"Akta cerai? punya siapa?" tanya Siska.
"Punya gue."
"Hah?" Seketika itu, Siska berubah jadi cengong.
What? apa yang Zidan bilang barusan? gue? gue 'kan katanya? dia lagi gak salah denger 'kan? berarti selama ini dia udah nikah dong? Dan dengan bodohnya kemarin mereka ketemu dan ciuman. Aigo, Siska!.
"Gak usah syok gitu, mukanya. Biasa aja." jawab Zidan dengan santainya.
"Sorry, soalnya gue gak nyangkah. Ternyata lo cepet juga lakunya."
"Dan lo masih belum laku - laku. ckckck! padahal umur lo udah berapa, udah tua 'kan lo?" timpal Zidan, dengan sengaja mengejek Siska.
"Ishh!! bangga lo, sama diri lo!." dengus Siska, menahan rasa kesalnya, dan dengusan itu dijawab dengan Zidan yang menaik turunkan pundaknya, demi menjawab pertanyaan Siska, kalau dirinya memang sedang merasa bangga.
"Mana! udah lo bawah semua 'kan syarat - syaratnya? atau lo masih belum tahu?" tanya Siska masih dengan nada kesal.
"Udah gue bawah semua kayaknya, coba lo bilang, lo butuh apa?."
"Putusan pengadilan, KK dan ktp suami istri, sama ktpnya 2 orang saksi. Adakan?"
"Bentar."
Beberapa saat kemudian, Zidan mulai mengeluarkan semua berkas yang ada didalam map yang sudah dia jinjing sedari tadi. Semua berkas itu, diserahkan persis seperti apa yang Siska minta. Dan Siska pun langsung merapikan berkas tersebut. Dia kemudian memeriksanya satu - satu sebelum di input kedalam database dukcapil.
"Ini, beneran tanggalnya? salah gak nih? Ini pernikahan lo cuma seminggu doang gitu?"
Lagi - lagi Siska dibuat speechlees oleh Zidan. Setelah kenyataan kalau Zidan hendak bercerai. Kenyataan akan umur pernikahannya yang cuma seminggu juga tak kalah bikin tercengang.
"Betul, lo gak salah." jawab Zidan dengan nada datar. Sepertinya ada rasa tak suka ketika orang - orang mengomentari usia pernikahannya yang cuma berumur seminggu.
"Ckckck! setelah barusan lo ngatain gue dengan bangganya gue gak laku - laku, ternyata lo sendiri lakunya cuma seminggu."
Berkat celetukan Siska barusan. Zidan yang tadinya sudah siap berdebat kalau dikomentari, sekarang malah jadi tertawa. Ah, dia baru ingat, Siska ini selain cantik, dia juga punya bakat bikin orang jadi gemas.
"Bener, omongan lo gak salah. Berarti kita ini punya kesamaan. Karna kita punya kesamaan, berarti kalau gitu, dari pada lo gak laku- laku, dan gue lakunya cuma seminggu. Gimana kalau kita cepet - cepet nyusul Krisna sama Firman?."
"Hah? maksud lo?" Siska langsung melototkan matanya. Dia sebenarnya jelas tahu apa maksud dari ucapan Zidan tadi.
"Gimana? lo mau 'kan? kalau lo mau, gue lamar lo ntar malam ke papa sama mama."
"Jangan ngadi - ngadi lo! gila aja lo, main lamar - lamaran! Selain itu, inget! mereka udah bukan mama sama papa lo, jadi jangan manggil mereka gitu lagi. Keki gue dengernya!."
Mungkin memang karna kebiasaan. Sejak dulu, Zidan memang memanggil mama dan papa Siska seperti itu. Karna memang kedua orang tuanya yang berpikiran terbuka mau menerima semua orang yang dekat dengan dirinya dan dengan tangan terbuka kedua orang tuanya selalu menganggap semuanya jadi anak sendiri.
"Kenapa emang? masak masih belum siap juga? gue 'kan udah cerai, jadi udah gak ada penghalang lagi."
"Huft!!" Siska harus mengatur nafasnya. Ingat, sekarang dia sedang pelayanan. Harus jaga sikap dan tetap profesional. Atau kalau enggak, akan dapat ulasan pelayanan tidak memuaskan yang pastinya berdampak buruk sama penilaian kinerjanya. Susah naik pangkatnya woy, kalau nanti kayak gitu.
"Bentar, gue masukin dulu."
Lebih baik cepat menyelesaikan tugasnya agar tak terlalu lama bersama dengan Zidan. Siska kemudian mengalihkan pandangannya serius, menatap layar komputer yang ada dihadapannya, meninggalkan si Zidan yang masih tersenyum jail dan merasa puas sendiri.
Untuk sejenak, suasana berubah hening diantara keduanya. Rasa - rasanya ditelinga keduanya cuma terdengar suara ketukan keybord dan suara mouse yang ditekan oleh Siska.
Dalam keheningan tersebut, lihatlah Zidan yang duduk disebrang. Dia diam - diam memperhatikan Siska yang hari ini lebih cantik dari pada biasanya.
Perhatian itu, seolah membawa desiran aneh pada hati Zidan yang mampu membawanya mengingat momen kala pacaran dengan Siska dulu. Apa iya, dia kembali terpesona pada mantan pacarnya itu?. Kenapa jantungnya tiba - tiba berdetak tak berirama dan membuatnya jadi salting?. Tapi serius Siska ini tak berubah sama sekali. Dia masih saja terlihat lebih cantik kalau lagi dalam mood serius.
"Huft!! Ehem..." Tarikan nafas memang harus dilakukan Zidan untuk mengembalikan akal sehatnya. Jangan sampai dia benar - benar terjebak pesonanya Siska lagi.
"Lo, gak penasaran kenapa gue cerai?" tanya Zidan setelah akal sehatnya benar - benar kembali.
"Enggak!."
"Bohong, gue tahu lo tukang kepo, jadi gak mungkin kalau lo gak penasaran."
"Sekalipun gue penasaran, gue gak mau tanya."
"Why? kenapa gak mau tanya?"
"Karna gue gak mau lo jadi ke GRan, terus lo nyangkah gue pengen tahu tentang lo. Cukup 'kan jawaban gue?"
"Tapi gimana kalau guenya yang mau cerita? lo mau denger cerita gue?"
"Done!." Siska sengaja menekan tombol enter dengan keras. Kalau Zidan peka dia pasti sudah tahu, kalau saat itu dia sudah malas mendengar ocehannya.
Tapi lagi - lagi apa yang diharapkan dari seorang Zidan. Cowok itu lagi - lagi malah tersenyum gemas melihat reaksi yang diberikannya. Beneran, ngadepin Zidan ini harus menyiapkan 1001 kesabaran.
"Ini, tolong lo bawah, prosesnya 14 hari kerja. Nanti setelah 14 hari kerja, lo bisa datang kesini lagi buat ambil akta cerainya. Terus itu, bukti pengambilannya nanti tolong dibawah. Dan untuk berkasnya gue terima." Siska menyodorkan selembar kertas bukti pengambilan berkas yang tadi keluar dari printer kehadapan Zidan setelah di bubuhi tanda tangan dan juga stempel.
"Oke, tapi meskipun gak sampai 14 hari, kalau gue mau kesini lagi 'kan juga gak apa - apa."
"Suka - suka lo deh, meskipun gue larang palingan lo juga bakalan tetep kesini."
"Yes, betul, dan itu akan terjadi mulai besok, lusa, lusanya lagi dan sampai beberapa bulan kedepan pastinya gue akan terus kesini." ucap Zidan sambil tersenyum nakal. Membuat Siska mengernyit, curiga dengan apa maksud dari ucapan cowok itu.
"Lo, jangan aneh - aneh ya, ini tempat kerja gue. Gue gak mau gara - gara lo, gue jadi dipecat secara tidak hormat."
"Sekali pun lo di pecat juga gak apa - apa. Gue siap kok nampung lo. Uang gue cukup kok kalau cuma buat kasih lo makan sama bawah lo jalan - jalan keliling dunia dan beliin lo tas hermes."
"Iissshhh! habis itu lo minta lagi!." Siska sudah benar - benar muak mendengar setiap ocehan dari Zidan. Sumpah!.
"Hahaha, enggak, sekarang gue udah dewasa. Iya kali dulu."
"Pak, silahkan maju kedepan." pekik Siska tak menggubris perkataan Zidan. Dia berdiri memanggil bapak - bapak yang tadi sempat disrobot antriannya sekaligus secara tak langsung mengusir Zidan dari hadapannya.
"Inget, mulai besok kita akan terus ketemu, jadi lo jangan macem - macem, status lo sekarang adalah pacar gue. Karna kita udah balikan. Oke?"
Bapak - bapak tadi, sudah berada di antara Zidan dan Siska. Dia kemudian duduk menggantikan Zidan yang baru saja berdiri.
"Yang, nanti malam aku telpon ya... kamu jangan tidur dulu. Emmuacchh!!!." timpal Zidan lagi sebelum pergi. Dia benar - benar sengaja mau menggoda Siska. Dan itu suaranya sedikit kencang, bisa didenger banyak orang.
Hello, Zidan ini lagi sedeng atau gimana sih??.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
efvi ulyaniek
weh..menarik lho....
2024-08-13
0
Susila Ratih
agak beda dari cerita yg lain, tapi malah keren sih klw beda. semangat thorr
2024-08-12
0
Aisyah Yuni Novita
😂😂😂 seru juga ya si zidan
nyebelin tp jug lucu
2023-03-26
1