"What??? cerai???" Raya sedikit syok mendengar kabar tersebut. Saat itu, mereka sudah berjalan berdua sambil bergandengan tangan menuju kontrakan milik Siska yang jaraknya 10 menit dari kantor selepas bubaran jam kantor.
"Gila! ini kabar beneran bikin gue syok terapi." Raya masih tak percaya dengan kabar yang baru saja didengarnya.
"Lo aja cengong, apa lagi gue tadi yang baca putusan pengadilannya. Asli speechlees berat."
"Iya, gue aja speechlees, apa lagi lo yang berhubungan langsung 'kan? Dan lo, lo kemarin diajak balikan terus dicium. Astaga Siska, bayangin aja gue geli. Jangan sampai entar lo dikira pelakornya lagi."
"Ih, kok lo ngomongnya gitu sih? bikin gue mrinding aja! amit - amit, jangan sampai ada yang nuduh gitu." Siska melakukan gerakan ketuk jidat bergantian dengan mengetuk pahanya. Siapa tahu dengan begitu bisa mengusir hal buruk dalam hidupnya.
"Ya siapa tahu, soalnya 'kan lo deketnya sekarang, disaat Zidan dalam masa perceraian."
"Eh, jangan nakut - nakutin gitu dong! Padahal kemarin yang bikin gue ketemu dia lagi 'kan lo!."
"Oke, untuk kali ini, gue beneran nyesel dan gue minta maaf. Gue beneran gak tahu soal statusnya Zidan yang udah nikah dan baru aja cerai. Dan nanti kalau si Krisna datang, gue janji, bakalan langsung gue todong biar dia cerita kebenarannya."
Tepat 10 menit berjalan kaki. Siska dan Raya tiba di kontrakan. Sambil menunggu sang suami datang, Raya biasanya langsung membersihkan diri dan berganti baju dan kemudian duduk santai didepan tv dan yang mana, tak lama kemudian yang ditunggu akhirnya beneran datang.
"Yang, langsung pulang, yuk ... aku rasanya gak tahan, lengket semua badanku seharian ngejob fair." Krisna baru saja datang. Dia ini sudah jadi manajer HRD disalah satu perusahaan.
"KRISNOONNGGG!!!." Suara Siska memekik dari arah dalam toilet.
"Lo, jangan pulang dulu, lo masih punya hutang penjelasan ke gue." Saat itu Siska langsung lari terbirit - birit menghampiri Krisna takut ditinggal kabur duluan.
"Apaan sih Sis, lagi kumat lo! ribut banget."
"Bodo! Pokoknya lo duduk, jangan kabur!."
Ditengah percakapan itu, dari halaman depan terdengar suara deru motor baru saja berhenti. Saat itu, ternyata Feby juga ikut datang. Kalau begini, biasanya Feby ini lagi ditinggal lembur oleh Firman. Jadi sebagai alternatif, dia akan ngungsi nunggu jemput di kontrakan Siska.
"Apaan sih, sok penting banget." seru Krisna, merasa aneh dengan sikap Siska.
"Yang, sini, duduk dulu. Sorry, untuk yang ini aku ada dipihaknya Siska. Tapi meskipun begitu, bukan berarti aku gak sayang sama kamu." Huek! Raya, sang dramaqueen nyeletuk.
"Lo, tahu kalau Zidan lagi proses cerai?" todong Siska tak ingin basa basi.
"Hah? siapa yang cerai?" Feby yang baru masuk langsung kaget begitu mendengarkan pertanyaan Siska barusan. Dia kemudian duduk bergabung disebelah Raya dengan maksud meminta penjelasan.
"Zidan, mantannya dia." jawab Raya pelan, tak ingin mengganggu sidang isbat antara suami dan sabahatnya.
"Hah, serius, kalau gitu si Zidan pernah nikah dong kalau sekarang cerai." Reaksi Feby sama seperti Siska dan Raya tadi, dia tak menyangkah kalau Zidan ternyata sudah menikah bahkan bercerai.
"Terus - terus, terus gimana?"
"Sssttttt!! lo dengerin mereka."
"Jawab lo, lo tahu 'kan kalau Zidan lagi proses cerai?" pekik Siska lagi pada Krisna yang dari tampak dan glagatnya aja sudah bisa ditebak.
"Iishhh!! meskipun gue bukan istri lo tapi gue hafal banget modelan lo kalau lagi kayak gini!. Dasar brengsek lo!! Sengaja lo bikin gue deket lagi sama dia disaat dia proses cerai?"
"Yang, beneran kamu tahu? terus kamu biarin si Zidan deketin Siska lagi? Yang, kamu kok tega sih? Siska 'kan juga sahabat kamu, entar kalau Siska disangkah pelakor gimana? disangka gara - gara dia Zidan sampai cerai gimana?"
"Oh My God Krisnong! lo kok gitu? tega lo sama Siska?"
"Aduh, bentar, bisa gue jelasin. Yang ini bisa aku jelasin." Krisna mengacak - ngacak rambutnya frustasi. Semua wanita yang dihadapannya sedang mengutuk dirinya.
"Emang harusnya gitu, harus lo jelasin sedetail - detailnya. Jangan sampai gue nyesel karna udah ngasih Raya buat kawin sama lo!." timpal Siska.
"Huft!!." Krisna mengambil nafas dalam lebih dulu.
"Ini, sebetulnya gue gak mau cerita, tapi berhubung kalian malah ngutuk gue sedari tadi, jadinya gue gak ada pilihan."
"Udah gak pakai intermeso, langsung aja cerita." pekik Siska lagi, dia sudah tak sabar sama sekali.
"Jadi, sekitar 8 bulan yang lalu, gue gak sengaja ketemu lagi sama Zidan. Kebetulan perusahannya itu menang tender buat rehap kantor gue. Terus dia ngasih undangan pernikahan ke gue. Waktu itu, pas baru aja resepsi pernikahan selesai, istrinya si Zidan tiba - tiba pingsan. Terus karna itu, akhirnya semua keluarganya jadi pada heboh dan manggil seorang dokter buat periksa keadaannya. Tapi ternyata setelah diperiksa sama dokter, hasilnya bikin tercengang. Waktu itu istrinya si Zidan udah hamil 3 bulan!. Dan yang paling bikin kaget sekaligus gak percaya, ternyata istrinya itu hamil anaknya sepupunya si Zidan yang sekarang masih SMA."
"HAH???"
"WHATT???"
"APA???"
Ketiga wanita itu secara serempak jadi terwhat - what.
"Mangkannya setelah itu, Zidan langsung mutusin buat cerai. Sebetulnya waktu itu Zidan langsung mau gugat atau pun cabut berkas pernikahannya. Tapi katanya waktu itu pikirannya lagi kacau jadi dia baru bisa talak cerai setelah seminggu kemudian. Dan, karna kejadian itu, mangkannya beberapa bulan ini gue selalu nemenin dia. Kemana - mana gue ajakin biar dia gak kesepian sama frustasi lagi. Dan itu termasuk kemarin waktu ke villa. Gue gak ada maksud apa - apa sama lo. Kemarin gue ajakin dia murni karna gue kasian aja. Jadi untuk pertemuan kembali antara lo sama Zidan dan kembalinya hubungan lo sama Zidan, itu murni karna diri lo sendiri bukan karna gue sama Raya. Kalau lo jadi deket lagi sama dia, itu berarti mungkin kalian berdua masih punya rasa satu sama lain." Jelas Krisna sedetail - detailnya seperti permintaan Siska.
"Ya ampun, Zidan, malang bener nasib lo ternyata. Untung cepet ketahuan, kalau enggak kasian 'kan dia, entar mau bilang bukan anaknya gak ada yang percaya." Feby, terlihat meratapi kisah hidup Zidan.
"Ckckck! gak nyangkah gue sama kisah hidup si Zidan. Tapi tunggu, yang, kamu kok gak cerita sama aku kalau Zidan hidupnya kayak gitu?" Raya protes.
"Ya, itu 'kan aib sahabatku yang, jadi lebih baik aku gak cerita, ya... kayak kamu kalau ada apa - apa sama Siska sama Feby, gak semuanya juga 'kan kamu ceritain ke aku?" jawab Krisna, dia harap istrinya bisa mengerti akan jawaban yang diberikan. Karna istrinya juga punya persahabatan yang harus dia jaga juga.
"Oh, iya sih betul." Raya, bergelantung manja dilengan sang suami.
"Jadi, Sis, lo gak perlu khawatir tentang Zidan. Gak akan ada yang bilang lo ngerebut Zidan dari istrinya. Jadi jalanin aja kalau emang mau balikan sama dia. Karna, meskipun statusnya udah jadi duda tapi aslinya dia masih perjaka, Sis. Hahaha ..."
Oh My Lord ... Disaat semua orang lagi serius meratapi nasib si Zidan. Si Krisnong masih aja sempet - sempetnya mikir tentang Zidan yang masih perjaka.
********
Note :
Untuk para readerku jangan sampai membayangkan ke dudaan Zidan yang masih perjaka ya ... cukup Siska aja yang bayangin.
don't forget, like, komen, votenya juga ya...
hadiahnya juga woy^^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Aisyah Yuni Novita
ngakak gue dg tigkah mereka 😂😂
2023-03-28
0