

idiihh anak Situ yg deketin Angga juga ,kenapa nuduh Angga yg deketin ria,didik tuh anak nya biar gk suka bohong lagi

2023-03-30

0

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

@C͜͡R7🍾⃝ᴀͩnᷞnͧiᷠsͣa✰͜͡w⃠࿈⃟ࣧ

sebelum anda melarang nya juga Angga gk mau tuh sama ria

2023-03-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!