Livy Si Pemikat Hati

Livy Si Pemikat Hati

Bab 1 Putus

Kampus dalam keadaan ramai seperti biasa di jam-jam jeda kelas seperti saat ini. Livy yang ingin menyelesaikan masalahnya dengan sang kekasih, berjalan cepat dan pasti. Dia tahu, dimana kekasihnya itu sering menghabiskan waktu bersama teman-temannya di saat jam istirahat seperti saat ini.

"Liv! Janji lo nggak akan bikin keributan sampai bikin semua orang di kampus ini jadi heboh karena ulah lo." Yana, salah satu dari dua sahabatnya mewanti-wanti karena dia tak ingin suatu hal terjadi dengan sahabatnya itu. Kakinya masih setia mengikuti langkah Livy yang berjalan cukup cepat.

"Lo tenang aja, gue nggak sebego itu." Jawaban itu memang tak membuat Yana yakin, tapi gadis itu berusaha percaya. Seorang Livy tak membuat keributan itu rasanya tak mungkin, sedangkan dia merasakan sakit hati luar biasa? Itu hanya omong kosong belakang untung menenangkan kehawatiran Yana.

"Oke gue akan temenin elo dan mastiin itu semua." Dan Livy sama sekali tak peduli dengan apa pun yang di katakan sahabatnya itu kepadanya.

Dia terus saja melangkah dengan wajah datarnya. Tak di pedulikannya orang-orang yang menatap ke arahnya dengan pandagan heran.

Livy Anastasia Veronika, dia gadis cantik dengan wajah datarnya dengan dandanan sedikit tomboy. Dia baru saja semester satu. Sifatnya terlalu cuek tak terlalu peduli dengan sekitarnya. Dia tentu bukan mahasiswa populer di kampusnya. Tapi, orang juga tak akan mengabaikan gadis cantik seperti dirinya. Mereka akan menoleh untuk kedua kalinya jika Livy berjalan dibelakangnya.

Sampai di taman kampus. Pandangannya mengedar mencari dimana lelaki yang di sebut kekasihnya itu berada, dan di sana, di bawah pohon, lelaki itu sedang mengobrol dengan teman-temannya seperti biasanya. Mendekat ke arah kerumunan lelaki itu, Livy berdiri di depan mereka yang memang sedang duduk di rumput taman dengan tawa menghiasi wajah masing-masing.

"Hai, Vi?" Lelaki itu bernama Adam, dia menyapa Livy dengan senyum mengembang. Tidak menyadari ekspresi wajah Livy yang terlihat datar dan ingin menghajarnya saat ini juga.

"Gue mau kita putus!" Katanya tak ingin berbasa-basi.

Mendengar ucapan Livy, aura di sekitar mereka seketika menjadi hening. Bahkan teman-teman Adam yang tadinya ingin menggoda Livy, ikut menutup mulutnya rapat. Yana yang berada di belakang Livy, bahkan bisa merasakan perubahan aura di sekitarnya mendadak menjadi tegang.

Adam yang tak mengerti, menatap gadis di depannya itu dengan kening mengernyit. "Kamu bercandanya jangan gitu dong, Yang." Adam tersenyum tapi terlihat kaku, karena dia merasa tak memiliki salah apapun kepada kekasihnya itu.

"Gue serius! Mulai detik ini, kita putus. Jangan hubungi gue, apalagi dateng ke tempat gue! Lo paham kan maksud dari ucapan gue barusan!" Gadis itu menatap terang-terangan kearah Adam. Dia tahu, jika lelaki itu tak akan menerima keputusannya begitu saja. Lelaki itu pasti akan bertanya seribu alasan kepada Livy yang tiba-tiba meminta putus.

"Ya, tapi kenapa?" Adam masih tak mengerti.

"Karena elo selingkuh di belakang gue!" Tegas Livy masih dengan tampang datar dan seriusnya.

Wajah Adam memucat. Matanya menatap sekitar dengan gugup dan menghindari kontak mata dengan Livy.

Melihat gelagat dari kekasihnya atau lebih tepatnya mantan kekasihnya itu membuat Livy kembali membuka suaranya kembali. "Lo diem, karena lo merasa bersalah kan!"

Livy tak akan melepaskan Adam begitu saja, setidaknya untuk saat ini. Karena dia tahu, menghajar Adam sekarang akan membuat hatinya lega luar biasa. Tapi sayangnya, dia harus menahannya karena ini masih di lingkungan kampus. Dia tak mau menjadi tontonan mahasiswa lain bahakan mendapat masalah di kampus karena laki-laki seperti Adam ini.

"Bukan gitu, Vi. Emang kamu dapet informasi dari mana kalau aku selingkuh? Aku kan tiap hari sama mereka, gimana caranya aku bisa selingkuh?" Kedipan mata Adam kepada teman-temannya seolah memberikan isyarat kepada mereka harus mengatakan 'iya' kepada Livy dan membelanya. Seketika hal itu membuat teman-temannya mengangguk dengan senyum aneh mereka.

"Jadi ini bukan elo?" Sebuah foto yang sudah Livy cetak semalam, di tunjukkan di depan wajah Adam sebagai bukti kebejatan lelaki itu. Mata Adam melebar dan jakunnya naik turun karena merasa gugup.

"Gue nggak akan ngomong kalau cuma kata orang. Karena semalam gue lihat sendiri dengan mata kepala gue. Elo ciuman sama cewek ini, setelah lo pulang dari kos gue."

Adam tak memiliki sanggahan lain selain membuka mulutnya, kemudian menutupnya kembali.

"Ini hadiah buat elo!" Injakan kaki dan tonjokan di wajah Adam di layangkan Livy untuk memberikan kenangan 'manis' terakhir sebagai tanda berakhirnya hubungan mereka.

Gadis itu kemudian berlalu dari sana, di ikuti Yana yang belum sepenuhnya sadar dari keterkejutannya. Livy tidak akan diam saja jika ada orang yang membuatnya sakit hati. Apalagi karena penghianatan, dia tak akan sudi membiarkan itu terjadi, dia tak ingin terlihat bodoh dan menyedihkan hanya karena lelaki tak berguna seperti Adam.

Terpopuler

Comments

Zhee_Tiwi0329

Zhee_Tiwi0329

Nggak di tendang ke laut sekalian aja, Vy 😅

2023-03-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!