Sesampainya di rumah, perasaan senang, jengkel dan kesal masih menyelimuti hati Nadis. Hati dan pikiran Nadia rasanya campur aduk.
Ada rasa senang karena dia merasa menjadi orang yang sangat beruntung, bisa bertemu dengan Ricky, bahkan sampai bisa makan berdua dengan nya.
Sungguh, hal yang tak bisa dibayangkan oleh Nadia, karena gadis seperti dia mana mungkin bisa akrab.
Bahkan sampai bisa diajak makan berdua dengan seorang pria yang tampan dan kaya seperti halnya Ricky.
Boro-boro teman pria tampan, sama teman sekolahnya dulu saja tidak pernah sekalipun.
Nadia memang gadis lugu, yang belum pernah berpacaran. Mungkin karena dia kurang percaya diri, akan segala kekurangan nya, atau mungkin juga karena kesibukan dia selama ini.
Karena setiap harinya, dia pasti selalu membantu ibunya. Jika ada waktu luang, maka hanya dia gunakan untuk membaca novel dirumah atau diperpustakaan.
Bagi Nadia bisa berkenalan saja dengan Ricky, sudah merupakan berkah yang tak ternilai harganya.
Tapi setelah diingat-ingat kembali tentang Ricky yang sudah mengingkari janjinya, perasaan kesal dan jengkel itu kembali menyelimuti hatinya.
Nadia ingin sekali menceritakan kejadian hari ini kepada sahabatnya Mirna. Ingin sekali dia menelpon atau pun WA Mirna, tapi semua keinginan itu ia urungkan.
Biar besuk pagi saja sewaktu disekolah, Nadia akan menceritakan semuanya kepada Mirna.
.
Keesokkan harinya,
saat yang ditunggu-tunggu Nadia pun tiba.
Seperti biasanya, Nadia berangkat ke sekolah dengan naik angkot. Didalam angkot Nadia sudah memikirkan, kata-kata apa yang nantinya akan dia ucapkan kepada Ricky.
Angkot pun berhenti tepat didepan gerbang sekolah Nadia. Nadia pun segera turun dari angkot, diikuti beberapa murid lainnya, yang juga sama-sama satu sekolah dengan Nadia.
Nadia segera melangkahkan kakinya menuju ke dalam sekolah, sembari kadang ia menyapa beberapa teman yang ia kenal.
Pada saat Nadia hendak naik ke lantai 2, Nadia melihat sekumpulan anak-anak cewek yang berkerumun di tangga bagian atas. Didalam hatinya berkata, "entah apa yang membuat mereka berkerumun seperti itu."
Perlahan-lahan Nadia mulai menaiki anak tangga. Sesampainya dilantai atas, Nadia menoleh kearah kerumunan anak-anak cewek tadi.
Ada rasa penasaran terbesit dipikiran nya, akhirnya dia pun mulai ikut melihat-lihat dan bertanya kepada beberapa anak yang lewat didekat nya, ada apakah gerangan disana?
"Eh guys, emang ada apaan sih disana? koq rame banget. Ada pembagian kupon gratis ya? hehehe ..."
"Oh, itu Nad,, para cewek-cewek itu pada sibuk minta foto bareng sama anak pindahan baru tuh. Kalau gak salah nama nyaaaaa, Rick- Ricky ... ya Ricky," jawab murid cowok kelas sebelah.
"Lah, bukannya dia itu teman sekelas dengan kamu ya?" kata murid lainnya yang juga ikut mendengarkan percakapan Nadia tadi.
"Ooouuh ... Ricky, ia sih!" jawab Nadia dengan ketus.
Karena Nadia mengetahui ternyata yang dikerumuni anak-anak cewek itu adalah Ricky. Dia pun segera berlalu melangkahkan kakinya melewati kerumunan, seolah-olah dia tidak melihat keberadaan Ricky disana.
Tanpa Sengaja, Ricky melihat Nadia yang terus berjalan melewatinya, tanpa menoleh sedikitpun kearahnya.
Ricky hendak memanggil Nadia, tapi apalah daya, kerumunan anak-anak cewek tadi membuat ia tak bisa leluasa untuk bergerak, bahkan untuk sekedar menyapa.
Sesampainya didalam kelas, perasaan jengkel semakin menggelayuti hati Nadia.
"Aaaagh, emang apaan sih mereka, sampe segitu nya. Sampe minta foto bareng juga, emangnya si Ricky itu artissss? huhhhh!" gerutu Nadia.
Beberapa saat kemudian datanglah si Mirna. dengan wajah berseri-seri melihat layar ponsel nya, "aduuuh ... seneng deh, akhirnya dapet juga."
"Emang kamu seneng dapet apaan? dapet hadiah?" tanya Nadia.
"Eh, ini ni ... elo masa gak tau si Nad, gue tadi habis foto bareng sama Ricky. Aduuuh, seneng banget deh, bakal gue jadiin wallpaper dihp gue deh foto ini, ahaiiii," jawab Mirna dengan bangganya.
Mendengar jawaban dari Mirna, membuat Nadia, menepok jidatnya sendiri dan berkata, "hadewh, Mir ... Mir ... aku kira apaan, ternyata kamu sama juga dengan para kerumunan cewek-cewek disana itu ya?"
"Nad ... Nad ... ini kan aji mumpung, mumpung mereka semua pada minta foto, gue juga ikutan dooong."
"Si Rani aja yang cantik dan populer kayak gitu, juga ikutan minta foto, apalagi gue? Kesempatan ini, gak akan datang dua kali Nad. Emangnya elo gak minta ya Nad? apa perlu gue yang mintain Nad?" jawab Mirna.
"Eh, gak usah ... gak usah. Lagipula, buat apa aku foto bareng sama dia? dia juga bukan artis koq!" jawab Nadia ketus.
"Eh, gue kasih tau nih ya, Nad ... ketampanan si Ricky itu udah ngalahin, ketampanannya para artis Nad."
"Elo emang kagak bisa lihat apa Nad? makhluk Tuhan yang luar biasa kaya gitu?" ucap Mirna yang ceplas-ceplos, berusaha meyakinkan Nadia akan ketampanan si Ricky.
"Hmmmmmm ... iya, tampan si tampan, ganteng si ganteng, tapiiii ... ah udah ah, aku lagi gak mau bahas ini lagi!" kata Nadia sembari membuka tas untuk mengeluarkan salah satu buku bacaan, mata pelajaran hari ini.
"Ah, terserah elo deh Nad, yang penting gue udah punya fotonya Ricky, yang bisa gue lihatin tiap hari dirumah, hahaha ..." kata Mirna sambil tertawa bahagia..
Tet.. tet.. tet..
Suara bel masuk telah berbunyi. Seluruh murid yang masih diluar segera berlarian masuk kedalam kelas.
Tidak terkecuali kerumunan anak-anak cewek didekat tangga tadi pun mulai buyar. Begitu pula dengan Ricky, yang akhirnya dapat terbebas dari terkaman para gadis-gadis muda itu.
Ricky segera masuk kedalam kelas menuju tempat duduknya. Pada saat hampir tiba diposisi tempat duduknya, Ricky menoleh melirik Nadia.
Namun semenjak Ricky masuk kedalam kelas, Nadia berpura-pura untuk tidak menggubris tentang kehadiran Ricky.
Akhirnya Ricky pun duduk di kursinya sambil menatap kedepan melihat Nadia yang sedang duduk di kursi depannya.
"Kenapa Nadia gak merespon kehadiranku sedari tadi ya? padahal kan dia bisa saja langsung bertanya padaku tentang bukunya kemarin yang sudah ku bawa."
"Apa dia marah padaku karena hal ini, atau karena apa? biasanya kan cewek itu selalu cari-cari perhatian, apalagi buku novel incarannya udah aku ambil kemarin?" ucap Ricky yang bertanya-tanya didalam hati.
Sementara itu Nadia tetap acuh tak acuh kepada Ricky, karena dia masih kesal kepada Ricky.
Pelajaran pun sudah dimulai. Mata pelajaran jam pertama dan kedua kali ini adalah, Bahasa Indonesia.
Materi per materi sudah diberikan. Jam pelajaran pun telah terlewatkan, akhirnya bel istirahat pertama pun berbunyi...
Tet.. tet.. tet...
Guru pun akhirnya pergi meninggalkan ruang kelas, sedangkan para murid mulai berhamburan keluar ruangan..
Untuk beristirahat diluar kelas, ada yang ke kantin, ada yang bercanda gurau di halaman, ada yang mengisi waktu istirahat dengan bermain basket, dan ada yang hanya duduk diam dan tertidur didalam kelas, seperti halnya Nadia.
Sementara Ricky yang saat itu masih penasaran dengan sikap Nadia, yang tidak menghiraukannya, bahkan tidak mengungkit-ungkit lagi tentang buku novel yang telah ia rebut kemarin dari Nadia. Semua hal itu yang membuat Ricky gusar.
Akhirnya Ricky, menepuk pundak Nadia dari belakang, seraya berkata, "hei, Nad ... apa kabar kamu? koq lemes gitu, kamu lagi sakit?" tanya Ricky yang mencoba mengorek informasi dari Nadia.
Setelah Ricky menepuk pundaknya, Nadia pun bangkit menegakkan kepalanya dan menoleh kebelakang.
Kemudian dia kembali lagi merebahkan kepalanya dimeja seperti orang yang sedang bermalas-malasan, tanpa berkata sepatah kata pun.
Ricky semakin kebingungan. Dia menoleh ke Mirna yang tadi juga melihat tingkah Nadia. Ricky memberikan isyarat ke Nadia, yang intinya ingin menanyakan apa yang terjadi dengan Nadia.
Mirna pun membalas isyarat dari Ricky dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, tanda tak tahu tentang apa yang sedang terjadi kepada sahabatnya itu.
Sebenarnya Ricky ingin membahas tentang buku novel yang diambilnya kemarin, tapi dia merasa situasinya kurang pas, karena disana masih ada Mirna.
Akhirnya Ricky memutuskan untuk keluar kelas bersama Andre meninggalkan Nadia dan Mirna untuk beristirahat.
Sementara Mirna mencoba bertanya kepada Nadia, tentang sikapnya hari ini yang berbeda dari biasanya, "hei Nad, sebenarnya elo kenapa sih, hari ini koq kamu kagak seperti biasanya. Biasanya lho kan cerewet?
"Hari ini, aku lagi males aja Mir, lagi males ngapa-ngapain!" jawab Nadia.
"Emang nya kenapa,, elo saakiiiit? cerita dong ke gue. Gue, kan sahabat elo. Itu pun kalo elo, emang masih nganggap gue sahabat elo," kata Mirna.
"Ehmmm, ya masih lah Mir ... tapi bener, aku gak sakit, aku cuma males aja, dan masih belum ingin cerita apa-apa. Kapan-kapan, deh mir, aku ceritain semuanya," jawab Nadia.
"Tuh, kan bener, kalo ada sesuatu nih, sama kamu. Ya udah deh Nad, kalo emang elo belum siap cerita. Tapi bener lho, kalo elo udah gak males lagi, gue diceritain yaaa!
eh, elo gak ke kantin?" tanya Mirna.
"Nggak Mir, aku mau tiduran aja. Mungkin jam istirahat kedua nanti saja, aku ke kantin nya," jawab Nadia.
"Okey deh, gue mau ke kantin dulu ya Nad," kata Mirna sambil berdiri meninggalkan Nadia yang masih bermalas-malasan.
"Hmmmmm ..." jawab Nadia.
Sepeninggal Mirna dan suasana kelas yang sudah kosong, karena semua anak-anak sedang beristirahat diluar kelas.
Nadia mulai bergumam sendiri, "sebenarnya aku kenapa sih hari ini, kenapa bisa tiba-tiba sekesal ini? uh ... si Ricky itu, bukannya ngembaliin buku novel kemarin, malah sok sibuk sama cewek-cewek tadi."
"Kenapa aku begini lagi, apa memang karena Ricky tidak menepati janjinya, kemudian aku jadi sekesal ini, atau karena aku tidak suka melihat Ricky yang dikerumuni anak-anak cewek tadi yaaa? aaah ... gak mungkin."
"Ya bener gak mungkin, masa cuma gara-gara itu aku bisa kesal. Lagi pula Ricky kan bukan siapa-siapa aku, dia berhak bersama siapa aja."
"Ah apa aku cemburu? aaaagh... pikiran macam apa ini? stop! ayo sadar Nad, ayo sadar Nad! kata Nadia yang mencoba meyakinkan dirinya sendiri, sambil menepuk-nepuk kepalanya.
.
Jam istirahat pun telah usai, pelajaran pun sudah dimulai kembali.
Setelah Nadia meyakinkan dirinya sendiri tadi, Nadia kembali bersemangat mengikuti pembelajaran hari ini, sampai tiba waktu jam istirahat kedua.
Sebelum Nadia hendak berdiri untuk pergi ke kantin bersama Mirna. Ada gulungan kertas kecil yang dilempar Ricky kearah Nadia, tanpa sepengetahuan Mirna dan Andre.
Setelah melempar gulungan kertas itu, Ricky pergi bersama Andre, keluar kelas untuk beristirahat.
Nadia pun segera mengambil gulungan kertas kecil itu, ia menggenggamnya erat-erat, supaya tidak terlihat Mirna. Kemudian Nadia berdiri dan berjalan bersama Mirna keluar kelas.
"Mir, yuk kita ke toilet dulu. Aku udah kebelet nih, kamu ikut ya, tungguin aku diluar. Nanti setelah itu baru kita ke kantin!" ajak Nadia ke Mirna.
Sebenarnya Nadia ke toilet bukan untuk buang air, tapi dia pergi ke toilet cuma mau melihat isi gulungan kertas kecil yang dilemparkan Ricky tadi ke arahnya.
Sesampainya di dalam toilet, Nadia segera membuka gulungan kertas kecil itu.
Didalamnya terdapat tulisan, "Nad, nanti sepulang sekolah, ku tunggu kamu di taman pojok, depan ruang serbaguna. Aku mau memberikan buku novelmu kemarin."
Sesudahnya Nadia membaca tulisan itu, wajah Nadia kembali berseri-seri bahagia.
Entah itu bahagia karena akan menerima buku novel yang diidamkan-idamkannya kembali, atau dia bahagia karena nanti akan bertemu dengan Ricky secara pribadi? entahlah, bahkan Nadia pun tidak bisa menyadarinya.
.
Saat yang ditunggu-tunggu pun telah tiba. Sepulang sekolah Nadia bergegas pergi ke taman pojok depan ruang serbaguna, seperti yang tertulis dikertas. Ia pergi diam-diam tanpa diketahui oleh Mirna.
Di Taman pojok depan ruang serbaguna itu, memang jarang dikunjungi murid-murid. Karena letaknya yang terlalu jauh dari kelas-kelas. Mungkin karena itulah Ricky memilih tempat itu.
Akhirnya, Nadia pun sudah sampai disana dan dia duduk di salah satu kursi taman untuk menunggu kedatangan Ricky.
Beberapa menit berlalu, sudah hampir setengah jam Nadia menunggu, tapi Ricky tak kunjung datang. Nadia mencoba bersabar, dia memberikan kesempatan lagi untuk menunggu ricky datang.
Nadia terus menunggu, namun Ricky tak kunjung datang. Sudah satu jam lamanya Nadia menunggu.
Akhirnya Nadia memutuskan untuk pulang ke rumah dengan rasa sia-sia dan kesal, karena merasa telah dipermainkan oleh Ricky.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Joko
keren min, gas terusss
2023-04-10
0
Putra Jaya Rooster
kerennn
2023-04-07
0
Supar Sapuan
sangat bagus Thor, semakin penasaran aku dengan sikap nya Ricky....
2023-03-29
0