"Aarrrggghhhhh!!!" Siska memekik kesakitan. Bibirnya digigit oleh Zidan sampai berdarah dan membuat air matanya langsung mengalir.
"Aahhhhh!!! gila lo ya? ngapain lo gigit gue!"
"Ya gimana, ya ... habisnya lo, sih gak mau ngelepas ciumannya, gue 'kan capek, ya udah spontan aja gue gigit." Dengan entengnya Zidan menjawab tanpa rasa bersalah.
"Aiisshhh!!! perasaan lo deh yang gak mau ngelepas. Tanggung jawab lo! luka nih bibir gue!."
"Emang lo lagi hamil kok pakai minta pertanggung jawaban gue segala?"
"Brengsek lo!" Sambil menahan sakit, Siska pun memaki.
"Ya, emang gue brengsek. Tapi, gini - gini tadi lo nikmatin bibirnya." ucapnya sambil tersenyum jail.
BRUUKKK!!!
Tanpa ampun, Siska pun langsung memukul keras punggung Zidan untuk memberikan balasan. Pandangannya sudah sangat menusuk, dengan derai air mata akibat rasa sakit di bibirnya yang sudah terluka.
"Rasain!" Dan setelahnya cewek tersebut langsung pergi, meninggalkan Zidan yang tengah kesakitan sampai tersungkur.
"Arrgghh! gila lo, kenceng banget mukulnya. Mana sakit banget tahu!."
Bagi Siska, pukulan balasan itu bukanlah apa - apa. Karna nyatanya, akibat gigitan dari Zidan, sekarang bibirnya jadi sariawan. Sariawan yang sangat besar, sampai bikin ngeces dan makan tak enak hingga berhari - hari. Ah, kalau ingat kejadian hari itu. Rasanya bikin tensi naik.
"Kalian berdua ini ya, baru aja balikan udah langsung main brutal." Lagi - lagi ledekan itu terdengar di telinga Siska. Saat itu, Raya dan Siska lagi istirahat. Keduanya sedang berada diwarung bakso depan kantor mereka.
Raya dan Siska ini bekerja di salah satu instansi pemerintahan, tepatnya kantor catatan sipil. Mereka sama - sama berstatus sebagai PNS dengan angkatan yang sama. Dulu, keduanya memang sengaja mendaftar PNS ditempat yang sama dan kebetulan, dengan rejeki yang sama, keduanya diangkat ditahun yang sama.
"Udah deh gak usah ledekin mulu! gedek gue lama - lama."
"Hahaha, santai aja kali Siska sayang, gitu aja emosi lo!"
"Ray, inget ya, gue ini gak bener - bener balikan sama dia. Gue 'kan juga udah cerita ke lo, jadi please jangan bawah nama Zidan lagi, oke?."
"Iya, iya gue tahu. Cuma 'kan gue masih penasaran, bilang gak balikan tapi ciuman. Dan ciumannya sampai bibir lo jontor lagi."
"Raya! please, gue siram pakai kuah bakso lo entar. Jangan bikin hari gue semakin suram, deh!"
Seharusnya sahabatnya ini paham kalau dirinya malas membahas hal itu lagi. Toh, dirinya sudah cerita semuanya 'kan sama dia. Tapi kenapa masih terus diungkit?.
"Hahaha, iya, iya sorry, enggak lagi." Raya membentuk tanda V dengan tangannya sebagai bentuk permintaan maaf tak lupa juga wajahnya yang nyengir.
Sepersekian menit. Satu orang lagi datang. Dia adalah Feby yang ikut bergabung dijam makan siang.
"Haduh, udah pada habis ya?" ucap Feby, begitu duduk disebelah Raya.
"Banyak custumer Feb?" tanya Raya.
"Iya, hari ini membludak banget mulai pagi."
Feby ini bekerja sebagai teller bank. Letak banknya kebetulan juga berdampingan dengan kantor dukcapil. Jadi ketika istirahat, mereka sering bersama - sama.
"Astaga, bibir lo Sis, tambah jontor aja."
Kan? satunya udah diem, datang lagi satunya dengan pertanyaan yang sama.
"Udah, udah, lo jangan bahas itu Feb, dia lagi tensi. Dari pada lo kena amuk kayak gue tadi, mending lo diem." Raya menimpali Feby yang ada disebelahnya.
"Hahaha, segitunya lo Sis, sama kita - kita."
Siska mendengus, memberikan pandangan melengos pada dua sahabat yang duduk dihadapannya.
"Tapi, dikit aja Sis, gue cuma penasaran. Setelah ini gue gak akan tanya lagi, janji gue. Jadi lo jangan marah dan lo harus jawab." Feby meyakinkan.
"Apa? lo mau tanya apa? pertanyaan lo pasti sama kayak dia 'kan? tentang gue beneran balikan sama Zidan atau enggak 'kan?"
"Hahaha, Iya, betul, kayak cenayang lo, bisa tahu." seru Feby sambil terkikik.
"Raya dan Feby, sekali lagi gue pertegas, ya. Gue sama Zidan itu gak balikan. Kita gak ada apa - apa. Seperti kata gue kemarin. Gue tahu kalau kemarin Zidan lagi bohong, dia aslinya itu kesetrum dan lagi nahan sakit. Tapi karna dia udah dendam ke gue jadinya dia begitu. Dan gue pun juga sama. Gue murni pengen bales dia juga. Biar dia gak seenaknya terus. Gue, udah gak ada perasaan apa - apa sama dia. Kita cuma pacaran 5 bulan pas SMA. Kebayang wajahnya di otak gue aja selama ini gak pernah. Dan kita juga 5 tahun lamanya gak pernah ketemu dan baru ketemu lagi gara - gara lo, Raya! Dan kalian tahu 'kan? gue sama dia putusnya gimana? dia selingkuh dari gue, dan gue juga begitu. Dia ngungkit - ngungkit semua hal, sampai minta balikin semua barang - barang yang udah dia beliin ke gue, dan gue juga begitu. Jadi, kalau kita mau balikan itu mus-ta-hil. Dan untuk ciuman, ini murni karna gue merasa lagi ditantang mangkannya gue terima ciuman dari dia. Ini bukan ciuman sayang! itu harus kalian garis bawahi. Karna waktu ciuman gue gak ngerasa apa - apa. B aja. Jadi gue harap setelah penjelasan yang berulang ini, kalian berdua beneran paham. Please, jangan pernah bawah - bawah nama Zidan lagi. Apa lagi sampai bawah orangnya kehadapan gue, kalau sampai kalian bawah dia, gue gak bakal maafin, gue bakalan beneran putus hubungan sama kalian!."
Sedikit ancaman emang harus diberikan Siska pada 2 sabahatnya itu. Biar mereka gak suka kepo berlebih. Biar keduanya jerah dan gak keterusan menggoda atau pun meledek dirinya.
"Ya elah, gitu aja juga Sis, lo langsung ngegas, kita 'kan cuma penasaran. Lagian kemarin bukannya niat gue mau bawah Zidan ke vila. Dia tuh yang maunya ikut sendiri." Raya mencoba membela dirinya.
"Oh ya? dia yang pengen ikutan? kirain kemarin si Krisna yang ngajak." saut Feby.
"Enggaklah, dia sebenernya gak diajak. Malah sebetulnya Krisna itu mau ngajakin si Desta temen sekantornya yang masih single, niatnya mau dikenalin ke Siska siapa tahu jodoh. Tapi kemarin gagal karna si Zidan tiba - tiba datang ke rumah" Jelas Raya.
"Ya, kok lo baru bilang sih kalau punya kandidat buat gua?" Ah, sayang banget 'kan seharusnya Siska dapat gebetan baru tapi malah berakhir dengan mantan pacar gak jelasnya.
"Emang lo mau kenalan sama si Desta?" tanya Raya menginterupsi.
"Ya iyalah, gue masih single, jadi gue membuka lowongan selebar - lebarnya bagi mereka yang mau deketin gue. 2 minggu lagi Feby mau nikah, tinggal gue 'kan jadinya, yang jadi perawan tua!."
Betul, harus ingat sama umur yang sudah menginjak 28 tahun tapi masih belum punya pasangan.
"Hahaha, oke - oke, ntar gue kenalin. Gue suruh Krisna ajakin Desta ke rumah, biar lo bisa ketemu sama dia. Tapi, sebelumnya lo harus mastiin kalau lo sama Zidan emang beneran gak ada apa - apa."
"Astaga, gue 'kan udah bilang Indonesia Rayaku, gue sama Zidan itu gak ada apa - apa. Jadi lo gak perlu khawatir."
"Terus sekali lagi tentang ciuman itu? murni cuma karna ngerasa ditantang 'kan? bukan ciuman sayang 'kan?"
"Iya, kok lo jadi gak percaya gitu sih? Lo tahu 'kan kalau gue gak pernah bohong sama lo?"
"Ya udah kalau gitu, gue percaya. Senin malem, lo kerumah gue kalau gitu." Karna memang Siska gak pernah bohong, jadi Raya oke - oke aja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Susila Ratih
pembaca baru. kayaknya seru deh.
2024-08-12
0
Liu Zhi
janji gak baca
2023-04-19
0