"KAU!!!" Iwan merasa sangat marah, tidak biasanya wanita yang lemah ini melawan mereka sampai seperti ini.
"DASAR WANITA GILA!! " Kesal Eren ingin menampar Rahma kembali namun belum sempat Eren meluncurkan serangan di pipi Rahma, Rahma kembali menampar Eren dan tak lupa Iwan suaminya pun tidak luput dari serangan Rahma yang membabi-buta.
"Seharusnya dari dulu aku seperti ini, dasar orang-orang tidak tahu diri. " Eren yang tidak Terima langsung menarik rambut Rahma, menariknya dengan keras namun tenaga Rahma rupanya lebih kuat 5x lebih kuat dari biasanya hingga akhirnya Eren pun terlempar.
Eren memukul tangannya ke lantai, Eren kesal dan bergumam " Wanita ini benar benar membuat ku geram, apa yang membuat dia jadi melawan diriku, apa dia dulu hanya mengalah dan sekarang dia ingin balas dendam padaku, tidak aku tidak akan kalah dari dirinya, akan aku buat dia mati di tangan ku sendiri "
Iwan yang melihat kekasihnya terkapar pun ingin membalas Rahma, dan Iwan terkejut kali ini Rahma tahu jika dia ingin di serang oleh Iwan, tatapan mata kesal dan amarah yang terpendam membuat Iwan tidak sabar lagi menghadapi tingkah Rahma yang berubah sangat jauh dari biasanya.
Tubuh Rahma memang lemah, tapi yang ada dalam tubuh Rahma bukan lah Rahma jadi mana mungkin orang lain akan terima jika tubuhnya tersakiti???
Walaupun dengan keadaan yang sekarang sedang tidak mungkin untuk berkelahi pun Fania akan mencoba membuat dua orang ini kalah,
" Kalian kira aku ini lemah?" tanya Fania yang sudah melumpuhkan Iwan dengan cara memegang tangan Iwan dan memelintir tangan Iwan ke belakang. Kali ini jangan kan bergerak, berontak saja tidak bisa.
" Sial rupanya wanita ini sangat bisa bela diri, salah jika aku sudah menyiksanya selama ini, apa yang akan dia lakukan padaku, jangan jangan dia ingin membalaskan dendam atas kematian kedua orang tuanya, memang aku yang membunuh mereka namun apakah mungkin Rahma tahu jika akulah yang melenyapkan kedua orang tuanya. Jadi...... Dia marah besar seperti ini, tenang Iwan kau harus tenang..... "
"Jangan sesekali lagi membangunkan harimau yang sedang tidur jika tidak ingin kalian berdua celaka. " Iwan pun dilepaskan oleh Rahma begitu saja.
Iwan dan Eren pergi dengan perasaan kesal sekaligus terkejut dengan tingkah laku Rahma yang berubah, yang tadinya tidak bisa melawan kini bahkan bisa menyerang mereka sampai babak belur begini.
Al melihat dengan tatapan mata tajam, ketika Iwan dan Eren keluar dari kamar Non Rahma hatinya jadi khawatir, takut ada hal yang tidak dia inginkan.
Al berlari dengan terburu buru, Al khawatir namun tampaknya kali ini Al salah menduga, ketika dia sudah heboh sendiri dengan pikiran nya rupanya yang Al pikirkan ternyata salah, Non Rahma baik-baik saja.
Fania merasa aneh dengan Al mengapa dia berlari menemui dia? Memangnya apa yang terjadi?
"Apa?" tanya Fania membuat Al menghembuskan napas kasar. Menyeimbangkan tubuhnya agar tidak oleng karena terkejut. Kali ini Non Rahma tidak mengalami hal yang menghawatirkan, apakah mungkin Al terlalu khawatir seperti yang sudah sudah.
"Tadi....... " Ragu ragu untuk memastikan apakah yang tadi datang adalah Tuan dan Nyonya Eren.
"Owh.... Tadi? Itu dua orang yang tidak jelas yang masih ingin sekali aku untuk menyerahkan hartaku pada mereka. " Dengan jawaban yang tanpa beban dan sedikit kesal. Dari wajah Non Rahma memang menahan kekesalan pada keduanya, tapi jelas saja lah....
"Nona..... " Masih dengan keraguan dalam hati Al takutnya Non Rahma masih menyembunyikan sesuatu pada dirinya.. Ya seperti yang sudah sudah.
"Apa sih Non, Non, terus, aku bosan mendengar ucapan mu itu, Bisa tidak jika kita pulang saja?" Jawaban tidak mengejutkan dari Non Rahma, kan benar Non Rahma ingin pulang tapi kenapa dia aman di sini walaupun tidak sepenuhnya karena ada dua orang yang masih sibuk dengan urusan mereka, apa lagi jika ingin merampas harta dari Non Rahma.
Al sebenarnya takut jika mengantarkan Nona Rahma pulang, takut jika sewaktu waktu Non Rahma akan di celakai oleh Tuan Iwan.
"Jika hal itu hanya dokter yang dapat memutuskannya. Nona tidak boleh memaksakan diri ini pun demi kepulihan Nona Rahma sendiri. " Memasang wajah kesal, hal yang membuat Fania bosan adalah duduk diam rumah sakit tanpa melakukan hal apa pun. Dan Fania bosan jika harus terus menerus meminum obat yang pahit itu.
" Owh iya, kenapa aku dulu bisa menikah dengan pria yang gila akan harta seperti itu? Apakah dulu aku salah melihat durinya?" Al juga bingung harus menjawab apa? Al saja tidak tahu apa alasan Non Rahma menikah dengan Tuan Iwan yang sikap dan perilaku nya sangat amat jahat pada Non Rahma.
Dokter sudah memeriksa keadaan Rahma dan benar saja Rahma di perbolehkan pulang dengan catatan harus sering periksa mandiri di rumah sakit.
" Kan apa aku bilang?" Al mengangguk saja katena tidak mungkin kan jika dia bersikap kurang ajar terhadap Non Rahma, jika Non Rahma tidak mengalami kesulitan maka setidaknya itu lebih bagus.
" Kamu ini kenapa sih?" Kesal Fania karena Al terus saja bersikap seakan akan menjaga jarak padanya.
"Apanya yang apa Non, tidak apa-apa kok Non. " Jawaban dari Al membuat Fania bingung seperti nya Al tidak ingin jika dia ini kembali ke rumah, dasar Al pasti dia sangat khawatir terhadap diriku? Apa yang perlu di khawatirkan Fania ini jago silat kok, menghadapi pria sinting seperti Iwan mah gampang, sekalian membalas dendam karena dia sudah menghabisi nyawa Fania dahulu, nyawa bukankah harus di balas dengan nyawa bukan?
"Kok gitu jawabannya, bisa tidak bersikap biasa saja dengan diriku?'' Terakhir bahkan dia lupa sejak kapan dia seperti ini, mungkin sejak kepergian Fania beberapa tahun lalu, kehilangan teman yang berarti dalam hidupnya.
" Maaf, jika itu tidak bisa Non, " Fania berdecak pelan, Kan pasti jawaban dia tidak bisa seakan menjaga jarak dengan diriku, tapi aku juga tahu ini juga aku berada dalam tubuh orang lain, tapi aku juga ingin mengatakan pada Al jika Fania ada di hadapan dirinya, ingin sekali bercanda layaknya dulu, tapi Al memberi batasan yang sangat amat jauh. Seakan dia ibarat anjing saja. Ini tidak seperti yang dia harapkan.
"Saya tidak bisa memanggil Non dengan nama saja, bukankah itu terlalu berlebihan dan saya di sini kan bekerja pada Non alangkah tidak mungkin saya tidak memberi batasan terlebih pada Non Rahma sendiri. " Fania mengangguk saja, susah merubah diri Al seperti yang dia mau, jadi dia harus apa? Bagaimana caranya agar Al itu percaya jika dia itu bukan lah Rahma, bagaimana caranya membuktikan pada Al ya? Susahnya........
Jangan lupa ikutin cerita menarik lainnya ya kawan....
Jangan lupa. Like
Komen,
sare dan ikuti terus aku 😄👍 ya...
penasaran kan bagaimana Fania mengatakan jika dia adalah Fania ke Al sedangkan dia berada di dalam tubuh orang lain, dan apakah Fania akan berhasil membalaskan dendam nya????
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments