Undangan Pesta.

Kimberly dengan senandung lagunya mengemudikan mobil nya dengan santai untuk pulang kuliah, seperti pada umumnya Kimberly juga seorang anak perempuan namun ayah dan ibunya sangat jarang menemani dirinya di rumah hal itu bukan karena kedua orang tuanya tidak sayang kepadanya namum mereka berdua harus fokus pada karir masing-masing. Ibunya adalah seorang desainer terkenal bernama Grace dia harus pergi berkeliling dunia untuk pekerjaannya, panggilan desain di mana-mana membuat Grace jarang pulang kerumah, sementara ayahnya Daisy adalah seorang presiden direktur yang harus mengelola perusahaan tak jarang dia harus pergi ke berbagai negara untuk urusan bisnis.

Tin tin... klakson mobil Kimberly memasuki halaman rumah mewah tersebut. Dua orang penjaga bergegas untuk membuka gerbang dan mempersilahkan Kimberly masuk. Setelah itu Kimberly berhenti di depan pintu, dia menyerahkan mobil nya kepada salah satu pelayan hal itu terjadi setiap hari karena mobilnya harus di cuci dan di bersihkan setiap kali habis di pakai. Bukan tidak mampu beli baru atau tidak ada mobil lain namun mobil yang sudah bersih lebih bagus saat memasuki garasi tidak menimbulkan kotoran yang tidak di perlukan.

"Bibi tolong antar kan segelas susu ke kamarku. Aku belum minum susu dari pagi." ucap Kimberly kepada seseorang yang mengambil tas kuliahnya.

"Baik nona." hanya itu jawaban yang di lontarkan oleh salah satu pelayan rumah besar Daisy tersebut.

Kimberly bergegas kembali ke kamarnya, dia menaiki anak tangga satu persatu untuk sampai di kamarnya yang terletak di lantai dua kediaman besar tersebut. Sesampainya di ruangan tersebut Kimberly menghela nafas lelah, ternyata sudah 18 tahun dia tumbuh besar tanpa di dampingi oleh ayah dan ibunya. Mereka jarang sekali pulang dan sekali pulang itu pun tidak lama, untung saja Kimberly sangat cerdas hingga dia tidak terjebak dengan pergaulan yang tidak masuk akal, menurut Kim untuk saat ini memilik satu atau dua teman sudah cukup, untung saja dia memiliki dua sahabat yang sangat mendukungnya.

Tak lama kemudian seseorang mengetuk pintu kamar tersebut, seorang pelayan masuk membawakan nampan berisi segelas susu hangat dan juga sebuah amplop.

"Nona ini susu nya, dan ini ada sebuah undangan untukmu dari tuan muda Cold."

Kimberly tersenyum kemudian menyuruh pelayan itu meletakkan nampan setelah dia mengambil sebuah amplop warna abu-abu dari samping susu tersebut. Hilmi Cold, adalah temannya saat dia menempuh pendidikan saat masih smp mau di bilang teman mereka tidak dekat, mau di bilang tidak kenal mereka satu sekolah. Kimberly membuka amplop tersebut kemudian membaca isinya, ternyata itu adalah undangan untuk pesta ulang tahun Henry yang ke 19 tahun, laki-laki itu seumuran dengan Blair yakni 1 tahun lebih tua darinya.

Pelayan yang selesai meletakkan susu tersebut pamit, Kimberly mengangguk tanpa suara kemudian dia meraih benda pipih di tangan nya. Dia mengirimkan pesan singkat di grub trio nya, ya grub itu hanya berisi tiga orang yakni Kimberly, Viona dan Blair.

"Blair, Vio apa kalian mendapat undangan pesta ulang tahun Henry Cold. Jika iya bagaimana jika kita pergi bersama, jika tidak aku tidak akan menghadiri pesta itu sendirian."

Kimberly menuliskan hal tersebut dalam grub menunggu teman-temannya membalas pesan nya tersebut. Dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang besar.

"Oh aku dapat undangan tapi belum ku baca." balas dari Blair.

"Astaga tadi pelayan memberikan undangan tapi aku menolaknya, bentar aku akan meminta pelayanku mengantarkannya. Oh iya tumben kamu mau datang ke acara itu, kamu gak takut itu adalah jebakan." balas Viona panjang kali lebar.

Kimberly membaca pesan-pesan tersebut sambil tersenyum kemudian dia mengetikan beberapa kata lagi.

"Baiklah, kalau mau datang kita bersama-sama saja. Jika itu jebakan, sangat menarik. Bagaimana bisa dia menjebak kita."

"Ku kira kamu enggan untuk datang Kim, biasanya kamu tidak suka pesta seperti ini." balas Blair dengan heran.

"Sudah lama tidak bermain , kamu pasti tau itu."

Setelah menuliskan hal itu Kimberly meletakkan benda pipih tersebut kemudian dia meraih handuk untuk bergegas membersihkan diri, Susu yang semula hangat kini berubah menjadi dingin. Perlahan Kimberly meneguk susu tersebut hingga seluruh gelas menjadi kosong, kini rasanya perut dan tenaganya telah terisi kembali.

Kimberly meraih handuk yang ada di gantungan kemudian bergegas menuju kamar mandi, seharian di kampus membuat tubuh nya terasa sangat kotor karena debu dan kuman yang bertebaran.

Kimberly masih memikirkan tentang undangan itu, yang dia pikirkan bukan tentang siapa pengirimnya dan se istimewa apa undangan itu namun kenapa tiba-tiba seorang Henry yang bahkan tidak pernah baik dengan dirinya mengundang nya menghadiri pesta ulang tahun nya jika itu karena dia adalah pewaris Daisy Grub berarti Henry tidak akan melukai atau menjebak dirinya. Dunia saja bisa berubah orang juga mungkin akan berubah.

Kimberly berdiri di bawah pancuran air shower tidak seperti biasanya dia yang suka berendam berjam-jam kini dia ingin mandi lebih cepat, kemudian pergi ke rumah Viona karena mereka telah berjanji untuk pergi bermain bersama-sama.

Setelah menyelesaikan semua tahapan mandi nya, Kimberly kini sudah selesai. Dia menggunakan kimono nya kemudian kembali ke kamar, masuk ke dalam ruang ganti yang sangat besar dia memilah dan memilih pakaian untuk dia gunakan.

Tok... tok... tok... tok... Suara pintu di ketuk, Kimberly yang sedang berganti baju mendengar suara pintu tersebut.

"Iya..." jawab Kimberly sambil mengenakan pakaiannya yang merupakan kaus crop dan celana jeans , dia merasa nyaman menggunakan pakaian tersebut untuk bersantai.

"Nona, ada nona Viona di depan. Sudah ku suruh langsung kemari namun dia tetap ingin duduk di depan." suara pelayan pribadi Kimberly terdengar dari balik pintu yang terkunci dari dalam. Kimberly mendengar semua itu baru saja dia hendak pergi ke rumah viona namun gadis itu malah datang kerumah nya terlebih dahulu.

"Bilang saja aku sudah siap. Oh iya tolong siapkan aku satu mobil sederhana saja, aku ingin pergi berbelanja hari ini. "

"Baik nona."

Setelah mengatakan itu Kimberly melanjutkan untuk membenahi rambutnya kemudian memakai sepatu dan bergegas keluar dari kamar nya yang megah bagaikan kamar seorang putri raja. Dari lantai atas dia melihat Viona tengah ungkang-ungkang kaki sambil menikmati cemilan dan segelas jus yang di sediakan oleh pelayan.

"Aku baru saja berfikir hendak ke rumah mu. Kamu malah sudah datang." ucap Kimberly sambil berjalan menuruni tangga.

"Ah malas di rumah, kamu tau para pelayan di rumah ku selalu melarang ku makan ini dan itu karena pesan mama dan papa. Mereka takut aku gemuk, jadi ya udah aku lari ke sini untuk makan sepuasnya." jawab Viona tanpa tahu malu yang membuat Kim menggeleng-gelengkan kepalanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!