I'm Not A Celebrity.

I'm Not A Celebrity.

KAMPUS.

Pagi itu seperti biasanya, Kimberly Daisy dengan santainya datang ke kampus mengendarai mobil sport yang di belikan oleh ayahnya. Mobil sport yang hanya memiliki dua kursi penumpang dengan jenis Lamborgini limited edition warna merah yang menawan. Siapakah Kimberly Daisy?.

Gadis dengan kacamata hitam itu sangat ramah, dia adalah putri orang terkaya di dunia, kemewahan yang tanpa batas dari ujung rambut sampai ujung kaki semuanya barang-barang dari brand ternama.

Namun Kimberly yang mengagumkan itu selalu di kerumuni orang-orang layaknya seorang selebritas.

"Kimberly. Bolehkah aku minta tanda tanganmu?" ucap seorang gadis dengan pakaian kumal dan sedikit lusuh, gadis itu menyodorkan buku ke arah Kimberly dengan wajah tertunduk.

"Nona, aku bukan selebriti jadi buat apa tanda tanganku. Kalau untuk jadi temanku sih oke, tapi kalau untuk tanda tangan no. Saya keberatan." ucap Kimberly sambil berlalu begitu saja.

Siapa di kampus itu yang tidak kenal Kimberly, dia adalah gadis yang sangat sulit di tebak, kadang dia adalah orang yang ramah kadang juga dingin bagaikan batu es.

Kehidupan kampus harus dia lalui dengan semua itu, hari-hari nya di kampus selalu di kelilingi dengan para penggemar fanatik, bahkan ada orang-orang yang terobsesi dengan Kimberly hingga rela mengeluarkan ratusan juta dolaar demi bisa bersekolah dengan pujaan hatinya tersebut.

Kimberly dasarnya adalah seorang anak yang baik, namun dia bukan tipe orang yang mudah bergaul, dia hanya memiliki beberapa teman yang memahami sifatnya dan yang sudah bersahabat dari mereka kecil.

"Cieee, ada apa ini selebriti-ku kok murung sekali."

Viona datang mendekat gadis itu adalah sahabat Kimberly dari kecil dan hingga saat ini mereka masih terus bersahabat. Tak lama kemudian Blair yang merupakan pemuda tampan nan jenius datang menghampiri mereka, ya mereka bertiga Kimberly, Viona dan Blair adalah tiga orang yang saling mendukung dan melengkapi dari kecil dan hingga saat ini persahabatan mereka bagaikan perangko yang lengket.

"Hei Kim, Hei Vio. Tadi aku diluar lihat cewek cakep banget. Bodinya kaya gitar jepang."

"Yang ada body tuh kaya gitar spanyol, bukan gitar Jepang. Kalau jepang ya anime atau manga tuh dari jepang." ucap Viona sambil menutup buku yang ada di meja Kimberly.

"Lagian ya, orang-orang pada mau nempel mau dekat sama aku. Lha kamu malah mikirin orang lain, nih primadona di depan mata kamu."

Kimberly ikutan menjawab, Blair hanya menggaruk-garuk kepala rasanya memang dia tidak akan menang jika berdebat dengan dua gadis di depannya itu.

"Kim, aku tuh lihat kamu setiap hari. Hampir full time, wajar kalau bosen. Ya kan Vio?"

Viona tidak menjawab, dia menarik tangan Kimberly dan melengang pergi begitu saja Blair yang merasa di kucilkan atau di cuekin terkesan biasa aja dia mengikuti dua gadis di depannya kemana pun mereka pergi.

Endingnya Viona mengajak Kimberly ke kantin kampus untuk menikmati beberapa santapan sebelum mereka memulai kelas.

"Kalian sebenarnya perempuan bukan sih? Kok ga jaga image sama sekali. Lihat tuh makan aja dah kaya buruh pabrik cepetnya."

Blair melihat dua orang di depan matanya dia sengaja menggoda Kimberly dan Viona bukan demi apa-apa namun sudah menjadi kebiasaan.

"Kamu mau makan gak sih, cerewet amat dah kaya ibu-ibu. Kalau gak mau makan, ya udah tungguin dengan baik."

Viona yang kesal mengatakan itu sementara Kimberly hanya menggeleng-gelengkan kepala saja rasanya sudah terbiasa dia melihat momen seperti itu, Kimberly melanjutkan makannya begitu juga dengan Viona sementara Blair dia hanya menunggu dengan segelas minuman di depannya, Blair memang seperti itu dia bukan tidak punya uang namun sudah terbiasa sarapan sebelum berangkat berbeda dengan Kimberly dan Viona yang sering berangkat dengan tergesa-gesa hingga tidak sempat untuk menyantap sarapannya di rumah.

Dengan tenang Blair menunggu dua sahabatnya itu selesai makan kemudian mereka kembali ke kelas untuk belajar bersama-sama, mereka bertiga selalu memilih kelas yang sama karena mereka sama-sama jurusan bisnis. Tidak ada yang tidak kenal mereka, namun mereka belum tentu kenal semuanya.

Kimberly Daisy si gadis cantik dengan rambut pirang hidung mancung dan mata coklat dengan wajah mungil seperti boneka, badannya cukup tinggi kakinya jenjang membuat banyak wanita iri.

Viona Berrlyn seorang gadis tomboy dengan rambut coklat terbiasa bergaya dan berbicara seperti anak laki-laki namun cukup arogan.

Blair Issac dia adalah sahabat laki-laki Viona dan Kimberly, entah kenapa dia laki-laki diberi nama Blair. Namun dia adalah tuan muda yang ramah kesemu orang, hingga tidak sedikit wanita yang menganggap nya playboy walaupun dia tidak memiliki satu orang pacar pun. Cenderung bersikap tenang saat menghadapi dua sahabat wanitanya. Dia adalah orang paling memiliki pemikiran yang sangat dewasa diantara mereka, karena dia adalah laki-laki yang mesti menjaga dua wanita tersebut.

Setelah selesai menikmati makanannya Kimberly dan Viona mengajak Blair untuk kembali ke kelas mereka, terkadang mereka memang cuek tapi tidak dapat di pungkiri jika mereka sangat menghargai persahabatan dan persaudaraan dalam hubungan mereka

Hari yang indah di lalui dengan begitu saja, kuliah dan pulang kerumah atau berkumpul dan bermain semua bisa mereka lakukan setiap hari, namun Blair kini harus membantu ayahnya di perusahaan setelah selesai kuliah hingga waktu mereka untuk berkumpul bertiga pun sudah semakin sedikit.

"Blair, apa kamu tidak ada waktu untuk pergi bermain hari ini?" tanya Kimberly saat mereka berdua berjalan hendak pulang kuliah karena mata kuliah mereka hari ini telah selesai.

"Kim, kalian main berdua saja. Seperti yang kalian tahu aku harus banyak belajar dan membantu ayahku." Blair berucap sambil memasukkan tangannya ke dalam kantung celananya.

"Sekarang sudah berbeda dari dulu ya, dulu kita selalu bersama kemana-mana namun kini aku hanya bersama dengan Kimberly kemana-mana." ucap Viona sambil mendesah dan menatap langit yang terang benderang.

"Sekarang kita sudah dewasa Vio, dan memang seperti ini dunia dewasa. Tidak selamanya kita terus bersama." jawab Blair dengan tenang.

"Ya benar, kita sudah dewasa. Namun kita baru berusia 18 tahun Blair. Bisakah kamu meluangkan waktu untuk menemani kita bermain seperti dulu." jawab Kimberly sambil melotot seakan-akan bola matanya hampir keluar.

"Baiklah, baiklah. Akhir pekan aku akan menemani kalian bermain sehari penuh. Apakah itu bagus dewi dewiku."

"Terserahhh.." Kimberly dan Viona mengatakan itu kemudian mereka melengang pergi membuat Blair menggeleng-gelengkan kepala, dua nona muda yang berada di depannya itu terkenal sangat sulit di mengerti namun Blair sangat tau mereka.

Mereka masing-masing kembali ke mobil mereka kemudian beriringan meninggalkan kampus tempat mereka menimba ilmu.

.

.

.

.

Hallo gais mohon dukungannya dengan Klik Like, Share, Komentar dan Favoritkan.

Follow instagram saya : dewiseptianareal_

Fb : Septiana.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!