Di dalam Istana segala hal tampak luar biasa, lampu mewah yang menggantung di ruangan tengah berbentuk lingkaran ini, musik klasik ala-ala kerajaan, berbagai lukisan yang terletak di pojok ruangan, tangga besar di tengah ruangan, dan lantai berwarna orange dengan motif bunga hitam yang mengelilingi satu ruangan.
Leonardo dan Lily takjub dengan kondisi di sekitar, meskipun sebenarnya Lily sudah sering ke sini, tapi dia tetap tidak bisa menghentikan rasa takjubnya, sedangkan Leonardo karena dia melupakan segala ingatannya, dia jadi sangat kagum dengan keindahan ruangan ini. Pria itu bahkan berlari kecil mengelilingi ruangan itu sembari tersenyum dan melompat kecil sebagai tanda kegirangan.
Tapi mereka berdua menghentikan kegirangannya ketika menyadari keberadaan seseorang di ruangan tersebut, sosok itu sedang menuruni tangga, dia terlihat seperti pelayan, dia menggunakan jas hitam, sepatu pantofel, rambut, jenggot, dan kumis yang berwarna putih, spontan dia terlihat seperti orang tua, tapi sebenarnya tidak pria itu masih sekitar 40 tahun. Itulah yang dijelaskan oleh Lily ke Leonardo.
Tidak seperti Lily dan pria bertopi barusan, Leonardo tidak melihat gambaran ingatan di kepalanya, mungkin Leonardo memang tidak mengenal dengan pria itu. Karena penasaran Leonardo menanyakan hal ini ke Lily.
Leonardo berjalan mundur dan membisikan sesuatu ke Lily. "Lily, apa aku kenal dengan pak tua itu?"
"Iya, seharusnya semua Eraser, termasuk kamu mengenalnya, karena pria itu adalah salah satu yang terkuat, dia adalah tangan kanan dari ketua lo."
'Tangan kanan dari ketua? Jika dia benar-benar sepenting itu kenapa tidak ada serpihan ingatan satu pun ketika aku melihat dia?' gumam Lenoardo.
Pria itu terus melangkah mendekati Leonardo, ketika dia berada tepat di depannya, pria itu berkata. "Ada apa tuan Leonard? Anda seperti baru saja melihat hantu."
'Ya, aku baru saja melihat tepat di depannku.' Sahut Leonardo di dalam hati.
Lily menjelaskan situasi yang baru saja terjadi. Pria itu terlihat syok dan tidak percaya bahwa Leonardo melupakan ingatannya. Pria itu sekali lagi memperkenalkan namanya, dia bernama Alion. Meskipun sudah mendengar nama itu, namun Leonardo masih tidak mengenal pria itu.
Alion menunjukan arah ruangan ketua ke mereka berdua. Ruangan itu terletak di atas, sehingga mereka harus menaiki tangga hitam yang dilapisi oleh karpet merah besar itu. Mereka terus melangkah menaiki tangan tersebut, kemudian belok ke kanan melewati ruangan yang cukup panjang. Di sekeliling ruangan di penuhi oleh hiasan lilin, di dinding maupun di atas langit, dan bukan hanya lilin, banyak sekali lukisan di sepanjang jalan. langkah Leonardo tiba-tiba terhenti saat menatap salah satu lukisan yang menarik perhatiannya.
Dia terus menatap ke arah lukisan tersebut, langkah kecilnya bergerak untuk mendekati lukisan itu. Di situ tergambar jelas seorang gadis berambut pirang, mengenakan gaun merah, sedang duduk dan gadis itu tersenyum. Leonardo sangat merasa familiar dengan foto itu, dia mencoba menyentuh dan meraba foto itu dengan harapan bisa mengingat sesuatu, tapi terpotong dengan ucapan Alion yang menyuruhnya bergegas.
Dengan langkah yang serasa berat dia meninggalkan lukisan itu, di hatinya serasa ada penyesalan yang amat besar ketika melihat gadis di lukisan itu, Leonardo tidak tahu pasti, tapi satu hal yang jelas. Hatinya serasa sakit ketika melihat lukisan itu.
Langkah mereka bertiga berhenti di suatu pintu besar berwarna hitam putih, dengan sigap Alion membuka pintu tersebut dan menampakkan sosok pria yang sedang duduk di ruangan itu.
Dia terlihat sedang memakan cemilan dan duduk dengan sangat tidak sopan, kakinya dia arahkan ke meja, sedangkan tubuhnya ia lendetkan ke kursi. Dia terus mengunyah cemilan dengan posisi seperti itu.
Pria itu memiliki rambut poni warna putih yang panjang hingga menutupi satu mata merahnya. Baju polos berwarna ungu dengan kemeja putih yang bagian lengannya kepanjangan sampai tangannya tertutup.
'Benar-benar fashion yang aneh' Pikir Leonardo.
Menyadari keberadaan dari tiga orang tersebut, mata merahnya menuju ke mereka. "Oh, Leonardo dan Lily toh, ada apa? Tumben kalian mau pulang ke markas."
Lily yang dibantu oleh Alion menjelaskan situasi yang terjadi mengenai ingatan Leonardo, pria dengan fashion aneh itu hanya menganggukan kepala dan mengunyah cemilannya lagi.
"Jadi Leonardo melupakan segalanya? Dan kalian ingin mencari sesuatu di sini ya. Tapi sayangnya aku sendiri tidak pernah mendengar kasus seperti itu." Ucap ketua dengan mulutnya yang sibuk memakan cemilan.
Lily terlihat kecewa, dia menghela nafas pasrah. "Yah, terus apa yang harus kulakukan agar Leonardo mengingatnya kembali?"
Ketua mengangkat bibirnya dan sekali lagi mengunyah cemilan. "Kalau itu simpel, kalian hanya perlu berpetualang dan mencari ingatan Leonardo kembali. Mungkin dengan cara itu dia akan mengingat sesuatu, lagi pula kamu sendiri sudah tahu hal ini Leonardo, bukankah perjalanan singkat mu ini sudah bisa mengingat sesuatu, seperti sedikit kepingan memori atau semacamnya. Jadi kalian tinggal berpergian dengan itu mungkin Leonardo bisa mengumpulkan sedikit demi sedikit fragmen dari ingatannya."
Leonardo merasakan bahwa apa yang dikatakan oleh ketua ini ada benarnya, selama ini sepanjang perjalanannya dia bisa sedikit mengingat ingatannya. Mulai dari Lily dan pria bertopi itu, tapi entah kenapa Leonardo merasakan hawa seperti musuh bebuyutan di mata merah pria ini. Dia tidak tahu pasti, tapi rasanya seolah sedang diintimidasi oleh mata merah itu.
"Y.. Yang anda katakan benar, ketua. Sepanjang perjalanan ini aku bisa mengingat sedikit ingatanku, meskipun hanya berupa potongan, tapi jika dikumpulkan lagi dan lagi maka lama kelamaan ingatan itu akan kembali."
"Tapi di mana kita harus memulai berpetualang?" Tanya Lily.
"Kalau itu, kalian bisa memulai ke kota OZ, di sana adalah tempat pertama kali kalian bertemu bukan? Mungkin di sana Leonardo bisa menemukan sesuatu."
"Oh, gitu. Terdengar romantis ya, kalau gitu ayo Leonardo!" Lily tersenyum riang dan menggeret Leonardo untuk meninggalkan ruangan.
"Tunggu!" Ujar ketua.
Kedua orang itu menghentikan langkahnya dan menatap ketua dengan wajah penuh pertanyaan.
"Leonardo, sebelumnya apa kau sudah tahu tentang dunia ini?"
"Tidak, apa anda ingin membicarakan tentang Rukh atau pandora? Kalau itu aku tahu, tapi hanya sebagian kecil."
"Jadi begitu, akan ku jelas kan sekali lagi. Pertama tentang Rukh, mereka adalah segala dari sisi negatif atau bisa dibilang bagian gelap manusia di hati, setiap manusia yang ada di bumi memiliki Rukh, mereka seharusnya tidak bisa menampakkan diri ke dunia asli dan terjebak ke dunia pandora, tapi seolah-olah sejarah berubah. Fakta tentang itu menghilang begitu saja, sekarang Rukh bisa keluar masuk di dunia ini."
"Kemudian, kami organisasi Eraser adalah mereka yang membasmi semua Rukh yang keluar dari dunia ini. Kami melawan mereka menggunakan sisi negatif kita sendiri, bahasa gampangnya kita membuat kontrak dengan Rukh kita sendiri dan bertarung menggunakan Rukh itu. Kemudian membasmi Rukh itu sama saja dengan menghapus segala sisi negatif manusia, dengan begitu kita bisa membuat dunia lebih baik."
"Jadi begitu, itulah kenapa di sebut dengan Eraser?" Leonardo memegang dagunya mencoba untuk mencerna apa yang ketua katakan.
Ketua tersenyum lebar karena menyadari Leonardo yang cepat paham. "Seperti itulah, jadi setiap Rukh yang lenyap, sama saja dengan aura negatif pemilik Rukh itu menghilang, tapi untuk berkontrak dengan Rukh itu membutuhkan sebuah pengorbanan. Kalau dalam kasusku."
Ketua menghentikan ucapannya dan membuka rambut poninya yang menutupi satu matanya. Di balik poni itu tidak menampilkan apa pun, matanya tidak ada.
"Aku kehilangan satu mataku hanya untuk berkontrak dengan Rukhku sendiri."
"Selanjutnya tentang Pandora, kalau masalah yang itu. Kami tidak terlalu mengerti tentang dunia itu, tapi sekarang kami sedang mencoba menerobos masuk untuk mengetahui sesuatu. Sebenarnya saya ingin mengajak kalian berdua, tapi karena Leonardo melupakan ingatannya jadi ku urungkan niatku. Cukup ini saja yang bisa saya sampaikan, apa ada yang ingin anda tanyakan?"
Leonardo menggelengkan kepalanya, menandakan bahwa tidak ada pertanyaan. Sebelum pergi Leonardo mengucapkan terima kasih kepada ketua, dan mereka berdua lantas meninggalkan ruangan tersebut.
Ketua dan Alion terus menatap pundak mereka berdua yang semakin lama menjauh. Hingga akhirnya mereka keluar melalui pintu itu.
Alion berjalan mendekati ketua, dia tampak bingung dengan apa yang sebenarnya dikatakan oleh ketuanya. Seharusnya pria itu bisa melakukan sesuatu tentang ingatan Leonardo karena
kemampuan dia berkaitan dengan memori manusia.
Yang mengetahui tentang kemampuan Rukh ketua hanyalah Alion seorang, para anggota lain tidak mengetahui dengan jelas kemampuan dari seorang yang mereka sebut ketua, entah bodoh atau alasan lainnya mereka mau mengikuti seseorang yang bahkan kemampuannya tidak diketahui.
"Tuan Gray, kenapa anda tidak menggunakan Rukh anda, seharusnya dengan kemampuan itu anda bisa melakukan sesuatu atas ingatan Leonardo, lalu kenapa anda tidak menggunakan kemampuan itu?" Alion menundukkan Kepalanya karena bagi dia Gray adalah tuan yang sangat terhormat.
"Angkat kepalamu! Alasan kenapa aku tidak menggunakan kemampuan adalah karena aku tidak percaya dengan Leonardo, bahkan kami juga tidak mengetahui kemampuan Rukhnya. Seseorang yang seperti itu tidak akan kubiarkan mengingat apa pun. Akan lebih baik kalau dia menjadi boneka kami."
"Dan satu alasan lagi."
"Apa itu?"
"Hmm, maaf sepertinya aku akan menyembunyikan yang satu ini."
Alion memasang ekspresi bingung, sebenarnya dia sangat tertarik, tapi dia tetap tidak berani menanyakan hal itu.
Gray menoleh ke arah jendela besar di ruang itu, mata merahnya terfokus ke arah Leonardo dan Lily yang sedang berjalan bersama.
Saat melihat mereka di otaknya terus berpikir.
'Leonardo, jika anda memang melupakan segalanya maka itu memiliki banyak arti, mungkin kau berkontrak dengan Rukh lain dan ingatanmu adalah bayarannya. Kalau itu memang benar maka kamu adalah ilegal kontraktor dosamu sangat besar, tapi kalau hanya itu maka kami bisa memaafkanmu, lagi pula di Eraser Sangat banyak ilegal kontraktor, tapi ada satu lagi yang kupikirkan. Leonardo jangan bilang kalau kamu melakukan hal tabu itu, jika kau memang melakukan itu. Mungkin aku akan membunuhmu dengan tanganku sendiri.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Firenia
simpel dari mana
2023-05-31
0
Firenia
apa dia kekasih MC?
2023-05-31
0
Ayunda Fadillah
sumpil aku tuh kepoo siapaa
2023-05-21
0