"Perkenalkan saya adalah orang yang diminta Tuan Iwan untuk menemui Nyonya Rahma. "
Apakah pria itu tidak bisa datang sendiri mengapa harus membawa orang lain untuk datang bertemu dengan dia, mencurigakan sekali, pasti dia punya niat terselubung dibalik kedatangan pria ini?
"Lebih tepatnya untuk meminta persetujuan tentang harta warisan yang kemarin itu Nyonya, jika Nyonya bersedia maka tinggal tanda tangan di surat kuasa ini. " lanjut pria paruh baya ini dengan pedenya.
Buset rupanya dugaan ku ini benar, pria paruh baya ini hanya ingin meminta hal itu, memangnya dia itu Rahma yang bisa saja di bodohi, jangan salah dia ini Fania, logat logat orang seperti ini enaknya di apain ya kira-kira???
Fania yang ada di dalam tubuh Rahma hanya mengangguk mengerti mungkin ini adalah ulah pria itu.
Dan apa mungkin ini mereka bersekongkol, bisa gila dia harus memberantas tikus yang bisanya hanya merampas harta orang lain dan membuat perut mereka besar.
Dan apa mungkin keduanya juga bersekongkol untuk menghabisi nyawa wanita ini? Sungguh sangat amat ironis.
"Warisan? Warisan apa ya pak?" Kali ini Fania masih sopan setidaknya dia harus mencari tahu terlebih dahulu tentang hal ini.
" Nyonya akan menyerahkan seluruh harta Nyonya ke tangan suami Nyonya sendiri yaitu Tuan Iwan. "
" Tapi Pak, bukankah saya masih hidup mengapa saya harus menyerahkan harta saya ke pada suami saya? Bukankah itu sangat lucu? " Dari cara bicara yang berbeda pria itu terkejut biasanya dia akan mudah mendapatkan tanda tangan dan tidak perlu ada pertanyaan dari wanita ini, dan rupanya dia salah banyak pertanyaan yang terlontar dari mulutnya, apa mungkin dia sudah sadar.
"Dan mengapa saya harus menyerahkan nya lalu apakah itu adil? Suami saya datang hanya membawa apa yang dia pakai, dan bapak datang mengatakan pada saya jika saya harus setuju dengan hal ini? Maaf Pak saya kali ini berubah pikiran, gila. Mana mau harta saya saya kerahkan pada orang yang tidak jelas. " Pria paruh baya itu terdiam kata kata ini tidak. pernah terlintas akan di ucapkan Nyonya Rahma.
Mungkin kali ini dia ingin mempertahankan harta bendanya.
" Lalu bagaimana......????? Nyonya??? Apakah ingin di batalkan?" Rahma tersenyum pertanyaan konyol apa itu? Jelas dia sangat tidak setuju gila jika dia menyerahkan semuanya lalu pria itu akan seenaknya dong, dia tidak sebodoh itu. Jika Rahma mungkin akan iya namun dia bukan Rahma jadi boleh dong jika dia ini berbuat seenaknya. Toh yang punya tubuh tidak marah dan tidak akan pernah marah.
"Jawaban saya seharusnya bapak tahu kan!! " Pria paruh baya itu tersenyum dan tidak jadi menyodorkan berkas yang ada di dalam tas kerjanya dari ucapan Rahma sudah menjelaskan jika dia tidak ingin menandatangani surat pemindahan warisan atas nama orang lain.
Pria paruh baya itu tidak bisa melakukan apa pun. Tidak ada kuasa untuk memaksa seseorang menyetujui hal ini.
Tidak dibenarkan juga.
"Bagaimana? Apakah Rahma akan menyetujui hal itu?" tanya Eren yang mulai ragu terlebih tingkahnya itu sudah berbeda.
"Wanita b* doh itu pasti akan dengan senang hati menyerahkan apa yang aku inginkan sayang, kamu harus percaya pada diriku ini. " Sangat kepedean Iwan mengatakan hal itu pada Eren.
"Tapi bagaimana hal itu terjadi..... "
" Tunggulah dulu..... " Pintar Iwan dengan pedenya.
Tak berselang lama pria paruh baya itu datang menemui keduanya.
" Bagaimana?" tanya Eren dengan ambisi.
"Maaf, sebelumnya Tuan dan Nyonya. Nyonya Rahma menolak untuk memindahkan aset atas nama Tuan. Nyonya Rahma bersikeras untuk menolak tawaran saya Tuan. " Setelah mengatakan hal itu pria itu pergi tanpa kata lagi.
Eren mengepalkan tangan. Rasanya ingin marah rupanya Eren salah duga, Rahma tidak ingin menyerah kan apa yang dia inginkan.
Ini adalah kegagalan yang ke sekian kalinya, susah sekali melenyapkan wanita itu, entah keberuntungan apa yang menyertai wanita itu, setiap kali rencananya pasti gagal seperti hari ini gagal lagi dan lagi.
" Sudahlah jangan bersedih, " Rayu Iwan mencoba untuk menenangkan hati Eren yang sudah kesal. Bagaimana caranya agar wanita itu bisa menyerahkan harta bendanya tanpa paksaan.
"AKU TIDAK BISA TENANG!! SUDAH BEBERAPA KALI RENCANA YANG KITA BUAT SELALU SAJA MENDAPATKAN HASIL YANG MEMBUATKU MARAH, APAKAH HARUS DENGAN TANGAN KU SENDIRI MELENYAPKAN DIA!! " Kesal Eren ingin sekali melenyapkan Rahma namun terlihat Iwan seakan enggan untuk membunuh istrinya itu. Apakah mungkin dari awal dia ada rasa dengan Rahma.
" Jangan terlalu terburu-buru sayang, wanita itu pastinya akan mudah untuk kita perdaya. " Eren mulai mereda amarahnya namun dia juga masih kesal dengan Iwan.
"Baiklah aku akan memberikan mu kesempatan terakhir jika ini gagal juga aku sendiri yang akan membunuh nya di depan mu! " Ancam Eren sembari menunjuk wajah Iwan.
Membuat Iwan hanya mengangguk saja, setidaknya dia tidak membuat masalah di rumah sakit, bisa berabe masalahnya.
Fania yang berada di dalam tubuh Rahma kesal sendiri, tampaknya kedua orang itu memang sengaja mempermainkan wanita yang aku tempati tubuhnya, pasti mereka memiliki rencana yang jahat.
" Tampaknya keduanya juga bukan lah orang yang baik, melihat aku bangun bukannya senang mereka malah menatap diriku dengan tatapan mata sinis. " Fania mendunga-dunga pasti yang dia pikirkan menang benar adanya.
Tiba-tiba kepalanya menjadi sedikit sakit, entah mengapa rasanya begitu sakit dan sekilas Fania mendapatkan gambaran tentang wanita ini. Seketika itu Fania merasa sangat kesal dan mengepalkan tangannya sendiri. Mengapa wanita ini hanya diam! Memberontak saja tidak.
Dengan tekat yang kuat dia tidak akan membiarkan pemilik tubuh ini tersakiti, apalagi rupanya dia sering di perlakuan dengan tidak baik, di perlakukan dengan seenaknya dan entah mengapa bahkan dia tidak melawan.
" Sungguh aneh, padahal jelas jelas kau itu mau di bunuh loh, kamu itu ngerti tidak sih, jangan bodoh deh, tapi selama aku masih ada di sini tidak akan aku biarkan orang lain menyakiti dirimu. Tapi tunggu jika aku di sini di dalam tubuh wanita ini jangan bilang jika wanita ini alias pemilik tubuh ini telah.... Dan awas saja jika orang orang itu kembali dan menyentuh ku tak akan ku ampuni mereka. Beraninya mereka kepada wanita. Eh tunggu aku juga wanita tapi aku tidak akan membiarkan orang-orang itu menyentuh mu, seharusnya kamu itu memberikan diriku penghargaan karena menjaga dirimu, sial diakan sudah tidak ada. " Setelah ngomel-ngomel tidak jelas seorang pria pun datang dengan kecemasan yang terlihat dari sorot matanya.
Sangat tampan, bahkan rambutnya itu terurai, tidak terlalu panjang tapi potongan rambutnya itu mirip artis Korea dan memang dia seperti artis Korea sih, tampan putih dan dan kenapa dia seakan mengenali pria tampan ini?????
" Siapa lagi pria ini???? " batin Fania merasa tidak asing dengan pria yang sudah memandangi dirinya dengan perasaan cemas bercampur lega.
Hayo lo. penasaran kan jangan lupa like, komen dan ikutin autor ya dan lagi jangan lupa favorit😍💕...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments