Tak Mungkin (3)

Pria itu menatap nanar Rahma rasanya dia yang tadinya sangat amat cemas kini sudah mulai lega, untunglah Nona nya ini tidak mendapat hal yang buruk.

" Nona.... Syukurlah Non baik-baik saja, bagaimana dengan keadaan Non? Mereka tidak menyakiti Non kan?" Fania menatap dengan tatapan mata tajam, rupanya dia baru sadar jika yang ada di hadapannya ini adalah...

Flashback on

" Fania? Apa yang kamu lakukan?" tanya Al yang sudah kesal dengan kelakuan Fania ini.

"Apa sih!!!" Kesal Fania dengan nada ketusnya.

"Ye mau kemana?" tanya Al yang kepo karena dari tadi Fania ini selalu saja kabur sudah di kejar sampai sini malah bukan nya merasa kasihan malah Fania yang kesal sendiri seharusnya yang kesal mah Al kan ini malah kebalik.

"Bukan urusan mu!" Jawab Fania dengan nada ketusnya.

Ini yang seharusnya marah itu siapa sih, kok malah aku yang dia cuekin, ah wanita ini memang selalu saja aneh suka membenarkan yang salah. Wanita selalu benar.

Flashback off

"Kau itu Al bukan??? " Tanya Fania yang berada di dalam tubuh Rahma.

Non ini kenapa nada bicara nya berbeda dan kenapa Non ini malah tidak tahu dan malah balik bertanya, tapi kok Non manggilnya beda sih, kok Al bukan kah yang selalu memanggilnya Al itu adalah......

" Kamu sangat berubah sekarang, ngomong ngomong gaya mu keren juga kenapa tidak dari dulu sih kan ini cakep. Ngomong-ngomong apa pekerjaan mu dan kenapa kau bisa tahu aku ada di sini?" Tanya Fania terkejut perubahan Al ini sangat berbeda sudah tidak seperti dulu yang tidak modis, melihat perubahan Al Fania kok jadi teringat apa yang dia inginkan saat dulu masih muda. Eh dia kan masih muda.

Terdengar sangat aneh ketika Non Rahma ini mengatakan padanya dan logatnya itu sangat berbeda ataukah ini hanya dia yang salah dengar atau bagaimana sih, kok dia tidak bisa tahu sih. Al malah menjadi ingat dengan seorang wanita yang dulu dia sayang, sayangnya juga dia sudah meninggal kan dirinya untuk selamanya, meninggalkan ayah, ibu dan dia, padahal dia ingin tahu apa yang membuat Fania terbunuh kenapa juga kenangan lama itu tiba-tiba muncul. Al juga tidak menerima kenyataan ini tapi itu juga sudah terjadi dan manusia jika sudah di ambil Tuhan mana mungkin akan kembali.

" Kenapa kok bengong?" tanya Fania yang melihat Al bengong tidak menjawab ucapannya ini. Al membayangkan jika yang ada di hadapannya ini adalah Fania, tapi hanya gelagatnya saja yang sama tapi Al harus tahu jika Fania sudah lama meninggal, kenapa Al harus mengingat cinta yang tidak sampai ini.

" Al kenapa? Kok bengong lagi sih!"Kejut Fania sontan membuat Al kaget sendiri.

"Kebiasaan, kenapa selalu saja bengong, bicara dong, dasar temanku ini apa mau lu kesambet gara-gara bengong terus. "

Ini gelagat Fania, persis tapi apakah mungkin gara gara aku ini terlalu sayang padanya hingga semuanya aku bandingkan dengan Fania, ingat Al kamu harus bisa melupakan masa lalu dan kembali bangkit siapa yang akan dia tunggu tidak ada.

" Nona kenapa Non bersikap aneh dari tadi, dan darimana Non bisa tahu jika nama panggilan saya dulu adalah Al, apakah Non lupa jika Non biasa memanggil saya dengan Di dan bukan dengan panggilan Al."

Nih anak, bagaimana mungkin dia memanggilnya dengan nama Di, kan Fania sudah terbiasa memanggilnya dengan nama Al, jika pemilik tubuh mah beda, kan dia mana tahu, dan dia juga tidak akan pernah berpura-pura menjadi orang lain ya beginilah dia.

" Dan bukan kah yang ada di dalam pikiran Non adalah Tuan Iwan pria gila itu. " Keceplosan Al karena merasa terpancing dengan ucapan dari Nona Rahma.

Fania terkekeh kenapa malah jadi dia yang marah marah sih.

" Kamu ini memang tidak berubah ya Al, tapi terserah aku dong, mau panggil kamu dengan nama siapa."

Haduh nih kenapa Non malah bersikap seakan Non Rahma ini pernah kenal dengan diriku yang sebelumnya, aneh apakah mungkin ingin menyembunyikan sesuatu hal seperti yang sudah sudah, wanita ini walaupun sudah sangat banyak menderita dia selalu saja tidak mengatakan jika dia ini menderita, wanita yang tangguh.

" Non, Nona Rahma tahu darimana jika saya ini sering di panggil dengan nama Al dan bukan Di, tapi tak penting sih Non mau memanggil saya dengan nama apa!"

Nih anak tidak berubah selalu saja seperti ini tidak jelas, ya jika ini tubuh pemilik aslinya pastilah tidak akan memanggil Al dengan sebutan Al, nah ini kan Fania, orang yang selama ini sudah tahu tentang bagaimana watak nih anak, haduh pengen rasanya aku tampol.

"Buset marah tuh, dasar!!!! "

" Baiklah Non... " Fania jadi sedikit terkejut mengapa nih anak kok malah bilangnya baiklah sih, mengapa dia tidak protes sama seperti saat saat dia dan Al masih bersekolah, penampilan beda dan sifat yang berbeda semoga saja dia tidak sepenuhnya berubah menjadi orang lain.

" Hanya itu?" Al terkejut mendapati jawaban Non Rahma, tidak mungkin juga kan jika dia harus akrab dengan atasannya sendiri.

"Lalu....... Apa yang bisa saya lakukan, tidak mungkin kan saya membantah?" Fania tidak bisa menahan tawa. Biasanya tukang pembuat masalah ini tidak bisa diam, tidak bisa jika dia itu di perintah oleh orang lain dan dia malah seakan menurut saja, nih ada apa? Apa mungkin wanita ini sekaya ini hingga membuat Al yang pandai membantah ini hanya bisa diam.

Bicara Al saja formal banget seakan ada jarak di antara Fania dengan dia. Segitukah?

" Ya sudah begini saja, aku hanya ingin tahu apa yang membuat kamu datang ke mari?"

Mengapa Non Rahma malah bertanya, bukan kah harusnya dia itu tahu jika aku ini adalah orang kepercayaan dirinya, masa itu juga lupa dan malah mengingatkan dia kepada Fania terus, entah mengapa sih Nona ini bisa berubah seakan seperti Fania.

Ah bisa kesal ini sudah tidak bisa melupakan Fania dan ini lagi Non Rahma malah meniru perilaku Fania. Tapi setidaknya bisa mengobati rasa rindu nya pada temannya yang sudah meninggal dan tidak akan pernah Al bisa melihatnya.

" Non kok malah bertanya pada saya? Harusnya Non itu tahu jika saya ini adalah orang kepercayaan dari Nona, dan saya datang kemari karena takut terjadi hal yang tidak di inginkan terjadi untuk yang kesekian kalinya. " Ucapan Al membuat Fania tersenyum.

Bahkan dia masih seperti dahulu, selalu memperhatikan orang, yang dia tidak kenal, sifat yang ini saja tidak kamu ubah, malah kau membuat ku merasa terkesan kali ini. Tampaknya aku barus mencari cara agar kamu percaya jika aku ini adalah Fania tapi bagaimana caranya, Fania berpikir.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!