Aryan membawa Nia ke restoran yang cukup terkenal . Hanya orang-orang yang berdompet tebal yang bisa reservasi di restoran ini.
" Wah ... bukankah ini tempat yang lagi viral kan ?" tanya Tania sambil menatap kedepan .
" Benar ... bagaimana suka tidak ?"
" Suka dong , tetapi bukankah untuk masuk kesini harus pesan terlebih dahulu . Benar tidak ."
" Benar sih ... tapi kamu tidak usah khawatir, kita makan disini tanpa reservasi terlebih dahulu."
" Benarkah?"
" Iya dong ... ayo masuk ," ucap Aryan sambil menggandeng tangan Tania .
" Selamat datang ... apakah anda sudah memesan tempat ?" sapa pelayan dengan ramah .
" Muhammad ar rayyan Mahendra... bilang saja itu pada atasanmu," jawab Aryan singkat .
" Baik ... tunggu sebentar ya !"
Pelayan itu mengambil ponsel yang ada di sakunya . Kemudian melakukan panggilan pada sang majikan .
" Selamat siang pak ..."
" ..."
" Maaf mengganggu waktu bapak . Ada pelanggan yang bernama Muhammad Ar Rayyan Mahendra."
" ... "
" Baik pak ."
" ..."
Pelayan itu menaruh kembali ponselnya yang sudah mati . Kemudian menatap Aryan dan juga Tania dengan ramah .
" Maaf atas tidak kenyamanannya tuan .. nona , silahkan mengikuti saya ."
Pelayan itu mengantar ke tempat yang sudah ditujukan oleh sang atasan . Sedangkan Aryan dan Tania mengikutinya dari belakang .
" Silahkan tuan ... nona ," ucap pelayan dengan sopan . Saat ini mereka sudah tiba di ruang spesial yang ada di restoran ini .
" Terimakasih."
Pelayan itu meninggalkan Aryan dan Nia . Nia sangat senang karena Aryan membawanya kesini .
" Terimakasih sayang ... ini istimewa sekali ." Nia memegang tangan Aryan yang ada di atas meja .
" Untuk orang istimewa harus istimewa dong , honey, " jawab Aryan dengan senyum yang tak lepas dari wajahnya.
" Honey ?"
" Ya ... mulai saat ini aku akan memanggil honey , apakah kamu suka ?"
" Tentu ... dan aku akan memanggilmu bunny ."
" Boleh juga ... honey ... bunny ... tidak buruk ."
" Memangnya restoran ini punya siapa sih ?"
" Rahasianya dong ... pokoknya buat honey bahagia apapun akan aku lakukan ."
" Thanks my bunny ... terus bagaimana dengan Gebi ?"
" Alhamdulillah... kami sudah berakhir."
" Benarkah?"
" Benar dong ... apa honey ingin hubungan kita berlanjut?"
" Tentu saja mau ...tetapi tunggu setahun dua tahun dulu . Bukankah aku masih baru jadi model ?"
" Lama amat !"
" Mau bagaimana lagi .... bukankah bunny juga baru bekerja."
" Betul juga , baiklah mari kita bersama menggapai impian kita masing-masing."
" Silahkan... makanannya tuan ," ucapan pelayan membuat Aryan tak jadi menjawab ucapan Nia .
" Terimakasih."
" Wah lobster!!! you are the best bunny!" pekik Nia kegirangan.
Dia Memang menyukai menu satu ini . Dia yang berasal dari keluarga sederhana tidak bisa menikmati menu satu ini . Tetapi Aryan sering membelikan untuknya .
" Senang ?"
" Tentu sayang ... thanks!"
" Ayo dicoba dulu ... enak tidak ."
Aryan menyuapi Nia dengan lobster yang sudah ia kupas . Tanpa malu Nia dengan senang hati menerima suapan itu .
" Its delicious .... yummy !"
Aryan sangat senang melihat kegembiraan kekasihnya. Meskipun dia masih kepikiran dengan keberadaan Gebi .
Nia yang melihat Aryan hanya menatapnya makan membuatnya gugup.
" Kamu juga makan dong honey ... jangan cuma ngeliatin aku doang !" rengek Nia dengan cemberut.
" Kamu cantik !" goda Aryan , membuat wajah Nia merona . Hal itu membuat Aryan senang menggodanya.
" Ih ... disuruh makan malah gombal ."
" Siapa yang gombal kamu beneran cantik kok ."
" Sudah ... dari pada gombal lebih baik nih aku suapi ."
Nia menyuapi Aryan dengan tangannya. Dengan senang hati Aryan terima .
" Honey benar ...ini enak banget 👍!"
Setelah makan mereka juga nonton . Mereka benar-benar menikmati hari mereka .
Disisi lain Gebi kini sudah tiba di wilayah Jawa timur . Dia tidak menyangka bisa sampai ke kota malang.
Gebi memarkirkan mobilnya di bahu jalan . Perutnya sudah meronta-ronta ingin segera diisi .
Gebi membeli makan di warung yang berada di pinggir jalan . Meskipun dia lahir di keluarga kaya , untuk makan dia tidak pernah pilih-pilih. Apalagi setelah kondisinya seperti ini .
" Bade tumbas nopo nduk ?" tanya penjual pada Gebi .
" Nasi pecel saja Bu ... tambah telur baladonya satu ," jawab Gebi .
" Sekejap nggeh ."
" Nggeh ."
Gebi menunggu penjual meracik makanan untuknya . Dia mengambil kerupuk yang ada di meja untuk dimakan .
" Kriuk kriuk ..."
" Monggo nduk ."
" Terimakasih Bu ..."
" Sami- sami ... wangsul sangking kuliah , nduk ?"
" Mboten Bu ... saya baru perjalanan dari Jakarta."
" Waduh kok yo adoh men ... ndaleme pundi ?"
" Ehm .... saya memang asli dari Jakarta Bu ."
" Oh ... ten mriki wonten derek ta ?"
" Derek itu apa ya Bu ?"
" Maaf ... maksud ibu disini ada saudara ?"
" Tidak punya Bu ."
" Lah ... terus mau kemana ?"
" Rencananya sih mau ngontrak disini Bu . Kalau ada sih ."
" Kalau mau sih tidak jauh dari sini ada ruko yang dikontrakkan ."
" Beneran bu ?"
" Bener dong ... kebetulan ruko itu masih punya saudara . Apakah berminat ? kalau berminat akan saya telpon saudara saya biar kesini ."
" Boleh Bu ."
" Kalau begitu mbaknya makan aja dengan tenang sambil menunggu saudara saya ."
" Baik Bu ."
Gebi pun menyantap makanan dihadapannya dengan lahap . Sedangkan penjual nasi itu menghubungi saudaranya.
" Bagaimana nduk ... enak tidak masakan ibu ?" tanya penjual , maklum suasana sepi . Tidak ada pembeli lain selain Gebi .
" Enak Bu ," jawab Gebi singkat .
" Syukurlah kalau begitu . Sebentar lagi saudara saya kesini ."
" Kenapa saudara ibu mau mengontrakkan rukonya Bu ?"
" Katanya sih buat investasi gitu . Lek ne aku Wid tahu mudeng nduk ."
Gebi tersenyum mendengar ucapan campur-campur ibu penjual . Hal itu disadari oleh wanita paruh baya itu .
" Kok tersenyum ada yang lucu nduk ?"
" Maaf ya Bu ... kata-kata ibu yang lucu ."
" Pasti bahasanya ya ?"
" Ibu tahu saja ."
Mereka berdua berbincang-bincang dengan akrab sampai saudara wanita itu datang .
" Assalamualaikum..."
" Wa alaikum salam... ono endi iku mau ?"
" Neng omae koncoku . Sopo seng arep ngontrak ?"
" Lah Iki ."
" Saya Bu yang mau ngontrak ," ucap Gebi .
" Mau lihat rukonya sekarang ?"
" Boleh ... sebentar . Berapa semuanya Bu ?"
" Sepuluh ribu ."
" Ini Bu .... kembaliannya buat ibu saja ," ucap Gebi yang memberikan selembar uang lima puluh ribu ."
" Terimakasih... "
" Sama-sama Bu ... kalau begitu saya pergi dulu ."
" Silahkan."
Gebi pun pergi bersama saudara penjual nasi pecel . Mereka akan pergi ke ruko yang dikontrakkan.
Ternyata ruko itu terletak di dekat salah satu universitas terkenal di kota malang , yang tak lain universitas Muhammadiyah Malang .
" Bagaimana?"
" Boleh juga Bu ... berapa harganya ?"
" Sebenarnya sih dua puluh juta pertahun . Tapi untukmu lima belas deh ."
" Waduh ... beneran Bu ?"
" Bener dong ."
" Alhamdulillah... terimakasih Bu . Sekarang berapa nomer rekening ibu biar langsung saya transfer?"
" Xxxxxxx."
Gebi mengambil ponselnya dan mulai mentransfer sejumlah lima belas juta ke nomer rekening ibu itu .
" Sudah Bu ."
" Baiklah... mulai saat ini kamu bisa menempatinya . Kuncinya yang tadi . Kalau ada apa-apa kamu bisa menghubungi nomer ini *******."
" Baik Bu ... sekali lagi terimakasih."
" Sama-sama."
Ibu itu keluar dari ruko . Tinggal Gebi sendiri disana . Dia mengambil kopernya yang ada di mobil . Kemudian membawanya ke kamar . Tidak lupa dia mengunci pintu depan .
" Alhamdulillah... ternyata masih ada uang untuk memulai usaha ," gumam gebi sambil berbaring di ranjang.
Gebi baru saja menghitung uang yang tersisa setelah membayar uang kontrakan selama satu tahun . Untung selama tiga tahun ini Gebi benar-benar berhemat .
" Bismillahirrahmanirrahim... semoga sua yang hamba lakukan mendapatkan ridho mu ya Alloh 🤲🤲🤲!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
Anonymous
Sejak kpn ada uang 15 ribu dlm selembar
2024-02-16
0
Ani Ani
kalau berhati baik semua turus
2024-02-13
0
sur yati
aamiin semoga lancar ya Geby
2024-02-11
0